Profil Kesehatan Indonesia 2010 - [BUKU]
351.770212
Ind
p
PROFIL KESEHATAN INDONESIA
2010
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2011
Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI
351.770.212
Ind
Indonesia. Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan Informasi
p
Profil Kesehatan Indonesia 2010, -- Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN 978-602-8937-89-4
1. Judul
I. HEALTH STATISTICS
Buku ini diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950
Telepon no: 62-21-5229590, 5221432, 5277169
Fax no: 62-21-5203874
E-mail: statkes@depkes .go.id
Web site: http://www.depkes.go.id
________________________________________________________________________
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. Ratna Rosita, MPHM
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
Ketua
dr. Jane Soepardi
Kepala Pusat Data dan Informasi
Editor
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
drg. Vensya Sitohang, M.Epid
Iskandar Zulkarnaen, SKM, M.Kes
Anggota
Sunaryadi, SKM,MKes; Nuning Kurniasih, S.Si, Apt, MSi;
Marlina Indah Susanti, SKM; Supriyono Pangribowo, SKM; Istiqomah, SS;
Athi Susilowati Rois, SKM; Budi Prihantoro, S.Si ; Margiyono, SKom;
Doni Hadhi Kurnianto, SKom; B.B. Sigit;
Muslichatul Hidayah, Hanna Endang Wahyuni; Endang Kustanti;
Sondang Tambunan; Hellena Maslinda; Sinin
Kontributor
Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Keuangan dan Perlengkapan;
Pusat Penanggulangan Krisis; Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
Biro Kepegawaian; Set. Ditjen Bina Gizi dan KIA; Dit. Bina Gizi; Dit Bina Kesehatan Ibu;
Dit Bina Kesehatan Anak; Set. Ditjen Bina Upaya Kesehatan; Set. Ditjen Pengendalian
Penyakit Penyehatan Lingkungan; Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung;
Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang; Dit. Surveilans Imunisasi dan Karantina;
Set. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Set. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; Set. Badan PPSDM Kesehatan.
Profil Kesehatan )ndonesia merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian
hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar
pelayanan minimal di bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Millenium
Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya yang terkait dengan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat
Statistik dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Profil kesehatan, baik Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan
Provinsi maupun Profil Kesehatan )ndonesia menyajikan data/informasi kesehatan
yang relative lengkap, meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan. Karena
itu, penyusunan profil kesehatan perlu dicermati dan sedapat mungkin menggunakan
data yang berkualitas. Data yang digunakan untuk menyusun Profil Kesehatan
)ndonesia ini bersumber dari Profil Kesehatan Provinsi, laporan dari unit pengelola
program pembangunan kesehatan, lintas sektor terkait, hasil survei seperti
Riskesdas, dan sumber data lainnya. Data yang tersaji pada Profil Kesehatan
)ndonesia dapat digunakan untuk membandingkan keadaan pembangunan kesehatan
antara satu provinsi dengan provinsi lainnya, perbandingan pembangunan kesehatan
di )ndonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya dan negara‐negara
anggota SEARO. Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan )ndonesia ini diharapkan
perbandingan pembangunan kesehatan, baik antar provinsi maupun )ndonesia
dengan negara Asia Tenggara lainnya dapat tergambar dengan jelas.
Buku ini disusun dan diupayakan terbit lebih cepat dibandingkan tahun‐tahun
sebelumnya. Adanya peningkatan awareness dari pengelola Profil Kesehatan Provinsi
dan pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan, sehingga penyusunan
Profil Kesehatan )ndonesia ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat.
Walaupun Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang
responsif gender sudah diedarkan sejak akhir tahun
, namun mengingat
ketersediaan data dari sumber data belum dapat terkompilasi dengan baik, maka
belum seluruh data yang tersaji berupa lampiran data berbasis gender sesuai buku
petunjuk penyusunan Profil Kesehatan berbasis gender. Dengan tersedianya data
Profil kesehatan yang responsif gender, diharapkan dapat mengidentifikasi ada‐
tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan persoalan
yang dihadapi laki‐laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan
manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.
i
Buku Profil Kesehatan )ndonesia ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft
copy CD serta juga dapat diunduh di website www.depkes.go.id sehingga
memudahkan para pengguna Profil Kesehatan )ndonesia untuk mendapatkannya.
Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi
profesi, swasta dan masyarakat.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil
Kesehatan )ndonesia
ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni
Kepala Pusat Data dan )nformasi
ttd
dr. Jane Soepardi
N)P. 5
ii
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Kesehatan )ndonesia
” yang
lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun‐tahun sebelumnya. Meskipun berat dan
banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data dan informasi kesehatan ini,
akhirnya Pusat Data dan )nformasi berhasil menghimpun data tahun
dan
menyusunnya dalam bentuk Profil Kesehatan )ndonesia
”.
Sudah banyak upaya yang dilakukan Pusat Data dan )nformasi agar data profil
dapat terkumpul dengan cepat dan mempunyai kualitas data yang tinggi. Meskipun
upaya ini belum mencapai hasil maksimal, tetapi tetap diupayakan untuk dapat
menyajikannya dengan lebih baik dan lebih cepat dari tahun‐tahun sebelumnya.
Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu
ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun
pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan serta lintas sektor terkait
masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan terbitnya Profil Kesehatan
)ndonesia
” ini, saya harapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik
institusi pemerintah, institusi swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok
masyarakat lainnya dalam mendapatkan data dan informasi kesehatan. Profil
kesehatan ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi
penyelenggaraan program pembangunan kesehatan, baik di pusat maupun di daerah.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi‐tingginya kepada semua pihak, terutama kepada Pusat Data dan )nformasi
yang telah menjadi koordinator dalam penyusunan Profil Kesehatan )ndonesia.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para kontributor data di pusat dan
daerah serta lintas sektor terkait. (arapan saya Profil Kesehatan )ndonesia untuk
tahun‐tahun yang akan datang dapat terbit lebih cepat dan lebih berkualitas.
Jakarta, Juni
Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan
ttd
dr. Ratna Rosita, MP(M
N)P. 5
5
iii
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
A. Keadaan Penduduk
B. Keadaan Ekonomi
C. Keadaan Kesehatan Lingkungan
D. Keadaan Perilaku Masyarakat
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Mortalitas
B. Morbiditas
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan
C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
D. Perbaikan Gizi Masyarakat
E. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
B. Tenaga Kesehatan
C. Pembiayaan Kesehatan
i
iii
v
vii
xvi
1
7
33
5
73
5
5
137
55
v
BAB VI
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA
ASEAN DAN SEARO
A. Kependudukan
B. Derajat Kesehatan
C. Upaya Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
***
vi
167
188
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan Menurut Provinsi
Tahun
Lampiran 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 2.3
Jumlah Penduduk )ndonesia Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 2.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi Tahun
‐
Lampiran 2.5
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 2.6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
Tertentu, Angka Beban Tanggungan dan Provinsi Tahun
Lampiran 2.7
Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi
Tahun
–
Lampiran 2.8
Kabupaten/Kota Prioritas dan Sangat Prioritas di Kawasan
Perbatasan dan Pulau Terkecil Terluar di )ndonesia Tahun
Lampiran 2.9 Garis Kemiskinan Menurut Provinsi dan Daerah Maret
Lampiran 2.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi dan
Tipe Daerah Tahun
‐
Lampiran 2.11 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik Air Minum
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.12
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Utama Air
untuk Keperluan Rumah Tangga Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Lampiran 2.13
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air Minum
Penggunaan Rumah Tangga Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Lampiran 2.14
Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap Air Minum
”Berkualitas” Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.15
Persentase Rumah Tangga Menurut Kemudahan Memperoleh Air
Untuk Minum Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.16
Persentase Rumah Tangga Menurut Jumlah Pemakaian Air Per
Orang Per (ari Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.17
Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Buang
Air Besar Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.1
vii
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.20
Lampiran 2.21
Lampiran 2.22
Lampiran 2.23
Lampiran 2.24
Lampiran 2.25
Lampiran 2.26
Lampiran 2.27
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
viii
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang Digunakan
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir
Tinja Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap Pembuangan
Tinja Layak Sesuai MDGs Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Buang Air Besar Sesuai
JMP W(O‐UN)CEF
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Prevalensi Penduduk Umur ≥ 5 Tahun yang Merokok dan Tidak
Merokok Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Prevalensi Penduduk Umur ≥ 5 Tahun Menurut Umur Pertama
Kali Merokok atau Mengunyah Tembakau Menurut Provinsi di
)ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Penanganan Sampah
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Perempuan ‐5 Tahun Menurut Umur Perkawinan
Pertama Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Perempuan Pernah Kawin
‐5 Tahun Menurut
Jumlah Anak yang Dilahirkan Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita Tahun
dan Angka (arapan (idup Menurut Provinsi Tahun
)ndeks Pembangunan Manusia dan Komponen Menurut Provinsi
Tahun
‐
Besar Penyakit Rawat )nap di Rumah Sakit Tahun
Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Umur
BB/U Menurut Provinsi Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan per Umur
TB/U Menurut Provinsi Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Tinggi
Badan BB/TB Menurut Provinsi Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan per Umur
dan Berat Badan per Tinggi Badan TB/U dan BB/TB Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23
Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 3.27
Prevalensi Status Gizi Penduduk Dewasa > Tahun
Berdasarkan Kategori )ndeks Massa Tubuh )MT dan Provinsi
Tahun
Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut
Provinsi Tahun
Annual Parasite Incidence AP) Malaria Menurut Provinsi Tahun
‐
Period Prevalence Malaria Satu Bulan Terakhir Menurut Cara
Diagnosis dan Provinsi Tahun
(asil Cakupan Penemuan Kasus Penyakit TB Paru Menurut
Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin
dan Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Kelompok Umur
Tahun , Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun
Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan
Success Rate SR Menurut Provinsi Tahun
Period Prevalence TB D dan Period Prevalence Suspect TB G
Pada Penduduk ≥ 5 Tahun, Menurut Provinsi Riskesdas
Jumlah Kasus A)DS, Kasus Kumulatif A)DS, Kasus Meninggal, dan
Case Rate per
.
Penduduk Menurut Provinsi s.d Desember
Jumlah Kasus A)DS Kumulatif Per Triwulan Menurut Provinsi
Tahun
Jumlah dan Persentase Kasus A)DS Pada Pengguna NAPZA
Suntikan )DU Menurut Provinsi s.d Desember
Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Baru Kusta, Case Detection Rate (CDR), Proporsi
Kecacatan, Kasus Pada Anak dan Wanita Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut
Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Campak Per Bulan Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Campak Menurut Kelompok Umur dan Provinsi
Tahun
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Incidence Rate Campak Menurut
Provinsi Tahun
Frekuensi KLB dan Jumlah Kasus pada KLB Campak Menurut
Provinsi Tahun
ix
Lampiran 3.28
Lampiran 3.29
Lampiran 3.30
Lampiran 3.31
Lampiran 3.32
Lampiran 3.33
Lampiran 3.34
Lampiran 3.35
Lampiran 3.36
Lampiran 3.37
Lampiran 3.38
Lampiran 3.39
Lampiran 3.40
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.6
Lampiran 4.7
x
KLB Campak Berdasarkan Konfirmasi Laboratorium Menurut
Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur dan Provinsi
Tahun
Jumlah Kasus Difteri Per Bulan Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus AFP dan Non Polio AFP Rate Menurut Provinsi
Tahun
Jumlah Penderita, Meninggal, Case Fatality Rate % , dan
Incidence Rate per
.
Penduduk Demam Berdarah Dengue
DBD/D(F Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Demam Berdarah
Dengue Menurut Provinsi Tahun
–
Kejadian Luar Biasa KLB Diare Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Kasus Demam Chikungunya Menurut Provinsi Tahun
Situasi Rabies di )ndonesia Tahun
‐
Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun
‐
Situasi Pes Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Case Fatality Rate CFR
Leptospirosis Menurut Provinsi Tahun
‐
Situasi Antraks Pada Manusia Menurut Provinsi Tahun
‐
Cakupan Kunjungan )bu (amil K , K , Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Kunjungan )bu Nifas KF Menurut Provinsi Tahun
Persentase Perempuan Usia ‐5 Menurut Cakupan Pelayanan
)bu (amil K dan K dari Kehamilan Anak Terakhir Per
Propinsi, Riskesdas
Persentase )bu Usia ‐5 Tahun yang Memeriksakan Kehamilan
Anak Terakhir Menurut Tenaga yang Memeriksa dan Provinsi,
Riskesdas
Persentase )bu Usia ‐5 Tahun yang Melaporkan Persalinan
dengan Operasi Perut Saat Melahirkan Anak Terakhir Pada
Periode Lima Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Provinsi Tahun
Persentase Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi dan
Provinsi Tahun
Proporsi Peserta KB Baru Menurut Tempat Pelayanan Tahun
Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi dan
Provinsi Tahun
Lampiran 4.9
Persentase Perempuan Kawin Umur ‐ Tahun Menurut Status
Penggunaan KB, Riskesdas
Lampiran 4.10
Cakupan Penanganan Neonatal Dengan Komplikasi dan Obstetri
Dengan Komplikasi Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.11 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.12
Persentase Kunjungan Neonatus Pada Balita Menurut Provinsi,
Riskesdas
Lampiran 4.13
Persentase Kunjungan Neonatus Lengkap KN , KN , KN Pada
Balita Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.14
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.15
Cakupan SD yang Melaksanakan Penjaringan Siswa SD/M) Kelas
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.16 Cakupan Balita Ditimbang Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.17
Persentase Frekuensi Penimbangan Anak Umur ‐5 Bulan
Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.18
Cakupan Pemberian AS) Eksklusif pada Bayi Umur ‐ Bulan
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.19
Persentase Anak Usia ‐ Bulan yang Pernah dan Masih Disusui
Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.20
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita dan )bu Nifas
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.21
Cakupan Pemberian Tablet Besi Fe Pada )bu (amil Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.22
Persentase Anak Umur ‐5 Bulan yang Menerima Kapsul Vitamin
A Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.23
Persentase Penduduk Menurut Kecukupan Konsumsi Energi dan
Protein, Riskesdas
Lampiran 4.24
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization UC)
Menurut Provinsi Tahun
–
Lampiran 4.25 Cakupan )munisasi Dasar Pada Bayi Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.26
Persentase Anak Umur ‐ Bulan yang Mendapatkan )munisasi
Dasar Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.27
Persentase Anak Umur ‐ Bulan yang Mendapatkan )munisasi
Dasar Lengkap Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.28
Droup Out Rate Cakupan )munisasi DPT‐(B ‐Campak Pada Bayi
Menurut Provinsi Tahun
–
Lampiran 4.8
xi
Lampiran 4.29 Cakupan )munisasi Anak Sekolah Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.30
Cakupan )munisasi TT Pada )bu (amil Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.31
Persentase )bu yang Mendapat Suntikan TT Selama Kehamilan
Anak Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.32
Cakupan )munisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Provinsi
Tahun
Lampiran 4.33
Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan
Succes Rate (asil Pengobatan Penyakit TB Tahun
Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.34
Persentase Penderita TB D yang Telah Menyelesaikan
Pengobatan Dengan OAT per Provinsi Riskesdas
Lampiran 4.35
Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.36
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat )nap di Rumah Sakit Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.37
)ndikator Pelayanan Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda
Menurut Provinsi Tahun
‐
Lampiran 4.38
Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Rumah Sakit Umum
DEPKES dan PEMDA Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.39
Jumlah Kunjungan Peserta Jamkesmas di Puskesmas Tahun
Lampiran 4.40
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjut RJTL Peserta
Jamkesmas Tahun
Lampiran 4.41
Jumlah Kunjungan Rawat )nap Tingkat Lanjut R)TL Peserta
Jamkesmas Tahun
Lampiran 4.42
Rekapitulasi Kejadian Bencana Menurut Jenis Bencana dan Jumlah
Korban Tahun
Lampiran 4.43
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Seluruh )ndonesia
Bulan Juni
Lampiran 4.44
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Seluruh )ndonesia
Bulan Juni
Lampiran 5.1
Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Menurut
Provinsi Tahun
‐
Lampiran 5.2
Jumlah Puskesmas Perawatan dan Puskesmas Non Perawatan
Menurut Provinsi Tahun
–
Lampiran 5.3
Jumlah Rumah Sakit di )ndonesia Menurut Pengelola dan Provinsi
Tahun
Lampiran 5.4
Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur Menurut Pengelola
Tahun
–
xii
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur Milik Kemenkes
dan Pemda Menurut Kelas Rumah Sakit dan Provinsi Tahun
Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis
Rumah Sakit Tahun
‐
Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
Khusus Menurut Kelas Perawatan dan Provinsi Tahun
Jumlah Sarana Produksi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Sarana Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM
Menurut Provinsi di )ndonesia Tahun
Jumlah )nstitusi Politeknik Kesehatan Poltekkes Menurut
Jurusan dan Provinsi Tahun
Jumlah )nstitusi Non Politeknik Kesehatan Non‐Poltekkes
Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun
Jumlah Jurusan/Program Studi Politeknik Kesehatan Poltekkes
Menurut Akreditasi dan Strata Tahun
Jumlah )nstitusi Non Politeknik Kesehatan Non‐Poltekkes
Menurut Akreditasi dan Strata Tahun
Jumlah )nstitusi Diknakes Non‐Poltekkes Menurut Status
Kepemilikan Tahun
Rekapitulasi Peserta Didik Poltekkes Menurut Jenis Tenaga
Kesehatan Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Peserta Didik non Poltekkes Menurut Jenis Tenaga
Kesehatan Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Peserta Didik Program Diploma )V Berdasarkan Jenis
