Sistem pendukung keputusan pemilihan pemimpin menggunakan metode analytical hierarchy process.

(1)

ABSTRAK

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemimpin adalah sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk membantu pemilih memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan mereka. Pada sistem ini, pemilih akan mendapatkan hasil berupa rekomendasi keputusan yang dibuat berdasarkan penilaian pemilih untuk masing-masing kandidat. Penilaian pemilih ditentukan oleh jumlah subkriteria yang dipilih oleh pemilih dari tiga kriteria utama yaitu integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas. Dalam sistem ini metode Analytical Hierarchy Process digunakan untuk menentukan perbandingan penilaian untuk masing-masing kandidat. Metode ini dipilih karena memiliki struktur yang hirarkis, yang sesuai dengan inti permasalahan dalam memilih kandidat. Hasil yang diperoleh berupa skor total setiap kandidat dari jumlah penilaian setiap kriteria. Proses pengujian sistem dilakukan oleh sejumlah responden dengan cara melakukan simulasi pemilihan pemimpin dan mengisi kuesioner yang disediakan. Setelah pengujian dilakukan, hasil kuesioner menunjukkan bahwa sistem yang dibuat sangat membantu pemilih dalam memilih pemimpin sesuai dengan keinginan mereka dan sebagian besar responden memilih pemimpin sesuai rekomendasi sistem.


(2)

ABSTRACT

Decision Support System for Leader Election is a computer-based system that can be used to help voters choosing a leader as they wish. In this system, voters will get a decision recommendation based on the voter’s judgement for each candidate. Voter’s judgement is determined based on a set of subcriteria that have been selected by the voter from three main criteria namely integrity, capability, and acceptability. In this system, Analytical Hierarchy Process method is used to determine the comparative score for each candidate. This method is chosen because it has a hierarchial structure that matches with the nature of the problem in selecting the candidates. The results are total score from each candidate based on the total score for each criteria. The system testing process is performed by using a number of respondents who vote a leader and fill the provided questionnaire. After testing, result of the questionnaire shows that the system helps voters choose a leader as they wish, and most of the respondents choose a candidate according to the system recommendation.


(3)

i

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemimpin Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh: Ade Ignatio

095314030

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

Decision Support System for Leader Election Using Analytical Hierarchy Process Method

THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

Created By: Ade Ignatio

095314030

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2014


(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI


(6)

(7)

(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


(9)

vii

HALAMAN MOTTO

“Santai saja, semua pasti ada jalannya.”

“Apapun yang terjadi nanti, yang terpenting adalah berusaha sebaik-baiknya.”


(10)

viii ABSTRAK

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemimpin adalah sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk membantu pemilih memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan mereka. Pada sistem ini, pemilih akan mendapatkan hasil berupa rekomendasi keputusan yang dibuat berdasarkan penilaian pemilih untuk masing-masing kandidat. Penilaian pemilih ditentukan oleh jumlah subkriteria yang dipilih oleh pemilih dari tiga kriteria utama yaitu integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas. Dalam sistem ini metode Analytical Hierarchy Process digunakan untuk menentukan perbandingan penilaian untuk masing-masing kandidat. Metode ini dipilih karena memiliki struktur yang hirarkis, yang sesuai dengan inti permasalahan dalam memilih kandidat. Hasil yang diperoleh berupa skor total setiap kandidat dari jumlah penilaian setiap kriteria. Proses pengujian sistem dilakukan oleh sejumlah responden dengan cara melakukan simulasi pemilihan pemimpin dan mengisi kuesioner yang disediakan. Setelah pengujian dilakukan, hasil kuesioner menunjukkan bahwa sistem yang dibuat sangat membantu pemilih dalam memilih pemimpin sesuai dengan keinginan mereka dan sebagian besar responden memilih pemimpin sesuai rekomendasi sistem.


(11)

ix ABSTRACT

Decision Support System for Leader Election is a computer-based system that can be used to help voters choosing a leader as they wish. In this system, voters will get a decision recommendation based on the voter’s judgement for each candidate. Voter’s judgement is determined based on a set of subcriteria that have been selected by the voter from three main criteria namely integrity, capability, and acceptability. In this system, Analytical Hierarchy Process method is used to determine the comparative score for each candidate. This method is chosen because it has a hierarchial structure that matches with the nature of the problem in selecting the candidates. The results are total score from each candidate based on the total score for each criteria. The system testing process is performed by using a number of respondents who vote a leader and fill the provided questionnaire. After testing, result of the questionnaire shows that the system helps voters choose a leader as they wish, and most of the respondents choose a candidate according to the system recommendation.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemimpin Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam menulis skripsi ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:

1. Mama dan kakak tercinta yang telah memberikan dukungan spiritual, moral maupun material selama masa studi berlangsung. 2. Bapak Johanes Eka Priyatma selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis, serta memberikan solusi pemecahan masalah melalui kritik dan saran.


(13)

xi

3. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,M.Sc.. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Dyah Ayu Paramita yang telah membantu memberikan dukungan motivasi, doa dan membantu memecahkan masalah di setiap kesulitan yang dihadapi penulis.

6. Paman dan keluarga yang telah memberi inspirasi dan motivasi yang baik bagi penulis.

7. Ageng, Jeni, Unggul, Audris, Adit, Brahu, Wienda, Mirella, Fidi, Febri dan semua teman-teman Teknik Informatika angkatan 2009 lainnya, terimakasih atas semangat, bantuan, saran dan kritiknya yang sangat berarti sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Anis dan David, sebagai teman baik yang mendukung dan memotivasi penulis.

9. Antok, Alex, dan semua teman-teman dekat saya yang telah mendukung dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.


(14)

xii

Penulisan skripsi ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis. Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat berguna untuk menambah wawasan maupun menjadi referensi bagi pembaca, terutama bagi mahasiswa Teknik Informatika.

Yogyakarta, Februari 2014


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL (INGGRIS) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Batasan Masalah ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II ... 7

LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Pemimpin ... 7

2.1.1 Definisi Pemimpin ... 7

2.1.2 Kriteria Pemimpin yang Baik ... 8

2.2 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 8

2.2.1 Pengertian Dasar Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 9

2.2.2 Karakteristik dan Nilai Guna ... 9

2.2.3. Komponen Decision Support System ... 10


(16)

xiv

2.3.2. Metode Analytical Hierarchy Process ... 15

2.3.2.1. Pengertian Metode Analytical Hierarchy Process ... 15

2.3.2.2. Kelebihan dan Kelemahan Analytical Hierarchy Process ... 16

2.3.2.3. Prinsip dasar dan Aksioma Analytical Hierarchy Process ... 17

2.3.2.4. Pembobotan dan Perhitungan dalam AHP ... 19

BAB III ... 21

METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Rumusan Masalah ... 21

3.1.1 Perancangan Sistem ... 23

3.1.2 Implementasi Sistem ... 24

3.1.3 Pengujian Sistem Dengan Kuisioner ... 25

3.1.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Hasil Pengujian ... 25

3.1.5 Analisa Data ... 26

3.1.6 Penarikan Kesimpulan ... 26

BAB IV ... 27

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ... 27

4.1 Perancangan sistem ... 27

4.1.1 Diagram Use-Case ... 27

4.1.2 Skenario Use Case ... 29

4.1.3 Diagram Aliran Data (DAD) ... 35

4.1.3.1 Diagram Konteks ... 35

4.1.3.2 DAD Tingkatan 1 ... 36

4.1.3.3 DAD Tingkatan 2 Proses Pengolahan Data Kandidat ... 37

4.1.3.4 DAD Tingkatan 2 Proses Simulasi AHP ... 38

4.1.4 Manajemen Model ... 38

4.1.5 Manajemen Data ... 41

4.1.5.1 Desain Basisdata Konseptual (Conceptual Database Design) ... 41

4.1.5.1.1 Diagram Relasi-Entitas (Entity-Relationship Diagram) ... 41

4.1.5.2 Desain Basisdata Logikal (Logical Database Design) ... 43

4.1.5.2.1 Model Relasional ... 43

4.1.5.3 Desain Basisdata Fisikal (Physical Database Design) ... 45


(17)

xv

4.1.5.3.3 Deskripsi Tabel Pekerjaan ... 47

4.1.5.3.4 Deskripsi Tabel Pendidikan ... 48

4.1.5.3.5 Deskripsi Tabel Prestasi ... 48

4.1.5.3.6 Deskripsi Tabel organisasi ... 49

4.1.5.3.7 Deskripsi Tabel Keanggotaan ... 50

4.1.5.3.8 Deskripsi Tabel Pemilih ... 51

4.1.5.3.9 Deskripsi Tabel Kriteria ... 51

4.1.5.3.10 Deskripsi Tabel Pilih ... 52

4.1.5.3.11 Deskripsi Tabel Subkriteria ... 53

4.1.6 Manajemen Dialog ... 54

4.1.6.1 Halaman Home ... 54

4.1.6.2 Halaman Simulasi ... 55

4.1.6.3 Halaman Info Kandidat ... 56

4.1.6.4 Halaman Admin/ Input Data ... 57

4.1.7 Manajemen Pengetahuan ... 57

4.2 Implementasi Sistem ... 58

4.2.1 Implementasi Manajemen Data ... 58

4.2.2 Koneksi PHP ke MySQL ... 66

4.2.3 Implementasi Manajemen Dialog ... 66

4.2.3.1 Halaman Home... 67

4.2.3.2 Halaman Profil Kandidat... 68

4.2.3.3 Halaman Simulasi ... 70

4.2.3.3.1 Halaman Simulasi –Tentukan bobot kriteria ... 70

4.2.3.3.2 Halaman Simulasi – Pilih Subkriteria ... 71

4.2.3.3.3 Halaman Simulasi – Tentukan Bobot Subkriteria ... 72

4.2.3.3.4 Halaman Simulasi – Tentukan Bobot Prioritas Tiap Kandidat .... 73

4.2.3.3.5 Halaman Simulasi – Hasil Simulasi ... 74

BAB V ... 76

PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA ... 76

5.1 Pengujian Sistem ... 76

5.1.1 Pembagian Kategori Pernyataan Kuesioner. ... 77


(18)

xvi

5.2 Analisis Data ... 95

5.2.1 Analisis Data Kuesioner ... 95

5.2.2 Analisis Efektifitas Hasil Rekomendasi ... 102

BAB VI ... 104

PENUTUP ... 104

6.1 Kesimpulan ... 104

6.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

Lampiran ... 108

Spesifikasi Proses ... 109


(19)

xvii

Tabel 2. 1. Tabel perbandingan antar elemen. ... 19

Tabel 4. 1. Tabel Kandidat. ... 46

Tabel 4. 2. Tabel Pekerjaan ... 47

Tabel 4. 3. Tabel Pendidikan. ... 48

Tabel 4. 4. Tabel Prestasi. ... 49

Tabel 4. 5. Tabel Organisasi. ... 49

Tabel 4. 6. Tabel Keanggotaan. ... 50

Tabel 4. 7. Tabel Pemilih. ... 51

Tabel 4. 8. Tabel Kriteria. ... 52

Tabel 4. 9. Tabel Pilih. ... 52

Tabel 4. 10. Tabel Subkriteria. ... 53

Tabel 5. 1. Daftar pernyataan untuk aspek kemudahan dipelajari. ... 78

Tabel 5. 2. Daftar pernyataan untuk aspek efisiensi. ... 80

Tabel 5. 3. Daftar pernyataan untuk aspek kemudahan diingat. ... 81

Tabel 5. 4. Daftar pernyataan untuk aspek kesalahan. ... 82

Tabel 5. 5. Daftar pernyataan untuk aspek kepuasan. ... 83

Tabel 5. 6. Daftar pernyataan berdasarkan kategori Nielsen. ... 84

Tabel 5. 7. Proporsi skor berdasarkan interval. ... 88

Tabel 5. 8. Jumlah masing-masing skor yang dipilih responden. ... 93

Tabel 5. 9. Perhitungan total skor. ... 94

Tabel 5. 10. Nilai total Learnability. ... 96

Tabel 5. 11. Nilai total Effeciency. ... 97


(20)

xviii

Tabel 5. 14. Nilai total Satisfaction. ... 101 Tabel 5. 15. Tabel jumlah pengguna yang mengikuti rekomendasi. ... 103


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Hubungan antar komponen SPPK ... 11

Gambar 4. 1. Diagram Use-Case. ... 28

Gambar 4. 2. Diagram Konteks... 35

Gambar 4. 3. Diagram Aliran Data Tingkatan 1. ... 36

Gambar 4. 4. Diagram Aliran Data Tingkatan 2 Proses 1. ... 37

Gambar 4. 5. Diagram Aliran Data Tingkatan 2 Proses 2. ... 38

Gambar 4. 6. Diagram Ketergantungan. ... 39

Gambar 4. 7. Diagram Relasi-Entitas. ... 42

Gambar 4. 8. Model Relasional... 44

Gambar 4. 9. Desain Halaman Home... 54

Gambar 4. 10. Desain Halaman Simulasi. ... 55

Gambar 4. 11. Desain Halaman Info Kandidat. ... 56

Gambar 4. 12. Desain Halaman Input Data. ... 57

Gambar 4. 13. Database spk. ... 65

Gambar 4. 14. Halaman Home. ... 67

Gambar 4. 15. Berita Terkini pada halaman home. ... 68

Gambar 4. 16. Halaman Profil Kandidat. ... 69

Gambar 4. 17. Data lengkap kandidat pada halaman profil kandidat. ... 69

Gambar 4. 18. Simulasi tahap menentukan bobot kriteria. ... 71

Gambar 4. 19. Simulasi tahap memilih subkriteria. ... 72

Gambar 4. 20. Simulasi tahap menentukan bobot subkriteria. ... 73

Gambar 4. 21. Simulasi tahap menentukan bobot prioritas. ... 74


(22)

xx

Gambar 5. 1. Rangkuman pilihan responden untuk pernyataan 1 - 5. ... 89 Gambar 5. 2. Rangkuman pilihan responden untuk pernyataan 6 - 10. ... 90 Gambar 5. 3. Rangkuman pilihan responden untuk pernyataan 11 - 15. ... 91 Gambar 5. 4. Rangkuman pilihan responden untuk pernyataan 16 - 20. ... 92 Gambar 5. 5. Hasil simulasi responden. ... 102


(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Di bab ini penulis akan menjelaskan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah dari penelitian serta sistematika penulisan.

1.1.Latar Belakang

Rasional merupakan suatu tindakan atau pikiran yang masuk akal, sedangkan konsep rasionalitas merupakan pemikiran tentang untung dan rugi. Dalam melakukan suatu tindakan setiap orang pasti mengeluarkan biaya yang bisa berupa tenaga, materi, pikiran, bisa juga berupa kesempatan untuk menikmati hal lain. Sebagai timbal balik dari pengorbanan tersebut, akan didapatkan kepuasan dalam berbagai bentuk seperti uang, nilai, perasaan senang, atau kebanggaan. Konsep sederhana ini dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil suatu keputusan dari berbagai alternatif, seperti halnya pemilihan seorang pemimpin, yang meliputi presiden, kepala daerah, kepala bidang, kepala bagian, dan sebagainya.

Dalam memilih seseorang untuk menjadi pemimpin yang baik tentunya tidak mudah, banyak pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan pemilih untuk kemudian mendapatkan satu pilihan yang tepat. Sebagai contoh cukup banyak warga negara Indonesia yang sulit menentukan siapa yang akan dipilih untuk menjadi calon presidennya. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya calon


(24)

yang memiliki kemampuan yang hampir sama sehingga akan sulit menentukan siapa calon yang harus dipilih. Kesulitan inilah yang terkadang membuat warga akan memilih calon pemimpin yang mengunjungi desanya dan memberikan santunan berupa sejumlah uang, karena mereka menganggap orang tersebut menguntungkan mereka yang saat itu memang membutuhkan uang. Mereka juga berpikir bahwa hal tersebut sesuai dengan konsep rasionalitas karena memperhitungkan keuntungan yang diperoleh apabila memilih orang tersebut. Padahal secara lebih luas konsep rasionalitas ini bisa juga didefinisikan sebagai perilaku yang memberi keuntungan social, di mana dampaknya dirasakan oleh banyak orang. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan pertimbangan atau kriteria yang jelas dalam memilih seorang pemimpin, bukan hanya berdasarkan

pemikiran rasional dan tindakan “penarik simpati” yang dilakukan oleh para calon

pemimpin. Pertimbangan ataupun kriteria-kriteria tersebut nantinya menghasilkan suatu keputusan yang tepat secara obyektif dan rasional.

Seperti yang ditulis oleh Purwoko (2008), keberhasilan calon pemimpin akan sangat ditentukan oleh faktor kejujuran, integritas, tanggung jawab dan kedisiplinan, etika dan moralitas, kecintaan pada pekerjan dan kepatuhan pada norma hukum maupun norma-norma sosial. Dari beberapa faktor pertimbangan di atas pemilih bisa menentukan siapa yang seharusnya dipilih, yang benar-benar sesuai dengan keinginan pemilih itu sendiri, tidak asal memilih atau “membela

yang bayar”. Kriteria- kriteria yang benar juga dapat dapat membantu pemilih


(25)

Dari berbagai metode pengambilan keputusan yang ada, penulis memilih metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pengambilan keputusan yang paling sesuai. Metode ini dipilih karena memiliki struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria-kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. Metode Analytical Hierarcy Process membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokan dengan berbagai kriteria pembuat keputusan.

1.2.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah :

 Sejauh mana sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dapat membantu pemilih dalam memilih calon pemimpin yang terbaik.  Sejauh mana efektivitas rekomendasi sistem mampu meningkatkan

rasionalitas keputusan dari para pemilih. 1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah memberi pengetahuan tentang pemilihan keputusan menggunakan metode AHP dan untuk membantu membuat keputusan pemilihan calon pemimpin agar memperoleh keputusan yang rasional dan objektif.


(26)

1.4.Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian di atas maka penelitian ini sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :

 Manfaat teoritis, dapat memberikan contoh konkrit tentang pengambilan keputusan khususnya dengan metode AHP.

 Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi pemilih terkait dengan pilihan calon pemimpin yang rasional dan benar-benar sesuai keinginan pemilih itu sendiri dengan cara menentukan pilihan yang tepat dengan metode AHP.

1.5.Batasan Masalah

Penelitian akan dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Beberapa hal yang membatasi penelitian ini adalah :

 Pemilihan pemimpin yang dimaksud adalah pemilihan pemimpin suatu organisasi, pemimpin negara, pemimpin daerah, dan sebagainya.

 Sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin ini dibangun berbasis web.

 Kriteria utama yang digunakan tidak dapat diubah, hanya subkriteria saja yang dapat ditambahkan sesuai keinginan pengguna.


(27)

1.6Sistematika Penulisan

1.6.1 BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan sistem, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.6.2 BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk membangun sistem yang meliputi Sistem Pendukung Keputusan serta metode AHP.

1.6.3 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang akan dilakukan selama penelitian perancangan desain sistem, terdiri dari: Perancangan Sistem, Implementasi Sistem, Pengujian Sistem Dengan Kuisioner, Pengumpulan dan Pengolahan Data, Analisa Data dan Penarikan Kesimpulan.


(28)

1.6.4 BAB IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi rancangan dan implementasi sistem berdasarkan analisis yang telah dibuat sebelumnya. Terdiri dari tahap-tahap manajemen model, manajemen data, manajemen dialog, knowledge management, diagram aliran data, diagram use case, scenario use case dan implementasi sistem beserta penjelasannya.

1.6.5 BAB V. PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi pengujian sistem dan analisis hasil pengujian untuk menghitung hasil kuesioner pada sistem ini.

1.6.6 BAB VI. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran pengembangan sistem.

1.6.7 DAFTAR PUSTAKA

Bab ini berisi daftar buku dan referensi yang digunakan dalam pembuatan laporan dan sistem.

1.6.8 LAMPIRAN

Lampiran ini berisi spesifikasi proses, hasil pengujian, dan listing program.


(29)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang dasar–dasar teori yang digunakan dalam penelitian, di antaranya tentang definisi pemimpin, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK), dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

2.1 Pemimpin

Dalam penelitian ini pemilihan pemimpin menjadi topik yang memuat masalah yang akan diselesaikan, untuk itu penulis perlu menyertakan beberapa hal penting terkait dengan masalah yang dihadapi, yaitu tentang pemimpin, yang meliputi definisi pemimpin dan kriteria pemimpin yang baik.

2.1.1 Definisi Pemimpin

Liang Gie (1977) mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam bukunya, Fairchild (1977) menyatakan bahwa pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti yaitu pemimpin dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan cara memprakarsai tingkah laku masyarakat dengan mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan ataupun kedudukan. Dalam arti sempit, yaitu seseorang yang memimpin dengan


(30)

alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.

2.1.2 Kriteria Pemimpin yang Baik

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kualitas dari calon pemimpin bisa bermacam-macam, tergantung pendapat masing-masing individu yang akan memilih. Sanborn (2006) menuliskan bahwa ada 6 prinsip kepeminpinan yang nantinya dapat dijadikan kriteria seorang pemimpin yang baik, yaitu kemampuan menguasai diri, kekuatan fokus, kekuatan bersama orang lain, kekuatan komunikasi persuasif, kekuatan pelaksanaan, dan kekuatan memberi. Di Indonesia, presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya tentang pelaksanaan Gerakan Nasional Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Istana Negara(tempo.co), juga mengungkapkan 3 kriteria utama bagi para calon pemimpin negara, yaitu integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas (dapat diterima). Dari beberapa pendapat tersebut penulis menentukan 3 kriteria utama yang akan digunakan dalam sistem, yaitu integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas, serta beberapa subkriteria untuk masing-masing kriteria utama.

2.2 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Ilmu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu tentang Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) yang akan dijelaskan pada sub bab ini, meliputi pengertian SPPK, karakteristik dan nilai guna, serta komponen dari SPPK.


(31)

2.2.1 Pengertian Dasar Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

SPPK merupakan sistem informasi berbasis komputer yang interaktif, fleksibel, dan dapat beradaptasi yang secara khusus dikembangkan untuk membantu mencari solusi dari masalah manajemen tidak terstruktur demi penentuan keputusan yang lebih baik (Turban dan Aronson,1995). SPPK atau

Decision Support System (DSS) biasanya digunakan untuk memperluas wawasan

pengambilan keputusan sebagai bahan pertimbangan, bukan untuk menggantikan keputusannya. SPPK tidak dapat menggantikan instuisi manusia dalam pengambilan keputusan.

2.2.2 Karakteristik dan Nilai Guna

Keen (1980) mendefinisikan SPPK sebagai sistem yang memiliki 4 karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:

 Ditujukan untuk membantu keputusan semi terstruktur atau tidak terstruktur.

 SPPK mempermudah pemakai berhubungan dengan komputer

 Dalam proses pengolahannya, SPPK mengkombinasikan penggunaan model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi.

 SPPK menekankan pada fleksibilitas tinggi dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.


(32)

Dengan berbagai karakteristik khusus tersebut, SPPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPPK adalah :

 SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.

 SPPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.  SPPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat

diandalkan.

 Walaupun suatu SPPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi acuan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

2.2.3. Komponen Decision Support System

Komponen SPPK Menurut Turban(2005) ,SPPK dibangun oleh 4 komponen dasar yaitu :

Pengelolaan Data (Database Management)

Merupakan tempat penyedia data yang mendukung pengambilan keputusan.


(33)

Merupakan komponen yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif sebagai dasar pengambilan keputusan.

Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)

Komponen ini merupakan komponen yang dapat mendukung komponen lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri(independent). Pengelolaan Antarmuka Pengguna atau Dialog (User Interface

Management)

Komponen ini menyediakan antarmuka bagi pengguna, sehingga memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara manusia dengan komputer.

Gambar 2. 1. Hubungan antar komponen SPPK

n


(34)

Penjelasan 3 komponen dasar tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengelolaan Data (Database Management)

Pengelolaan data (Database Management) merupakan komponen SPPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan dikelola dalam sebuah basis data yang diatur oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).

b. Pengelolaan Model (Model Base Management)

Keunikan dari SPPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.


(35)

c. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)

Pengelolaan pengetahuan bertujuan untuk mendukung komponen lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri(independent).

d. Pengelolaan Antarmuka Pengguna atau Dialog (User Interface

Management)

Pengelolaan dialog bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melalui pengelolaan dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.

Fasilitas yang dimiliki oleh pengelolaan dialog dibagi menjadi tiga komponen :

a. Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.

b. Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini di antaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.


(36)

c. Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.

2.3 Analytical Hierarchy Process dan SPPK

Dalam penelitian ini metode Analytical Hierarchy Process menjadi metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, untuk itu penulis perlu menyertakan beberapa hal penting terkait dengan metode ini, yaitu tentang metode-metode dalam pengambilan keputusan dan metode Analytical Hierarchy process.

2.3.1. Metode-Metode dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, diperlukan suatu metode yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan biasanya tergantung pada kasus yang ada, karena setiap metode pengambilan keputusan memiliki kelemahan dan keunggulannya masing- masing. Untuk mengetahui apakah metode yang digunakan cocok atau tidak dengan kasus yang dihadapi, maka perlu dilakukan penelitian untuk kasus tersebut. Setiap metode yang akan digunakan biasanya membutuhkan data berupa kriteria yang akan diuji dengan metode tersebut.

Metode- metode yang biasa digunakan untuk pengambilan keputusan antara lain :  Metode Sistem pakar


(37)

 Metode B/C Ratio  Metode AHP  Metode IRR  Metode NPV  Metode FMADM  Metode SAW

2.3.2. Metode Analytical Hierarchy Process

Penulis akan menjelaskan tentang metode AHP dalam beberapa bagian, diantaranya pengertian metode Analytical Hierarchy Process, kelebihan dan kelemahan Analytical Hierarchy Process, prinsip dasar dan aksioma Analytical

Hierarchy Process, dan pembobotan dan perhitungan dalam AHP.

2.3.2.1. Pengertian Metode Analytical Hierarchy Process

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. AHP mampu memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada tiap perbandingan variabel dan menetapkan variabel yang memiliki prioritas paling tinggi. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan membentuk


(38)

suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan dan hasil perhitungan, dan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat (Saaty, 1993).

2.3.2.2. Kelebihan dan Kelemahan Analytical Hierarchy Process

Sebagaimana metode lain, metode Analytical Hierarchy Process juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan metode AHP ini :

Kelebihan :

1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.


(39)

Kelemahan

1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.

Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. 2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian

secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

2.3.2.3. Prinsip dasar dan Aksioma Analytical Hierarchy Process

AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:

a. Dekomposisi

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibagi berdasarkan tujuan, kriteria dan tingkatan alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Tingkatan paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Tingkatan berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir


(40)

sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan tingkatan yang baru.

b. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).

Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.

c. Sintesa Prioritas

Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di tingkatan atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam tingkatan yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di tingkatan terendah sesuai dengan kriterianya.

AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu : a. Aksioma Resiprokal

Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A.


(41)

b. Aksioma Homogenitas

Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi.

c. Aksioma Ketergantungan

Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen tingkatan di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki.

2.3.2.4. Pembobotan dan Perhitungan dalam AHP

Pembobotan dalam AHP dibatasi dengan nilai-nilai tertentu. Nilai ini merupakan perbandingan satu elemen dengan elemen lainnya seperti pada daftar berikut :

Tabel 2. 1. Tabel perbandingan antar elemen.

Tingkat Perbandingan Numerik

Sama penting 1

Mendekati agak lebih penting 2

Agak lebih penting 3

Mendekati cukup penting 4


(42)

Mendekati sangat penting 6

Sangat penting 7

Mendekati utlak lebih penting 8

Mutlak lebih penting 9

Adapun proses perhitungan bobot yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan matriks pembobotan antar elemen

2. Menjumlahkan ke bawah setiap nilai pada kolom.

3. Nilai di setiap kolom dibagi dengan nilai hasil penjumlahan setiap kolom tersebut (sesuai dengan kolomnya).

4. Ubah setiap fraksi matriks menjadi desimal dan hitung rata-rata setiap baris.

5. Lakukan untuk setiap kriteria, hingga didapatkan tabel hasil perhitungan bobot perkriteria antar setiap elemen.

6. Lakukan perangkingan antar kriteria. Kemudian lakukan langkah yang sama untuk menghitung rata-ratanya ( langkah 2-4).

7. Kalikan hasil perhitungan matriks antar kriteria dengan tabel hasil perhitungan bobot perkriteria antar setiap elemen.


(43)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menganalisa kemampuan metode Analytical Hierarchy Process(AHP) dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemimpin.

3.1 Rumusan Masalah

Dalam memilih seorang pemimpin, pemilih biasanya menggunakan pikiran mereka untuk menentukan siapa yang dipilih. Cara seperti ini memang terlihat lebih demokratis karena setiap anggota atau pemilih memiliki hak untuk memilih siapapun calon pemimpin mereka tanpa paksaan. Namun terkadang ada juga pemilih yang memilih secara asal. Hal ini dikarenakan tidak adanya panduan kriteria-kriteria yang baik dalam menentukan keputusannya, sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi tidak baik. Dari keadaan tersebut penulis mengadakan penelitian ini dengan membangun sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin dengan beberapa kriteria yang akan diolah dengan menggunakan metode AHP. Sistem ini dibangun untuk membantu pemilih dalam memilih calon pemimpin terbaik, serta meningkatkan rasionalitas keputusan dari pemilih. Masalah yang akan diteliti adalah seberapa besar peran sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin ini dalam membantu pemilih mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan rasionalitas keputusan dari pemilih. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah di atas,


(44)

penulis akan melakukan beberapa langkah pengerjaan penelitian yang tersaji dalam sebuah metodologi penelitian, langkah-langkah tersebut antara lain :

1. Perancangan Sistem

Tahap ini penulis akan menganalisis dan merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan pemilih.

2. Implementasi Sistem

Tahap ini penulis akan membuat sistem yang sesuai dengan rancangan pada tahap sebelumnya, serta mengimplementasikannya.

3. Pengujian Sistem Dengan Kuisioner

Tahap ini penulis akan melakukan pengujian terhadap sistem dengan menggunakan kuisioner atau angket.

4. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada tahap ini penulis akan menyortir kembali data dari kuisioner yang telah terkumpul dan mengolahnya sehingga didapatkan presentase peniliaian sistem yang akan digunakan dalam tahap analisa data.

5. Analisa Data

Pada tahap ini penulis akan melakukan analisa terhadap data, meliputi segi tampilan sistem, kemudahan pemakaian maupun kegunaan sistem.


(45)

6. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap terakhir ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Langkah-langkah tersebut kemudian akan dijelaskan lebih lanjut melalui uraian berikut :

3.1.1 Perancangan Sistem

Pada tahap ini penulis akan mempertimbangkan informasi-informasi yang didapat dari beberapa sumber untuk merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin, terutama dalam penentuan kriteria yang akan digunakan pada sistem. Proses yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi perancangan sistem dengan beberapa alat bantu seperti use case dan diagram aliran data, serta merancang model database dan model manajemennya. Model

database akan dirancang dengan bantuan diagram Entity-Relationship (ER),

sedangkan manajemen model yang digunakan adalah model kuantitatif, yaitu AHP. Dari perancangan tersebut penulis dapat menentukan interface dan fitur-fitur sistem yang akan dibuat yang menyesuaikan dengan kebutuhan pemilih, sehingga mudah digunakan oleh pemilih. Hasil dari tahap ini adalah rancangan sistem dan kriteria-kriteria yang akan digunakan.


(46)

3.1.2 Implementasi Sistem

Penulis akan membuat sistem yang sesuai dengan rancangan pada tahap sebelumnya, untuk itu masukan yang dibutuhkan adalah informasi rancangan sistem yang didapat dari tahap sebelumnya, serta kriteria-kriteria yang akan digunakan pada sistem. Tahap ini meliputi beberapa proses seperti pembuatan sistem berbasis web dengan fitur-fitur dan tampilan yang sesuai dengan rancangan, dan mengunggah sistem ke sebuah webhosting agar sistem ini dapat diakses oleh masyarakat umum. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan HTML, dan menggunakan MySQL sebagai database serta menggunakan metode AHP. Database pada sistem digunakan untuk menyimpan data calon-calon pemimpin secara detail meliputi identitas calon pemimpin, riwayat hidup calon pemimpin dan data lain yang mendukung. Sistem ini akan dibangun dengan beberapa fitur seperti menu pengisian data para calon pemimpin dan menu simulasi penentuan keputusan pemilihan pemimpin. Admin dapat memilih beberapa kriteria terlebih dahulu pada menu simulasi. Menu simulasi akan menampilkan kolom isian bagi pengguna, yang merupakan kolom untuk pembobotan antar kriteria. Setelah pengisian bobot kriteria dilakukan, sistem akan melakukan perhitungan dengan metode AHP. Sistem akan menampilkan data calon pemimpin yang memiliki total nilai tertinggi sesuai dengan kriteria yang dimasukkan. Keluaran dari tahap ini adalah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin yang telah dibuat dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui web browser.


(47)

3.1.3 Pengujian Sistem Dengan Kuisioner

Setelah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin dibuat dan dapat diakses, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian sistem dengan menggunakan metode kuisioner atau angket berdasarkan persepsi pengguna atau pemilih. Masukan yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah pernyataan-pernyataan yang terkait dengan uji kualitas sistem. Proses dalam tahap ini adalah pembuatan kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh responden, dan penyebaran kuisioner. Kuesioner akan dilakukan dengan penilaian terhadap sistem dan keputusan yang dihasilkan responden akan menilai kualitas sistem dari segi antarmuka, penggunaan, fitur dan sebagainya, serta menilai keputusan yang dihasilkan sistem apakah baik atau tidak.

Kuisioner akan disertakan dalam sistem sebagai kuisioner online. Responden yang dituju adalah pemilih dari suatu kegiatan pemilihan pemimpin. Keluaran dari tahap ini adalah hasil kuesioner berupa data yang diperlukan untuk menguji atau membuktikan seberapa besar kegunaan sistem dalam membantu pemilih mengambil keputusan yang lebih rasional dan objektif.

3.1.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Hasil Pengujian

Pada tahap pengumpulan data ini, masukan yang dibutuhkan adalah data hasil kuisioner. Proses pada tahap ini meliputi pengumpulan dan penyeleksian data kuisioner yang dianggap valid. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan bantuan program pengolah data sehingga didapatkan


(48)

keluaran berupa nilai persentase dari dari kuesioner tersebut yang selanjutnya dapat dianalisa.

3.1.5 Analisa Data

Data presentase nilai pada kuisioner sebelumnya akan menjadi masukan dalam tahap ini. Analisa data meliputi proses analisa keputusan pemilih sesudah menggunakan sistem, bagaimana persepsi responden terhadap sistem ini. Selanjutnya dilakukan juga analisa dari segi tampilan sistem, kemudahan pemakaian maupun kegunaan sistem. Analisa data ini akan membantu penulis dalam menarik kesimpulan.

3.1.6 Penarikan Kesimpulan

Tahap terakhir adalah proses penarikan kesimpulan dengan cara melihat hasil analisa data pada tahap sebelumnya. Penulis dapat menarik kesimpulan apabila semakin tinggi penilaian pengguna terhadap sistem ini maka menunjukkan bahwa sistem yang dibuat semakin baik . Hal ini dikarenakan sistem ini dapat membantu pengguna untuk mengambil keputusan. Untuk menguji rasionalitas kriteria yang diberikan maka akan dibandingkan keputusan pemilih sebelum dan sesudah menggunakan sistem, jika hasilnya berbeda berarti sistem dapat mempengaruhi pemilih dalam menentukan keputusan yang lebih objektif dan rasional dalam memilih pemimpin sesuai dengan kriteria yang diinginkan.


