c.
Basis pengetahuan knowladge base, yaitu bagian yang mutlak
diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.
2.3 Analytical Hierarchy Process dan SPPK
Dalam penelitian ini metode Analytical Hierarchy Process menjadi metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, untuk itu penulis perlu
menyertakan beberapa hal penting terkait dengan metode ini, yaitu tentang metode-metode dalam pengambilan keputusan dan metode Analytical Hierarchy
process.
2.3.1. Metode-Metode dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, diperlukan suatu metode yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan biasanya
tergantung pada kasus yang ada, karena setiap metode pengambilan keputusan memiliki kelemahan dan keunggulannya masing- masing. Untuk mengetahui
apakah metode yang digunakan cocok atau tidak dengan kasus yang dihadapi, maka perlu dilakukan penelitian untuk kasus tersebut. Setiap metode yang akan
digunakan biasanya membutuhkan data berupa kriteria yang akan diuji dengan metode tersebut.
Metode- metode yang biasa digunakan untuk pengambilan keputusan antara lain : Metode Sistem pakar
Metode Regresi linier
Metode BC Ratio Metode AHP
Metode IRR Metode NPV
Metode FMADM
Metode SAW
2.3.2. Metode Analytical Hierarchy Process
Penulis akan menjelaskan tentang metode AHP dalam beberapa bagian, diantaranya pengertian metode Analytical Hierarchy Process, kelebihan dan
kelemahan Analytical Hierarchy Process, prinsip dasar dan aksioma Analytical Hierarchy Process, dan pembobotan dan perhitungan dalam AHP.
2.3.2.1. Pengertian Metode Analytical Hierarchy Process
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan
dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. AHP mampu memecahkan
persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada tiap perbandingan
variabel dan menetapkan variabel yang memiliki prioritas paling tinggi. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan membentuk
suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan dan hasil perhitungan, dan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas.
Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan
yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat Saaty,
1993.
2.3.2.2. Kelebihan dan Kelemahan Analytical Hierarchy Process
Sebagaimana metode lain, metode Analytical Hierarchy Process juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Berikut beberapa
kelebihan dan kelemahan metode AHP ini : Kelebihan :
1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang
dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2.
Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan. 3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Kelemahan 1.
Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian
secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari
kebenaran model yang terbentuk
2.3.2.3. Prinsip dasar dan Aksioma Analytical Hierarchy Process
AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu: a.
Dekomposisi Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibagi
berdasarkan tujuan, kriteria dan tingkatan alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih
detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Tingkatan paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Tingkatan
berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen- elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir
sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan tingkatan yang baru.
b. Perbandingan penilaianpertimbangan comparative judgments.
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif
dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan
akan menghasilkan prioritas.
c. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di
tingkatan atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam tingkatan yang dipengaruhi
kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di
tingkatan terendah sesuai dengan kriterianya. AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :
a. Aksioma Resiprokal
Aksioma ini menyatakan jika PC EA,EB adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C
sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC EB,EA= 1 PC EA,EB.
Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=15 A.
b. Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan
mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak
menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi. c.
Aksioma Ketergantungan Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak
bergantung pada elemen tingkatan di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki.
2.3.2.4. Pembobotan dan Perhitungan dalam AHP
Pembobotan dalam AHP dibatasi dengan nilai-nilai tertentu. Nilai ini merupakan perbandingan satu elemen dengan elemen lainnya seperti pada daftar
berikut :
Tabel 2. 1. Tabel perbandingan antar elemen. Tingkat Perbandingan
Numerik
Sama penting 1
Mendekati agak lebih penting 2
Agak lebih penting 3
Mendekati cukup penting 4
Cukup penting 5
Mendekati sangat penting 6
Sangat penting 7
Mendekati utlak lebih penting 8
Mutlak lebih penting 9
Adapun proses perhitungan bobot yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Pembuatan matriks pembobotan antar elemen 2.
Menjumlahkan ke bawah setiap nilai pada kolom. 3.
Nilai di setiap kolom dibagi dengan nilai hasil penjumlahan setiap kolom tersebut sesuai dengan kolomnya.
4. Ubah setiap fraksi matriks menjadi desimal dan hitung rata-rata setiap
baris. 5.
Lakukan untuk setiap kriteria, hingga didapatkan tabel hasil perhitungan bobot perkriteria antar setiap elemen.
6. Lakukan perangkingan antar kriteria. Kemudian lakukan langkah yang
sama untuk menghitung rata-ratanya langkah 2-4. 7.
Kalikan hasil perhitungan matriks antar kriteria dengan tabel hasil perhitungan bobot perkriteria antar setiap elemen.
8. Urutkan elemen dari yang memiliki hasil total lebih besar.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menganalisa kemampuan metode Analytical Hierarchy ProcessAHP
dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemimpin. 3.1 Rumusan Masalah
Dalam memilih seorang pemimpin, pemilih biasanya menggunakan pikiran mereka untuk menentukan siapa yang dipilih. Cara seperti ini memang
terlihat lebih demokratis karena setiap anggota atau pemilih memiliki hak untuk memilih siapapun calon pemimpin mereka tanpa paksaan. Namun terkadang ada
juga pemilih yang memilih secara asal. Hal ini dikarenakan tidak adanya panduan kriteria-kriteria yang baik dalam menentukan keputusannya, sehingga keputusan
yang dihasilkan menjadi tidak baik. Dari keadaan tersebut penulis mengadakan penelitian ini dengan membangun sebuah sistem pendukung pengambilan
keputusan pemilihan pemimpin dengan beberapa kriteria yang akan diolah dengan menggunakan metode AHP. Sistem ini dibangun untuk membantu pemilih dalam
memilih calon pemimpin terbaik, serta meningkatkan rasionalitas keputusan dari pemilih. Masalah yang akan diteliti adalah seberapa besar peran sistem
pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin ini dalam membantu pemilih mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan rasionalitas
keputusan dari pemilih. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah di atas,
penulis akan melakukan beberapa langkah pengerjaan penelitian yang tersaji dalam sebuah metodologi penelitian, langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Perancangan Sistem
Tahap ini penulis akan menganalisis dan merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin yang sesuai dengan
kebutuhan pemilih.
2. Implementasi Sistem
Tahap ini penulis akan membuat sistem yang sesuai dengan rancangan pada tahap sebelumnya, serta mengimplementasikannya.
3. Pengujian Sistem Dengan Kuisioner
Tahap ini penulis akan melakukan pengujian terhadap sistem dengan menggunakan kuisioner atau angket.
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini penulis akan menyortir kembali data dari kuisioner yang telah terkumpul dan mengolahnya sehingga didapatkan presentase
peniliaian sistem yang akan digunakan dalam tahap analisa data.
5. Analisa Data
Pada tahap ini penulis akan melakukan analisa terhadap data, meliputi segi tampilan sistem, kemudahan pemakaian maupun kegunaan sistem.
6. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap terakhir ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Langkah-langkah tersebut kemudian akan dijelaskan lebih lanjut melalui uraian berikut :
3.1.1 Perancangan Sistem
Pada tahap ini penulis akan mempertimbangkan informasi-informasi yang
didapat dari beberapa sumber untuk merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin, terutama dalam penentuan kriteria yang akan
digunakan pada sistem. Proses yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi perancangan sistem dengan beberapa alat bantu seperti use case dan diagram
aliran data, serta merancang model database dan model manajemennya. Model database akan dirancang dengan bantuan diagram Entity-Relationship ER,
sedangkan manajemen model yang digunakan adalah model kuantitatif, yaitu AHP. Dari perancangan tersebut penulis dapat menentukan interface dan fitur-
fitur sistem yang akan dibuat yang menyesuaikan dengan kebutuhan pemilih, sehingga mudah digunakan oleh pemilih. Hasil dari tahap ini adalah rancangan
sistem dan kriteria-kriteria yang akan digunakan.
3.1.2 Implementasi Sistem
Penulis akan membuat sistem yang sesuai dengan rancangan pada tahap sebelumnya, untuk itu masukan yang dibutuhkan adalah informasi rancangan
sistem yang didapat dari tahap sebelumnya, serta kriteria-kriteria yang akan digunakan pada sistem. Tahap ini meliputi beberapa proses seperti pembuatan
sistem berbasis web dengan fitur-fitur dan tampilan yang sesuai dengan rancangan, dan mengunggah sistem ke sebuah webhosting agar sistem ini dapat
diakses oleh masyarakat umum. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan HTML, dan menggunakan MySQL sebagai database serta menggunakan
metode AHP. Database pada sistem digunakan untuk menyimpan data calon-calon pemimpin secara detail meliputi identitas calon pemimpin, riwayat hidup calon
pemimpin dan data lain yang mendukung. Sistem ini akan dibangun dengan beberapa fitur seperti menu pengisian data para calon pemimpin dan menu
simulasi penentuan keputusan pemilihan pemimpin. Admin dapat memilih beberapa kriteria terlebih dahulu pada menu simulasi. Menu simulasi akan
menampilkan kolom isian bagi pengguna, yang merupakan kolom untuk pembobotan antar kriteria. Setelah pengisian bobot kriteria dilakukan, sistem akan
melakukan perhitungan dengan metode AHP. Sistem akan menampilkan data calon pemimpin yang memiliki total nilai tertinggi sesuai dengan kriteria yang
dimasukkan. Keluaran dari tahap ini adalah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin yang telah dibuat dan dapat diakses oleh seluruh
masyarakat melalui web browser.
3.1.3 Pengujian Sistem Dengan Kuisioner