STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012

(1)

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK

KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012

(STRATEGY EXPORT SOUTH KOREA IN COSMETIC PRODUCTS TO JAPAN

2011-2012)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Annisaa Fauziyyah Islami

20130510215

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

HALAMAN JUDUL

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK

KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012

(Strategy Export South Korea in Cosmetics Product to Japan 2011-2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Annisaa Fauziyyah Islami

20130510215

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lain.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Yogyakarta, Mei 2017


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Korea Selatan Dalam Ekspor Produk Kosmetik ke Jepang Tahunn 2011-2012” dapat diselesaikan dengan baik. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan kepada Ibu Ratih Herningtyas, S.IP., M.A. selaku yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ali Muhammad, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.


(6)

v

3. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si selaku Ketua Program Studi Hubungan Internasional.

4. Bapak Sugito, S.IP., M.Si. selaku Dosen Penguji I pada ujian proposal yang telah menguji dan memberikan beberapa masukkan yang bermanfaat.

5. Ibu Dian Azmawati, S.IP., M.A. Dosen Penguji II pada ujian proposal yang telah menguji dan memberikan beberapa masukkan yang bermanfaat.

6. Bapak Dr. Surwandono, S.Sos., MSi. selaku Dosen Penguji I yang telah menguji pada Ujian Pendadaran serta memberikan banyak sekali masukan yang sangat membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

7. Bapak Sugeng Riyanto, S.IP., M.Si Dosen Penguji I yang telah

menguji pada Ujian Pendadaran serta

memberikan masukan yang sangat membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

9. Bapak Jumari, Pak Waluyo, Pak Ayub dan staff Prodi HI yang siap dan sabar melayani pertanyaan mahasiswa.


(7)

vi

10.Kepada seluruh teman-teman yang telah menemani baik suka ataupun duka selama 4 tahun ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu semoga kebaikan kalian akan dibalas dengan kebaikan yang lainnya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas dukungan untuk penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 27 April 2017


(8)

vii

MOTTO

Do the best for everything you do, because everything you do is

for you. -My


(9)

Father-viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

This undergraduate thesis is dedicated to my beloved

parents and sister


(10)

ix

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan Skripsi ... ii

Pernyataan Keaslian Skripsi ... iii

Kata Pengantar ... iv

Motto ... vii

Halaman Persembahan ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Grafik ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xiii

Abstract ... xiv

BAB I ... 1

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Landasan Teoritik ... 7

1. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri ... 7

2. Konsep Soft Power ... 13

3. Konsep Branding ... 17

D. Hipotesa ... 20

E. Batasan Penelitian ... 20

F. Metodelogi Penelitian ... 21

G. Sistematika Penulisan ... 22

BAB II ... 24

Perkembangan Ekonomi dan Industri Korea Selatan dan Kompetisi Pasar Kosmetik di Dunia ... 24

A. Perkembangan Ekonomi dan Indsutri Korea Selatan ... 24

B. Pertumbuhan Industri Kosmetik Korea Selatan ... 37 C. Jepang sebagai Pasar Potensial dan Pesaing dalam Industri Kosmetik 45


(11)

x

BAB III ... 60

Korean Wave sebagai Media Korea Selatan dalam Ekspor Produk Kosmetik ke Jepang ... 60

A. Korean Waves sebagai Pembentuk Citra Korea Selatan ... 60

B. Korean Wave sebagai Sarana Mempengaruhi Pikiran, Tindakan, dan Selera Masyarakat Jepang ... 70

C. Korean Wave sebagai Sarana Branding produk Kosmetik ... 82

BAB IV ... 91

Kesimpulan ... 91


(12)

xi

Daftar Grafik

Grafik 2. 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan ... 25

Grafik 2. 2 Pertumbuhan Eksport Korea Selatan dalam Persen 2002-2014 ... 32

Grafik 2. 3 Negara dengan Ekspor Tertinggi di Dunia tahun 2013 ... 34

Grafik 2. 4 Diagram Fluktuasi Pertumbuhan Pasar Kosmetik, Penjualan Retail dan GDP sejak 2006 ... 35

Grafik 2. 5 Pertumbuhan Import dan Ekspor Kosmetik Korea Selatan ... 40

Grafik 2. 6 Pasar Industri Kecantikan Dunia Tahun 2010 ... 45

Grafik 2. 7 Ekspor Kosmetik berdasarkan Negara... 48

Grafik 2. 8 Pangsa Produk Kosmetik di Jepang ... 54

Grafik 2. 9 Perkembangan Penggunaan Bahan Alami/Organik di Jepang ... 56

Grafik 2. 10 Perkembangan Pasar Kosmetik Alami/Organik di Jepang ... 57

Grafik 3. 1 Orang Jepang yang Menyukai Korea Selatan secara keseluruhan dari tahun 1991, 1999, 2010 ... 69

Grafik 3. 2 Orang Jepang yang menonton Film Korea Selatan Tahun 2010 ... 71

Grafik 3. 3 Orang Jepang yang menonton Drama Korea Selatan Tahun 2010 ... 72

Grafik 3. 4 Orang Jepang yang Tertarik dengan Korea Selatan berdasarkan Umur 2010 ... 74

Grafik 3. 5 PDB langsung film dan industri TV pada Tahun 2011 ... 75

Grafik 3. 6 Ekspor program TV berdasarkan Negara dalam Persen Tahun 2011. 76 Grafik 3. 7 Pendapatan dari Audiovisual Neraca Pembayaran Korea Selatan 2000-2011 dalam USD ... 77


(13)

xii

Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Produk Ekspor Utama Korea Selatan pada Tahun 2010 ... 33

Gambar 2. 2 Bedak Pertama yang diproduksi Masal pada Tahun 1910 ... 38

Gambar 2. 3 Kemasan Brand Kosmetik Korea Selatan ... 44

Gambar 2. 4 Harga Produk Essence SK II di Website Online Jepang…………...53

Gambar 2. 5 Produk Essence Missha di Website Online Jepang ... 53

Gambar 2. 6 Produk Inovasi Kosmetik Jepang All in One dari Dr Ci Labo..……58

Gambar 3. 1 Jumlah Penonton K-pop di Youtube pada Tahun 2011 ... 73

Gambar 3. 2 Cuplikan Song Hye Kyo Menggunakan Produk Kosmetik Korea Leneige ... 83

Gambar 3. 3 Boyband TVXQ menjadi model produk Missha... 85

Gambar 3. 4 Salah Satu Produk Kosmetik yang Menampilkan Boyband JYJ ... 87


(14)

xiii

Daftar Tabel

Tabel 2. 1 Pendapatan GNP berdasarkan Sektor tahun 1954-1986 ... 28 Tabel 2. 2 Pendapatan Korea Selatan Industri Budaya Tahun 2012 ... 30 Tabel 3. 1 Ekspor K-pop dalam wilayah Asia Timur dalam U.S Dollar ... 77


(15)

(16)

xiv

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK KOSMETIK KE JEPANG TAHUN 2011-2012

(Strategy Export South Korea in Cosmetics Product to Japan 2011-2012)

ANNISAA FAUZIYYAH ISLAMI 20130510215

Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

annisaafauziyyahislami@gmail.com

Abstract

This research aims to know about South Korea's strategy to export cosmetics products to Japan. South Korea needs a strategy to get into the Japan market. Japan cosmetics market is almost 60% controlled by domestic product who had taken control of Asian and global markets. This research is a descriptive research, that explains how South Korea used the Korean Wave to increase the cosmetic export product to Japan. The method of this research is library research and collected data from libraries, books, journals, articles, print media, electronic media, and websites.

Results of this study are showed that South Korea used the Korean Wave as a strategy to Increased exports of cosmetics to Japan. South Korean used Korean Wave as a foreign policy strategy for South Korea to create the positive image to Japan. Seeing South Korea and Japan has a bad history and makes a bad image of South Korea in the Japanese. And South Korea used Korean Wave too as soft power to get benefit economics in Japan. After South Korea has a positive image in Japan, the Japanese began to consume South Korea product, like cosmetics. The culture of Korea has similarity with the Japan culture, it's easy for Japanese society to accepted South Korea's culture. And the producer of cosmetic used Korean Wave Idol as an ambassador for promoting their cosmetic products, to get in to Japan cosmetics market and increase the sales of the product.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korea Selatan merupakan satu negara yang terletak dikawasan Asia Timur. Kondisi Korea yang strategis dikawasan Asia Timur tidak berarti Korea memiliki tingkat perekonomian yang maju seperti sekarang ini. Pada awal kemerdekaannya struktur industri Korea Selatan sangat terpuruk. Kondisi ekonomi Korea Selatan pada saat belum merdeka belum memiliki struktur ekonomi sendiri, pada saat itu sistem ekonomi Korea masih menjadi bagian dari struktur ekonomi Jepang, dan Korea Selatan dijadikan negara boneka oleh Jepang pada saat penjajahan sehingga semua struktur ekonominya dikendalikan oleh Jepang dan di eksploitasi oleh Jepang. Walaupun Korea sudah merdeka dari Jepang namun tidak membuat ekonomi Korea Selatan semakin membaik, justru membuat perekonomian Korea Selatan semakin memburuk.

Namun Korea Selatan mengalami suatu revolusi, pada beberapa dekade terakhir ini tidak lepas dari jasa ke Presiden Park Chung Hee yang mampu memperbaiki sistem perkekonomian Korea Selatan. Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan tekonologi meningkat pesat. Korea Selatan mampu bangkit dari salah satu negara paling miskin yang setara dengan Asia Afrika pada dekade 1950-an di dunia, menjadi salah satu dari sedikit negara yang berkembang dan terkaya pada dekade 1990-an dan berhasil memasuki Negara dengan industri


(18)

2

yang maju di dunia. Kesuksesan Korea Selatan melakukan pembangunan negaranya secara mudah dapat dilihat dari peningkatan indikator Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dari tahun 1960 sampai 2012, PDB perkapita Korea Selatan mengalami kenaikan sekitar 14,6 kali lipat (Marsus, 2014). Ini merupakan suatu kenaikan terbesar yang pernah dicapai dalam pembangunan ekonomi suatu yang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat.

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun 1950 hanya mencapai 4.8% namun pembangunan ekonomi pada lima tahun pertama oleh Park Chung Hee menunjukan peningkatan sebesar 3.7% dari 4.8% menjadi 8,5% (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003). Pembangunan lima tahun pertama oleh Park Chung Hee ini cukup membawa keberhasilan yang cukup besar, terutama dalam kemajuan industri ekspor yang sangat menonjol dari Korea Selatan. Hingga pada tahun 1972 pemerintah Korea Selatan memutuskan struktur peridustrian Korea Selatan berorientasi ke arah ekspor.

Salah satu perubahan industri menjadi ke arah ekspor merupakan salah satu kebijakan yang membawa perubahan pada perkekonomian Korea Selatan. Yang dimana dengan adanya orientasi ekspor dapat memperkenalkan produk Korea Selatan ke dunia Internasional dan agar dapat bersaing dengan produk lainnya. Pada awalnya Korea Selatan hanya mengekspor barang industri ringan, hingga mengalami kenaikan ekspor pada barang-barang elektronik seperti Handphone dan mobil, dan industri kimia. Namun kini Korea Selatan mampu mengeskpor produk budaya Korea Selatan hingga kosmetik dan fashion. Keberhasilan korea selatan hingga saat ini tidak lepas dari


(19)

kebijakan-3

kebijakan yang diterapkan oleh Park Chung Hee yang memfokuskan pada perekonomian modern.

Pendukung peningkatan ekspor Korea Selatan yang lain adalah dengan merencanakan pembangunan infrastruktur negara terutama dalam bidang transportasi. Korea Selatan banyak mengembangkan alat transportasi karena untuk menjamin kegiatan jual-beli atau transportasi public. Selain alat transportasi Korea Selatan juga mengembangkan terknologi dan ilmu pengetahuan. Menurut Kementerian Kebudayaan dan Parawisata dalam Rosanti (2015) Korea Selatan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi Korea Selatan mendirikan Institut Pengetahuan dan Teknologi Korea (Korea Institute of Science and Technology) dan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masing-masing pada 1996 dan 1997 untuk mendukung perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan juga mengalokasikan dana sebesar 3% dari PDB untuk dana penelitian (Hadi, 2013).

Korea Selatan juga memiliki sumber daya manusia yang memadai. Sumber daya masyarakat Korea Selatan memiliki semangat kerja yang tinggi hingga loyalitas para pekerja sangat mendukung perekonomiannya meningkat. Para pekerja Korea umumnya bekerja beberapa jam lebih panjang dari negara maju lainnya, bahkan ada kecenderungan terus meningkat. “Tahun 2007, berdasarkan laporan tahun 2008 Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), rata-rata pekerja Korea bekerja 2.261 jam per tahun atau 200 jam lebih tinggi dibanding 22 negara maju yang tergabung dalam


(20)

4

OECD.” (Aruman, 2012). Dengan Korea Selatan yang memiliki kecepatan internet tercepat di dunia membuat Korea Selatan mudah memasarkan produk Korea Selatan ke dunia internasional.

Tidak hanya idustri berat dan ringan yang mendapat peningkatan ekspor, turut berkembang pula industri kosmetik Korea Selatan. Industri kosmetik yang berkembang ini tidak lepas dari kesadaran masyarakat Korea Selatan terhadap perawatan kulit dan kecantikan. Kecantikan merupakan satu hal pokok yang sangat penting bagi masyarakat Korea Selatan, terutama wanita. Karena itulah mengapa kosmetik menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat dan permintaan kosmetik di pasar Korea Selatan itu sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun.

Korea Selatan ini sudah lama terobsesi dengan perawatan kulit. Dalam pengembangannya kosmetik Korea Selatan tidak main-main. Korea Selatan dapat mengembangkan bahan alami menjadi produk kosmetik atau perawatan tubuh yang memiliki kualitas sangat baik. Peningkatan permintaan dipasar ini tidak lepas dari para konsumen wanita di Korea Selatan rela menghabiskan uang mereka dua kali lebih banyak untuk membeli produk kecantikan, riasan, atau perawatan tubuh. Begitu pula dengan para pria Korea Selatan, mereka menghabiskan uang lebih banyak untuk perawatan kulit ketimbang pria-pria dari negara lainnya (Arthur, 2016).

Dengan gigihnya upaya untuk terlihat cantik dan tampan membuat Korea Selatan berada di garis depan untuk penelitian produk-produk perawatan kulit


(21)

5

baru. Produk kosmetik muncul dengan cepat sebagai mesin ekspor baru Korea Selatan. Salah satu perusahaan kecantikan, Amore Pacific, menyatakan sejak 2006 pasar kosmetik Korea telah menunjukkan peningkatan yang stabil dengan pertumbuhan rata-rata 10.4% per tahun (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013).

Di tahun 2011 nilai penjualan kosmetik di pasar domestik mencapai KRW 8.9 trilliun, dan di tahun 2011 tingkat penjualan ditafsir akan mencapai titik tertinggi, yakni KRW 9,7 triliun dengan pertumbuhan sebesar 9.1% (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013). Dan jumlah eksport tertinggi 25 persen dari produk kecantikan buatan Korea yang diekspor ke China, diikuti oleh Hong Kong (19 persen) dan Jepang (12 persen) (Yoon L. J., 2014).

Dengan berkembangnya industri kosmetik Korea Selatan membuat para produsen melakukan perluasan penjualan produk kebeberapa Negara seperti China, Jepang, Hongkong, Amerika, dan Vietnam. Sebelum industri kosmetik Korea berkembang pesat seperti sekarang, pasar industri kosmetik Korea Selatan lebih kecil dari Jepang. Jepang memiliki pasar kosmetik jauh lebih besar dari Korea Selatan baik di Asia dan dunia. Dengan adanya perubahan standart kecantikan wanita Asia kini tidak hanya wanita Jepang yang menjadi standart kecantikan. Wanita Korea Selatan sekarang menjadi daya tarik untuk kecantikan Asia dan global, mulai dari gaya natural make up hingga pemilihan warna kosmetik yang terlihat natural.


(22)

6

Jepang sebagai salah satu pemain terbesar dalam industri kosmetik dunia. Produk kosmetik Jepang ini sendiri menawarkan keunggulan dan kualitas yang tidak dimiliki produk dari negara lain. Keunggulan tersebut berkaitan dengan khasiat serta keamanan produk. Proses pembuatan itu mencakup uji coba produk untuk memastikan keamanan dan ketahanannya sebelum sampai ke tangan konsumen (Ngantung, 2016). Banyak produk jepang yang telah mendunia baik dari segi kualitas maupun hasil yang diberikan oleh produk Jepang. Bahkan banyak wisatawan asing berdatangan ke Jepang untuk mendapatkan produk kosmetik yang mereka inginkan dari department store dan drugstore Jepang (Anibee). Dan beberapa kosmetik yang telah mendunia antaralain SK-II, Shiseido, Kose, Koji, Hadalabo, Shu Emura, Kanebo, Kao dan Pola yang produknya sudah terjamin kualitas produknya yang tidak kalah dengan Korea.

Dengan Jepang sebagai pemain industri terbesar dunia ini juga tidak terlepas dari ekspor kosmetik korea. Itu terbukti dengan nilai ekspor produk kosmetik ke Jepang ini tidak mengalami kenaikan dari tahun 2004 sampai dengan 2007 berdasarkan laporan tahunan Korea Cosmetik Market. Pada tahun 2008 hingga 2010 mengalami kenaikan yang tidak begitu signifikan, namun 2010 hingga 2012 mengalami kenaikan yang cukup tajam. Pada 2010 pertumbuhan ekspor hanya USD 90.000 kemudian naik tahun 2011 menjadi USD 130.000. Dan tahun 2012 merupakan puncak kenaikan dari ekspor ke Jepang dengan jumlah ekspor USD 170.000. Jepang sebagai pasar kosmetik yang juga menguntungkan untuk pasar kosmetik Korea.


(23)

7

Melihat peningkatan ekspor yang terjadi ke Jepang, terlihat bahwa produk kosmetik Korea Selatan dapat diterima di Jepang. Kualitas produk yang dihasilkan baik Jepang dan Korea Selatan sama-sama meliliki kualitas yang tinggi, sehingga produk Korea Selatan yang tidak berbeda jauh dengan Jepang menyebabkan adanya konsumen tersendiri di Jepang.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka yang dapat dijadikan sebagai rumusan masalahnya adalah “Bagaimana strategi

Korea Selatan dalam upaya peningkatan ekspor produk kosmetik ke Jepang tahun 2011-2012?”

C. Landasan Teoritik

Dalam penulisan ini, penulis mencoba mengangkat beberapa teori yang dianggap relevan. Dan sebagai kerangka dasar pemikiran dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri, Soft Power, dan Konsep Branding.

1. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri

Politik luar negeri merupakan kegiatan pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional tersebut merupakan akumulasi dari kepentingan rakyatnya. Melalui kepentingan rakyatnya pemerintah dapat memproyeksikan kedalam masyarakat antar bangsa. Dengan kata lain,


(24)

8

politik luar negeri merupakan pola perilaku suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain.

Plano dan Olton dalam Yanyan (Yanyan Mochamad Yani, 2010) mengungkapkan bahwa Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan luar negeri berorientasi pada tujuan nasional yang mampu mempengaruhi suatu masyarakat dalam jangka waktu tertentu entah melalui respon secara resmi maupun tidak resmi.

Sedangkan menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain. Kebijakan luar negeri dijalankan oleh pemerintah suatu negara bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentutakan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu (Mas‟oed, 1994).

Dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri merupakan pencerminan dari kepentingan nasional suatu negara terhadap


(25)

9

lingkungannya. Adapun dengan segala kegiatan dan langkah-langkah yang diambil dalam ranah kebijaksanaan luar negerinya tidak lepas dari apa yang menjadi kepentingan nasionalnya. Negara yang menjadi actor yang menjalankan politik luar negeri, dan aktor-aktor non-negara juga memainkan peran penting dalam hubungan Internasional.

Korea Selatan telah melalukan usaha yang besar untuk mempertahankan dan menyelamatkan rakyatnya, serta meningkatkan martabatnya di dunia Internasional. Perkembangan politik luar negeri Korea Selatan ini cukup berkembang pesat selama 20 tahun terakhir ini. Setelah tahun 1970 politik luar negeri Korea Selatan mulai berkembang dengan ikut berkembangannya perekonomian nasional Korea Selatan.

Politik luar negeri Korea Selatan yang dijalankan sangat membantu perkembangan ekonominya. Hubungan baik dengan Negara lain digunakan meminjam modal asing untuk membangun industri dalam negeri dan meningkatkan jumlah ekspor. Hubungan politik luar negeri Korea Selatan yang dibangun Korea Selatan tidak lepas dari kepentingan nasional Korea Selatan untuk mengembalikan stabilitas politik di dunia internasional dan ekonomi nasional negaranya pasca krisis dan perang korea yang dialaminya.

Selain itu kebijakan politik luar negeri Korea Selatan yang sangat mempengaruhi perekonomian Korea Selatan adalah ekspor kebudayaannya. Pasca terjadi krisis krisis finansial Asia tahun 1998


(26)

10

dengan GDP yang turun drastis hingga 7% (Penh, 2010). Dikutip dari Hallyu (The Korean Wave): Transnational Flows of South Korean Popular Culture dalam koran online merdeka, Di akhir 90-an pemerintah Korea melaksanakan kebijakan dan membuat organisasi yang mendukung ekspor dan penyebaran budaya pop. Serta menjadikan perluasan kebudayaan dan perekonomian sebagai tujuan nasional (Lestari, 2012). Pemerintah Korea Selatan menggunakan kebudayaannya sebagai strategi politik luar negeri untuk membangun citra Korea Selatan yang baik di Jepang dan memperlancar hubungan ekonomi antara kedua negara yang sempat teputus (Yanti, 2012).

Langkah pertama pemerintah Korea Selatan melakukan hubungan normalisasi dengan Jepang pada tahun 1998 pada masa pemerintahan Kim Dae Jung, dikarenakan hubungan sejarah yang buruk antara Jepang dan Korea Selatan membuat hubungan ekonomi Korea Selatan dan Jepang sempat terputus. Pada tahun 1998 Presiden Kim Dae Jung berkunjung ke Tokyo kemudian mengumumkan hubungan baru yang berorientasi pada masa depan dengan menerapkan konstitusi perdamaian dan bantuan pembangunan luar negeri (Oktavia, 2016).

Pemerintah Korea Selatan mulai melakukan membangun industri budaya dengan kerjasama dan menarik sektor swasta dalam hal pembangunan industri budaya, khususnya untuk industri penyiaran seperti film dan drama membebaskan pajak untuk menarik investor pada sektor swasta seperti Hyundai, Samsung, Daewoo, dan LG tidak hanya pada


(27)

11

sektor film saja namun pada sektor lainnya (Yanti, 2012, p. 27). Pemerintah dan organisasi pemerintahan sebagai platform ide, mentoring, menghubungkan antara investor dan industri kebudayaan. Pemerintah juga ikut aktif dalam penyebaran kebudayaan Korea Selatan melalui media penyiaran yang yang di kelola oleh pemerintah dan banyak yang di ekspor ke Jepang.

Selain itu pemerintah Korea Selatan mengadakan menyelenggarakan “Korea-Japan Social Studies Teachers Exchange Program” pada tahun 2000 kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan pertukaran guru‐guru tingkat SMP dan SMU agar mereka bisa membangun pemahaman yang lebih baik dan seimbang tentang sejarah dan budaya kedua negara (Yanti, 2012, p. 52). Presepsi yang buruk dari masyarakat Jepang terhadap Korea Selatan dikarenakan masyarakat Jepang tidak mengetahui apapun tentang Korea Selatan. Mereka tidak pernah belajar sesuatu tentang Korea, dan hanya mengetahui sedikit cerita tentang Korea seperti peperangan di Semenanjung Korea. Sekolah dan sistem pendidikan di Jepang juga tidak mengajarkan bagaimana Korea Selatan sekarang ini.

Selain program pertukaran, pemerintah Korea Selatan juga mempromosikan pendidikan bahasa Korea di Jepang dengan mengadakan Korean Language Teacher Training Program (Yanti, 2012, p. 53). Pemerintah banyak menyelenggarakan seminar dan forum tentang Korea Selatan, pemerintah juga mendirikan pusat studi Korea Selatan dan


(28)

12

Jepang. Dengan didirikan pusat studi ini diharapkan pemerintah mengembangkan studi Korea Selatan di Jepang mengenai politik, diplomasi, ekonomi, sector bisnis, dan masyarakat Korea kontemporer melalui pelaksanaan seminar‐seminar rutin dan diskusi tentang isu‐isu terkait. Pemerintah juga banyak menyelenggarakan pameran dan pertunjukan budaya Korea Selatan di Jepang seperti Concerts of Korean and Japanese Court Music diselenggarakan oleh Korea Selatan dan juga Korea Selatan banyak menggelar pertunjukan konser music dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan persahabatan antara masyarakat kedua negara.

Dengan seiring budaya Korea Selatan mulai menyebar dan mulai di cintai dan di gemari membuat adanya citra yang baik untuk Korea Selatan. Dan diharapkan citra yang baik mampu mememperkuat hubungan antara Korea Selatan dan Jepang baik ekonomi, bisnis, atau investasi ke Korea Selatan. Adanya ekspor budaya ke Jepang ini membantu mempromosikan produk Korea Selatan yang sebelumnya tidak dikenal menjadi digemari dan bahkan dicintai oleh masyarakat dunia. Selain itu memberi dampak pada sektor industri baru seperti fashion, elektronik, hingga kosmetik.

Kemampuan pemerintah Korea Selatan dalam ekspor produk budayanya mampu membuat citra yang baik dan mampu membangun hubungan politik luar negerinya dengan Jepang mampu mendatangkan investasi dan menggerakan di berbagai sektor industri yang diharapkan


(29)

13

dapat memajukan perekonomian Korea Selatan dan membawa perubahan dalam perindustrian eskpor dan kehidupan masyarakatnya.

2. Konsep Soft Power

Power adalah hal yang penting di dunia Internasional. Dengan adanya power sebuah Negara maka akan mendapatkan hasil dari yang mereka inginkan. Joseph Nye menjelaskan power sebagai “the ability to influence the behaviour of others to get the outcomes one want”. Lebih lanjut, Nye menjelaskan bahwa power tidak hanya berupa perintah dan paksaan. Power dapat berubah bahkan hilang ketika konteksnya berubah, pada masa sebelumnya sumber daya internasional lebih mudah untuk di nilai, dulu kekuatan besar dalam dunia politik internasional adalah “perang”. Namun beberapa abad kemudian kekuatan besar tersebut berganti tidak hanya perang namun menjadi ke teknologi.

Power lebih dikenal dengan adanya perintah dan paksaan dari suatu pihak ke pihak lain, agar pihak pertama mendapatkan hasil yang diinginkannya. Adanya perintah dan paksaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan disebut dengan hard power. Hard power berkaitan erat dengan

“inducements (“carrots”) or threats (“sticks)”. Dalam militer dan ekonomi

digunakan untuk mendapatkan posisi yang mereka inginkan.

Joseph Nye menjelaskan bahwa ada cara lain untuk mempraktekan power selain dengan memerintah, memberi imbalan, dan memaksa, yaitu

dengan memikat (attraction). Dengan „menebarkan pesona‟, kita dapat


(30)

14

dengan pendapat kita. Jika pihak lain setuju, maka kita dapat mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa harus memerintah ataupun memaksanya. Kemampuan untuk memikat pihak lain ini disebut Soft Power oleh Nye.

Nye mendefinisikan soft power sebagai “the ability to get what you want through attraction rather than through coercion or payments”. Soft power berdasarkan pada kemampuan membentuk preferensi orang lain. Dalam membuat keputusan, kita harus membuat peraturan yang ramah dan menarik sehingga masyarakat mau membantu kita untuk mencapai tujuan bersama.

Soft power tidak hanya berupa kemampuan untuk berargumentasi sehingga orang lain setuju dengan pendapat kita, tetapi juga kemampuan untuk menarik (to attract). Ketertarikan dapat membuat seseorang meniru orang lain. Jika kita memengaruhi orang lain tanpa ada ancaman atau syarat pertukaran di dalamnya, maka kita sedang menggunakan soft power. Soft power bekerja dengan alat yang berbeda (bukan kekuatan atau uang) untuk menghasilkan kerja sama, yaitu daya tarik dalam nilai yang dianut bersama dan keadilan, serta kewajiban untuk berkontribusi dalam pencapaian suatu nilai-nilai.

Sumber utama dari soft power suatu Negara ada tiga hal antaralain, Pertama adalah Budaya, nilai politik dan juga kebijakan luar negeri. Di samping itu, dalam memahami implementasi soft power perlu juga memperhatikan aktor yang terlibat dalam pengimplementasianya. Menurut Nye, aktor-aktor yang terlibat dalam pembentukan soft power diistilahkan


(31)

15

sebagai “referees” dan “receivers” soft power. “Referees” soft power dipahami sebagai pihak yang menjadi sumber rujukan legitimasi dan kredibilitas soft power. Sedangkan “receivers” soft power adalah target yang dituju sebagai sasaran penerima soft power.

Terciptanya Korean Wave sebagai soft power Korea Selatan tidak terlepas dari unsur-unsur pembentuknya, yaitu seperti sumber soft power, aktor yang terlibat dalam hal ini referees adalah pemerintah, media (televisi, internet), industri produk budaya (industri drama televisi, musik, film, animasi, games), industri produk komersial.

Pemerintah Korea Selatan sebagai referees, terlibat dalam upaya mendukung promosi budaya populer melalui kebijakan-kebijakannya. Sedangkan media berperan sebagai sarana dalam menyebarluaskan dan menikmati produk budaya seperti drama, film, animasi, K-Pop dan online games. Industri drama televisi, film, musik, animasi dan games merupakan pihak yang terlibat dalam produksi kreatif budaya populer Korea Selatan tersebut. Dan receivers merupakan penerima kebudayaan tersebut yaitu, publik negara-negara di Eropa dan Amerika, Asia termasuk Jepang, serta agenda setting dan attraction yang disertai dengan faktor-faktor pendukung daya tarik soft power.

Dari sisi budaya yang paling berperan adalah budaya popular yang terkenal dari negara tersebut. Dalam hal ini terlihat bahwa Korea Selatan menggunakan Korean Waves sebagai instrument soft power Korea Selatan.


(32)

16

Korea Selatan menggunakan Korean Waves agar mendapatkan keuntungan untuk negaranya.

Korean Wave terbentuk sebagai soft power Korea Selatan karena sumber budaya populer tersebut telah diekspor ke berbagai Negara termasuk Jepang dalam berbagai bentuk produk antara lain drama televisi, film, musik K-Pop, animasi dan games. Budaya populer seperti ini diciptakan untuk dapat dinikmati oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan dan generasi.

Dengan berkembangnya Korean Waves ini memberi keuntungan ekonomi bagi Korea Selatan melalui Korean Wave tercapai, tidak hanya melalui keuntungan yang diperoleh dari ekspor produk budaya namun juga ketika kepopuleran Korean Wave di negara-negara lain dimanfaatkan sebagai alat promosi dalam memasarkan produk bernilai ekonomi lainnya seperti pariwisata, produk budaya dan produk komersial ke berbagai negara.

Korean Wave juga pemasaran produk komersial lain ke pasar internasional meningkat. Kepopuleran produk budaya dalam Korean Wave, seperti drama televisi membiasakan publik dengan gaya hidup ala Korea yang digambarkan dalam drama tersebut. Pembiasaan ini dapat mendorong konsumsi publik terhadap produk-produk yang digunakan dalam penggambaran gaya hidup ala Korea, misalnya gadget dengan teknologi terkini atau pakaian dan kosmetik untuk mendapatkan penampilan ala Korea.

Peningkatan ekspor produk komersial ini terjadi di berbagai sektor produksi termasuk kosmetik buatan korea mengalami kenaikan. Penjualan kosmetik Korea Selatan yang dibantu oleh Korean Waves yang menggunakan


(33)

17

wajah selebritis Korea juga mendapat sambutan hangat dari pasar Jepang, yang memiliki jumlah fans yang cukup banyak.

3. Konsep Branding

Branding berasal dari bahasa skandinavian kuno “Brandr” yang berarti membakar. Dan branding merupakan upaya aktif membangun sebuah brand. Branding adalah bagian yang sangat mendasar dari kegiatan pemasaran yang sangat penting untuk dimengerti dan dipahami secara keseluruhan (Martikasari, 2012). Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand (Maulana, 2010). Branding bertujuan lebih kepada membuat sebuah hubungan emosional dengan konsumen. Proses yang digunakan pada konsep branding ini adalah emotional branding. Dalam buku Marc Gobe emotional adalah bagaimana suatu merk dapat mengunggah perasaan dan emosi konsumen agar suatu produk tersebut dapat hidup di masyarakat dan membentuk hubungan mendalam dan tahan lama di masyarakat. Jadi menurut Marc Gobe emotional branding ini adalah sebuah alat untuk menciptakan dialog pribadi dengan konsumen, dan konsep yang terbesar dalam branding ini sebenarnya berkaitan dengan emosi dan pikiran para konsumen.

Ketika konsumen sudah jatuh cinta dengan sebuah brand, maka akan timbul kepercayaan terhadap brand tersebut, kemudian membelinya, percaya akan keunggulannya, lalu timbul sikap loyalitas yang tinggi terhadap brand tersebut.


(34)

18

Objektifitas dari suatu strategi branding ini antara lain Dapat menghubungkan dengan target pemasaran yang lebih personal, dapat memotivasi pembeli, hingga menciptakan kesetiaan pelanggan.

Sedangkan Empat pilar dari emotional Branding dalam buku Marc Gobe adalah :

1. Hubungan dengan konsumen 2. Pengalaman panca indra 3. Imajinasi

4. Visi

Untuk menganalisa kasus atau masalah diatas, teori branding ini dapat dihubungkan dengan strategi pemasaran kosmetik yang produksi Korea Selatan. Peranannya adalah masyarakat Jepang agar tertarik dengan barang produksi Korea Selatan. Dalam konsep branding ini, memanfaatkan kebijakan ekspor budaya yang dilakukan Korea Selatan. Dengan adanya ekspor kebudayaan ini sangat mempengaruhi peningkatan ekspor dalam sektor lainnya seperti lifestyle, fashion, dan kosmetik. Dengan adanya penyebaran budaya Korea Selatan telah menjadi hal yang sangat mendunia dengan melihat penggemarnya yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini dimanfaatkan oleh pemerintah Korea dan para produsen-produsen kosmetik Korea untuk terus mengembangkan dan menjual produk mereka ke Jepang.


(35)

19

Dengan menggunakan ekspor budaya dijadikan para produsen kosmetik ini dengan memakai bintang Korean Waves menjadi model produk kosmetik. Begitu mereka mendengar produk kosmetik korea seperti Etude House, Innisfree, Face Shop, Nature Republic, dan Skin Food maka mereka tidak segan dan ragu untuk segera membeli produk tersebut demi loyalitas dan kesetiaan mereka terhadap idolanya. Dalam hal ini, Branding Korea adalah para bintang budaya Korea Selatan. Dan dengan adanya ekspor budaya Korea Selatan secara tidak langsung telah membantu memasarkan produk-produk kosmetik Korea ke Jepang.

Para selebriti wanita cantik mengiklankan kosmetik dan secara alami juga meningkatkan penjualan. Namun, selama beberapa tahun terakhir, bintang pria telah mulai memamerkan kulit sempurna mereka dalam iklan kosmetik. Mereka memilih model tepat sebab penggemar wanita mengembara dari satu toko ke toko untuk membeli masker wajah yang menampilkan wajah bintang favorit mereka. Saat ini, sebagian besar model kosmetik adalah penyanyi pria, lebih khusus lagi, bintang idola. Semakin banyak penggemar wanitanya maka seorang idola akan mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi untuk menjadi model iklan.

Pengguanaan idola pria atau wanita sebagai model iklan Strategi untuk menggunakan bintang pria sebagai pemasaran untuk produk-produk wanita telah sangat sukses. Jadi dengan adanya kegiatan ekspor budaya ke Jepang dan meningkatnya minat masyarakat Jepang yang dengan barang produksi Korea Selatan. Dalam konsep branding ini, para bintang Budaya


(36)

20

Korea Selatan ini telah menjadi hal yang sangat mendunia dengan para penggemarnya yang tidak sedikit jumlahnya, yang selalu terlihat pada konser Idola yang hampir diselenggarakan di Stadion atau Dome yang sangat besar untuk menampung para penggermarnya.

D. Hipotesa

Berdasarkan kerangka teoritik dan penerapan teori pada kasus dapat dilihat bahwa, strategi Korea Selatan dalam upaya peningkatan ekspor produk kosmetik ke Jepang adalah menggunakan Korean Wave sebagai :

1. Sarana pencitraan yang baik untuk Korea Selatan.

2. Sarana mempengaruhi pikiran, tindakan, dan selera masyarakat Jepang.

3. Sebagai branding dari produk kosmetik Korea Selatan.

E. Batasan Penelitian

Adapun penelitian pada penulisan skripsi ini membahas bagaimana strategi Korea Selatan terhadap peningkatan ekspor kosmetik ke Jepang. Pada penelitian ini penulis memilih negara Jepang sebagai objek penelitian karena Produk kosmetik Jepang menawarkan keunggulan dan kualitas yang tidak dimiliki produk dari negara lain seperti yang ditawarkan produk kosmetik Korea Selatan. Sebagai negara yang cukup produktif tidak menjadikan Jepang dapat lepas dari ekspor kosmetik dari Korea Selatan. Selain itu Jepang merupakan pasar yang menjanjikan untuk industri kosmetik setelah China dan Taiwan yang berada di Asia Timur.


(37)

21

Pada penelitian kali ini penulis meneliti tentang strategi Korea Selatan yang dapat mengekspor produknya ke Jepang. hingga mempengaruhi ekspor produk Korea dibidang kosmetik. Dilihat dari latar belakang sejarah yang dimiliki kedua Negara tersebut memiliki latar belakang masalah yang tidak baik, menyebabkan hubungan perekonomian antara Jepang dan Korea Selatan terhambat.

Adapun batasan waktu dari tahun 2011 ini dimana banyaknya idola Korea Selatan Korea yang memasuki industri musik di Jepang. Pada tahun 2011-2012 ini juga berkembangnya Korean Waves di Jepang dan tahun 2012 merupakan puncak dari kenaikan yang tajam dari ekspor kosmetik.

F. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu . Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah library research dengan memanfaatkan data-datan sekunder yang dikumpulkan data-datanya dari perpustakaan, buku, jurnal, artikel, media cetak, media elektronik dan website. Untuk melengkapi data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dan unit analisa yang digunakan penulisis adalah antara Negara Korea Selatan dan Jepang.

Tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan


(38)

22

masalah yang diteliti, melakukan pencarian data melalui media internet, mengumpulkan teoriteori yang menunjang penelitian. 2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, data yang telah dikumpulkan dijadikan sebagai data mentah. Kemudian penulis melakukan studi media elektronik (internet) untuk menguji keakuratan. Setelah tahapan pengujian selesai, hasilnya dijadikan data utama.

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap ini, penulis menyusun dan mengolah data utama, kemudian mengklasifikasikannya bedasarkan strategi yang digunakan Korea Selatan dalam upaya peningkatan ekspor industri Kosmetik di Jepang.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini disusun dalam empat bab yang saling berubungan dengan sistematika penulisan, sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang ulasan pemahaman yang akan menerangkan berbagai penjelasan mengenai subjek-subjek penelitian, yang akan dibagi dalam sub mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesa, landasan teoritik, dan metode penelitian.


(39)

23

Bab II : Perkembangan Ekonomi dan Industri Korea Selatan dan Kompetisi Pasar Kosmetik di Dunia

Pada bagian ini akan dibahas perkembangan ekonomi dan industri Korea Selatan, kemudian dibagian kedua akan membahas pertumbuhan kosmetik Korea Selatan. Dan bagian ketiga akan membahas Jepang sebagai pasar potensial dan pesaing dalam industri kosmetik dunia.

BAB III : Korean Wave sebagai Strategi Korea Selatan Dalam Ekspor Produk Kosmetik ke Jepang

Bab ini akan berisi tentang pengujian hipotesis yang sebelumnya telah dibuat oleh penulis yang telah dibuat dan memberikan hasil dengan pembahasan yang dapat dikaitkan dengan teori yang berlaku.

BAB IV : Penutup

Bab ini akan fokus membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya.


(40)

24

BAB II

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN INDUSTRI KOREA SELATAN

DAN KOMPETISI PASAR KOSMETIK DI DUNIA

Pada bab ini akan membicarakan bagaimana perkembangan perekonomian dan industri Korea Selatan secara singkat. Selain itu pada bab ini juga akan membahas sedikit faktor pendukung perkembangan ekonomi dan industri Korea Selatan hingga memiliki mesin industri ekspor baru seperti industri kosmetik. Selanjutnya akan membahas bagaimana industri kosmetik Jepang sebagai kompetitor Korea Selatan baik di pasar Asia atau global.

A. Perkembangan Ekonomi dan Indsutri Korea Selatan

Korea Selatan merupakan salah satu negara republik dengan ekonomi tersukses di Asia. Selama beberapa dekade terakhir ini Korea Selatan muncul sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan dengan ekonomi industri dengan teknologi yang tinggi. Suksesnya perkembangan ekonomi Korea Selatan tidak lepas dari jasa presiden Park Chung Hee yang mengubah orientasi pasar Korea Selatan yang berbasis import menjadi ekspor.

Pada awal kemerdekaan perekonomian dan industri ekspor Korea Selatan tidak maju seperti sekarang ini. Setelah merdeka dari Jepang justru membuat perekonomian Korea Selatan semakin memburuk. Korea Selatan banyak kehilangan sebagaian struktur ekonomi dan modal karena seluruh struktur ekonomi Korea Selatan dikendalikan oleh Jepang.


(41)

25

Namun Korea Selatan kini berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengaggumkan terhitung sejak awal tahun 1960-an Negara tersebut memperoleh pertumbuhan 10% setiap tahunnya, keberhasilan tersebut dikembangkan berdasarkan kebijakan pemerintah yang kuat (Warsito, 2007, p. 2).

Grafik 2. 1

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan dalam Persen 1997-2015

Sumber : World Bank. (2016). South Korea: Economic Growth. Diakses Januari 13, 2017, dari Theglobaleconomy.com:

http://www.theglobaleconomy.com/South-Korea/Growth_of_exports/

Ada tiga unsur penting pendukung keberhasilan ekonomi pada awal tahun 1960-an hingga saat ini. Pertama, adalah diperkenalkannya kebijakan ekonomi yang lebih menekan kearah ekspor daripada subsitusi import yang lebih mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang asing agar berdekatan dengan nilai tukar bayangan. Kedua, adanya tingkat tabungan investasi selama lebih dari 30 tahun sejak pemerintahan Park Chung Hee yang rata-rata mencapai lebih dari 30% GDP, kondisi ini sangat menolong akumulasi


(42)

26

cadangan modal secara cepat. Dan ketiga adanya sumber daya manusia yang terdidik dan bersemangat tinggi.

Sumber daya manusia yang dimiliki Korea Selatan cukup memadai, dan memiliki etos kerja dan semangat kolektif sehingga sumber dayanya menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonominya. Para pekerja Korea Selatan umumnya bekerja beberapa jam lebih panjang dari negara maju lainnya. Berdasarkan laporan tahun 2008 Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), rata-rata pekerja Korea bekerja 2.261 jam per tahun atau 200 jam (Aruman, 2012).

Pemerintah Korea Selatan percaya bahwa masa depan bangsa terletak pada budidaya sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah juga mendirikan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Ministry of Education, Science and Technology - MEST) pada 29 Februari 2008, dan Komisi Ilmu pengetahuan & Teknologi Nasional (National Science & Technology Commission - NSTC) didirikan pada April 2011 (Kementerian Budaya, 2012) untuk mendukung perkembangan industri dan teknologi.

Pada awal tahun 1950 hingga tahun 1960 Korea Selatan hanya berkonsentrasi pada industri manufaktur sederhana, yang strateginya meniru model yang sudah ada di pasaran namun dengan memberikan harga yang lebih terjangkau. Pada tahun ini struktur industri Korea Selatan terdiri dari 35,2% industri tahap pertama yaitu terdiri dari pertanian, perikanan, dan perhutanan,


(43)

27

19,2% tahap pembuatan, dan 45.6% tahap industri pelayanan (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003, p. 137).

Pada tahun 1970 Korea Selatan mulai mendirikan industri berat, salah satunya adalah industri mobil yang diawalai pada pembuatan jalan raya Korea Selatan. Pembangunan jalan raya yang dimulai sejak tahun 1967. Pembangunan jalan raya pertama antara ibukota Seoul dan kota pelabuhan Busan sepanjang 480 km memakan waktu selama 4 tahun, pada tahun 2007 menghasilkan jalan raya secara keseluruhan mencapai 3.000 km (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003, p. 141). Perkembangan industri mobil ini mengantarkan Korea Selatan ke jenis industri yang lain seperti pabrik besi dan baja, kalang minyak, dan hingga industri petro kimia (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003, p. 142).

Sebagai contoh pabrik baja milik pemerintah ialah Pohang Steel Mill (POSCO) yang dibangun pada tahun 1973 di bawah bantuan Jepang. POSCO cepat muncul sebagai produsen global dengan teknologi modern dan sangat hemat biaya (Kim, 1991). Tujuan utama didirikan POSCO adalah untuk memberikan produk murah yang berkualitas tinggi. Pendirian pabrik baja ini sangat berkontribusi terhadap perkembangan selanjutnya industri lainnya, seperti pembuatan kapal, konstruksi, mobil, dan mesin.

Pada tahun 1970 ini juga mulai berkembang industri elektronik yang sangat cepat, mulai dari produksi perakitan suku cadang dan komponen dan maju untuk produksi produk konsumen lengkap seperti televisi berwarna, oven


(44)

28

microwave, rekaman video recorder, stereo set, dan jam tangan digital (Kim, 1991). Pada tahun 1970 samsung mulai memproduksi barang-barang elektronik. Pada awal berdirinya Samsung sebagai perusahaan perdagangan ikan kering, sayur dan buah. Lalu pada 1970-an atas saran pemerintah, Samsung mulai memproduksi alat elektroniknya (Koreachobo, 2017). Tahun 1970 merupakan titik awal dari perkembangan usaha Samsung hingga menjadi salah satu perusahaan terbaik yang pernah Korea Selatan miliki.

Pada awal tahun 1980 Korea Selatan mulai muncul sebagai negara pembuat kapal yang dapat bersaing dengan negara Eropa Utara. Dengan bertambah banyaknya barang-barang perdagangan membutuhkan kapal pengangkut, sehingga Korea Selatan mulai focus untuk mengembangkan industri perkapalan. Penguasaan Korea Selatan dalam industri perkapalan sangat luar biasa dibandingkan dengan industri telpon genggam dan barang elektronik, pada tahun 2006 penguasaan teknologi perkapalan ini mencapai 91,2% (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003). Pada tahun 1980 mulai berkembang industri ringan juga berkembang seperti tekstil, garmen, dan kayu lapis, yang telah dirintis sejak tahun 1960.

Tabel 2. 1

Pendapatan GNP berdasarkan Sektor tahun 1954-1986 dalam Persen Tahun Pertanian,

Kehutanan, Perikanan

Manufaktur, Pertambangan

Peralatan, Kontruksi

Jasa

1954-1956 44,6 12,0 3,2 40,2

1957-1961 39,1 15,0 4,2 41,5


(45)

29

1967-1971 28,0 21,8 6,3 43,9

1972-1976 24,5 26,7 5,8 43,0

1977-1981 18,3 30,0 9,2 42,6

1982-1986 13,5 30,2 10,9 45,4

Sumber :Economic Planning Board, Major Statistics of the Korean Economy. Kim, K. S. (1991, November). The Korean Miracle (1962-1980) Revisited Myths and Realities in Strategy and Develompment. dari The Hellen Kellogg Institue for

International Studies: https://kellogg.nd.edu/publications/workingpapers/WPS/166.pdf

Perkembangan industri elektronik dan industri berat ini di dukung pemerintah dengan memperkenalkan konsep universitas riset (research universities) beserta pusat penelitian (research center) yang secara aktif melakukan penelitian-penelitian dan mendirikan Korea Technology Transfer Center (KTTC) yang didirikan pada 2000 untuk membantu pengembangan tekonologi dan industri (Setiyo, 2016).

Hasil-hasil riset yang didapatkan kemudian diterapkan oleh industri-industri besar Korea Selatan (Chaebol). Pemerintah negara Korea Selatan juga memberikan insentif pada kelompok industri besar (Chaebol) agar bisa berkembang dengan lebih cepat. Di era inilah mulai terlihat kemajuan industri besar Korea Selatan yang di kemudian berkembang menjadi perusahaan multinasional.

Pada tahun 1997 setelah terjadi krisis pemerintah mulai membangun Korea Selatan dengan mengembangkan industri kebudayaan. Pada tahun 1998 dalam rangka reformasi ekonomi presiden Kim Dae Jung membuat sektor budaya sebagai salah satu target untuk pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1998


(46)

30

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata membuat rencana 5 tahun awal disebut 'rencana promosi siaran video' (D. Shim, 2006) dalam (Tuk, 2012). Dimulai dari perguruan tinggi mulai didorong untuk membuat program yang mendidik, berbakat dan hiburan baru (Tuk, 2012). Pemerintah mulai mendukung Korean Film Council dan lembaga ini berfungsi untuk mendanai film Korea dan mempromosikan pada kegiatan ekspor.

Konten dari industri budaya antara lain Animasi, musik, film, dan game online. Konten Animasi meliputi cartoon, dan motion picture. Sedangkan Boardcasting yang meliputi film dan drama. Industri musik, drama, dan game online ini menjadi global dan mampu membantu perekonomian untuk Korea Selatan.

Tabel 2. 2

Pendapatan Korea Selatan Industri Budaya Tahun 2012

Industri Total revenue Exports Jobs

Animation ₩135.5 billion ₩35.2 billion 4,624 jobs Broadcasting

(including independent broadcasting video producers)

₩213.5 billion ₩2.2 billion 4,714 jobs

Cartoon ₩183.2 billion ₩4.7 billion 209,964 jobs (cartoon and publishing combined) Character ₩1,882.9 billion ₩111.6 billio

n

26,560 jobs Gaming ₩2,412.5 billion ₩662.5 billio

n

97,072 jobs Knowledge/Informati

on

₩2,123.1 billion ₩105.2 billio n

51,348 jobs Motion Picture ₩903.8 billion ₩15.6 billion 30,787 jobs Musik ₩997.3 billion ₩48.5 billion 78,728 jobs


(47)

31

Publishing ₩5,284.6 billion ₩65 billion 209,964 jobs (cartoo combined) Sumber : Pinem, W. D., & Ikhsan, M. (2012). Korean Wave dan Peningkatan Perekonomian Korea Selatan. Diakses Januari 2, 2017, dari Seni Berpikir Ilmu dan Teknologi: https://www.seniberpikir.com/korean-wave-dan-peningkatan-perekonomian-korea-selatan/

Diantara konten industri kebudayaan Korea Selatan, industri game online, film dan musik ini menjadi global. Banyak keuntungan ekonomi yang didapat dari industri musik dan film. Keuntungan ekonomi dari industri musik dan film tidak hanya didapat dari penjualan album dan hak cipta, namun didapat dari konser dan penjualan album secara online. Sebagai contoh salah satu boyband Big Bang yang melakukan konser di 12 negara dan 24 kota mendapatkan penghasilan Rp 720.000 miliar untuk konser dunia pada tahun 2012, pendapatan itu belum terrmasuk penjualan album dan official merchandise (Citra, 2013).

Awal tahun 2000 perekonomian Korea Selatan mulai menguat dan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih dari 4% setiap tahunnya seiring dengan perkembangan industri budaya Korea Selatan. Pada awalnya negara tersebut hanya bergantung pada ekspor dari industri makanan dan manufaktur, hingga terjadi krisis 1997 hingga akhirnya Pemerintah Korea Selatan kemudian mencoba untuk mengekspor produk budaya bersamaan dengan produk manufaktur dan makanan, kemudian produk kebudayaan Korea Selatan ditempatkan bersama produk komersil (Pinem & Ikhsan, 2012).


(48)

32

Pada tahun 2009 ekspor Korea Selatan mengalami penurunan yang signifikan. Sebagian besar sektor ekonomi mengalami penurunan, terutama pada sektor manufaktur menurun 25,6%, dan penjualan barang-barang konsumsi menurun 3,1%. Pada ekspor mobil dan semikonduktor, yang menjadi dua pilar penting dari Korea Selatan menyusut 55,9% dan 46,9%, sedangkan ekspor secara keseluruhan turun rekor 33,8% pada bulan Januari dan 18,3% pada bulan Februari 2009 (Chang, 2009, pp. 87-90). Seperti pada krisis tahun 1997 fluktuasi mata uang Korea Selatan tahun 2009 menurun drastis hingga 34% terhadap dolar (Kim Kyeong Won, 2009, pp. 13-21).

Grafik 2. 2

Pertumbuhan Eksport Korea Selatan dalam Persen 2002-2014

Sumber : World Bank. (2016). South Korea: Growth of exports. Diakses Januari 13, 2017, dari Theglobaleconomy.com:

http://www.theglobaleconomy.com/South-Korea/Growth_of_exports/

Pada tahun 2010, Korea Selatan membuat rebound ekonomi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan 6%, Korea Selatan mulai menaikan konsumsi domestiknya dan mulai menaikan suku bunga. Dan ekspor Korea Selatan mulai naik hingga $ 424.000.000.000 dalam sebelas bulan pertama pada tahun 2010.


(49)

33 Gambar 2. 1

Produk Ekspor Utama Korea Selatan pada Tahun 2010

Sumber : Kementerian Pengerahuan Ekonomi dalam Kementerian Budaya, O. P. (2012). Korea Dulu dan Sekarang. Diakses Januari 2, 2017, dari Korea.net:

www.korea.net/koreanet/fileDownload?fileUrl=/content/PDF/general/2012_facts

Grafik diatas adalah sektor ekspor utama Korea Selatan yang mengalami peningkatan. Usaha besar yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan teknologi dan sumberdayanya mampu membuat perusahaan Korea Selatan bertahan dipasar industri global. Hingga Korea Selatan menduduki tempat kedelapan terbesar didunia dalam bidang ekspor.


(50)

34 Grafik 2. 3

Negara dengan Ekspor Tertinggi di Dunia tahun 2013

Sumber : World Bank. (2016). South Korea: Growth of exports. Diakses Januari 13, 2017, dari Theglobaleconomy.com:

http://www.theglobaleconomy.com/rankings/share_world_exports/

Kesuksesan industri ekspor Korea Selatan tidak lepas adanya intervensi negara bisa membuktikan berperan dalam menjaga perekonomian. Misalnya, ekspor mengalami kesulitan, pemerintah bisa memperkenalkan langkah-langkah kebijakan untuk merangsang permintaan ekspor. Kebijakan tersebut meliputi nilai tukar devaluasi, subsidi ekspor, atau sistem insentif ekspor lainnya. Jika sektor ekspor mulai kehilangan daya saing di pasar internasional, pemerintah meresor untuk kebijakan fiskal atau moneter untuk memberikan insentif khusus atau bahkan untuk kontrol langsung atas sektor-sektor atau perusahaan tertentu hingga saat ini (Kim, 1991).

Korea Selatanpun tidak hanya focus pada industri manufaktur, komersil, dan budaya. Korea Selatan mulai mengikuti kemapanan Amerika Serikat yang menyebarkan konten penyiaran dan kemudian focus pada ekspor barang konsumsi (Guk, Jie, & Fulai, 2016). Salah satu produk seperti Coca-Cola dan


(51)

35

merk-merk mobil Amerika lainnya. Korea Selatan juga mulai focus pada barang-barang konsumsi, salah satunya adalah kosmetik sebagai mesin industri ekspor baru.

Industri kosmetik Korea Selatan mulai menguat sejak tahun 2006, dan akan di prediksi pasar kosmetik akan terus menguat. Menguatnya pasar kosmetik ini tidak lepas dari permintaan konsumen yang terus meningkat, dan tiga perusahaan kosmetik besar Korea Selatan yaitu Amore Pacific Corp, Lg Household&Health Care Ltd, dan Coreana mulai memfokuskan diri dalam mengembangkan inovasi kosmetik murah dengan kualitas premium untuk memperluas pasar.

Grafik 2. 4

Diagram Fluktuasi Pertumbuhan Pasar Kosmetik, Penjualan Retail dan GDP sejak 2006

Sumber : Koo, K. C. (2012, April 05). Cosmetics: High-tech meets emotion. Diakses Januari 15, 2017, dari The Korea Herald:

http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20120410001252

Pasar industri kosmetik ini semakin terbuka lebar karena target pasar penjualan kosmetik mulai merambah ke kalangan pria yang secara fantastis


(52)

36

nilai konsumsinya mencapai $495.4 juta di tahun 2011 (sumber data: Euromonitor International 2012) dimana penjualan pasar kosmetik pria ini mendominasi 21% pasar internasional (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013).

Pertumbuhan produk kosmetik Korea Selatan ini mulai menguat dan mengalami banyak permintaan tidak hanya dari dalam negeri, namun dari luar negeri. Pasar luar negeri mulai menguat karena pasar domestic yang mulai menguat. Para konsumen Korea Selatan ini selalu melihat apa yang terbaru dan yang sedang trend sehingga produk yang terbaru cepat menyebar luas hingga keluar Korea Selatan. Memalui internet trend produk kosmetik di Korea Selatan cepat menyebar luas hingga dapat meningkatkan ekspor Korea Selatan.

Dengan banyaknya pesaing di dalam negeri 3 perusahaan kosmetik terbesar di Korea Selatan mulai memperluas pasarnya agar mendapatkan keuntungan tidak hanya dalam negeri namun dapat menguasai pasar global. Saat ini kosmetik salah satu barang konsumsi Korea Selatan yang sukses menjadi mesin ekspor baru yang seiringan dengan suksesnya industri budaya Korea Selatan.

Saat ini tidak hanya industri berat saja yang menyumbang ekonomi bagi Korea Selatan, namun industri budaya juga membuka peluang untuk keuntungan ekonomi bagi Korea Selatan melalui penjualan hak cipta, album dan yang lainnya. Industri budaya ini juga mampu memberi peluang baru yang berkaitan dengan industri budaya seperti fashion dan kosmetik. Dari industri


(53)

37

film dan musik tersebut memunculkan industri kosmetik sebagai mesin ekspor baru untuk Korea Selatan. Korea Selatan juga memulai mengekspor produk kosmetiknya agar dapat bersaing dan menguasai pasar global dan Asia.

B. Pertumbuhan Industri Kosmetik Korea Selatan

Industri kosmetik Korea Selatan yang menjadi mesin ekspor baru korea Selatan tidak lepas dari para wanita Korea Selatan menggap bahwa produk kecantikan merupakan kebutuhan primer. Korea Selatan ini sudah lama terobsesi dengan perawatan kulit. Sejarah kecantikan Korea Selatan sudah dimulai sejak Goryeo (918-1392). Dimulai dari masa Goryeo hingga dinasti Joseon memiliki standart kecantikan yang berbeda. Pada masa Goryeo memiliki standart kecantikan dengan riasan muka yang bercahaya tanpa perona pipi dan memiliki alis seperti daun willow sedangkan masa Jeoseon memiliki standart kecantikan yang mewah dengan tata rambut yang mewah dan banyak pakaian aksesoris (Gowman, 2013).

Kosmetik tradisional pada masa kerajaan terbuat dari bahan-bahan alami, tanpa bahan pengawet dan menggunakan wadah kosmetik yang relatif kecil. Selama masa tiga Kerajaan, wadah kosmetik yang digunakan ialah gerabah, tetapi muncul wadah kosmetik seperti celadon di era Goryeo hingga menghasilkan berbagai desain wadah kosmetik. Dan bedak pertama yang di produksi pada masa Goryeo adalah Bakgabun. Bakgabun yang terbuat dari beras dan ragi yang dicampur dengan air atau minyak, dan di produksi masal pada tahun 1910. Bakgabun menjadi kosmetik pertama best seller dari tahun 1915-1930.


(54)

38 Gambar 2. 2

Bedak Pertama yang diproduksi Masal pada Tahun 1910

Sumber :Eun, C. J. (2008, Januari 7). The changing face of Korean makeup. Diakses Januari 15, 2017, dari Korea Joong Ang Daily:

http://mengnews.joins.com/view.aspx?aId=2884756

Namun kepopuleran bakgabun mulai meredup dan produksinya mulai menurun dan industri kosmetik Korea Selatan juga menurun. Dan pasar kosmetik Korea Selatan pada tahun 1920 tidak berkembang karena merek Jepang mendominasi pasar, industri kosmetik Korea Selatan mulai hidup kembali lagi setelah pembebasan dari kekuasaan kolonial Jepang (Young, Tracing history of cosmetics, 2013).

Pada tahun 1930 Kemudian muncul produk-produk serupa yang dijual di masyarakat, hingga salah satu produk minyak bunga camellia yang berkualitas tinggi mulai berkembang dan memiliki banyak konsumen hingga kemudian berdirilah sebuah perusahaan kosmetik pertama tahun 1945 yaitu Taepyeongyang (Pacific) Chemical Industries yang kemudian berubah menjadi Amore Pacific. Dan Amore Pacific ini mendirikan laboratorium kosmetik pertama di Korea Selatan pada tahun 1954.


(55)

39

Sekitar tahun 1961, ketika pemerintah melarang penjualan produk asing di Korea Selatan, Industri kosmetik Korea mulai berkembang. Dari pertengahan hingga akhir abad 20 perkembangan industri Korea Selatan di pengaruhi contoh trend fashion dan kecantikan Barat. Pada tahun 1960-1970 eyeliner, mascara, lipstick hingga pomades untuk pria mulai di produksi dan berkembang di masyarakat (Young, Tracing history of cosmetics, 2013).

Pasar industri kosmetik Korea Selatanpun terus meningkat, permintaan dipasar tidak lepas dari para konsumen wanita di Korea Selatan rela menghabiskan uang mereka dua kali lebih banyak untuk membeli produk kecantikan, riasan, atau perawatan tubuh. Pasar domestic dalam negeri Korea Selatan ini sendiri mulai naik sejak tahun 2006 sebesar 10,4% setiap tahunnya. Pada tahun 2011 ditafsir akan mencapai titik tertinggi yakni KRW 9,7 Triliun dengan pertumbuhan 9.1% (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013).

Seperti yang dikatakan Menteri Makanan dan Keselamatan Obat bahwa

“Korean cosmetics exports have surged, exceeding imports for the first time

since 2012, amid Hallyu (the Korean wave), the craze for Korean popular entertainment which had started to spread throughout Asia including China and South East Asia” (Ekspor kosmetik Korea telah melonjak, melebihi impor untuk pertama kalinya sejak 2012, di tengah hiburan populer Korea yang sudah menggila dan mulai menyebar ke seluruh Asia termasuk China dan Asia Tenggara).


(56)

40 Grafik 2. 5

Pertumbuhan Import dan Ekspor Kosmetik Korea Selatan

Sumber : Korea Health Industri Development Institute. Seaon, P. Y. (2015, Oktober 15). Does the Rise of the Korean Wave Lead to Cosmetics Export? Diakses Januari 20, 2017 , dari Journal of Asian Finance, Economics and Business :

http://www.jafeb.org/journal/article.php?code=35786

Dari grafik diatas terlihat bahwa ekspor kosmetik Korea Selatan mulai naik seiring dengan banyaknya permintaan di luar pasar domestic Korea Selatan. Dan sebelum pasar kosmetik meningkat pesat seperti sekarang ini sempat beberapa produk dari Amerika Serikat dan Jepang memasuki pasar dalam negeri namun mulai menurun seiring menguatnya pasar kosmetik dalam negeri.