(49)

27 BAB IV

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini akan menjelaskan bagaimana sistem dirancang dan diimplementasikan. 4.1 Perancangan sistem

Tahap ini akan menjelaskan hasil perancangan sistem, terdiri dari diagram

use-case, diagram aliran data (DAD), manajemen model, manajemen data,

manajemen dialog, dan manajemen knowledge. 4.1.1 Diagram Use-Case

Diagram use-case merupakan model diagram UML yang digunakan untuk menggambarkan kebutuhan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem. Diagram use-case menekankan pada “siapa” melakukan “apa” dalam lingkungan sistem perangkat lunak yang akan dibangun. Diagram use-case adalah gambaran dari beberapa atau semua aktor, use-case, dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan dibangun. Berikut diagram use-case untuk sistem ini :


(50)

Admin

Sistem Pendukung Keputusan

Pemilihan Pemimpin

Pemilih Memasukkan berita Memasukkan data kandidat login <uses> <uses> Mendaftarkan sebagai member logout <depends on> Mengakses berita Mengakses profil kandidat Mensimulasikan pemilihan pemimpin <uses> Mengisi kuesioner <uses> Mengisi bobot kriteria Mengisi bobot subkriteria Mengisi bobot prioritas kandidat <include> <include> <include>


(51)

4.1.2 Skenario Use Case

1. Login

a. Nama Case : Login b. aktor : Admin, Pemilih

c. Kondisi Awal : User belum masuk ke dalam sistem

d. Kondisi Akhir : Admin dan Pemilih berhasil masuk ke dalam sistem.

e. Basic Flow :

i. User memasukan ID dan Password ii. Sistem memverifikasi user

iii. User berhasil berhasil masuk ke dalam sistem f. Alternate Flow:

iv. Jika User salah memasukan ID atau Password v. Sistem menolak user

vi. User tidak bisa login

2. Memasukkan berita

a. Nama case : Memasukkan berita b. Aktor : Admin


(52)

d. Kondisi Akhir : Berita berhasil terekam dalam database e. Basic Flow :

i. Admin mengisikan judul, isi dan gambar berita ke dalam form berita

ii. Admin menekan tombol simpan

iii. Sistem menampilkan pesan konfirmasi bahwa berita berhasil disimpan

iv. Berita berhasil direkam dalam data base f. Alternative Flow :

ii. Jika judul berita belum terisi semua iii. Sistem memberi pesan kesalahan iv. Berita gagal terekam di database

3. Memasukkan data kandidat

a. Nama case : Memasukkan data kandidat b. Aktor : Admin

c. Kondisi Awal : Admin sudah login

d. Kondisi Akhir : Data kandidat berhasil terekam dalam database e. Basic Flow :


(53)

i. Admin mengisikan data kandidat ke dalam form ii. Admin menekan tombol simpan

iii. Sistem menampilkan pesan konfirmasi bahwa data kandidat berhasil disimpan

iv. Berita berhasil direkam dalam data base

f. Alternative Flow :

ii. Jika data kandidat utama belum terisi semua iii. Sistem memberi pesan kesalahan

iv. Data kandidat gagal terekam di database

4. Mendaftarkan sebagai member

a. Nama case : Mendaftarkan sebagai member b. Aktor : Pemilih

c. Kondisi Awal : Pemilih berada di form Sign in

d. Kondisi Akhir : Pemilih berhasil terekam sebagai member e. Basic Flow :

i. Pemilih mengisikan username dan password pada form ii. Pemilih menekan tombol daftar


(54)

iii. Sistem menampilkan pesan konfirmasi bahwa username dan password berhasil disimpan

iv. Pemilih berhasil direkam sebagai member dalam sistem

f. Alternative Flow :

ii. Jika salah satu username atau password belum terisi iii. Sistem memberi pesan kesalahan

iv. Proses pendaftaran member gagal dilakukan

5. Mengakses berita

a. Nama case : Mengakses berita b. Aktor : Pemilih

c. Kondisi Awal : Pemilih berada di halaman Home d. Kondisi Akhir : Berita berhasil diakses

e. Basic Flow :

i. Pemilih memilih judul berita untuk berita selengkapnya ii. Sistem menampilkan isi berita lengkap

iii. Pemilih berhasil mengakses berita


(55)

6. Mengakses profil kandidat

a. Nama case : Mengakses profil kandidat b. Aktor : Pemilih

c. Kondisi Awal : Pemilih berada di halaman Profil Kandidat d. Kondisi Akhir : Profil kandidat berhasil diakses

e. Basic Flow :

i. Pemilih memilih nama kandidat untuk profil selengkapnya ii. Sistem menampilkan isi profil kandidat lengkap

iii. Pemilih berhasil mengakses profil kandidat

f. Alternative Flow : -

7. Mensimulasikan pemilihan pemimpin

a. Nama case : Mensimulasikan pemilihan pemimpin b. Aktor : Pemilih

c. Kondisi Awal : Pemilih sudah login sebagai member

d. Kondisi Akhir : Hasil perhitungan simulasi pemilihan berhasil ditampilkan pada sistem

e. Basic Flow :


(56)

ii. Pemilih mengisikan nilai bobot subkriteria iii. Pemilih mengisi nilai bobot prioritas kandidat iv. Pemilih menekan tombol simpan

v. Hasil perhitungan simulasi pemilihan berhasil ditampilkan pada sistem

f. Alternative Flow :

ii. Jika bobot kriteria ada yang belum terisi iii. Sistem menampilkan pesan kesalahan

iv. Hasil perhitungan simulasi pemilihan gagal ditampilkan pada system

8. Mengisi Kuesioner

a. Nama case : Mengisi kuesioner b. Aktor : Pemilih

c. Kondisi Awal : Pemilih telah melakukan simulasi d. Kondisi Akhir : Kuesioner telah berhasil disimpan e. Basic Flow :

i. Pemilih mengisikan jawaban pertanyaan kuesioner ii. Pemilih menekan tombol simpan


(57)

iii. Kuesioner berhasil disimpan

f. Alternative Flow : -

4.1.3 Diagram Aliran Data (DAD)

Rangkaian proses dalam sistem yang akan dibuat digambarkan dalam bentuk Diagram Aliran Data (DAD). DAD terdiri dari Diagram Konteks, DAD tingkatan 1, dan DAD tingkatan 2.

4.1.3.1 Diagram Konteks

Gambar 4. 2. Diagram Konteks.

Kandidat Pemilih Bobot kriteria

Bobot elemen Kriteria pilihan SISTEM PENDUKUNG PENGAMBIL AN KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMIMPIN Hasil simulasi Pesan verifikasi Riwayat pendidikan Riwayat pekerjaan Data prestasi Username &password Identitas user organisasi Informasi kandidat Identitas kandidat


(58)

4.1.3.2 DAD Tingkatan 1

Gambar 4. 3. Diagram Aliran Data Tingkatan 1.

Simulasi AHP Kandidat Identitas kandidat Riwayat pekerjaan Riwayat pendididikan Data prestasi Kriteria pilihan Pemilih Bobot kriteria Bobot elemen Hasil simulasi 2

Pengolahan

data kandidat

1 Administrasi user 3 Identitas user Username & password Pesan verifikasi Penayangan info Kandidat 4 Informasi kandidat organisasi Organisasi D5 Kandidat D1 Pen didikan D2 prestasi D4 Peker jaan D3 Verifikasi user 5 Username terverifik asi Username dan password user D6 Username & password tersimpan


(59)

4.1.3.3 DAD Tingkatan 2 Proses Pengolahan Data Kandidat Perekaman Identitas kandidat Perekaman riwayat pendidikan Perekaman data prestasi Perekaman riwayat pekerjaan Kandidat D1 Identitas kandidat Pendidikan D2 Riwayat pekerjaan Riwayat pendididikan Data prestasi Pekerjaan D3 Prestasi D4 1.1 1.2 1.3 1.4 Perekaman data organisasi 1.5 Organisasi D5 organisasi


(60)

4.1.3.4 DAD Tingkatan 2 Proses Simulasi AHP

4.1.4 Manajemen Model

Manajemen model menampilkan gambaran tentang model SPPK dan kriteria yang digunakan dalam bentuk diagram ketergantungan. Kriteria yang digunakan dalam sistem ini adalah integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas, yang diambil dari pidato presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang pelaksanaan Gerakan Nasional Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Istana Negara (tempo.co). Subkriteria yang digunakan ditentukan berdasarkan pendapat dari Sanborn(2006) yang menuliskan tentang 6 prinsip pemimpin yang baik dalam

Normalisasi bobot kriteria 2.1 Menghitung total nilai kandidat 2.3 Normalisasi bobot elemen 2.2 Bobot elemen Bobot kriteria Bobot elemen ternormalisasi Bobot kriteria ternormalisasi Hasil simulasi Kandidat D1 Pekerjaan D3 Pendidikan D2 Prestasi D4 Pilihan kriteria Username terverifikasi organisasi D5


(61)

bukunya yaitu kemampuan menguasai diri, kekuatan fokus, kekuatan bersama orang lain, kekuatan komunikasi persuasif, kekuatan pelaksanaan, dan kekuatan memberi. Diagram ketergantungan pada gambar 4.1 akan menjelaskan ketergantungan antar variabel kriteria secara detail.

Gambar 4. 6. Diagram Ketergantungan. Berikut penjelasan dari diagram di atas :

 Integritas merupakan sifat kepemimpinan yang mengharuskan adanya keseimbangan antara perkataan dan perbuatan

 Kapabilitas adalah kemampuan, daya, kepandaian, ketrampilan, maupun kebiasaan seorang pemimpin

integritas Bobot integritas kapabilitas Bobot kapabilitas akseptabilitas Bobot akseptabilitas Skor integritas Skor kapabilitas Skor akseptabilitas kejujuran konsisten Tepat janji Daya tanggap komunikatif kredibilitas etika Patuh hukum moralitas Nilai Total


(62)

 Akseptabilitas adalah tingkat penerimaan masyarakat, jadi seorang pemimpin tidak hanya diterima secara hukum namun juga diterima oleh masyarakat.

 Variabel nilai total dihasilkan dari menjumlahkan skor integritas, skor kapabilitas, dan skor akseptabilitas di mana masing-masing skor digambarkan sebagai variabel intermediate atau variabel tidak terkontrol.  Skor integritas dihasilkan dari variabel integritas dikalikan dengan bobot

integritas di mana bobot integritas digambarkan sebagai variabel tidak pasti.

 Nilai integritas dihasilkan dari jumlah nilai sub kriteria yang digambarkan sebagai variabel kejujuran, tepat janji, dan konsisten.

 Skor kapabilitas dihasilkan dari variabel kapabilitas dikalikan dengan bobot kapabilitas di mana bobot kapabilitas digambarkan sebagai variabel tidak pasti.

 Nilai kapabilitas dihasilkan dari jumlah nilai sub kriteria yang digambarkan sebagai variabel daya tanggap, kredibilitas, dan komunikatif.  Skor akseptabilitas dihasilkan dari variabel akseptabilitas dikalikan dengan

bobot akseptabilitas di mana bobot akseptabilitas digambarkan sebagai variabel tidak pasti.

 Nilai akseptabilitas dihasilkan dari jumlah nilai sub kriteria yang digambarkan sebagai variabel etika, moralitas, dan patuh hukum.


(63)

4.1.5 Manajemen Data

Bagian ini akan menjelaskan perancangan basis data yang meliputi tahap desain basisdata konseptual, desain basisdata logikal, dan desain basisdata fisikal. 4.1.5.1 Desain Basisdata Konseptual (Conceptual Database Design)

Tahap desain ini merupakan proses mengkonstruksi suatu model data yang digunakan dalam sebuah enterprise, bersifat independen dari semua pertimbangan fisik. Model data konseptual adalah sumber dari informasi untuk tahap disain logikal. Untuk merancang model data konseptual dibutuhkan alat yang dapat menggambarkan model data yang dibutuhkan, seperti diagram relasi-entitas(Entity-Relationship Diagram) .

4.1.5.1.1 Diagram Relasi-Entitas (Entity-Relationship Diagram)

Diagram Relasi-Entitas ini menyajikan data berupa entitas dan relasi. Entitas merupakan objek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata, sedangkan relasi adalah hubungan yang terjadi antara 2 atau lebih entitas. Dalam sistem ini terdapat entitas kandidat, pekerjaan, pendidikan, organisasi, prestasi, kriteria, pemilih, dan subkriteria.


(64)

42 #idpendidikan namasekolah kandidat pekerjaan pendidikan

prestasi organisasi

pemilih

subkriteria

memiliki memiliki keanggo

taan

pilih memiliki

#idkandidat

namakandidat tanggallahir

tempatlahir nourut foto partaipeng usung #idprestasi deskripsi tahun #idpekerjaan jenispeker jaan namainstansi tahunawal tahunakhir

#idorganisasi namaorganisasi

pendiri tglberdiri jmlanggota tingkat jurusan angkatan

#idpemilih nama password

username

tgllahir

jabatan tglmasuk

statusanggota bobotsub skor #idkriteria namakriteria N

N N N

N N 1 1 1 1 agama visimisi jabatan

kriteria memiliki

N namasubkriteria #idsubkriteria 1 N bobotintegritas bobotakseptabilitas bobotkapabilitas


(65)

43

4.1.5.2 Desain Basisdata Logikal (Logical Database Design)

Tahap desain basisdata logikal ini merupakan proses untuk mengkontruksi suatu model dalam data yang digunakan dalam sebuah enterprise berdasarkan model data yang spesifik (contoh relational), tetapi independent dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik yang lain. Model logikal merupakan pemetaan dari model konseptual. Desain logikal akan digambarkan dengan model relasional.

4.1.5.2.1 Model Relasional

Model relasional ini bertujuan untuk menyediakan metode deklaratif untuk menspesifikasikan data dan queri.


(66)

Gambar 4. 8. Model Relasional. Pekerjaan idpekerjaan tahunawal tahunakhir jenispekerjaan namainstansi jabatan idkandidat Pendidikan idpendidikan angkatan tingkat namasekolah jurusan idkandidat Keanggotaan idkeanggotaan idkandidat idorganisasi tglmasuk jabatan statusanggota Kandidat idKandidat namakandidat tanggallahir tempatlahir visimisi foto nourut Agama partaipengusung Organisasi idorganisasi namaorganisasi pendiri tglberdiri jmlanggota Prestasi idprestasi deskripsi tahun idkandidat Pilih idPilih idkandidat idpemilih idsubkriteria bobotsub skor bobotintegritas bobotkapabilitas bobotakseptabilitas Pemilih idPemilih username password tgllahir nama Kriteria idkriteria namakriteria Subkriteria idsubkriteria namasubkriteria idkriteria * ** ** ** ** * ** ** * ** * ** * ** *


(67)

4.1.5.3 Desain Basisdata Fisikal (Physical Database Design)

Tahap desain basisdata fisikal ini merupakan proses menghasilkan suatu deskripsi dari implementasi database pada penyimpan sekunder. Desain fisikal meliputi normalisasi dan deskripsi tabel fisik.

4.1.5.3.1 Normalisasi

Normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan suatu set dari relasi yang cocok yang mendukung kebutuhan data dari sebuah sistem. Tahap normalisasi meliputi 3 tahap yaitu bentuk normalisasi ke 1( 1NF), normalisasi ke 2 (2 NF), dan normalisasi ke 3 (3 NF).

1. Normalisasi 1 (1 NF)

Desain database yang dibuat sudah memenuhi 1 NF, karena setiap

record sudah bersifat atomic yaitu tidak dapat dipecah menjadi

beberapa nilai, setiap nilai atribut tidak ada yang berulang dan tiap atribut hanya memiliki 1 pengertian.

2. Normalisasi 2 (2 NF)

Desain database yang dibuat sudah memenuhi 2 NF, karena atribut bukan kunci (non-key) pada setiap tabel memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.


(68)

3. Normalisasi 3(3 NF)

Desain database yang dibuat sudah memenuhi 3 NF, karena telah memenuhi syarat bentuk 2 NF dan setiap atribut bukan kunci pada setiap tabel tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain setiap atribut bukan kunci tidak memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya.

4.1.5.3.2 Deskripsi Tabel Kandidat

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data identitas kandidat. Tabel kandidat memiliki primary key yaitu idkandidat dengan tipe data varchar. Variabel lainnya mengikuti rancangan pada diagram ER, seperti namakandidat, tanggallahir, tempatlahir, foto, agama, dan nourut.

Tabel 4. 1. Tabel Kandidat.

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idkandidat Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap kandidat namakandidat Varchar(30) Nama dari kandidat

tanggallahir Date Tanggal lahir kandidat tempatlahir Varchar(30) Tempat lahir kandidat

foto Varchar(100) Foto kandidat

visimisi Varchar(500) Visi atau misi dari kandidat


(69)

4.1.5.3.3 Deskripsi Tabel Pekerjaan

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data riwayat pekerjaan kandidat. Tabel pekerjaan memiliki primary key yaitu idpekerjaan dengan tipe data varchar. Tabel pekerjaan memiliki relasi many-to-one dengan tabel kandidat sehingga tabel ini memiliki foreign key yaitu idkandidat.

Tabel 4. 2. Tabel Pekerjaan

agama Varchar(20) Agama kandidat

partaipengusung Varchar(50) Partai yang mengusung kandidat(jika ada)

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idpekerjaan Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap pekerjaan jenispekerjaan Varchar(30) Jenis pekerjaan yang dimiliki namainstansi Varchar(30) Nama instansi / tempat bekerja tahunawal Varchar(4) Tahun awal mulai bekerja tahunakhir Varchar(4) Tahun selesai bekerjaan

jabatan Varchar(30) Jabatan atau posisi kandidat dalam pekerjaannya


(70)

4.1.5.3.4 Deskripsi Tabel Pendidikan

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data riwayat pendidikan kandidat. Tabel pendidikan memiliki primary key yaitu idpendidikan dengan tipe data varchar. Tabel pendidikan memiliki relasi many-to-one dengan tabel kandidat sehingga tabel ini memiliki foreign key yaitu idkandidat.

Tabel 4. 3. Tabel Pendidikan.

4.1.5.3.5 Deskripsi Tabel Prestasi

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data prestasi kandidat.Tabel prestasi memiliki primary key yaitu idprestasi dengan tipe data varchar. Tabel prestasi memiliki relasi many-to-one dengan tabel kandidat sehingga tabel ini memiliki foreign key yaitu idkandidat.

Nama Variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idpendidikan Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap pendidikan angkatan Varchar(10) Angkatan tingkat pendidikan tingkat Varchar(20) Tingkat pendidikan

namasekolah Varchar(30) Nama sekolah jurusan Varchar(50) Nama jurusan


(71)

Tabel 4. 4. Tabel Prestasi.

4.1.5.3.6 Deskripsi Tabel organisasi

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data organisasi yang pernah di ikuti oleh kandidat. Tabel organisasi memiliki primary key yaitu idorganisasi dengan tipe data varchar. Tabel organisasi memiliki relasi many-to-many dengan tabel kandidat sehingga relasi ini menghasilkan tabel keanggotaan pada tabel 4.6. Tabel 4. 5. Tabel Organisasi.

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idPrestasi Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap prestasi deskripsi Varchar(100) Penjelasan tentang prestasi yang

diraih

tahun date Tanggal prestasi diraih

idKandidat Varchar(10) Foreign_key Id kandidat yang bersangkutan

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idorganisasi Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap organisasi namaorganisasi Varchar(50) Nama dari organisasi pendiri Varchar(50) Nama pendiri organisasi tglberdiri date Tanggal organisasi didirikan


(72)

4.1.5.3.7 Deskripsi Tabel Keanggotaan

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan relasi antara tabel kandidat (tabel 4.1) dengan tabel organisasi(tabel 4.5) . Tabel keanggotaan memiliki primary key yaitu idKeanggotaan dengan tipe data varchar. Tabel keanggotaan merupakan hasil relasi many-to-many dengan tabel kandidat, sehingga tabel ini memiliki foreign key idKandidat dan idorganisasi, serta memiliki variabel lain yang dihasilkan dari relasi yaitu jabatan, tglmasuk, dan statusanggota.

Tabel 4. 6. Tabel Keanggotaan.

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idkeanggotaan Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap keanggotaan idkandidat Varchar(10) Foreign_key Id kandidat yang bersangkutan idorganisasi Varchar(10) Foreign_key Id organisasi yang diikuti jabatan Varchar(30) Jabatan dari kandidat dalam

organisasi

tglmasuk date Tanggal masuk kandidat dalam

organisasi

statusanggota Varchar(10) Status keanggotaan kandidat (aktif/ nonaktif)


(73)

4.1.5.3.8 Deskripsi Tabel Pemilih

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data identitas pemilih.Tabel pemilih memiliki primary key yaitu idpemilih dengan tipe data varchar. Tabel pemilih memiliki relasi many-to-many dengan tabel kriteria pada tabel 4.8 menghasilkan tabel dari relasinya yaitu tabel pilih pada tabel 4.9. Tabel ini juga memiliki relasi

many-to-one dengan tabel 4.1 yaitu tabel kandidat.

Tabel 4. 7. Tabel Pemilih.

4.1.5.3.9 Deskripsi Tabel Kriteria

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kriteria kandidat.Tabel kriteria memiliki primary key yaitu idkriteria dengan tipe data varchar. Tabel kriteria memiliki relasi many-to-many dengan tabel pemilih pada tabel 4.7 sehingga menghasilkan tabel dari relasinya yaitu tabel pilih pada tabel 4.9. Tabel ini juga memiliki tiga relasi many-to-many dengan tabel 4.1 yaitu tabel kandidat, Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idpemilih Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap pemilih

nama Varchar(30) Nama pemilih

username Varchar(16) Username untuk pemilih password Varchar(16) Password untuk pemilih


(74)

sehingga menghasilkan tabel integritas pada tabel 4.10, tabel kapabilitas (tabel 4.11), dan tabel akseptabilitas (tabel 4.12).

Tabel 4. 8. Tabel Kriteria.

4.1.5.3.10 Deskripsi Tabel Pilih

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan relasi antara tabel kandidat (tabel 4.1), tabel pemilih (tabel 4.7) dan tabel kriteria (tabel 4.8) dan tabel kandidat (tabel 4.1). Tabel pilih memiliki primary key yaitu idpilih dengan tipe data varchar. Tabel pilih merupakan hasil relasi many-to-many dengan tabel subkriteria, tabel pemilih, dan tabel kandidat, sehingga tabel ini memiliki foreign key idkandidat, idpemilih, dan idsubkriteria

Tabel 4. 9. Tabel Pilih.

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idkriteria Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap kriteria namakriteria Varchar(30) nama kriteria yang digunakan

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idpilih Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap baris pilihan idkandidat Varchar(10) Foreign_key Id pemilih yang bersangkutan idpemilih Varchar(10) Foreign_key Id kandidat yang dipilih idsubkriteria Varchar(10) Foreign_key Id kriteria yang digunakan bobotsub double Bobot untuk subkriteria yang


(75)

4.1.5.3.11 Deskripsi Tabel Subkriteria

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data subkriteria untuk masing-masing kriteria utama. Tabel subkriteria memiliki primary key yaitu idsubkriteria dengan tipe data varchar. Tabel ini memiliki relasi many-to-one dengan tabel kriteria (tabel 4.8)

Tabel 4. 10. Tabel Subkriteria.

dipilih

skor double Skor kandidat untuk subkriteria

tertentu

bobotintegritas double Bobot integritas yang digunakan bobotkapabilitas double Bobot kapabilitas yang

digunakan bobotakseptabilit

as

double Bobot akseptabilitas yang digunakan

Nama variabel Tipe data Constrain Deskripsi

idsubkriteria Varchar(10) Primary_key Id unik untuk tiap baris subkriteria

namasubkriteria Varchar(30) Nama untuk subkriteria idkriteria Varchar(10) Foreign_key Id kriteria yang bersangkutan


(76)

4.1.6 Manajemen Dialog

Manajemen dialog akan menjelaskan desain antarmuka dari sistem yang akan dibuat. Desain antarmuka meliputi halaman home, halaman simulasi, dan halaman info kandidat.

4.1.6.1 Halaman Home

Gambar 4. 9. Desain Halaman Home. Penjelasan :

Halaman home dibuat untuk memperkenalkan fungsi sistem kepada pengguna, dan sebagai halaman utama dari sistem. Pada halaman ini disediakan menu pilihan bagi pengguna di bagian atas halaman, dengan tujuan agar pengguna mudah berpindah-pindah halaman. Disediakan tombol pencarian pada bagian kanan atas


(77)

halaman untuk memudahkan pengguna mencari berita atau profil kandidat terkait. Berita terbaru ditampilkan pada halaman ini dengan tujuan agar pengguna dapat mengetahui berita-berita seputar pemilihan yang berkaitan dengan kandidat yang akan dipilih dengan cepat dan praktis. Pada bagian kiri halaman di berikan penjelasan mengenai sistem, tujuan sistem dan kegunaan sistem. Interface dibuat semenarik mungkin agar pengguna merasa nyaman saat menggunakan sistem. 4.1.6.2 Halaman Simulasi

Gambar 4. 10. Desain Halaman Simulasi. Penjelasan :

Halaman simulasi berfungsi untuk melakukan simulasi AHP yang merupakan fungsi utama dari sistem. Halaman ini menyediakan kolom-kolom bobot kriteria dan subkriteria yang harus diisi oleh pengguna. Disertakan penjelasan untuk


(78)

masing-masing kolom isian agar pengguna dapat secara mudah mengerti cara menggunakan simulasi AHP ini.

4.1.6.3 Halaman Info Kandidat

Gambar 4. 11. Desain Halaman Info Kandidat. Penjelasan :

Halaman info kandidat dibuat dengan tujuan agar pengguna atau pemilih memiliki pertimbangan atas kandidat pilihannya dalam pemilihan yang terkait. Disediakan informasi tentang kandidat secara lengkap dan mudah dibaca, agar pengguna atau pemilih benar-benar mengenal seluruh kandidat dengan baik. Disediakan juga pilihan kandidat di sebelah kiri halaman, dengan maksud agar pengguna dapat


(79)

memilih kandidat yang ingin ditampilkan informasinya secara lengkap dengan cepat dan mudah.

4.1.6.4 Halaman Admin/ Input Data

Gambar 4. 12. Desain Halaman Input Data. Penjelasan :

Halaman input data hanya dapat diakses oleh user selaku admin. Halaman ini berfungsi untuk memasukkan data kandidat,data berita, dan data organisasi kandidat. Format tampilan pada halaman ini terdiri dari form isian data dan tabel daftar kandidat atau berita atau organisasi yang telah tersimpan pada database. 4.1.7 Manajemen Pengetahuan


(80)

4.2 Implementasi Sistem

Implementasi sistem ini berisi pembuatan sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Untuk membangun sistem ini dibutuhkan spesifikasi software sebagai berikut:

1. Sistem operasi Windows 7 2. NetBeans IDE 7.0

3. Wamp Server 5.1.3 4. SQLYog Ultimate 5. Google Chrome 6. JQuery

4.2.1 Implementasi Manajemen Data

Langkah pertama dalam implementasi sistem ini adalah membuat

data base terlebih dahulu. Data base dalam sistem ini bernama spk yang

dibuat menggunakan MySQL melalui SQLyog sebagai aplikasi pengolahan kueri. Berikut langkah-langkah pembuatan database-nya:

1. Membuat user baru dengan username root dan password admin, selanjutnya membuat nama data base baru bernama spk.


(81)

2. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel dengan menggunakan perintah create table diikuti nama tabel dan kolom-kolom dalam tabel. Berikut implementasi pembuatan tabel-tabel yang dibutuhkan dalam sistem .

a. Implementasi Tabel Admin

CREATE TABLE `admin` (

`no_id` varchar(10) NOT NULL,

`username` varchar(10) default NULL,

`password` varchar(16) default NULL,

PRIMARY KEY (`no_id`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

b. Implementasi Tabel Berita

CREATE TABLE `berita` (

`kode_idberita` varchar(10) NOT NULL default '',

`no_idberita` int(11) NOT NULL,

`judulberita` varchar(50) default NULL,

`tanggalberita` date default NULL,

`penulis` varchar(30) default NULL,

`isiberita` varchar(10000) default NULL,

`images` varchar(50) default NULL,

`namaimages` varchar(100) default NULL,

PRIMARY KEY (`kode_idberita`,`no_idberita`)


(82)

c. Implementasi Tabel Pemilih

CREATE TABLE `pemilih` (

`kode_idpemilih` VARCHAR(10) NOT NULL DEFAULT '',

`no_idpemilih` INT(11) NOT NULL,

`nama` VARCHAR(30) DEFAULT NULL,

`username` VARCHAR(16) DEFAULT NULL,

`password` VARCHAR(16) DEFAULT NULL,

`tgllahir` DATE DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_idpemilih`,`no_idpemilih`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

d. Implementasi Tabel Kandidat

CREATE TABLE `kandidat` (

`kode_idkandidat` varchar(10) default NULL,

`no_idkandidat` int(11) NOT NULL auto_increment,

`namakandidat` varchar(50) default NULL,

`tanggallahir` date default NULL,

`tempatlahir` varchar(30) default NULL,

`nourut` int(11) default NULL,

`partai_pengusung` varchar(50) default NULL,

`agama` varchar(20) default NULL,

`foto` varchar(100) default NULL,

`file_foto` varchar(100) default NULL,

PRIMARY KEY (`no_idkandidat`)


(83)

e. Implementasi Tabel Pekerjaan

CREATE TABLE `pekerjaan` (

`kode_idpekerjaan` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

`no_idpekerjaan` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT

COMMENT 'id unik setiap pekerjaan',

`jenispekerjaan` VARCHAR(30) DEFAULT NULL,

`namainstansi` VARCHAR(30) DEFAULT NULL,

`jabatan` VARCHAR(30) DEFAULT NULL,

`tahunawal` VARCHAR(4) DEFAULT NULL,

`tahunakhir` VARCHAR(4) DEFAULT NULL,

`idkandidat` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`no_idpekerjaan`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

f. Implementasi Tabel Pendidikan

CREATE TABLE `pendidikan` (

`kode_idpendidikan` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

`no_idpendidikan` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`angkatan` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,


(84)

`namasekolah` VARCHAR(100) DEFAULT NULL,

`jurusan` VARCHAR(50) DEFAULT NULL,

`idkandidat` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`no_idpendidikan`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

g. Implementasi Tabel Prestasi

CREATE TABLE `prestasi` (

`kode_idprestasi` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

`no_idprestasi` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`deskripsi` VARCHAR(100) DEFAULT NULL,

`tahun` VARCHAR(4) DEFAULT NULL,

`idkandidat` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`no_idprestasi`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

h. Implementasi Tabel Organisasi

CREATE TABLE `organisasi` (

`idorganisasi` int(11) NOT NULL auto_increment,

`namaorganisasi` varchar(50) default NULL,


(85)

`tglberdiri` date default NULL,

`jmlanggota` int(11) default NULL,

PRIMARY KEY (`idorganisasi`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

i. Implementasi Tabel Keanggotaan

CREATE TABLE `keanggotaan` (

`idkeanggotaan` int(11) NOT NULL auto_increment,

`idkandidat` varchar(10) default NULL,

`idorganisasi` int(11) default NULL,

`jabatan` varchar(30) default NULL,

`tglmasuk` date default NULL,

`statusanggota` varchar(10) default NULL,

PRIMARY KEY (`idkeanggotaan`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

j. Implementasi Tabel Kriteria

CREATE TABLE `kriteria_copy` (

`kode_idkriteria` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

`no_idkriteria` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,


(86)

PRIMARY KEY (`no_idkriteria`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

k. Implementasi Tabel Subkriteria

CREATE TABLE `subkriteria` (

`idsubkriteria` VARCHAR(10) NOT NULL,

`namasubkriteria` VARCHAR(30) DEFAULT NULL,

`idkriteria` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`idsubkriteria`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

l. Implementasi Tabel Pilih

CREATE TABLE `pilih` (

`kode_idpilih` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

`no_idpilih` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`idpemilih` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,

`idkandidat` VARCHAR(10) DEFAULT NULL,


(87)

`bobotsub` DOUBLE DEFAULT NULL,

`skor` DOUBLE DEFAULT NULL,

`bobotintegritas` DOUBLE DEFAULT NULL,

`bobotkapabilitas` DOUBLE DEFAULT NULL,

`bobotakseptabilitas` DOUBLE DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`no_idpilih`)

) ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1

Hasil akhir dari database spk untuk sistem ini dapat dilihat pada gambar berikut:


(88)

4.2.2 Koneksi PHP ke MySQL

Koneksi MySQL ke sistem dilakukan dengan cara sebagai berikut :

<?php

$hostname="localhost"; $username="root"; $password="admin"; $database="spk"; if

(!$dbh=mysql_connect($hostname,$username,$password)) {

echo mysql_error(); exit;

}

mysql_select_db($database,$dbh) or die ("database tidak ditemukan"); ?>

Perintah di atas akan selalu dipanggil dalam setiap halaman, agar

database dapat selalu diakses.

4.2.3 Implementasi Manajemen Dialog

Setelah proses pembuatan data base dilakukan dan koneksi pada

data base telah berhasil, maka langkah selanjutnya adalah membuat interface yang mengacu pada perancangan manajemen dialog pada sub


(89)

bab sebelumnya. Interface inilah yang akan menjadi tampilan sistem yang akan diakses oleh user. Berikut hasil implementasi manajemen dialog. 4.2.3.1 Halaman Home

Halaman ini ditampilkan pertama kali saat user mengakses sistem. Halaman ini menampilkan berita terkini tentang pemilihan pemimpin yang sedang berlangsung. Dalam halaman ini disediakan menu untuk

mengakses fitur-fitur yang ada. Berikut gambaran halaman home :


(1)

Proses 2.3 Bobot elemen ternormalisasi Logika Proses :

 baca bobot elemen

 hitung normalisasi bobot elemen

Proses 2.3 Menghitung total nilai kandidat

Name : Menghitung total nilai kandidat

Deskripsi : menghitung normalisasi bobot untuk setiap kriteria yang dipilih

Sumber data Data

Proses 2.1 Bobot kriteria ternormalisasi

Proses 2.2 Bobot elemen ternormalisasi

Pemilih Pilihan kriteria

D1 Kandidat Identitas kandidat terekam

D2 Riwayat Pendidikan Riwayat pendidkan terekam D3 Riwayat Pekerjaan Riwayat pekerjaan terekam

D4 prestasi Prestasi Kandidat terekam

Tujuan data Data

Pemilih Hasil simulasi

Logika Proses :


(2)

 baca bobot kriteria ternormalisasi dan bobot elemen ternormalisasi

 kalikan bobot elemen dengan bobot kriteria

 jumlahkan setiap hasil perkalian sebelumnya

Proses 3 Merekam identitas user

Name : Merekam identitas user

Deskripsi : merekam identitas user dalam database

Sumber data Data

Pemilih Username&password

Pemilih Identitas user

Tujuan data Data

D5 Pemilih Identitas user teridentifikasi

D5 Pemilih Username & password

teridentifikasi Logika Proses :

 baca identitas user

 baca username & password

 tulis identitas user dan username& password ke dalam database Tabel 4.21. Tabel Spesifikasi Proses 3 Merekam identitas user


(3)

INSERT INTO pemilih VALUES (idPemilih, nama, tanggalLahir, username, password);

Proses 5 verifikasi username & password

Name : verifikasi username & password

Deskripsi : memverifikasi username dan password yang di masukkan user dengan yang tersimpan dalam database.

Sumber data Data

D5 Pemilih Username&password terekam

Tujuan data Data

Pemilih Pesan verifikasi

Logika Proses :

 baca username & password if username & password sama

set pesan_verifikasi = “login berhasil” else

set pesan_verifikasi = “login gagal” endif


(4)

118 Data Kuesioner


(5)

(6)