)nstitusi Pendidikan Tahun
–
Lulusan Diknakes Poltekkes dan Non Poltekkes Menurut Jenis
Tenaga Kesehatan Tahun
Jumlah Lulusan Poltekkes Berdasarkan Jurusan/Program Studi
)nstitusi Diknakes Seluruh )ndonesia Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Lulusan Non Poltekkes Diknakes Seluruh )ndonesia
Berdasarkan Jenis dan Provinsi Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Data SDM Kesehatan Per Provinsi Keadaan
Desember
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis dan
Provinsi Tahun
Rasio Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan Terhadap
Jumlah Puskesmas Menurut Provinsi Tahun
xiii
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Lampiran 5.35
Lampiran 5.36
Lampiran 5.37
Lampiran 5.38
Lampiran 5.39
Lampiran 5.40
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
xiv
Rekapitulasi SDM Kesehatan Rumah Sakit Pemerintah per
Provinsi Menurut Jenis dan Provinsi Tahun
Rekapitulasi Keberadaan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Keberadaan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Keberadaan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap
PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Bidan Pegawai Sebagai Tidak Tetap
PTT Tahun
Keadaan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Sebagai PTT
Kementerian Kesehaan yang Masih Aktif Sampai Dengan
Desember
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai PTT Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai PTT Tahun
Distribusi Tingkat Keterlibatan )nstitusi Diklat Kesehatan Seluruh
)ndonesia Dalam Kegiatan Kediklatan Tahun
Distribusi Widyaiswara )nstitusi Diklat Kesehatan Seluruh
)ndonesia Berdasarkan Kelompok Umur Tahun
Distribusi Frekuensi Pelatihan dan Jumlah Peserta di )nstitusi
Diklat Kesehatan Seluruh )ndonesia Berdasarkan Jenis Diklat
Tahun
Alokasi dan Realisasi Kementerian Kesehatan R) Menurut Eselon )
Tahun
Data Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahun
Distribusi Pegawai Kementerian Kesehatan di Kantor Pusat, UPT
dan DPK/DPB Dirinci Menurut Strata Pendidikan Keadaan
Desember Tahun
Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara‐Negara
ASEAN & SEARO Tahun
Angka Kelahiran, Angka Kematian, dan )ndeks Pembangunan
Manusia di Negara‐Negara ASEAN dan SEARO
Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang
Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara‐Negara ASEAN dan
SEARO Tahun
Perbandingan Data Tuberkulosis di Negara‐Negara ASEAN dan
SEARO Tahun
/
Lampiran 6.5
Angka Estimasi ()V dan A)DS di Negara‐Negara ASEAN dan
SEARO Tahun
Lampiran 6.6 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan
)munisasi di Negara‐Negara ASEAN & SEARO Tahun
Lampiran 6.7
Perbandingan Cakupan )munisasi Dasar pada Bayi di Negara‐
Negara ASEAN & SEARO Tahun
Lampiran 6.8
Perbandingan Upaya Kesehatan di Negara‐Negara ASEAN &
SEARO Tahun
‐
Lampiran 6.9
Pembiayaan Kesehatan di Negara‐Negara ASEAN & SEARO Tahun
***
Lampiran 6.4
xv
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)
Intra Uterine Device (IUD)
Angka Insidens (IR)
Angka Keberhasilan
Pengobatan (SR=Success Rate)
Angka Kematian Balita
(AKABA)
Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant Mortality Rate (IMR)
Angka Kematian Ibu (AKI)
Maternal Mortalite Rate (NMR)
Angka Kematian Kasar
Crude Death Rate (CDR)
Angka Kematian Neonatal
(AKN)
Neonatal Mortality Rate
Angka Partisipasi Kasar (APK)
ASI Eksklusif
Exclusive Breast Feeding
Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
Low Birth Weight
CFR (Case Fatality Rate)
:
Alat Kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim, terbuat dari
plastik halus dan fleksibel polietilen .
:
Jumlah kasus tertentu terhadap penduduk berisiko pada
periode dan waktu tertentu
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Daftar Alokasi Dana Alokasi
:
Khusus (DADAK)
:
Dependency ratio
( Angka Beban Tanggungan )
Difteri
xvi
:
Angka kesembuhan + cakupan pengobatan lengkap pada
penderita TB paru BTA+
Jumlah kematian anak berusia ‐ tahun per .
hidup pada periode tahun tertentu.
kelahiran
Jumlah kematian bayi berusia dibawah tahun per .
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan
dan nifas per
.
kelahiran hidup pada masa tertentu.
Banyaknya kematian selama satu tahun tiap .
Jumlah kematian bayi di bawah usia
hidup pada periode tertentu
hari per .
penduduk.
kelahiran
Persentase jumlah peserta didik SD, jumlah peserta didik SLTP,
jumlah peserta didik SLTA, jumlah peserta didik PTS/PTN
dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia masing‐masing
jenjang pendidikan SD usia ‐ tahun, SLTP usia ‐ 5 tahun,
SLTA usia ‐ tahun, PTS/PTN usia ‐ tahun .
Pemberian hanya AS) Air Susu )bu saja, tanpa makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 5 gram,
yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan jam pertama
setelah lahir.
Persentase orang yang meninggal karena penyakit tertentu
terhadap orang yang mengalami penyakit yang sama
Dokumen pengesahan Dana Alokasi Khusus yang dikeluarkan
Kementerian Keuangan.
Perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif
usia kurang dari 5 tahun dan tidak produktif lagi usia 5
tahun ke atas dengan banyaknya orang yang termasuk usia
produktif 5‐ tahun
infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang
sistem pernafasan bagian atas.
Directly Observed Treatment
Shortcourse (DOTS)
Dokter kecil
Gross National Income
HDI
IPM (Indeks Pembangunan
Manusia)
Kunjungan Neonatus 1 (KN1)
Kunjungan Neonatus Lengkap
(KN Lengkap)
Kunjungan Nifas 3 (KF3)
NAPZA
NCDR (Newly Case Detection
Rate)
Pasangan Usia Subur (PUS)
Pes ( bubonic plaque )
Pneumonia
:
:
:
:
:
:
Pengawasan langsung menelan obat anti tuberculosis jangka
pendek setiap hari oleh Pengawas Menelan Obat PMO
Kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid
kelas dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan
pelatihan dokter kecil.
Pendapatan Nasional Bruto perkapita
(uman Development
Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh
dunia.
)PM mengukur pencapaian rata‐rata sebuah negara dalam
dimensi dasar pembangunan manusia:
. (idup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan
harapan hidup saat kelahiran.
. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis
pada orang dewasa bobotnya dua per tiga dan kombinasi
pendidikan dasar, menengah, atas bobot satu per tiga
Standar kehidupan yang layak diukur dengan GDP Gross
Domestic Product per kapita / produk domestik bruto dalam
paritas kekuatan bali Purchasing Power Parity dalam Dollar
AS.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan ke-1 pada 6-24 jam
setelah lahir
:
Pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian
vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan
manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya
3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari
setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun
kunjungan rumah.
:
Pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya kali, pada jam pasca
persalinan s.d hari; pada minggu ke )), dan pada minggu ke V)
termasuk pemberian vitamin A kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB pasca persalinan
:
:
:
:
:
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain.
Rata‐rata kasus yang baru terdeteksi pada tahun pelaporan
Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik
bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak,
dimana umur istrinya antara 5 tahun sampai tahun
infeksi bakteri Pasteurella pestis melalui hewan pengerat liar.
merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru alveoli .
)nfeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
xvii
Polio
SEARO
TB (Tuberkulosis)
TN ( Tetanus Neonatorum)
UHH (Umur Harapan Hidup
Waktu Lahir)
Universal Child Immunization
(UCI)
VAR (Vaksin Anti Rabies ), dan
Lyssa
xviii
:
:
:
:
:
:
:
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk
ke dalam PD ) yang disebabkan oleh virus yang menyerang
sistem syaraf higga penderita mengalami kelumpuhan.
South East Asia Region/SEARO
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis
)nfeksi ini dapat menyerang paru tuberculosis paru maupun
organ selain paru tuberculosis ekstra pulmonal .
)nfeksi disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke
tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir
yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak steril.
Jumlah rata‐rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas
dasar angka kematian pada masa tersebut.
Desa atau Kelurahan UC) adalah desa/kelurahan dimana ≥ %
dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Vaksin yang digunakan untuk infeksi virus rabies yang
ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing,
kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya
mengandung virus Rabies.
Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”, sedangkan Misi Kementerian Kesehatan untuk mencapai visi tersebut
adalah sebagai berikut :
. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Visi dan misi ini harus berpedoman pada nilai – nilai Kementerian Kesehatan sebagai
berikut yaitu : Pro Rakyat, )nklusif, Responsif, Efisien, dan 5 Bersih.
Dalam implementasi Visi dan Misi Kementerian Kesehatan tersebut, sangat
dibutuhkan adanya data dan i)nformasi.
Menurut W(O, dalam Sistem Kesehatan selalu harus ada Subsistem )nformasi
yang mendukung subsistem lainnya. Tidak mungkin subsistem lain dapat bekerja
tanpa didukung dengan Sistem )nformasi Kesehatan. Sebaliknya Sistem )nformasi
Kesehatan tidak mungkin bekerja sendiri, tetapi harus bersama subsistem lain. )ni
tercermin pula dalam SKN
, dimana terdapat Subsistem Manajemen dan
)nformasi Kesehatan, yang menaungi pengembangan Sistem )nformasi Kesehatan.
Undang‐undang Republik )ndonesia Nomor
Tahun
tentang
Kesehatan, pasal ayat menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi‐tingginya.
Selain itu pada pasal
menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan, yang dilakukan
melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih
lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada Pasal
disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan nasional
adalah Profil Kesehatan )ndonesia, yang merupakan salah satu paket penyajian
data/informasi kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait
lainnya, serta terbit setiap tahun.
Sejalan dengan penyusunan Profik Kesehatan )ndonesia, di provinsi juga
disusun Profil Kesehatan Provinsi dan di kapupaten/kota disusun Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pada masa yang akan datang, dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat, penyusunan profil
kesehatan diharapakan dapat terselenggara secara berjenjang. Profil kesehatan
provinsi disusun berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota dan hasil
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan provinsi, termasuk hasil lintas sektor
terkait; dan Profil Kesehatan )ndonesia disusun berdasarkan profil kesehatan
provinsi dan hasil pembangunan kesehatan yang diselenggarakan pusat, termasuk
hasil kegiatan lintas sektor terkait tingkat nasional.
Profil Kesehatan )ndonesia, profil kesehatan provinsi, dan profil kesehatan
kabupaten/kota diharapkan dapat dijadikan salah satu media untuk memantau dan
mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di pusat maupun
daerah. Untuk itu penyusunan profil kesehatan yang berkualitas, yaitu yang dapat
terbit lebih cepat, menyajikan data yang lengkap, akurat, konsisten, dan sesuai
kebutuhan, menjadi harapan kita bersama.
Profil Kesehatan )ndonesia
disusun berdasarkan data/informasi yang
didapatkan dari daerah, pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan,
lintas sektor terkait, serta sumber data/informasi lainnya, termasuk badan/lembaga/
organisasi kesehatan nasional dan internasional.
Profil Kesehatan )ndonesia
ini terdiri atas enam bab, yaitu:
Bab ) ‐ Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil
Kesehatan )ndonesia
ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab )) ‐ Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang
gambaran umum, yang meliputi: kependudukan, perekonomian, dan lingkungan fisik;
serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.
Bab ))) ‐ Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikaor
derajat kesehatan, yang mencakup tentang angka kematian, angka harapan hidup,
angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab )V ‐ Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan yang
tujuan program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar,
pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
Bab V ‐ Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun
. Gambaran tentang keadaan
sumber daya mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas kesehatan, tenaga
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab V) ‐ Perbandingan )ndonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini
menyajikan perbandingan beberapa indikator yang meliputi data kependudukan,
Angka Kelahiran, Angka Kematian, )ndeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis,
angka estimasi ()V/A)DS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan.
***
5
)ndonesia adalah negara yang terletak di Asia Tenggara, secara geografis
terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia serta di antara Samudera
(india dan Samudera Pasifik. Secara astronomis )ndonesia terletak antara o garis
o garis Bujur
Lintang Utara sampai o garis Lintang Selatan, dan 5o sampai
Timur yang meliputi rangkaian pulau antara Sabang sampai Merauke. Dengan
demikian, wilayah )ndonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting
dalam kaitannya dengan perekonomian.
)ndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara. Menurut
data yang bersumber dari Bakosurtanal, jumlah pulau di )ndonesia .5 pulau.
Jumlah pulau itu termasuk yang berada di muara dan tengah sungai, serta delta
sungai. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Fakta ini membuat )ndonesia memiliki
keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama
lain. Keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga terkait dengan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
Pembagian wilayah secara administratif, wilayah )ndonesia pada tahun
terbagi atas provinsi,
kabupaten/kota
kabupaten dan kota , .5
kecamatan, dan 5.
kelurahan/desa. Pembagian wilayah )ndonesia secara
administratif menurut provinsi pada tahun
dapat dilihat pada Lampiran . .
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum )ndonesia dan perilaku
penduduk pada tahun
yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi,
keadaan kesehatan lingkungan, dan keadaan perilaku masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun
, jumlah penduduk )ndonesia
sebesar
.
.
orang, yang terdiri atas
.
.
penduduk laki‐laki dan
.
.
penduduk perempuan Lampiran . . Bila dibandingkan dengan hasil
Sensus Penduduk Tahun
, jumlah penduduk sebesar 5.
. 5 orang, maka
penduduk )ndonesia bertambah sekitar ,5 juta orang atau meningkat dengan
tingkat/laju pertumbuhan penduduk LPP per tahun sebesar , %. Bila dilihat
pada tingkat provinsi, jumlah penduduk meningkat dengan laju pertumbuhan
9
penduduk LPP yang bervariasi. Laju pertumbuhan penduduk terendah sebesar
, % terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan laju pertumbuhan penduduk tertinggi
sebesar 5, % terjadi di Provinsi Papua.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Laju Pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang
akan datang. Laju pertumbuhan penduduk LPP di )ndonesia mengalami
peningkatan selama tahun terakhir, walaupun pada periode tahun sebelumnya
LPP mengecil. Laju pertumbuhan penduduk )ndonesia sejak Sensus Penduduk tahun
sampai dengan Sensus Penduduk tahun
secara nasional dapat dilihat
dalam Lampiran .
GAMBAR 2.1
LAJU PERTAMBAHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1971 2010
(% per tahun)
Sumber : Badan Pusat Statistik,
Tren laju pertumbuhan penduduk disajikan dalam Gambar . . Laju
pertumbuhan penduduk per tahun selama tahun
‐
sebesar , % dan
menurun secara tajam selama rentang tahun
‐
. Penurunan laju
pertumbuhan penduduk ini dimungkinkan karena berhasilnya program keluarga
berencana yang dicanangkan oleh pemerintah pada masa itu.
(asil sensus penduduk tahun
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
penduduk periode
‐
sebesar , % per tahun, meningkat jika
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun
‐
. Semakin
tinggi laju pertumbuhan penduduk menyebabkan jumlah penduduk yang semakin
banyak di masa yang akan datang.
Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk seperti tersebut di atas, jumlah
penduduk )ndonesia semakin banyak seperti terlihat pada Gambar . . (asil sensus
penduduk tahun
jumlah penduduk )ndonesia mencapai
.
.
orang,
10
meningkat pesat jika dibandingkan dengan tahun
dan tahun
.
Meningkatnya jumlah penduduk di )ndonesia yang terus‐menerus apabila tidak
dikendalikan akan membawa dampak yang kurang baik, di antaranya menjadi beban
pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan.
GAMBAR 2.2
TREN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1961 2010
(dalam jutaan jiwa)
Sumber : Badan Pusat Statistik,
Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki‐laki per
penduduk perempuan. Data tentang rasio jenis kelamin berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
ada kaitannya dengan perimbangan pembangunan laki‐laki dan perempuan secara
adil.
Secara nasional, rasio jenis kelamin penduduk )ndonesia tahun
Ind
p
PROFIL KESEHATAN INDONESIA
2010
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2011
Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI
351.770.212
Ind
Indonesia. Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan Informasi
p
Profil Kesehatan Indonesia 2010, -- Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN 978-602-8937-89-4
1. Judul
I. HEALTH STATISTICS
Buku ini diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950
Telepon no: 62-21-5229590, 5221432, 5277169
Fax no: 62-21-5203874
E-mail: statkes@depkes .go.id
Web site: http://www.depkes.go.id
________________________________________________________________________
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. Ratna Rosita, MPHM
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
Ketua
dr. Jane Soepardi
Kepala Pusat Data dan Informasi
Editor
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
drg. Vensya Sitohang, M.Epid
Iskandar Zulkarnaen, SKM, M.Kes
Anggota
Sunaryadi, SKM,MKes; Nuning Kurniasih, S.Si, Apt, MSi;
Marlina Indah Susanti, SKM; Supriyono Pangribowo, SKM; Istiqomah, SS;
Athi Susilowati Rois, SKM; Budi Prihantoro, S.Si ; Margiyono, SKom;
Doni Hadhi Kurnianto, SKom; B.B. Sigit;
Muslichatul Hidayah, Hanna Endang Wahyuni; Endang Kustanti;
Sondang Tambunan; Hellena Maslinda; Sinin
Kontributor
Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Keuangan dan Perlengkapan;
Pusat Penanggulangan Krisis; Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
Biro Kepegawaian; Set. Ditjen Bina Gizi dan KIA; Dit. Bina Gizi; Dit Bina Kesehatan Ibu;
Dit Bina Kesehatan Anak; Set. Ditjen Bina Upaya Kesehatan; Set. Ditjen Pengendalian
Penyakit Penyehatan Lingkungan; Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung;
Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang; Dit. Surveilans Imunisasi dan Karantina;
Set. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Set. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; Set. Badan PPSDM Kesehatan.
Profil Kesehatan )ndonesia merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian
hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar
pelayanan minimal di bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Millenium
Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya yang terkait dengan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat
Statistik dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Profil kesehatan, baik Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan
Provinsi maupun Profil Kesehatan )ndonesia menyajikan data/informasi kesehatan
yang relative lengkap, meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan. Karena
itu, penyusunan profil kesehatan perlu dicermati dan sedapat mungkin menggunakan
data yang berkualitas. Data yang digunakan untuk menyusun Profil Kesehatan
)ndonesia ini bersumber dari Profil Kesehatan Provinsi, laporan dari unit pengelola
program pembangunan kesehatan, lintas sektor terkait, hasil survei seperti
Riskesdas, dan sumber data lainnya. Data yang tersaji pada Profil Kesehatan
)ndonesia dapat digunakan untuk membandingkan keadaan pembangunan kesehatan
antara satu provinsi dengan provinsi lainnya, perbandingan pembangunan kesehatan
di )ndonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya dan negara‐negara
anggota SEARO. Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan )ndonesia ini diharapkan
perbandingan pembangunan kesehatan, baik antar provinsi maupun )ndonesia
dengan negara Asia Tenggara lainnya dapat tergambar dengan jelas.
Buku ini disusun dan diupayakan terbit lebih cepat dibandingkan tahun‐tahun
sebelumnya. Adanya peningkatan awareness dari pengelola Profil Kesehatan Provinsi
dan pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan, sehingga penyusunan
Profil Kesehatan )ndonesia ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat.
Walaupun Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang
responsif gender sudah diedarkan sejak akhir tahun
, namun mengingat
ketersediaan data dari sumber data belum dapat terkompilasi dengan baik, maka
belum seluruh data yang tersaji berupa lampiran data berbasis gender sesuai buku
petunjuk penyusunan Profil Kesehatan berbasis gender. Dengan tersedianya data
Profil kesehatan yang responsif gender, diharapkan dapat mengidentifikasi ada‐
tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan persoalan
yang dihadapi laki‐laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan
manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.
i
Buku Profil Kesehatan )ndonesia ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft
copy CD serta juga dapat diunduh di website www.depkes.go.id sehingga
memudahkan para pengguna Profil Kesehatan )ndonesia untuk mendapatkannya.
Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi
profesi, swasta dan masyarakat.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil
Kesehatan )ndonesia
ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni
Kepala Pusat Data dan )nformasi
ttd
dr. Jane Soepardi
N)P. 5
ii
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Kesehatan )ndonesia
” yang
lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun‐tahun sebelumnya. Meskipun berat dan
banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data dan informasi kesehatan ini,
akhirnya Pusat Data dan )nformasi berhasil menghimpun data tahun
dan
menyusunnya dalam bentuk Profil Kesehatan )ndonesia
”.
Sudah banyak upaya yang dilakukan Pusat Data dan )nformasi agar data profil
dapat terkumpul dengan cepat dan mempunyai kualitas data yang tinggi. Meskipun
upaya ini belum mencapai hasil maksimal, tetapi tetap diupayakan untuk dapat
menyajikannya dengan lebih baik dan lebih cepat dari tahun‐tahun sebelumnya.
Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu
ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun
pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan serta lintas sektor terkait
masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan terbitnya Profil Kesehatan
)ndonesia
” ini, saya harapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik
institusi pemerintah, institusi swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok
masyarakat lainnya dalam mendapatkan data dan informasi kesehatan. Profil
kesehatan ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi
penyelenggaraan program pembangunan kesehatan, baik di pusat maupun di daerah.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi‐tingginya kepada semua pihak, terutama kepada Pusat Data dan )nformasi
yang telah menjadi koordinator dalam penyusunan Profil Kesehatan )ndonesia.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para kontributor data di pusat dan
daerah serta lintas sektor terkait. (arapan saya Profil Kesehatan )ndonesia untuk
tahun‐tahun yang akan datang dapat terbit lebih cepat dan lebih berkualitas.
Jakarta, Juni
Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan
ttd
dr. Ratna Rosita, MP(M
N)P. 5
5
iii
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
A. Keadaan Penduduk
B. Keadaan Ekonomi
C. Keadaan Kesehatan Lingkungan
D. Keadaan Perilaku Masyarakat
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Mortalitas
B. Morbiditas
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan
C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
D. Perbaikan Gizi Masyarakat
E. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
B. Tenaga Kesehatan
C. Pembiayaan Kesehatan
i
iii
v
vii
xvi
1
7
33
5
73
5
5
137
55
v
BAB VI
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA
ASEAN DAN SEARO
A. Kependudukan
B. Derajat Kesehatan
C. Upaya Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
***
vi
167
188
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan Menurut Provinsi
Tahun
Lampiran 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 2.3
Jumlah Penduduk )ndonesia Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 2.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi Tahun
‐
Lampiran 2.5
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 2.6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
Tertentu, Angka Beban Tanggungan dan Provinsi Tahun
Lampiran 2.7
Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi
Tahun
–
Lampiran 2.8
Kabupaten/Kota Prioritas dan Sangat Prioritas di Kawasan
Perbatasan dan Pulau Terkecil Terluar di )ndonesia Tahun
Lampiran 2.9 Garis Kemiskinan Menurut Provinsi dan Daerah Maret
Lampiran 2.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi dan
Tipe Daerah Tahun
‐
Lampiran 2.11 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik Air Minum
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.12
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Utama Air
untuk Keperluan Rumah Tangga Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Lampiran 2.13
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air Minum
Penggunaan Rumah Tangga Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Lampiran 2.14
Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap Air Minum
”Berkualitas” Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.15
Persentase Rumah Tangga Menurut Kemudahan Memperoleh Air
Untuk Minum Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.16
Persentase Rumah Tangga Menurut Jumlah Pemakaian Air Per
Orang Per (ari Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.17
Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Buang
Air Besar Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Lampiran 2.1
vii
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.20
Lampiran 2.21
Lampiran 2.22
Lampiran 2.23
Lampiran 2.24
Lampiran 2.25
Lampiran 2.26
Lampiran 2.27
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
viii
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang Digunakan
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir
Tinja Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap Pembuangan
Tinja Layak Sesuai MDGs Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Buang Air Besar Sesuai
JMP W(O‐UN)CEF
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Prevalensi Penduduk Umur ≥ 5 Tahun yang Merokok dan Tidak
Merokok Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Prevalensi Penduduk Umur ≥ 5 Tahun Menurut Umur Pertama
Kali Merokok atau Mengunyah Tembakau Menurut Provinsi di
)ndonesia, Riskesdas
Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Penanganan Sampah
Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Perempuan ‐5 Tahun Menurut Umur Perkawinan
Pertama Menurut Provinsi di )ndonesia, Riskesdas
Persentase Perempuan Pernah Kawin
‐5 Tahun Menurut
Jumlah Anak yang Dilahirkan Menurut Provinsi di )ndonesia,
Riskesdas
Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita Tahun
dan Angka (arapan (idup Menurut Provinsi Tahun
)ndeks Pembangunan Manusia dan Komponen Menurut Provinsi
Tahun
‐
Besar Penyakit Rawat )nap di Rumah Sakit Tahun
Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Umur
BB/U Menurut Provinsi Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan per Umur
TB/U Menurut Provinsi Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Tinggi
Badan BB/TB Menurut Provinsi Tahun
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan per Umur
dan Berat Badan per Tinggi Badan TB/U dan BB/TB Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23
Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 3.27
Prevalensi Status Gizi Penduduk Dewasa > Tahun
Berdasarkan Kategori )ndeks Massa Tubuh )MT dan Provinsi
Tahun
Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut
Provinsi Tahun
Annual Parasite Incidence AP) Malaria Menurut Provinsi Tahun
‐
Period Prevalence Malaria Satu Bulan Terakhir Menurut Cara
Diagnosis dan Provinsi Tahun
(asil Cakupan Penemuan Kasus Penyakit TB Paru Menurut
Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin
dan Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Kelompok Umur
Tahun , Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun
Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan
Success Rate SR Menurut Provinsi Tahun
Period Prevalence TB D dan Period Prevalence Suspect TB G
Pada Penduduk ≥ 5 Tahun, Menurut Provinsi Riskesdas
Jumlah Kasus A)DS, Kasus Kumulatif A)DS, Kasus Meninggal, dan
Case Rate per
.
Penduduk Menurut Provinsi s.d Desember
Jumlah Kasus A)DS Kumulatif Per Triwulan Menurut Provinsi
Tahun
Jumlah dan Persentase Kasus A)DS Pada Pengguna NAPZA
Suntikan )DU Menurut Provinsi s.d Desember
Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Baru Kusta, Case Detection Rate (CDR), Proporsi
Kecacatan, Kasus Pada Anak dan Wanita Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut
Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Campak Per Bulan Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Campak Menurut Kelompok Umur dan Provinsi
Tahun
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Incidence Rate Campak Menurut
Provinsi Tahun
Frekuensi KLB dan Jumlah Kasus pada KLB Campak Menurut
Provinsi Tahun
ix
Lampiran 3.28
Lampiran 3.29
Lampiran 3.30
Lampiran 3.31
Lampiran 3.32
Lampiran 3.33
Lampiran 3.34
Lampiran 3.35
Lampiran 3.36
Lampiran 3.37
Lampiran 3.38
Lampiran 3.39
Lampiran 3.40
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.6
Lampiran 4.7
x
KLB Campak Berdasarkan Konfirmasi Laboratorium Menurut
Provinsi Tahun
Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur dan Provinsi
Tahun
Jumlah Kasus Difteri Per Bulan Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus AFP dan Non Polio AFP Rate Menurut Provinsi
Tahun
Jumlah Penderita, Meninggal, Case Fatality Rate % , dan
Incidence Rate per
.
Penduduk Demam Berdarah Dengue
DBD/D(F Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Demam Berdarah
Dengue Menurut Provinsi Tahun
–
Kejadian Luar Biasa KLB Diare Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Kasus Demam Chikungunya Menurut Provinsi Tahun
Situasi Rabies di )ndonesia Tahun
‐
Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun
‐
Situasi Pes Menurut Provinsi Tahun
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Case Fatality Rate CFR
Leptospirosis Menurut Provinsi Tahun
‐
Situasi Antraks Pada Manusia Menurut Provinsi Tahun
‐
Cakupan Kunjungan )bu (amil K , K , Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Kunjungan )bu Nifas KF Menurut Provinsi Tahun
Persentase Perempuan Usia ‐5 Menurut Cakupan Pelayanan
)bu (amil K dan K dari Kehamilan Anak Terakhir Per
Propinsi, Riskesdas
Persentase )bu Usia ‐5 Tahun yang Memeriksakan Kehamilan
Anak Terakhir Menurut Tenaga yang Memeriksa dan Provinsi,
Riskesdas
Persentase )bu Usia ‐5 Tahun yang Melaporkan Persalinan
dengan Operasi Perut Saat Melahirkan Anak Terakhir Pada
Periode Lima Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Provinsi Tahun
Persentase Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi dan
Provinsi Tahun
Proporsi Peserta KB Baru Menurut Tempat Pelayanan Tahun
Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi dan
Provinsi Tahun
Lampiran 4.9
Persentase Perempuan Kawin Umur ‐ Tahun Menurut Status
Penggunaan KB, Riskesdas
Lampiran 4.10
Cakupan Penanganan Neonatal Dengan Komplikasi dan Obstetri
Dengan Komplikasi Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.11 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.12
Persentase Kunjungan Neonatus Pada Balita Menurut Provinsi,
Riskesdas
Lampiran 4.13
Persentase Kunjungan Neonatus Lengkap KN , KN , KN Pada
Balita Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.14
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.15
Cakupan SD yang Melaksanakan Penjaringan Siswa SD/M) Kelas
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.16 Cakupan Balita Ditimbang Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.17
Persentase Frekuensi Penimbangan Anak Umur ‐5 Bulan
Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.18
Cakupan Pemberian AS) Eksklusif pada Bayi Umur ‐ Bulan
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.19
Persentase Anak Usia ‐ Bulan yang Pernah dan Masih Disusui
Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.20
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita dan )bu Nifas
Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.21
Cakupan Pemberian Tablet Besi Fe Pada )bu (amil Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.22
Persentase Anak Umur ‐5 Bulan yang Menerima Kapsul Vitamin
A Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.23
Persentase Penduduk Menurut Kecukupan Konsumsi Energi dan
Protein, Riskesdas
Lampiran 4.24
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization UC)
Menurut Provinsi Tahun
–
Lampiran 4.25 Cakupan )munisasi Dasar Pada Bayi Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.26
Persentase Anak Umur ‐ Bulan yang Mendapatkan )munisasi
Dasar Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.27
Persentase Anak Umur ‐ Bulan yang Mendapatkan )munisasi
Dasar Lengkap Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.28
Droup Out Rate Cakupan )munisasi DPT‐(B ‐Campak Pada Bayi
Menurut Provinsi Tahun
–
Lampiran 4.8
xi
Lampiran 4.29 Cakupan )munisasi Anak Sekolah Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.30
Cakupan )munisasi TT Pada )bu (amil Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.31
Persentase )bu yang Mendapat Suntikan TT Selama Kehamilan
Anak Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas
Lampiran 4.32
Cakupan )munisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Provinsi
Tahun
Lampiran 4.33
Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan
Succes Rate (asil Pengobatan Penyakit TB Tahun
Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.34
Persentase Penderita TB D yang Telah Menyelesaikan
Pengobatan Dengan OAT per Provinsi Riskesdas
Lampiran 4.35
Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.36
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat )nap di Rumah Sakit Menurut
Provinsi Tahun
Lampiran 4.37
)ndikator Pelayanan Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda
Menurut Provinsi Tahun
‐
Lampiran 4.38
Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Rumah Sakit Umum
DEPKES dan PEMDA Menurut Provinsi Tahun
Lampiran 4.39
Jumlah Kunjungan Peserta Jamkesmas di Puskesmas Tahun
Lampiran 4.40
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjut RJTL Peserta
Jamkesmas Tahun
Lampiran 4.41
Jumlah Kunjungan Rawat )nap Tingkat Lanjut R)TL Peserta
Jamkesmas Tahun
Lampiran 4.42
Rekapitulasi Kejadian Bencana Menurut Jenis Bencana dan Jumlah
Korban Tahun
Lampiran 4.43
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Seluruh )ndonesia
Bulan Juni
Lampiran 4.44
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Seluruh )ndonesia
Bulan Juni
Lampiran 5.1
Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Menurut
Provinsi Tahun
‐
Lampiran 5.2
Jumlah Puskesmas Perawatan dan Puskesmas Non Perawatan
Menurut Provinsi Tahun
–
Lampiran 5.3
Jumlah Rumah Sakit di )ndonesia Menurut Pengelola dan Provinsi
Tahun
Lampiran 5.4
Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur Menurut Pengelola
Tahun
–
xii
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur Milik Kemenkes
dan Pemda Menurut Kelas Rumah Sakit dan Provinsi Tahun
Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis
Rumah Sakit Tahun
‐
Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
Khusus Menurut Kelas Perawatan dan Provinsi Tahun
Jumlah Sarana Produksi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Sarana Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Menurut Provinsi Tahun
‐
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM
Menurut Provinsi di )ndonesia Tahun
Jumlah )nstitusi Politeknik Kesehatan Poltekkes Menurut
Jurusan dan Provinsi Tahun
Jumlah )nstitusi Non Politeknik Kesehatan Non‐Poltekkes
Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun
Jumlah Jurusan/Program Studi Politeknik Kesehatan Poltekkes
Menurut Akreditasi dan Strata Tahun
Jumlah )nstitusi Non Politeknik Kesehatan Non‐Poltekkes
Menurut Akreditasi dan Strata Tahun
Jumlah )nstitusi Diknakes Non‐Poltekkes Menurut Status
Kepemilikan Tahun
Rekapitulasi Peserta Didik Poltekkes Menurut Jenis Tenaga
Kesehatan Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Peserta Didik non Poltekkes Menurut Jenis Tenaga
Kesehatan Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Peserta Didik Program Diploma )V Berdasarkan Jenis
)nstitusi Pendidikan Tahun
–
Lulusan Diknakes Poltekkes dan Non Poltekkes Menurut Jenis
Tenaga Kesehatan Tahun
Jumlah Lulusan Poltekkes Berdasarkan Jurusan/Program Studi
)nstitusi Diknakes Seluruh )ndonesia Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Lulusan Non Poltekkes Diknakes Seluruh )ndonesia
Berdasarkan Jenis dan Provinsi Tahun Ajaran
/
Rekapitulasi Data SDM Kesehatan Per Provinsi Keadaan
Desember
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis dan
Provinsi Tahun
Rasio Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan Terhadap
Jumlah Puskesmas Menurut Provinsi Tahun
xiii
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Lampiran 5.35
Lampiran 5.36
Lampiran 5.37
Lampiran 5.38
Lampiran 5.39
Lampiran 5.40
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
xiv
Rekapitulasi SDM Kesehatan Rumah Sakit Pemerintah per
Provinsi Menurut Jenis dan Provinsi Tahun
Rekapitulasi Keberadaan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Keberadaan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Keberadaan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap
PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Aktif Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak
Tetap PTT Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Bidan Pegawai Sebagai Tidak Tetap
PTT Tahun
Keadaan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Sebagai PTT
Kementerian Kesehaan yang Masih Aktif Sampai Dengan
Desember
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai PTT Tahun
Rekapitulasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai PTT Tahun
Distribusi Tingkat Keterlibatan )nstitusi Diklat Kesehatan Seluruh
)ndonesia Dalam Kegiatan Kediklatan Tahun
Distribusi Widyaiswara )nstitusi Diklat Kesehatan Seluruh
)ndonesia Berdasarkan Kelompok Umur Tahun
Distribusi Frekuensi Pelatihan dan Jumlah Peserta di )nstitusi
Diklat Kesehatan Seluruh )ndonesia Berdasarkan Jenis Diklat
Tahun
Alokasi dan Realisasi Kementerian Kesehatan R) Menurut Eselon )
Tahun
Data Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahun
Distribusi Pegawai Kementerian Kesehatan di Kantor Pusat, UPT
dan DPK/DPB Dirinci Menurut Strata Pendidikan Keadaan
Desember Tahun
Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara‐Negara
ASEAN & SEARO Tahun
Angka Kelahiran, Angka Kematian, dan )ndeks Pembangunan
Manusia di Negara‐Negara ASEAN dan SEARO
Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang
Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara‐Negara ASEAN dan
SEARO Tahun
Perbandingan Data Tuberkulosis di Negara‐Negara ASEAN dan
SEARO Tahun
/
Lampiran 6.5
Angka Estimasi ()V dan A)DS di Negara‐Negara ASEAN dan
SEARO Tahun
Lampiran 6.6 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan
)munisasi di Negara‐Negara ASEAN & SEARO Tahun
Lampiran 6.7
Perbandingan Cakupan )munisasi Dasar pada Bayi di Negara‐
Negara ASEAN & SEARO Tahun
Lampiran 6.8
Perbandingan Upaya Kesehatan di Negara‐Negara ASEAN &
SEARO Tahun
‐
Lampiran 6.9
Pembiayaan Kesehatan di Negara‐Negara ASEAN & SEARO Tahun
***
Lampiran 6.4
xv
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)
Intra Uterine Device (IUD)
Angka Insidens (IR)
Angka Keberhasilan
Pengobatan (SR=Success Rate)
Angka Kematian Balita
(AKABA)
Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant Mortality Rate (IMR)
Angka Kematian Ibu (AKI)
Maternal Mortalite Rate (NMR)
Angka Kematian Kasar
Crude Death Rate (CDR)
Angka Kematian Neonatal
(AKN)
Neonatal Mortality Rate
Angka Partisipasi Kasar (APK)
ASI Eksklusif
Exclusive Breast Feeding
Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
Low Birth Weight
CFR (Case Fatality Rate)
:
Alat Kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim, terbuat dari
plastik halus dan fleksibel polietilen .
:
Jumlah kasus tertentu terhadap penduduk berisiko pada
periode dan waktu tertentu
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Daftar Alokasi Dana Alokasi
:
Khusus (DADAK)
:
Dependency ratio
( Angka Beban Tanggungan )
Difteri
xvi
:
Angka kesembuhan + cakupan pengobatan lengkap pada
penderita TB paru BTA+
Jumlah kematian anak berusia ‐ tahun per .
hidup pada periode tahun tertentu.
kelahiran
Jumlah kematian bayi berusia dibawah tahun per .
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan
dan nifas per
.
kelahiran hidup pada masa tertentu.
Banyaknya kematian selama satu tahun tiap .
Jumlah kematian bayi di bawah usia
hidup pada periode tertentu
hari per .
penduduk.
kelahiran
Persentase jumlah peserta didik SD, jumlah peserta didik SLTP,
jumlah peserta didik SLTA, jumlah peserta didik PTS/PTN
dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia masing‐masing
jenjang pendidikan SD usia ‐ tahun, SLTP usia ‐ 5 tahun,
SLTA usia ‐ tahun, PTS/PTN usia ‐ tahun .
Pemberian hanya AS) Air Susu )bu saja, tanpa makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 5 gram,
yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan jam pertama
setelah lahir.
Persentase orang yang meninggal karena penyakit tertentu
terhadap orang yang mengalami penyakit yang sama
Dokumen pengesahan Dana Alokasi Khusus yang dikeluarkan
Kementerian Keuangan.
Perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif
usia kurang dari 5 tahun dan tidak produktif lagi usia 5
tahun ke atas dengan banyaknya orang yang termasuk usia
produktif 5‐ tahun
infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang
sistem pernafasan bagian atas.
Directly Observed Treatment
Shortcourse (DOTS)
Dokter kecil
Gross National Income
HDI
IPM (Indeks Pembangunan
Manusia)
Kunjungan Neonatus 1 (KN1)
Kunjungan Neonatus Lengkap
(KN Lengkap)
Kunjungan Nifas 3 (KF3)
NAPZA
NCDR (Newly Case Detection
Rate)
Pasangan Usia Subur (PUS)
Pes ( bubonic plaque )
Pneumonia
:
:
:
:
:
:
Pengawasan langsung menelan obat anti tuberculosis jangka
pendek setiap hari oleh Pengawas Menelan Obat PMO
Kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid
kelas dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan
pelatihan dokter kecil.
Pendapatan Nasional Bruto perkapita
(uman Development
Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh
dunia.
)PM mengukur pencapaian rata‐rata sebuah negara dalam
dimensi dasar pembangunan manusia:
. (idup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan
harapan hidup saat kelahiran.
. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis
pada orang dewasa bobotnya dua per tiga dan kombinasi
pendidikan dasar, menengah, atas bobot satu per tiga
Standar kehidupan yang layak diukur dengan GDP Gross
Domestic Product per kapita / produk domestik bruto dalam
paritas kekuatan bali Purchasing Power Parity dalam Dollar
AS.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan ke-1 pada 6-24 jam
setelah lahir
:
Pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian
vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan
manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya
3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari
setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun
kunjungan rumah.
:
Pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya kali, pada jam pasca
persalinan s.d hari; pada minggu ke )), dan pada minggu ke V)
termasuk pemberian vitamin A kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB pasca persalinan
:
:
:
:
:
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain.
Rata‐rata kasus yang baru terdeteksi pada tahun pelaporan
Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik
bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak,
dimana umur istrinya antara 5 tahun sampai tahun
infeksi bakteri Pasteurella pestis melalui hewan pengerat liar.
merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru alveoli .
)nfeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
xvii
Polio
SEARO
TB (Tuberkulosis)
TN ( Tetanus Neonatorum)
UHH (Umur Harapan Hidup
Waktu Lahir)
Universal Child Immunization
(UCI)
VAR (Vaksin Anti Rabies ), dan
Lyssa
xviii
:
:
:
:
:
:
:
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk
ke dalam PD ) yang disebabkan oleh virus yang menyerang
sistem syaraf higga penderita mengalami kelumpuhan.
South East Asia Region/SEARO
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis
)nfeksi ini dapat menyerang paru tuberculosis paru maupun
organ selain paru tuberculosis ekstra pulmonal .
)nfeksi disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke
tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir
yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak steril.
Jumlah rata‐rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas
dasar angka kematian pada masa tersebut.
Desa atau Kelurahan UC) adalah desa/kelurahan dimana ≥ %
dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Vaksin yang digunakan untuk infeksi virus rabies yang
ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing,
kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya
mengandung virus Rabies.
Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”, sedangkan Misi Kementerian Kesehatan untuk mencapai visi tersebut
adalah sebagai berikut :
. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Visi dan misi ini harus berpedoman pada nilai – nilai Kementerian Kesehatan sebagai
berikut yaitu : Pro Rakyat, )nklusif, Responsif, Efisien, dan 5 Bersih.
Dalam implementasi Visi dan Misi Kementerian Kesehatan tersebut, sangat
dibutuhkan adanya data dan i)nformasi.
Menurut W(O, dalam Sistem Kesehatan selalu harus ada Subsistem )nformasi
yang mendukung subsistem lainnya. Tidak mungkin subsistem lain dapat bekerja
tanpa didukung dengan Sistem )nformasi Kesehatan. Sebaliknya Sistem )nformasi
Kesehatan tidak mungkin bekerja sendiri, tetapi harus bersama subsistem lain. )ni
tercermin pula dalam SKN
, dimana terdapat Subsistem Manajemen dan
)nformasi Kesehatan, yang menaungi pengembangan Sistem )nformasi Kesehatan.
Undang‐undang Republik )ndonesia Nomor
Tahun
tentang
Kesehatan, pasal ayat menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi‐tingginya.
Selain itu pada pasal
menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan, yang dilakukan
melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih
lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada Pasal
disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan nasional
adalah Profil Kesehatan )ndonesia, yang merupakan salah satu paket penyajian
data/informasi kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait
lainnya, serta terbit setiap tahun.
Sejalan dengan penyusunan Profik Kesehatan )ndonesia, di provinsi juga
disusun Profil Kesehatan Provinsi dan di kapupaten/kota disusun Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pada masa yang akan datang, dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat, penyusunan profil
kesehatan diharapakan dapat terselenggara secara berjenjang. Profil kesehatan
provinsi disusun berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota dan hasil
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan provinsi, termasuk hasil lintas sektor
terkait; dan Profil Kesehatan )ndonesia disusun berdasarkan profil kesehatan
provinsi dan hasil pembangunan kesehatan yang diselenggarakan pusat, termasuk
hasil kegiatan lintas sektor terkait tingkat nasional.
Profil Kesehatan )ndonesia, profil kesehatan provinsi, dan profil kesehatan
kabupaten/kota diharapkan dapat dijadikan salah satu media untuk memantau dan
mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di pusat maupun
daerah. Untuk itu penyusunan profil kesehatan yang berkualitas, yaitu yang dapat
terbit lebih cepat, menyajikan data yang lengkap, akurat, konsisten, dan sesuai
kebutuhan, menjadi harapan kita bersama.
Profil Kesehatan )ndonesia
disusun berdasarkan data/informasi yang
didapatkan dari daerah, pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan,
lintas sektor terkait, serta sumber data/informasi lainnya, termasuk badan/lembaga/
organisasi kesehatan nasional dan internasional.
Profil Kesehatan )ndonesia
ini terdiri atas enam bab, yaitu:
Bab ) ‐ Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil
Kesehatan )ndonesia
ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab )) ‐ Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang
gambaran umum, yang meliputi: kependudukan, perekonomian, dan lingkungan fisik;
serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.
Bab ))) ‐ Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikaor
derajat kesehatan, yang mencakup tentang angka kematian, angka harapan hidup,
angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab )V ‐ Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan yang
tujuan program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar,
pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
Bab V ‐ Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun
. Gambaran tentang keadaan
sumber daya mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas kesehatan, tenaga
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab V) ‐ Perbandingan )ndonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini
menyajikan perbandingan beberapa indikator yang meliputi data kependudukan,
Angka Kelahiran, Angka Kematian, )ndeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis,
angka estimasi ()V/A)DS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan.
***
5
)ndonesia adalah negara yang terletak di Asia Tenggara, secara geografis
terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia serta di antara Samudera
(india dan Samudera Pasifik. Secara astronomis )ndonesia terletak antara o garis
o garis Bujur
Lintang Utara sampai o garis Lintang Selatan, dan 5o sampai
Timur yang meliputi rangkaian pulau antara Sabang sampai Merauke. Dengan
demikian, wilayah )ndonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting
dalam kaitannya dengan perekonomian.
)ndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara. Menurut
data yang bersumber dari Bakosurtanal, jumlah pulau di )ndonesia .5 pulau.
Jumlah pulau itu termasuk yang berada di muara dan tengah sungai, serta delta
sungai. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Fakta ini membuat )ndonesia memiliki
keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama
lain. Keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga terkait dengan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
Pembagian wilayah secara administratif, wilayah )ndonesia pada tahun
terbagi atas provinsi,
kabupaten/kota
kabupaten dan kota , .5
kecamatan, dan 5.
kelurahan/desa. Pembagian wilayah )ndonesia secara
administratif menurut provinsi pada tahun
dapat dilihat pada Lampiran . .
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum )ndonesia dan perilaku
penduduk pada tahun
yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi,
keadaan kesehatan lingkungan, dan keadaan perilaku masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun
, jumlah penduduk )ndonesia
sebesar
.
.
orang, yang terdiri atas
.
.
penduduk laki‐laki dan
.
.
penduduk perempuan Lampiran . . Bila dibandingkan dengan hasil
Sensus Penduduk Tahun
, jumlah penduduk sebesar 5.
. 5 orang, maka
penduduk )ndonesia bertambah sekitar ,5 juta orang atau meningkat dengan
tingkat/laju pertumbuhan penduduk LPP per tahun sebesar , %. Bila dilihat
pada tingkat provinsi, jumlah penduduk meningkat dengan laju pertumbuhan
9
penduduk LPP yang bervariasi. Laju pertumbuhan penduduk terendah sebesar
, % terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan laju pertumbuhan penduduk tertinggi
sebesar 5, % terjadi di Provinsi Papua.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Laju Pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang
akan datang. Laju pertumbuhan penduduk LPP di )ndonesia mengalami
peningkatan selama tahun terakhir, walaupun pada periode tahun sebelumnya
LPP mengecil. Laju pertumbuhan penduduk )ndonesia sejak Sensus Penduduk tahun
sampai dengan Sensus Penduduk tahun
secara nasional dapat dilihat
dalam Lampiran .
GAMBAR 2.1
LAJU PERTAMBAHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1971 2010
(% per tahun)
Sumber : Badan Pusat Statistik,
Tren laju pertumbuhan penduduk disajikan dalam Gambar . . Laju
pertumbuhan penduduk per tahun selama tahun
‐
sebesar , % dan
menurun secara tajam selama rentang tahun
‐
. Penurunan laju
pertumbuhan penduduk ini dimungkinkan karena berhasilnya program keluarga
berencana yang dicanangkan oleh pemerintah pada masa itu.
(asil sensus penduduk tahun
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
penduduk periode
‐
sebesar , % per tahun, meningkat jika
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun
‐
. Semakin
tinggi laju pertumbuhan penduduk menyebabkan jumlah penduduk yang semakin
banyak di masa yang akan datang.
Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk seperti tersebut di atas, jumlah
penduduk )ndonesia semakin banyak seperti terlihat pada Gambar . . (asil sensus
penduduk tahun
jumlah penduduk )ndonesia mencapai
.
.
orang,
10
meningkat pesat jika dibandingkan dengan tahun
dan tahun
.
Meningkatnya jumlah penduduk di )ndonesia yang terus‐menerus apabila tidak
dikendalikan akan membawa dampak yang kurang baik, di antaranya menjadi beban
pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan.
GAMBAR 2.2
TREN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1961 2010
(dalam jutaan jiwa)
Sumber : Badan Pusat Statistik,
Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki‐laki per
penduduk perempuan. Data tentang rasio jenis kelamin berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
ada kaitannya dengan perimbangan pembangunan laki‐laki dan perempuan secara
adil.
Secara nasional, rasio jenis kelamin penduduk )ndonesia tahun