Dan menurut Menteri Makanan dan Keselamatan Obat pertumbuhan toko-toko kosmetik Korea Selatan mulai berkembang pesat dibandingan beberapa merk premium yang dijual di department store. Selain itu mall perbelanjaan online, perbelanjaan aplikasi handphone, saluran tv belanja rumah mulai terus berkembang. Para pembeli mulai membeli barang langsung dari situs belanja online di luar negeri atau melalui agen-agen pembelian.


(57)

41

Perkembangan internet dan handphone sangat cepat maka bisnis belanja online akan terus tumbuh di Korea dan dunia.

Melihat peningkatan yang terjadi pada pasar kosmetik membuat pemerintah dan perusahaan swasta mendirikan Korea Cosmetic Industri Institute untuk membantu para pengusaha dalam persaingan pasar industri global. Lembaga ini memberikan informasi tentang impor dan ekspor kosmetik. Serta memberi informasi tentang keamanan kosmetik dan data bagaimana karakteristik kulit setiap negara, serta mendukung penelitian dan pengembangan dalam produk kosmetik. Sehingga para pengusaha kosmetik Korea Selatan mampu mengembangkan dan memasarkan produk dengan tepat sasaran.

Standart kecantikan wanita Asia kini sudah berubah, tidak hanya Jepang namun standart kecantikan Korea Selatan telah menjadi standart kecantikan global. Melihat Korea Selatan ini sudah lama terobsesi dengan perawatan kulit, dan produk kecantikan merupakan hal yang primer, hingga akhirnya industri kosmetik Korea Selatan mulai mengekspor produknya.

Dengan adanya peningkatan pasar domestic dalam negeri, membuat Korea Selatan melalukukan perluasan pasar kebeberapa negara seperti China, Jepang, Hongkong, Amerika, dan Vietnam. Jumlah ekspor tertinggi dari produk kosmetik Korea Selatan adalah ke China, diikuti oleh Hong Kong dan Jepang (Yoon L. J., 2014).


(58)

42

Sebagai contoh perluasan pasar yang dilakukan produsen Korea Selatan pada tahun 2006 adalah salah satu produk kosmetik yaitu Missha membuka franchise pertama di China, kemudian tahun 2008 juga membuka tokonya di Lotte Mall China. Dan pada akhirnya tahun 2010 Missha membuka franchise di China (Net, 2013). Dan merk Sulwhasoo juga membuka toko pertama di Beijing pada tahun 2011 di Parkson department store dengan tujuan menjadi salah satu merek premium terkemuka Asia (Daily, 2011).

Selain mulai memperluas pasar ke China, para produsen kosmetik Korea Selatan melakukan perluasan pasar ke Jepang. Pada tahun 2009 brand Missha juga membuka franchise di bandara airport Jepang (Net, 2013). Kemudian pada tahun 2012 juga membuka toko di Stasiun Shinjuku Tokyo, kemudian disusul salah satu brand dari Amore Pacific yaitu Etude House juga membuka toko di Stasiun Shinjuku Tokyo pada tahun 2011 (Ilbo, 2012).

Perluasan pasar yang dilakukan para produsen kosmetik Korea Selatan karena banyak konsumen dalam negeri atau luar negeri telah merasakan khasiat dari produk kosmetik Korea Selatan yang memiliki harga relative murah dari kosmetik Jepang dan lebih inovatif. Inovasi yang diciptakan para produsen kosmetik ini tidak lepas dari keseriusan pemerintah Korea Selatan dalam mengembangkan sumberdaya manusia dan teknologinya. Sehingga inovasi kosmetik yang diciptakan cepat menjadi trend seiring bekembangnya Korean Waves.


(59)

43

Beberapa inovasi produk yang menjadi andalan dari produk kosmetik Korea Selatan ialah BB Cream, Sheet Maks, lendir siput, perawatan kulit yang difermentasi, Cushion compacts, Exfoliator bubuk, dan masker tidur (Pratiwi, 2016). BB Cream adalah cream yang dirancang untuk menggabungkan manfaat perawatan kulit dengan cakupan yang halus. Pada awalnya BB cream ini digunakan sebagai penyembuhan pasca operasi. Namun untuk kebutuhan kecantikan, tentu saja kandungan di dalamnya sudah diformulasikan menjadi lebih ringan dengan banyaknya vitamin-vitamin untuk memenuhi kebutuhan kulit.

BB cream dan Cushion compacts atau yang lebih dikenal dengan BB cushion produk ini yang paling populer dan dijual dimana-mana perusahaan luar Korea Selatan pun banyak mulai memproduksi BB cream dan BB cushion. Perusahaan pelopor dari produk BB chusion ini ialah Amore Pacific yang mulai meniliti tentang BB chusion ini sejak tahun 2007 (Seoul, 2016). BB chusion ini sendiri adalah BB/CC cream atau foundation dalam bentuk compact (seperti powder compact, lengkap dengan kaca) sehingga memudahkan para penggunanya.

Selain itu kertas masker atau Sheet Maks dan lendir siput ini sangat populer. Sheet Mask ini adalah masker wajah yang berbentuk lembaran tissue sehingga memudahkan penggunaan masker tidak perlu menggunakan kuas untuk mengapplikasikan masker pada wajah. Selain itu lender siput merupakan salah satu inovasi dari produk kosmetik Korea Selatan, lendir siput muncul dalam segala bentuk, dari kertas masker hingga krim mata.


(60)

44

Tidak ada hentinya produsen kosmetik Korea Selatan menyediakan inovasi baru. Selain itu kosmetik korea dapat bersaing karena memiliki harga yang terjangkau dengan beragam manfaat yang diberikan. Dalam pengemasan produknya Korea Selatan memiliki konsep yang cantik dan lucu yang indentik dengan perempuan.

Gambar 2. 3

Contoh Kemasan Brand Kosmetik Korea Selatan

Sumber : Kim, E. (2016, April 28). Four Unique Korean Beauty Products to Try. Diakses Januari 15, 2017, dari Theknockturnal.com:

https://theknockturnal.com/four-unique-korean-beauty-products-try/

Dengan beberapa keunggulan dari produknya, membuat industri kosmetik Korea Selatan mulai dapat berkembang menguasai pasar Asia. Sehingga membuat pesaing industri kosmetik Korea Selatan tidak hanya dalam negeri namun luar negeri terutama Jepang. Jepang ini sebagai kompetitor dan pasar sangat yang potensial bagi Korea Selatan. Yang dimana Jepang telah terlebih dahulu mengembangkan industri kosmetiknya baik di pasar Asia atau global.


(61)

45

C. Jepang sebagai Pasar Potensial dan Pesaing dalam Industri Kosmetik Sebelum standart kecantikan Korea Selatan menjadi global, standart kecantikan dan kosmetik Jepang telah mendominasi pasar global. Standart kecantikan Jepang tidak jauh berbeda dengan Korea Selatan dan China, dengan melihat adanya latar belakang budaya yang tidak jauh berbeda.

Industri kosmetik Jepang telah berkembang terlebih dahulu sebelum pasar Korea Selatan. Industri kosmetik Korea Selatan mulai berkembang baru 10 tahun terakhir ini. Tekonologi industri kosmetik Jepang telah berkembang pesat terlebih dahulu dari Korea Selatan. Terlihat dimana Jepang sebagai produsen kosmetik terbesar kedua setelah Amerika. Pasar kosmetik dan perawatan kulit Jepang memiliki pangsa 30% dari pasar Asia Pasifik dan sepertiga dari pasar global (Service, 2015).

Grafik 2. 6

Pasar Industri Kecantikan Dunia Tahun 2010

Sumber : Euromonitor Internasional, http://www.portal.euromonitor.com/ dalam Husna, A. (2014). Hubungan Konsep Kecantikan dengan Perilaku Wanita Jepang dalam Mengkonsumsi Produk Kecantikan. Diakses Januari 7, 2017, dari Library UI: http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-04/S55633-Amalia%20Husna


(62)

46

Dari table diatas menunjukan bahwa Jepang merupakan penguasa pasar kosmetik kedua setelah Amerika. Ekspor industri Kosmetik Jepang termasuk pada produk Kesehatan dan Kecantikan yang menyumbang nilai ekspor ($ 5,6 miliar pada 2010) atau 1,1% dari total ekspor Jepang. Walaupun industri Kesehatan dan Kecantikan kecil namun mewakili 2,2% ekspor produk kecantikan dan kesehatan dunia. Hampir 5 perusahaan kosmetik Jepang seperti Shiseido, Kao, Kanebo, Pola, Kose menguasai 60% penjualan domestik. Dan tidak hanya menguasai pasar domestik perusahaan Shisedo yang merupakan salah satu perusahaan kosmetik tertua didunia dapat menjadi perusahaan dengan perawatan kulit yang mewah di 12 negara.

Para wanita Jepang sangat aktif mengkonsumsi kosmetik, sekitar 80% wanita Jepang dari umur 15-64 tahun menggunakan kosmetik (Bank, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Life Media Research bank sebesar 90% wanita Jepang menyukai make-up. Kosmetik termasuk kebutuhan sehari-hari bagi wanita Jepang. Wanita Jepang hanya berani keluar sekitar rumah tanpa make up, sementara tempat umum seperti kantor, sekolah merupakan tempat dimana wanita Jepang wajib memakai make-up (Husna, 2014). Para wanita Jepang memakai produk kosmetik make up dan skin care untuk mencegah kulit dari sinar matahari dan masalah kulit lainnya. Sehingga kosmetik merupakan hal yang sangat penting bagi wanita Jepang untuk terlihat cantik.

Kesan cantik ala Jepang yaitu “kawai” memiliki kesan kulit yang putih dan awet muda. Skin care merupakan hal yang sangat penting bagi wanita Jepang hingga para wanita menyisihkan secara khusus hasil dari


(1)

http://hiburan.dreamers.id/article/6101/berapakah-penghasilan-big-bang-selama-rangkaian-world-tour-mereka

Cosgrove, J. (2016, Maret 5). Korean Cosmetics: Setting the Pace for Global Beauty. Diakses Januari 5, 2017, dari Beauty Packaging:

http://www.beautypackaging.com/issues/2016-03-01/view_features/korean-cosmetics-setting-the-pace-for-global-beauty Daily, J. (2011, April 5). Korean Cosmetic Brand Sulwhasoo Debuts In Beijing,

Sets Out China Strategy. Diakses Januari 6, 2017, dari Jing Daily:

https://jingdaily.com/korean-cosmetic-brand-sulwhasoo-debuts-in-beijing-sets-out-china-strategy/

detikHot. (2012, April 12). Bahasa Jadi \'Senjata\' KARA Taklukan Fans di Jepang. Diakses Februari 12, 2017, dari DetikHot:

http://hot.detik.com/kpop/1890661/bahasa-jadi-senjata-kara-taklukan-fans-di-jepang

Drug Safety, M. F. (n.d.). Cosmetic Market in Korea(ECCK). Diakses Jannuari 2017, 3 Januari, dari Ministry of Food and Drug Safety:

http://www.mfds.go.kr/eng/eng/index.do;jsessionid=jWcH08v1eq1YWhyi XHbL31gE5Q1jVewfMCPEMQ3cJfH0mhc1Qa1kLc1RUTVJngsk?nMen uCode=134&searchKeyCode=168&page=3&mode=view&boardSeq=697 75

Faiola, A. (2006, Agustus 31). Japanese Women Catch the 'Korean Wave'. Diakses Januari 27, 2017, dari Washington Post:

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/08/30/AR2006083002985.html

Gowman, P. (2013, Februari 13). Inspired by Nature – The Traditional Cosmetics of Korea. Diakses Januari 5, 2017, dari London Korean Links:

http://londonkoreanlinks.net/2013/02/13/inspired-by-nature-the-traditional-cosmetics-of-korea/

Hadi, M. S. (2013, Januari 28). Begini Cara Korea Mandiri Teknologi. Diakses November 11, 2016, dari Tempo.co:

https://m.tempo.co/read/news/2013/01/28/061457502/begini-cara-korea-mandiri-teknologi


(2)

Ilbo, C. (2012, Maret 7). Korean Cosmetic Taje Japan by Strom. Diakses Januari 6, 2017, dari Chosun Media:

http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/03/07/2012030701209.h tml?related_all

Indonesia, R. S. (2012, Oktober 9). KARA, Artis Wanita Korea Pertama Yang Konser di Tokyo Dome. Diakses Februari 12, 2017, Dari Rolling Stone Indonesia:

http://rollingstone.co.id/index.php/article/read/2012/10/09/2058778/1093/ kara-artis-wanita-korea-pertama-yang-konser-di-tokyo-dome

Kathy. (2013, Maret 3). That Winter, The Wind Blows Review and Fashion Recap: Episode 4. Diakses Februari 5, 2017, Dari

Koreadramafashion.com: http://www.koreandramafashion.com/that-winter-the-wind-blows-review-and-fashion-recap-episode-4/

Kim Kyeong Won, K. H. (2009, April). Global Financial Crisis Overview. Diakses Januari 13, 2017, dari Seriworld.Org:

http://www.seriworld.org/16/qt_PdfDown.html?mncd=0302&pub=200902 04&seq=55

Koo, K. C. (2012, April 05). Cosmetics: High-tech meets emotion. Diakses Januari 15, 2017, dari The Korea Herald:

http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20120410001252

Koreachobo. (2017, Januari 22). 3 Perusahaan Terbaik Konglomerat „Chaebol‟ Korea Selatan. Diakses Februari 4, 2017, dari Kumparan.com:

https://kumparan.com/korea-chobo/3-perusahaan-terbaik-konglomerat-chaebol-korea-selatan

Kozhakhmetova, D. (2012). Soft Power of Korean Popular Culturein Japan: K-Pop Avid Fandom in Tokyo. Diakses Januari 29, 2017, dari Lund

University: http://www.lunduniversity.lu.se/lup/publication/3460120 Kpop, A. (2011, Oktober 17). JYJ draws 80,000 fans to 'JYJ UNFORGETABLE

LIVE CONCERT IN JAPAN 2011'. Diakses Januari 29, 2017, dari All Kpop Breaking Kpop News: http://www.allkpop.com/article/2011/10/jyj-draws-80000-fans-to-jyj-unforgetable-live-concert-in-japan-2011


(3)

Lestari, M. (2012, April 22). Drama & musik, komoditas utama ekspor Korea Selatan . Diakses Desember 3, 2016, dari Merdeka.com:

https://www.merdeka.com/peristiwa/drama-amp-musik-komoditas-utama-ekspor-korea-selatan.html

Marsus, S. (2014, 23 Desember). Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan. Diakses Oktober 10, 2016, dari Strategi Pembangunan Korea Selatan:

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-umum/20268-strategi-pembangunan-korea-selatan

Martikasari, A. (2012, April 6). Brand. Diakses April 2, 2016, dari Slideshare: http://www.slideshare.net/ArumMartikasari/brand-12304720

Maulana, A. E. (2010, Juni 8). Brand, Branding dan Peranannya Bagi Perusahaan. Diakses dari Amaliamaulana.com:

http://amaliamaulana.com/blog/brand-branding-dan-peranannya-bagi-perusahaan/

Megasari, D. (2012, Mei 14). China, Jepang dan Korsel sepakati free trade area. Diakses Januari 21, 2017, dari Kontan.co.id:

http://internasional.kontan.co.id/news/china-jepang-dan-korsel-sepakati-free-trade-area

Net, B. (2013, Februari 21). Brand Story. Diakses Januari 6, 2017, dari Beauty Net: http://shop.beautynet.co.kr/missha_story/brand_story2.php?page=4-5

Newspaper, N. (2014, September 11). Cosmetic Products Market Share in Japan, 2013. Diakses Februari 9, 2017, dari Hatena Blog:

http://nbakki.hatenablog.com/entry/2014/09/11/222014

Ngantung, D. (2016, Januari 1). Mengungkap Rahasia Pembuatan Produk

Kosmetik Jepang yang Berkualitas. Diakses April 1, 2016, dari Detik.com: http://m.detik.com/wolipop/read/2016/01/30/150929/3131089/234/mengu ngkap-rahasia-pembuatan-produk-kosmetik-jepang-yang-berkualitas

Ovi, O. (2016, Agustus 16). Sejarah K-POP di Korea Selatan. Diakses Oktober 10, 2016, dari Ngebro.com: http://ngebro.com/sejarah-k-pop-di-korea-selatan/2/


(4)

Penh, S. a. (2010, Januari 25). The Economist. Diakses 3 Desember, 2016, dari South Korea’s pop-cultural exports: Hallyu, yeah! A “Korean wave” washes warmly over Asia: http://www.economist.com/node/15385735 Pinem, W. D., & Ikhsan, M. (2012). Korean Wave dan Peningkatan

Perekonomian Korea Selatan. Diakses Januari 2, 2017, dari Seni Berpikir Ilmu dan Teknologi: https://www.seniberpikir.com/korean-wave-dan-peningkatan-perekonomian-korea-selatan/

Pratiwi, N. (2016, Juli 30). 7 Inovasi Kecantikan dari Korea Selatan . Diakses Januari 5, 2017, dari Tempo.co:

https://cantik.tempo.co/read/news/2016/07/30/342791856/7-inovasi-kecantikan-dari-korea-selatan

Putranama, D. (2015, July 2). Mengapa Musik K-Pop Begitu Mendunia? Berikut Alasannya. Diakses Januari 28, 2017, dari Bintang.com:

http://www.bintang.com/celeb/read/2263593/mengapa-musik-k-pop-begitu-mendunia-berikut-alasannya

Radio, K. (2016, Juni 12). Industri kosmetik Korea Selatan tumbuh pesat. Diakses Juli 16, 2016, dari KBS World Radio:

http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_economyplus_detail.h tm?No=5559

Seaon, P. Y. (2015, Oktober 15). Does the Rise of the Korean Wave Lead to Cosmetics Export? Diakses Januari 20, 2017 , dari Journal of Asian Finance, Economics and Business :

http://www.jafeb.org/journal/article.php?code=35786

Setiyo. (2016, Maret 1). Perkembangan Industri di Korea Selatan. Diakses Januari 2, 2017, dari Belajar Ekonomi:

http://www.ajarekonomi.com/2016/03/perkembangan-industri-di-korea-selatan.html

Shanda. (2013, Februari 16). Attention on „Song Hye Kyo‟s Lipstick‟ in Drama. Diakses Februari 5, 2017, dari Soompi:

http://www.lautanindonesia.com/forum/index.php?topic=274.28770 Soo, K. P. (2011, July 19). Global Craze for K-Pop: A New Economic Engine.


(5)

http://www.koreafocus.or.kr/design2/layout/content_print.asp?group_id=1 03692

Soompi. (2011, Juli 22). KBS Musik Bank 07.22.2011. Diakses Februari 12, 2017, dari Soompi English Online Media for Korean Pop Culture:

https://www.soompi.com/2011/07/22/kbs-musik-bank-07222011/

Style, H. (2011, Agustus 24). TVXQ for Missha. Diakses Februari 15, 2017, dari Homin Style: https://hominstyle.wordpress.com/tag/missha/page/3/

Sung, K. D. (2005, November). Hallyu: How Far Has It Come? Diakses Februari 14, 2017, dari Korea Foundation News Letter:

http://newsletter.kf.or.kr/english/contents.asp?lang=English&no=634&vol =58

Vee. (2015, November 1). Para pemimpin setuju untuk mempercepat

pembicaraan FTA, meningkatkan kerjasama e-commerce. Diakses Januari 21, 2017, dari Kenterin.net: http://m.kenterin.net/article/7714i

Wikipedia. (n.d.). K-pop. Diakses Januari 28, 2017, dari Wikipedia the free encyclopedia: https://en.wikipedia.org/wiki/K-pop#cite_note-75

Y-N, K. (2009, Juni 2009). Japanese women and online shopping for cosmetics. Diakses Januari 26, 2017, dari What Japan Think:

http://whatjapanthinks.com/2009/06/22/japanese-women-and-online-shopping-for-cosmetics/

Yeomans, M. (2015, Juli 17). Beware of "Polite Business"! The Challenges of Cracking Japan's Cosmetic Market. Diakses 11 April 2017, dari Cosmetic Design Asia:

http://www.cosmeticsdesign-asia.com/Business- Financial/Beware-of-polite-business-!-The-challenges-of-cracking-Japan-s-cosmetics-market

Yeomans, M. (2015, Oktober 5). Japan to "Streamline" regulation on cosmetic import. Diakses 11 April 2017, dari Cosmetic Design Asia:

http://www.cosmeticsdesign-asia.com/Regulation-Safety/Japan-to-streamline-regulation-on-cosmetics-imports


(6)

Yoon, L. J. (2014, Mei 11). The Korea Herald. Diakses Oktober 25, 2016, dari Korean cosmetics exports hit record high on hallyu boom:

http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20140511000324

Young, C. A. (2013, Januari 31). Tracing history of cosmetics. Diakses November 11, 2016, dari The Korea

Times:http://koreatimes.co.kr/www/news/culture/2013/01/135_129776.ht ml

Young, C. A. (2013, Januari 31). Tracing history of cosmetics. Diakses Januari 2017, 2017, dari The Korea Times: