BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Responden
Responden berasal dari empat sekolah yaitu dua sekolah di kecamatan Medan Sunggal yang diwakili oleh SMP Panca Budi dan SMP N 9 Medan, dan dua sekolah
di kecamatan Medan Barat yang diwakili oleh SMP N 11 Medan dan SMP N 16 Medan dengan jumlah responden sebanyak 290 siswa. Gambaran responden
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
Nama Sekolah Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Total n
n n
SMP Panca Budi 43
60,56 28
39,44 71
24,48 SMP N 9 Medan
31 41,89
43 58,11
74 25,52
SMP N 11 Medan 26
35,14 48
64,86 74
25,52 SMP N 16 Medan
30 42,25
41 57,75
71 24,48
Total 130
44,83 160
55,17 290
100
Universitas Sumatera Utara
4.2 Prevalensi Trauma Gigi
Tabel 3 menunjukkan distribusi trauma gigi permanen anterior. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 67 23,1 siswa pernah mengalami trauma pada gigi
permanen anterior dan 223 76,9 siswa tidak pernah mengalami trauma pada gigi permanen anterior.
Tabel 3. Prevalensi trauma gigi permanen anterior pada setiap sekolah
Nama Sekolah Trauma Gigi
Ada Tidak
Total n
n n
SMP Panca Budi 22
30,99 49
69,01 71
24,48 SMP N 9 Medan
12 16,22
62 83,78
74 25,52
SMP N 11 Medan 17
22,97 57
77,03 74
25,52 SMP N 16 Medan
16 22,54
55 77,46
71 25,52
Total 67
23,10 223
76,90 290
100
Tabel 4 menunjukkan distribusi trauma gigi berdasarkan klasifikasi trauma gigi Andreasen yang diadopsi oleh WHO. Trauma gigi paling sering menyebabkan
fraktur enamel yaitu sebanyak 47 64,38 gigi diikuti dengan fraktur enamel-dentin sebanyak 19 26,03 gigi, fraktur mahkota kompleks dan avulsi dengan jumlah
yang sama yaitu sebanyak 3 4,11 gigi, dan luksasi intrusi sebanyak 1 1,37 gigi, sementara itu luksasi ekstrusi tidak ditemukan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan klasifikasi trauma gigi Andreasen yang diadopsi WHO
Klasifikasi Trauma gigi n
Fraktur enamel Fraktur enamel-dentin
Fraktur mahkota kompleks Luksasi Intrusi
Avulsi 47
19 3
1 3
64,38 26,03
4,11 1,37
4,11 Total
73 100
Tabel 5 menunjukkan distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan elemen gigi yang terlibat. Elemen gigi yang paling sering mengalami trauma adalah
gigi insisivus sentralis kiri atas sebanyak 29 39,73 diikuti gigi insisivus sentralis kanan atas sebanyak 22 30,14, dan trauma gigi pada gigi permanen kaninus kanan
bawah dan kaninus kiri bawah tidak dijumpai.
Tabel 5. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan elemen gigi yang terlibat
Elemen Gigi n
Insisivus sentralis kanan atas Insisivus sentralis kiri atas
Insisivus sentralis kanan bawah Insisivus sentralis kiri bawah
Insisivus lateralis kanan atas Insisivus lateralis kiri atas
Insisivus lateralis kanan bawah Insisivus lateralis kiri bawah
Kaninus kanan atas Kaninus kiri atas
22 29
4 1
7 2
3 2
1 2
30,14 39,73
5,48 1,37
9,58 2,74
4,11 2,74
1,37 2,74
Total 73
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 menunjukkan distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan usia anak. Trauma gigi paling sering ditemukan pada siswa usia 12 tahun dengan
persentase sebesar 27,14 diikuti usia 14 tahun dengan persentase sebesar 24,09 dan usia 13 tahun dengan persentase sebesar 18,07.
Tabel 6. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan usia
Usia Trauma Gigi
Ada n
Tidak n
Total n
12 tahun 19
27,14 51
72,86 70
24,14 13 tahun
15 18,07
68 81,93
83 28,62
14 tahun 33
24,09 104
75,91 137
47,24 Total
67 23,10
223 76,90
290 100
Tabel 7 menunjukkan distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan jenis kelamin dan usia. Trauma gigi lebih sering terjadi pada laki-laki yaitu sebanyak
36 27,69 kasus dibandingkan perempuan sebanyak 31 19,37 kasus . Pada anak laki-laki trauma gigi permanen anterior lebih banyak terjadi pada usia 12 tahun yaitu
sebesar 33,33 dibandingkan daripada usia 13 dan 14 tahun sebesar 23,08 dan 25, tetapi pada anak perempuan usia 14 tahun merupakan usia paling banyak terjadi
trauma gigi permanen anterior yaitu sebesar 22,35 dibandingkan dengan pada usia 12 dan 13 tahun yaitu sebesar 19,35 dan 13,64.
Universitas Sumatera Utara
Jenis Kelamin
Usia Tabel 7. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan jenis kelamin dan usia
Laki-Laki Perempuan
Ada n
Tidak n
Jumlah Ada
n Tidak
n Jumlah
12 tahun 13
33,33 26
66,67 39
6 19,35
25 80,65
31
13 tahun 9
23,08 30
76,92 39
6 13,64
38 86,36
44
14 tahun 14
26,92 38
73,08 52
19 22,35
66 77,65
85
Jumlah 36
27,69 94
72,31 130
100 31
19,37 129
80,63 160
100
Tabel 8 menunjukkan distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan etiologi. Etiologi yang paling sering dari terjadinya trauma gigi adalah terjatuh
sebanyak 35 52,24 kasus diikuti oleh menggigit benda keras sebanyak 22 32,84 kasus, olahraga sebanyak 8 11,94 kasus, dan kecelakaan lalu lintas
sebanyak 2 2,98 kasus. Trauma gigi yang disebabkan oleh perlakuan kasar keluarga teman tidak dijumpai.
Tabel 8. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan etiologi Etiologi
n Jatuh
Olahraga Kecelakaan
Menggigit benda keras 35
8 2
22 52,24
11,94 2,98
32,84 Total
67 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9 menunjukkan distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan lokasi terjadinya trauma. Trauma gigi paling sering terjadi di rumah yaitu sebanyak
40 59,70 kasus diikuti oleh di sekolah sebanyak 16 23,88 kasus, tempat olahraga sebanyak 8 11,94 kasus, dan di jalan sebanyak 3 4,48 kasus.
Tabel 9. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan lokasi trauma Lokasi Kejadian
n Rumah
Sekolah Jalan
Tempat lain tempat olahraga 40
16 3
8 59,70
23,88 4,48
11,94 Total
67 100
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN