Penjelasan 3 komponen dasar tersebut adalah sebagai berikut : a.
Pengelolaan Data Database Management
Pengelolaan data Database Management merupakan komponen SPPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data
tersebut disimpan dan dikelola dalam sebuah basis data yang diatur oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis
data Database Management System.
b. Pengelolaan Model Model Base Management
Keunikan dari
SPPK adalah
kemampuannya dalam
mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi
dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga
keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan
dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan
rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
c. Pengelolaan Pengetahuan Knowledge Management
Pengelolaan pengetahuan bertujuan untuk mendukung komponen lain
atau berlaku
sebagai komponen
yang berdiri
sendiriindependent.
d. Pengelolaan Antarmuka Pengguna atau Dialog User Interface
Management
Pengelolaan dialog bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna
secara interaktif.
Melalui pengelolaan
dialog, sistem
diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
Fasilitas yang dimiliki oleh pengelolaan dialog dibagi menjadi tiga
komponen : a.
Bahasa aksi action language, yaitu suatu perangkat lunak yang
dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard,
joystick dan keyfunction yang lainnya. b.
Bahasa tampilan display and presentation language, yaitu
suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan
ini di antaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
c.
Basis pengetahuan knowladge base, yaitu bagian yang mutlak
diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.
2.3 Analytical Hierarchy Process dan SPPK
Dalam penelitian ini metode Analytical Hierarchy Process menjadi metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, untuk itu penulis perlu
menyertakan beberapa hal penting terkait dengan metode ini, yaitu tentang metode-metode dalam pengambilan keputusan dan metode Analytical Hierarchy
process.
2.3.1. Metode-Metode dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, diperlukan suatu metode yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan biasanya
tergantung pada kasus yang ada, karena setiap metode pengambilan keputusan memiliki kelemahan dan keunggulannya masing- masing. Untuk mengetahui
apakah metode yang digunakan cocok atau tidak dengan kasus yang dihadapi, maka perlu dilakukan penelitian untuk kasus tersebut. Setiap metode yang akan
digunakan biasanya membutuhkan data berupa kriteria yang akan diuji dengan metode tersebut.
Metode- metode yang biasa digunakan untuk pengambilan keputusan antara lain : Metode Sistem pakar
Metode Regresi linier
Metode BC Ratio Metode AHP
Metode IRR Metode NPV
Metode FMADM
Metode SAW
2.3.2. Metode Analytical Hierarchy Process
Penulis akan menjelaskan tentang metode AHP dalam beberapa bagian, diantaranya pengertian metode Analytical Hierarchy Process, kelebihan dan
kelemahan Analytical Hierarchy Process, prinsip dasar dan aksioma Analytical Hierarchy Process, dan pembobotan dan perhitungan dalam AHP.
2.3.2.1. Pengertian Metode Analytical Hierarchy Process
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan
dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. AHP mampu memecahkan
persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada tiap perbandingan
variabel dan menetapkan variabel yang memiliki prioritas paling tinggi. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan membentuk
suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan dan hasil perhitungan, dan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas.
Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan
yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat Saaty,
1993.
2.3.2.2. Kelebihan dan Kelemahan Analytical Hierarchy Process
Sebagaimana metode lain, metode Analytical Hierarchy Process juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Berikut beberapa
kelebihan dan kelemahan metode AHP ini : Kelebihan :
1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang
dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2.
Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan. 3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Kelemahan 1.
Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian
secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari
kebenaran model yang terbentuk
2.3.2.3. Prinsip dasar dan Aksioma Analytical Hierarchy Process
AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu: a.
Dekomposisi Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibagi
berdasarkan tujuan, kriteria dan tingkatan alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih
detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Tingkatan paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Tingkatan
berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen- elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir
sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan tingkatan yang baru.
b. Perbandingan penilaianpertimbangan comparative judgments.
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif
dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan
akan menghasilkan prioritas.
c. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di
tingkatan atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam tingkatan yang dipengaruhi
kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di
tingkatan terendah sesuai dengan kriterianya. AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :
a. Aksioma Resiprokal
Aksioma ini menyatakan jika PC EA,EB adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C
sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC EB,EA= 1 PC EA,EB.
Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=15 A.
b. Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan
mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak
menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi. c.
Aksioma Ketergantungan Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak
bergantung pada elemen tingkatan di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki.
2.3.2.4. Pembobotan dan Perhitungan dalam AHP
Pembobotan dalam AHP dibatasi dengan nilai-nilai tertentu. Nilai ini merupakan perbandingan satu elemen dengan elemen lainnya seperti pada daftar
berikut :
Tabel 2. 1. Tabel perbandingan antar elemen. Tingkat Perbandingan
Numerik
Sama penting 1
Mendekati agak lebih penting 2
Agak lebih penting 3
Mendekati cukup penting 4
Cukup penting 5
Mendekati sangat penting 6
Sangat penting 7
Mendekati utlak lebih penting 8
Mutlak lebih penting 9
Adapun proses perhitungan bobot yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Pembuatan matriks pembobotan antar elemen 2.
Menjumlahkan ke bawah setiap nilai pada kolom. 3.
Nilai di setiap kolom dibagi dengan nilai hasil penjumlahan setiap kolom tersebut sesuai dengan kolomnya.
4. Ubah setiap fraksi matriks menjadi desimal dan hitung rata-rata setiap
baris. 5.
Lakukan untuk setiap kriteria, hingga didapatkan tabel hasil perhitungan bobot perkriteria antar setiap elemen.
6. Lakukan perangkingan antar kriteria. Kemudian lakukan langkah yang
sama untuk menghitung rata-ratanya langkah 2-4. 7.
Kalikan hasil perhitungan matriks antar kriteria dengan tabel hasil perhitungan bobot perkriteria antar setiap elemen.
8. Urutkan elemen dari yang memiliki hasil total lebih besar.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menganalisa kemampuan metode Analytical Hierarchy ProcessAHP
dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemimpin. 3.1 Rumusan Masalah
Dalam memilih seorang pemimpin, pemilih biasanya menggunakan pikiran mereka untuk menentukan siapa yang dipilih. Cara seperti ini memang
terlihat lebih demokratis karena setiap anggota atau pemilih memiliki hak untuk memilih siapapun calon pemimpin mereka tanpa paksaan. Namun terkadang ada
juga pemilih yang memilih secara asal. Hal ini dikarenakan tidak adanya panduan kriteria-kriteria yang baik dalam menentukan keputusannya, sehingga keputusan
yang dihasilkan menjadi tidak baik. Dari keadaan tersebut penulis mengadakan penelitian ini dengan membangun sebuah sistem pendukung pengambilan
keputusan pemilihan pemimpin dengan beberapa kriteria yang akan diolah dengan menggunakan metode AHP. Sistem ini dibangun untuk membantu pemilih dalam
memilih calon pemimpin terbaik, serta meningkatkan rasionalitas keputusan dari pemilih. Masalah yang akan diteliti adalah seberapa besar peran sistem
pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin ini dalam membantu pemilih mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan rasionalitas
keputusan dari pemilih. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah di atas,
penulis akan melakukan beberapa langkah pengerjaan penelitian yang tersaji dalam sebuah metodologi penelitian, langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Perancangan Sistem
Tahap ini penulis akan menganalisis dan merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin yang sesuai dengan
kebutuhan pemilih.
2. Implementasi Sistem
Tahap ini penulis akan membuat sistem yang sesuai dengan rancangan pada tahap sebelumnya, serta mengimplementasikannya.
3. Pengujian Sistem Dengan Kuisioner
Tahap ini penulis akan melakukan pengujian terhadap sistem dengan menggunakan kuisioner atau angket.
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini penulis akan menyortir kembali data dari kuisioner yang telah terkumpul dan mengolahnya sehingga didapatkan presentase
peniliaian sistem yang akan digunakan dalam tahap analisa data.
5. Analisa Data
Pada tahap ini penulis akan melakukan analisa terhadap data, meliputi segi tampilan sistem, kemudahan pemakaian maupun kegunaan sistem.
6. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap terakhir ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Langkah-langkah tersebut kemudian akan dijelaskan lebih lanjut melalui uraian berikut :
3.1.1 Perancangan Sistem
Pada tahap ini penulis akan mempertimbangkan informasi-informasi yang
didapat dari beberapa sumber untuk merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin, terutama dalam penentuan kriteria yang akan
digunakan pada sistem. Proses yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi perancangan sistem dengan beberapa alat bantu seperti use case dan diagram
aliran data, serta merancang model database dan model manajemennya. Model database akan dirancang dengan bantuan diagram Entity-Relationship ER,
sedangkan manajemen model yang digunakan adalah model kuantitatif, yaitu AHP. Dari perancangan tersebut penulis dapat menentukan interface dan fitur-
fitur sistem yang akan dibuat yang menyesuaikan dengan kebutuhan pemilih, sehingga mudah digunakan oleh pemilih. Hasil dari tahap ini adalah rancangan
sistem dan kriteria-kriteria yang akan digunakan.
3.1.2 Implementasi Sistem
Penulis akan membuat sistem yang sesuai dengan rancangan pada tahap sebelumnya, untuk itu masukan yang dibutuhkan adalah informasi rancangan
sistem yang didapat dari tahap sebelumnya, serta kriteria-kriteria yang akan digunakan pada sistem. Tahap ini meliputi beberapa proses seperti pembuatan
sistem berbasis web dengan fitur-fitur dan tampilan yang sesuai dengan rancangan, dan mengunggah sistem ke sebuah webhosting agar sistem ini dapat
diakses oleh masyarakat umum. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan HTML, dan menggunakan MySQL sebagai database serta menggunakan
metode AHP. Database pada sistem digunakan untuk menyimpan data calon-calon pemimpin secara detail meliputi identitas calon pemimpin, riwayat hidup calon
pemimpin dan data lain yang mendukung. Sistem ini akan dibangun dengan beberapa fitur seperti menu pengisian data para calon pemimpin dan menu
simulasi penentuan keputusan pemilihan pemimpin. Admin dapat memilih beberapa kriteria terlebih dahulu pada menu simulasi. Menu simulasi akan
menampilkan kolom isian bagi pengguna, yang merupakan kolom untuk pembobotan antar kriteria. Setelah pengisian bobot kriteria dilakukan, sistem akan
melakukan perhitungan dengan metode AHP. Sistem akan menampilkan data calon pemimpin yang memiliki total nilai tertinggi sesuai dengan kriteria yang
dimasukkan. Keluaran dari tahap ini adalah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin yang telah dibuat dan dapat diakses oleh seluruh
masyarakat melalui web browser.
3.1.3 Pengujian Sistem Dengan Kuisioner
Setelah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin dibuat dan dapat diakses, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian
sistem dengan menggunakan metode kuisioner atau angket berdasarkan persepsi pengguna atau pemilih. Masukan yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah
pernyataan-pernyataan yang terkait dengan uji kualitas sistem. Proses dalam tahap ini adalah pembuatan kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus
diisi oleh responden, dan penyebaran kuisioner. Kuesioner akan dilakukan dengan penilaian terhadap sistem dan keputusan yang dihasilkan responden akan menilai
kualitas sistem dari segi antarmuka, penggunaan, fitur dan sebagainya, serta menilai keputusan yang dihasilkan sistem apakah baik atau tidak.
Kuisioner akan disertakan dalam sistem sebagai kuisioner online. Responden yang dituju adalah pemilih dari suatu kegiatan pemilihan pemimpin. Keluaran dari
tahap ini adalah hasil kuesioner berupa data yang diperlukan untuk menguji atau membuktikan seberapa besar kegunaan sistem dalam membantu pemilih
mengambil keputusan yang lebih rasional dan objektif. 3.1.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Hasil Pengujian
Pada tahap pengumpulan data ini, masukan yang dibutuhkan adalah data hasil kuisioner. Proses pada tahap ini meliputi pengumpulan dan penyeleksian
data kuisioner yang dianggap valid. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan bantuan program pengolah data sehingga didapatkan
keluaran berupa nilai persentase dari dari kuesioner tersebut yang selanjutnya
dapat dianalisa. 3.1.5 Analisa Data
Data presentase nilai pada kuisioner sebelumnya akan menjadi masukan dalam tahap ini. Analisa data meliputi proses analisa keputusan pemilih sesudah
menggunakan sistem, bagaimana persepsi responden terhadap sistem ini. Selanjutnya dilakukan juga analisa dari segi tampilan sistem, kemudahan
pemakaian maupun kegunaan sistem. Analisa data ini akan membantu penulis dalam menarik kesimpulan.
3.1.6 Penarikan Kesimpulan
Tahap terakhir adalah proses penarikan kesimpulan dengan cara melihat hasil analisa data pada tahap sebelumnya. Penulis dapat menarik kesimpulan
apabila semakin tinggi penilaian pengguna terhadap sistem ini maka menunjukkan bahwa sistem yang dibuat semakin baik . Hal ini dikarenakan sistem ini dapat
membantu pengguna untuk mengambil keputusan. Untuk menguji rasionalitas kriteria yang diberikan maka akan dibandingkan keputusan pemilih sebelum dan
sesudah menggunakan sistem, jika hasilnya berbeda berarti sistem dapat mempengaruhi pemilih dalam menentukan keputusan yang lebih objektif dan
rasional dalam memilih pemimpin sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
27
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini akan menjelaskan bagaimana sistem dirancang dan diimplementasikan.
4.1 Perancangan sistem
Tahap ini akan menjelaskan hasil perancangan sistem, terdiri dari diagram use-case, diagram aliran data DAD, manajemen model, manajemen data,
manajemen dialog, dan manajemen knowledge.
4.1.1 Diagram Use-Case
Diagram use-case merupakan model diagram UML yang digunakan untuk menggambarkan
kebutuhan fungsional
yang diharapkan
dari sebuah
sistem. Diagram use-case menekankan pada “siapa” melakukan “apa” dalam
lingkungan sistem perangkat lunak yang akan dibangun. Diagram use-case adalah gambaran dari beberapa atau semua aktor, use-case, dan interaksi diantara
komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan dibangun. Berikut diagram use-case untuk sistem ini :
Admin
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemimpin
Pemilih Memasukkan berita
Memasukkan data kandidat
login
uses uses
Mendaftarkan sebagai member
logout
depends on
Mengakses berita
Mengakses profil kandidat
Mensimulasikan pemilihan pemimpin
uses
Mengisi kuesioner
uses
Mengisi bobot kriteria
Mengisi bobot subkriteria
Mengisi bobot prioritas kandidat
include include
include
Gambar 4. 1. Diagram Use-Case.
4.1.2 Skenario Use Case
1. Login
a. Nama Case : Login b. aktor : Admin, Pemilih
c. Kondisi Awal : User belum masuk ke dalam sistem d. Kondisi Akhir : Admin dan Pemilih berhasil masuk ke dalam
sistem. e. Basic Flow :
i. User memasukan ID dan Password ii. Sistem memverifikasi user
iii. User berhasil berhasil masuk ke dalam sistem f. Alternate Flow:
iv. Jika User salah memasukan ID atau Password v. Sistem menolak user
vi. User tidak bisa login
2. Memasukkan berita
a. Nama case : Memasukkan berita
b. Aktor : Admin
c. Kondisi Awal : Admin sudah login
d. Kondisi Akhir : Berita berhasil terekam dalam database
e. Basic Flow :
i. Admin mengisikan judul, isi dan gambar berita ke dalam
form berita ii.
Admin menekan tombol simpan iii.
Sistem menampilkan pesan konfirmasi bahwa berita berhasil disimpan
iv. Berita berhasil direkam dalam data base
f. Alternative Flow :
ii. Jika judul berita belum terisi semua iii. Sistem memberi pesan kesalahan
iv. Berita gagal terekam di database
3. Memasukkan data kandidat
a. Nama case : Memasukkan data kandidat
b. Aktor : Admin
c. Kondisi Awal : Admin sudah login
d. Kondisi Akhir : Data kandidat berhasil terekam dalam database
e. Basic Flow :
i. Admin mengisikan data kandidat ke dalam form
ii. Admin menekan tombol simpan
iii. Sistem menampilkan pesan konfirmasi bahwa data kandidat
berhasil disimpan iv.
Berita berhasil direkam dalam data base f.
Alternative Flow :
ii. Jika data kandidat utama belum terisi semua iii. Sistem memberi pesan kesalahan
iv. Data kandidat gagal terekam di database
4. Mendaftarkan sebagai member
a. Nama case : Mendaftarkan sebagai member
b. Aktor : Pemilih
c. Kondisi Awal : Pemilih berada di form Sign in
d. Kondisi Akhir : Pemilih berhasil terekam sebagai member
e. Basic Flow :
i. Pemilih mengisikan username dan password pada form
ii. Pemilih menekan tombol daftar
iii. Sistem menampilkan pesan konfirmasi bahwa username
dan password berhasil disimpan iv.
Pemilih berhasil direkam sebagai member dalam sistem f.
Alternative Flow :
ii. Jika salah satu username atau password belum terisi iii. Sistem memberi pesan kesalahan
iv. Proses pendaftaran member gagal dilakukan
5. Mengakses berita
a. Nama case : Mengakses berita
b. Aktor : Pemilih
c. Kondisi Awal : Pemilih berada di halaman Home
d. Kondisi Akhir : Berita berhasil diakses
e. Basic Flow :
i. Pemilih memilih judul berita untuk berita selengkapnya
ii. Sistem menampilkan isi berita lengkap
iii. Pemilih berhasil mengakses berita
f. Alternative Flow : -
6. Mengakses profil kandidat
a. Nama case : Mengakses profil kandidat
b. Aktor : Pemilih
c. Kondisi Awal : Pemilih berada di halaman Profil Kandidat
d. Kondisi Akhir : Profil kandidat berhasil diakses
e. Basic Flow :
i. Pemilih memilih nama kandidat untuk profil selengkapnya
ii. Sistem menampilkan isi profil kandidat lengkap
iii. Pemilih berhasil mengakses profil kandidat
f. Alternative Flow : -
7. Mensimulasikan pemilihan pemimpin
a. Nama case : Mensimulasikan pemilihan pemimpin
b. Aktor : Pemilih
c. Kondisi Awal : Pemilih sudah login sebagai member
d. Kondisi Akhir : Hasil perhitungan simulasi pemilihan berhasil
ditampilkan pada sistem e.
Basic Flow : i.
Pemilih mengisikan nilai bobot setiap kriteria
ii. Pemilih mengisikan nilai bobot subkriteria
iii. Pemilih mengisi nilai bobot prioritas kandidat
iv. Pemilih menekan tombol simpan
v. Hasil perhitungan simulasi pemilihan berhasil ditampilkan
pada sistem f.
Alternative Flow :
ii. Jika bobot kriteria ada yang belum terisi iii. Sistem menampilkan pesan kesalahan
iv. Hasil perhitungan simulasi pemilihan gagal ditampilkan
pada system
8. Mengisi Kuesioner
a. Nama case : Mengisi kuesioner
b. Aktor : Pemilih
c. Kondisi Awal : Pemilih telah melakukan simulasi
d. Kondisi Akhir : Kuesioner telah berhasil disimpan
e. Basic Flow :
i. Pemilih mengisikan jawaban pertanyaan kuesioner
ii. Pemilih menekan tombol simpan
iii. Kuesioner berhasil disimpan
f. Alternative Flow : -
4.1.3 Diagram Aliran Data DAD
Rangkaian proses dalam sistem yang akan dibuat digambarkan dalam bentuk Diagram Aliran Data DAD. DAD terdiri dari Diagram Konteks, DAD
tingkatan 1, dan DAD tingkatan 2.
4.1.3.1 Diagram Konteks
Gambar 4. 2. Diagram Konteks.
Kandida
t Pemilih
Bobot kriteria Bobot elemen
Kriteria pilihan
SISTEM PENDUKUNG
PENGAMBIL AN
KEPUTUSAN PEMILIHAN
PEMIMPIN
Hasil simulasi Pesan verifikasi
Riwayat pendidikan Riwayat pekerjaan
Data prestasi Username password
Identitas user organisasi
Informasi kandidat Identitas kandidat
4.1.3.2 DAD Tingkatan 1
Gambar 4. 3. Diagram Aliran Data Tingkatan 1.
Simulasi AHP
Kandid
at
Identitas kandidat
Riwayat pekerjaan Riwayat pendididikan
Data prestasi
Kriteria pilihan
Pemilih
Bobot kriteria
Bobot elemen
Hasil simulasi
2
Pengolahan data kandidat
1
Administrasi user
3
Identitas user Username
password Pesan verifikasi
Penayangan info
Kandidat
4
Informasi kandidat
organisasi Organisasi
D5
Kandidat
D1
Pen didikan
D2
prestasi D4
Peker jaan
D3
Verifikasi user
5
Username terverifik
asi
Username dan password
user D6
Username password
tersimpan
4.1.3.3 DAD Tingkatan 2 Proses Pengolahan Data Kandidat
Perekaman Identitas
kandidat
Perekaman riwayat
pendidikan
Perekaman data prestasi
Perekaman riwayat
pekerjaan Kandidat
D1
Identitas kandidat
Pendidikan
D2
Riwayat pekerjaan Riwayat pendididikan
Data prestasi Pekerjaan
D3
Prestasi
D4
1.1
1.2
1.3
1.4
Perekaman data
organisasi
1.5
Organisasi
D5
organisasi
Gambar 4. 4. Diagram Aliran Data Tingkatan 2 Proses 1.
4.1.3.4 DAD Tingkatan 2 Proses Simulasi AHP
4.1.4 Manajemen Model
Manajemen model menampilkan gambaran tentang model SPPK dan kriteria yang digunakan dalam bentuk diagram ketergantungan. Kriteria yang
digunakan dalam sistem ini adalah integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas, yang diambil dari pidato presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang pelaksanaan
Gerakan Nasional Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Istana Negara tempo.co. Subkriteria yang digunakan ditentukan berdasarkan pendapat
dari Sanborn2006 yang menuliskan tentang 6 prinsip pemimpin yang baik dalam
Normalisasi bobot kriteria
2.1
Menghitung total nilai
kandidat
2.3
Normalisasi bobot elemen
2.2
Bobot elemen
Bobot kriteria
Bobot elemen ternormalisasi
Bobot kriteria ternormalisasi
Hasil simulasi Kandidat
D1
Pekerjaan
D3
Pendidikan
D2
Prestasi
D4
Pilihan kriteria Username
terverifikasi
organisasi
D5
Gambar 4. 5. Diagram Aliran Data Tingkatan 2 Proses 2.
bukunya yaitu kemampuan menguasai diri, kekuatan fokus, kekuatan bersama orang lain, kekuatan komunikasi persuasif, kekuatan pelaksanaan, dan kekuatan
memberi. Diagram ketergantungan pada gambar 4.1 akan menjelaskan
ketergantungan antar variabel kriteria secara detail.
Gambar 4. 6. Diagram Ketergantungan.
Berikut penjelasan dari diagram di atas : Integritas merupakan sifat kepemimpinan yang mengharuskan adanya
keseimbangan antara perkataan dan perbuatan Kapabilitas adalah kemampuan, daya, kepandaian, ketrampilan, maupun
kebiasaan seorang pemimpin
integritas Bobot integritas
kapabilitas Bobot kapabilitas
akseptabilitas Bobot akseptabilitas
Skor integritas
Skor kapabilitas
Skor akseptabilitas
kejujuran
konsisten Tepat janji
Daya tanggap
komunikatif kredibilitas
etika
Patuh hukum moralitas
Nilai Total
Akseptabilitas adalah tingkat penerimaan masyarakat, jadi seorang pemimpin tidak hanya diterima secara hukum namun juga diterima oleh
masyarakat. Variabel nilai total dihasilkan dari menjumlahkan skor integritas, skor
kapabilitas, dan skor akseptabilitas di mana masing-masing skor digambarkan sebagai variabel intermediate atau variabel tidak terkontrol.
Skor integritas dihasilkan dari variabel integritas dikalikan dengan bobot integritas di mana bobot integritas digambarkan sebagai variabel tidak
pasti. Nilai integritas dihasilkan dari jumlah nilai sub kriteria yang digambarkan
sebagai variabel kejujuran, tepat janji, dan konsisten. Skor kapabilitas dihasilkan dari variabel kapabilitas dikalikan dengan
bobot kapabilitas di mana bobot kapabilitas digambarkan sebagai variabel tidak pasti.
Nilai kapabilitas dihasilkan dari jumlah nilai sub kriteria yang digambarkan sebagai variabel daya tanggap, kredibilitas, dan komunikatif.
Skor akseptabilitas dihasilkan dari variabel akseptabilitas dikalikan dengan bobot akseptabilitas di mana bobot akseptabilitas digambarkan sebagai
variabel tidak pasti. Nilai akseptabilitas dihasilkan dari jumlah nilai sub kriteria yang
digambarkan sebagai variabel etika, moralitas, dan patuh hukum.
4.1.5 Manajemen Data
Bagian ini akan menjelaskan perancangan basis data yang meliputi tahap desain basisdata konseptual, desain basisdata logikal, dan desain basisdata fisikal.
4.1.5.1 Desain Basisdata Konseptual Conceptual Database Design
Tahap desain ini merupakan proses mengkonstruksi suatu model data yang digunakan dalam sebuah enterprise, bersifat independen dari semua pertimbangan
fisik. Model data konseptual adalah sumber dari informasi untuk tahap disain
logikal. Untuk merancang model data konseptual dibutuhkan alat yang dapat
menggambarkan model data yang dibutuhkan, seperti diagram relasi-
entitasEntity-Relationship Diagram . 4.1.5.1.1 Diagram Relasi-Entitas Entity-Relationship Diagram
Diagram Relasi-Entitas ini menyajikan data berupa entitas dan relasi. Entitas merupakan objek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata, sedangkan
relasi adalah hubungan yang terjadi antara 2 atau lebih entitas. Dalam sistem ini terdapat entitas kandidat, pekerjaan, pendidikan, organisasi, prestasi, kriteria,
pemilih, dan subkriteria.
42
idpendidikan
namasekolah kandidat
pekerjaan
pendidikan prestasi
organisasi
pemilih
subkriteria memiliki
memiliki keanggo
taan
pilih memiliki
idkandidat namakandidat
tanggallahir tempatlahir
nourut foto
partaipeng usung
idprestasi deskripsi
tahun idpekerjaan
jenispeker jaan
namainstansi tahunawal
tahunakhir idorganisasi
namaorganisasi pendiri
tglberdiri jmlanggota
tingkat
jurusan angkatan
idpemilih nama
password username
tgllahir jabatan
tglmasuk statusanggota
bobotsub
skor
idkriteria namakriteria
N N
N N
N N
1 1
1 1
agama visimisi
jabatan
kriteria memiliki
N namasubkriteria
idsubkriteria
1 N
bobotintegritas
bobotakseptabilitas bobotkapabilitas
Gambar 4. 7. Diagram Relasi-Entitas.
43
4.1.5.2 Desain Basisdata Logikal Logical Database Design
Tahap desain basisdata logikal ini merupakan proses untuk mengkontruksi suatu model dalam data yang digunakan dalam sebuah enterprise berdasarkan
model data yang spesifik contoh relational, tetapi independent dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik yang lain. Model logikal merupakan pemetaan
dari model konseptual. Desain logikal akan digambarkan dengan model relasional.
4.1.5.2.1 Model Relasional
Model relasional ini bertujuan untuk menyediakan metode deklaratif untuk menspesifikasikan data dan queri.
Gambar 4. 8. Model Relasional.
Pekerjaan idpekerjaan
tahunawal tahunakhir
jenispekerjaan namainstansi
jabatan idkandidat
Pendidikan idpendidikan
angkatan tingkat
namasekolah jurusan
idkandidat Keanggotaan
idkeanggotaan idkandidat
idorganisasi tglmasuk
jabatan statusanggota
Kandidat idKandidat
namakandidat tanggallahir
tempatlahir visimisi
foto nourut
Agama partaipengusung
Organisasi idorganisasi
namaorganisasi pendiri
tglberdiri jmlanggota
Prestasi idprestasi
deskripsi tahun
idkandidat
Pilih idPilih
idkandidat idpemilih
idsubkriteria bobotsub
skor bobotintegritas
bobotkapabilitas bobotakseptabilitas
Pemilih idPemilih
username password
tgllahir nama
Kriteria idkriteria
namakriteria Subkriteria
idsubkriteria namasubkriteria
idkriteria
4.1.5.3 Desain Basisdata Fisikal Physical Database Design
Tahap desain basisdata fisikal ini merupakan proses menghasilkan suatu deskripsi dari implementasi database pada penyimpan sekunder. Desain fisikal
meliputi normalisasi dan deskripsi tabel fisik.
4.1.5.3.1 Normalisasi
Normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan suatu set dari relasi yang cocok yang mendukung kebutuhan data dari sebuah sistem. Tahap normalisasi
meliputi 3 tahap yaitu bentuk normalisasi ke 1 1NF, normalisasi ke 2 2 NF, dan normalisasi ke 3 3 NF.
1. Normalisasi 1 1 NF
Desain database yang dibuat sudah memenuhi 1 NF, karena setiap record sudah bersifat atomic yaitu tidak dapat dipecah menjadi
beberapa nilai, setiap nilai atribut tidak ada yang berulang dan tiap atribut hanya memiliki 1 pengertian.
2. Normalisasi 2 2 NF
Desain database yang dibuat sudah memenuhi 2 NF, karena atribut bukan kunci non-key pada setiap tabel memiliki ketergantungan
fungsional sepenuhnya fully functional dependency pada kunci utama primary key.
3. Normalisasi 33 NF
Desain database yang dibuat sudah memenuhi 3 NF, karena telah memenuhi syarat bentuk 2 NF dan setiap atribut bukan kunci pada
setiap tabel tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain setiap atribut bukan kunci tidak memiliki ketergantungan fungsional
terhadap atribut bukan kunci lainnya.
4.1.5.3.2 Deskripsi Tabel Kandidat
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data identitas kandidat. Tabel
kandidat memiliki primary key yaitu idkandidat dengan tipe data varchar.
Variabel lainnya mengikuti rancangan pada diagram ER, seperti namakandidat, tanggallahir, tempatlahir, foto, agama, dan nourut.
Tabel 4. 1. Tabel Kandidat.
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idkandidat Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap kandidat
namakandidat Varchar30
Nama dari kandidat tanggallahir
Date Tanggal lahir kandidat
tempatlahir Varchar30
Tempat lahir kandidat foto
Varchar100 Foto kandidat
visimisi Varchar500
Visi atau misi dari kandidat nourut
int No urut kandidat pada pemilihan
4.1.5.3.3 Deskripsi Tabel Pekerjaan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data riwayat pekerjaan kandidat.
Tabel pekerjaan memiliki primary key yaitu idpekerjaan dengan tipe data
varchar. Tabel pekerjaan memiliki relasi many-to-one dengan tabel kandidat
sehingga tabel ini memiliki foreign key yaitu idkandidat. Tabel 4. 2. Tabel Pekerjaan
agama Varchar20
Agama kandidat partaipengusung Varchar50
Partai yang mengusung kandidatjika ada
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idpekerjaan Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap pekerjaan
jenispekerjaan Varchar30
Jenis pekerjaan yang dimiliki namainstansi
Varchar30 Nama instansi tempat bekerja
tahunawal Varchar4
Tahun awal mulai bekerja tahunakhir
Varchar4 Tahun selesai bekerjaan
jabatan Varchar30
Jabatan atau posisi kandidat dalam pekerjaannya
idkandidat Varchar10
Foreign_key Id kandidat yang bersangkutan
4.1.5.3.4 Deskripsi Tabel Pendidikan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data riwayat pendidikan kandidat.
Tabel pendidikan memiliki primary key yaitu idpendidikan dengan tipe data
varchar. Tabel pendidikan memiliki relasi many-to-one dengan tabel kandidat
sehingga tabel ini memiliki foreign key yaitu idkandidat. Tabel 4. 3. Tabel Pendidikan.
4.1.5.3.5 Deskripsi Tabel Prestasi
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data prestasi kandidat.Tabel prestasi
memiliki primary key yaitu idprestasi dengan tipe data varchar. Tabel prestasi
memiliki relasi many-to-one dengan tabel kandidat sehingga tabel ini memiliki
foreign key yaitu idkandidat.
Nama Variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idpendidikan Varchar10 Primary_key
Id unik untuk tiap pendidikan angkatan
Varchar10 Angkatan tingkat pendidikan
tingkat Varchar20
Tingkat pendidikan namasekolah
Varchar30 Nama sekolah
jurusan Varchar50
Nama jurusan idKandidat
Varchar10 Foreign_key Id kandidat yang bersangkutan
Tabel 4. 4. Tabel Prestasi.
4.1.5.3.6 Deskripsi Tabel organisasi
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data organisasi yang pernah di ikuti
oleh kandidat. Tabel organisasi memiliki primary key yaitu idorganisasi dengan
tipe data varchar. Tabel organisasi memiliki relasi many-to-many dengan tabel
kandidat sehingga relasi ini menghasilkan tabel keanggotaan pada tabel 4.6. Tabel 4. 5. Tabel Organisasi.
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idPrestasi Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap prestasi
deskripsi Varchar100
Penjelasan tentang prestasi yang diraih
tahun date
Tanggal prestasi diraih idKandidat
Varchar10 Foreign_key
Id kandidat yang bersangkutan
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idorganisasi Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap organisasi
namaorganisasi Varchar50
Nama dari organisasi pendiri
Varchar50 Nama pendiri organisasi
tglberdiri date
Tanggal organisasi didirikan jmlanggota
int Jumlah anggota organisasi
4.1.5.3.7 Deskripsi Tabel Keanggotaan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan relasi antara tabel kandidat tabel 4.1 dengan tabel organisasitabel 4.5 . Tabel keanggotaan memiliki primary key
yaitu idKeanggotaan dengan tipe data varchar. Tabel keanggotaan merupakan hasil relasi many-to-many dengan tabel kandidat, sehingga tabel ini memiliki
foreign key idKandidat dan idorganisasi, serta memiliki variabel lain yang
dihasilkan dari relasi yaitu jabatan, tglmasuk, dan statusanggota.
Tabel 4. 6. Tabel Keanggotaan.
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idkeanggotaan Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap keanggotaan
idkandidat Varchar10
Foreign_key Id kandidat yang bersangkutan
idorganisasi Varchar10
Foreign_key Id organisasi yang diikuti
jabatan Varchar30
Jabatan dari kandidat dalam organisasi
tglmasuk date
Tanggal masuk kandidat dalam organisasi
statusanggota Varchar10
Status keanggotaan kandidat aktif nonaktif
4.1.5.3.8 Deskripsi Tabel Pemilih
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data identitas pemilih.Tabel pemilih
memiliki primary key yaitu idpemilih dengan tipe data varchar. Tabel pemilih memiliki relasi many-to-many dengan tabel kriteria pada tabel 4.8 menghasilkan
tabel dari relasinya yaitu tabel pilih pada tabel 4.9. Tabel ini juga memiliki relasi many-to-one dengan tabel 4.1 yaitu tabel kandidat.
Tabel 4. 7. Tabel Pemilih.
4.1.5.3.9 Deskripsi Tabel Kriteria
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kriteria kandidat.Tabel kriteria
memiliki primary key yaitu idkriteria dengan tipe data varchar. Tabel kriteria memiliki relasi many-to-many dengan tabel pemilih pada tabel 4.7 sehingga
menghasilkan tabel dari relasinya yaitu tabel pilih pada tabel 4.9. Tabel ini juga memiliki tiga relasi many-to-many dengan tabel 4.1 yaitu tabel kandidat,
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idpemilih Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap pemilih
nama Varchar30
Nama pemilih username
Varchar16 Username untuk pemilih
password Varchar16
Password untuk pemilih tgllahir
date Tanggal lahir pemilih
sehingga menghasilkan tabel integritas pada tabel 4.10, tabel kapabilitas tabel 4.11, dan tabel akseptabilitas tabel 4.12.
Tabel 4. 8. Tabel Kriteria.
4.1.5.3.10 Deskripsi Tabel Pilih
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan relasi antara tabel kandidat tabel 4.1, tabel pemilih tabel 4.7 dan tabel kriteria tabel 4.8 dan tabel kandidat
tabel 4.1. Tabel pilih memiliki primary key yaitu idpilih dengan tipe data
varchar. Tabel pilih merupakan hasil relasi many-to-many dengan tabel subkriteria, tabel pemilih, dan tabel kandidat, sehingga tabel ini memiliki foreign
key idkandidat, idpemilih, dan idsubkriteria
Tabel 4. 9. Tabel Pilih.
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idkriteria Varchar10 Primary_key
Id unik untuk tiap kriteria namakriteria
Varchar30 nama kriteria yang digunakan
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idpilih Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap baris pilihan
idkandidat Varchar10
Foreign_key Id pemilih yang bersangkutan
idpemilih Varchar10
Foreign_key Id kandidat yang dipilih
idsubkriteria Varchar10
Foreign_key Id kriteria yang digunakan
bobotsub double
Bobot untuk subkriteria yang
4.1.5.3.11 Deskripsi Tabel Subkriteria
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data subkriteria untuk masing-
masing kriteria utama. Tabel subkriteria memiliki primary key yaitu idsubkriteria
dengan tipe data varchar. Tabel ini memiliki relasi many-to-one dengan tabel
kriteria tabel 4.8 Tabel 4. 10. Tabel Subkriteria.
dipilih skor
double Skor kandidat untuk subkriteria
tertentu bobotintegritas
double Bobot integritas yang digunakan
bobotkapabilitas double
Bobot kapabilitas yang digunakan
bobotakseptabilit as
double Bobot akseptabilitas yang
digunakan
Nama variabel Tipe data
Constrain Deskripsi
idsubkriteria Varchar10
Primary_key Id unik untuk tiap baris
subkriteria namasubkriteria
Varchar30 Nama untuk subkriteria
idkriteria Varchar10
Foreign_key Id kriteria yang bersangkutan
4.1.6 Manajemen Dialog
Manajemen dialog akan menjelaskan desain antarmuka dari sistem yang akan dibuat. Desain antarmuka meliputi halaman home, halaman simulasi, dan
halaman info kandidat.
4.1.6.1 Halaman Home
Gambar 4. 9. Desain Halaman Home.
Penjelasan : Halaman home dibuat untuk memperkenalkan fungsi sistem kepada pengguna,
dan sebagai halaman utama dari sistem. Pada halaman ini disediakan menu pilihan bagi pengguna di bagian atas halaman, dengan tujuan agar pengguna mudah
berpindah-pindah halaman. Disediakan tombol pencarian pada bagian kanan atas
halaman untuk memudahkan pengguna mencari berita atau profil kandidat terkait. Berita terbaru ditampilkan pada halaman ini dengan tujuan agar pengguna dapat
mengetahui berita-berita seputar pemilihan yang berkaitan dengan kandidat yang akan dipilih dengan cepat dan praktis. Pada bagian kiri halaman di berikan
penjelasan mengenai sistem, tujuan sistem dan kegunaan sistem. Interface dibuat semenarik mungkin agar pengguna merasa nyaman saat menggunakan sistem.
4.1.6.2 Halaman Simulasi
Gambar 4. 10. Desain Halaman Simulasi.
Penjelasan : Halaman simulasi berfungsi untuk melakukan simulasi AHP yang merupakan
fungsi utama dari sistem. Halaman ini menyediakan kolom-kolom bobot kriteria dan subkriteria yang harus diisi oleh pengguna. Disertakan penjelasan untuk
masing-masing kolom isian agar pengguna dapat secara mudah mengerti cara menggunakan simulasi AHP ini.
4.1.6.3 Halaman Info Kandidat
Gambar 4. 11. Desain Halaman Info Kandidat.
Penjelasan : Halaman info kandidat dibuat dengan tujuan agar pengguna atau pemilih memiliki
pertimbangan atas kandidat pilihannya dalam pemilihan yang terkait. Disediakan informasi tentang kandidat secara lengkap dan mudah dibaca, agar pengguna atau
pemilih benar-benar mengenal seluruh kandidat dengan baik. Disediakan juga pilihan kandidat di sebelah kiri halaman, dengan maksud agar pengguna dapat
memilih kandidat yang ingin ditampilkan informasinya secara lengkap dengan cepat dan mudah.
4.1.6.4 Halaman Admin Input Data
Gambar 4. 12. Desain Halaman Input Data.
Penjelasan : Halaman input data hanya dapat diakses oleh user selaku admin. Halaman ini
berfungsi untuk memasukkan data kandidat,data berita, dan data organisasi kandidat. Format tampilan pada halaman ini terdiri dari form isian data dan tabel
daftar kandidat atau berita atau organisasi yang telah tersimpan pada database.
4.1.7 Manajemen Pengetahuan
Sistem ini tidak menggunakan Manajemen Pengetahuan.
4.2 Implementasi Sistem
Implementasi sistem ini berisi pembuatan sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Untuk membangun sistem ini dibutuhkan
spesifikasi software sebagai berikut: 1.
Sistem operasi Windows 7 2.
NetBeans IDE 7.0 3.
Wamp Server 5.1.3 4.
SQLYog Ultimate 5.
Google Chrome 6.
JQuery
4.2.1 Implementasi Manajemen Data
Langkah pertama dalam implementasi sistem ini adalah membuat
data base terlebih dahulu. Data base dalam sistem ini bernama spk yang
dibuat menggunakan MySQL melalui SQLyog sebagai aplikasi pengolahan kueri. Berikut langkah-langkah pembuatan database-nya:
1.
Membuat user baru dengan username root dan password admin, selanjutnya membuat nama data base baru bernama
spk.
2. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel dengan
menggunakan perintah create table diikuti nama tabel dan kolom-kolom dalam tabel. Berikut implementasi pembuatan
tabel-tabel yang dibutuhkan dalam sistem . a.
Implementasi Tabel Admin
CREATE TABLE `admin` `no_id` varchar10 NOT NULL,
`username` varchar10 default NULL, `password` varchar16 default NULL,
PRIMARY KEY `no_id` ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
b. Implementasi Tabel Berita
CREATE TABLE `berita` `kode_idberita` varchar10 NOT NULL default ,
`no_idberita` int11 NOT NULL, `judulberita` varchar50 default NULL,
`tanggalberita` date default NULL, `penulis` varchar30 default NULL,
`isiberita` varchar10000 default NULL, `images` varchar50 default NULL,
`namaimages` varchar100 default NULL, PRIMARY KEY `kode_idberita`,`no_idberita`
ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
c. Implementasi Tabel Pemilih
CREATE TABLE `pemilih` `kode_idpemilih` VARCHAR10 NOT NULL DEFAULT ,
`no_idpemilih` INT11 NOT NULL, `nama` VARCHAR30 DEFAULT NULL,
`username` VARCHAR16 DEFAULT NULL, `password` VARCHAR16 DEFAULT NULL,
`tgllahir` DATE DEFAULT NULL, PRIMARY KEY `kode_idpemilih`,`no_idpemilih`
ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
d. Implementasi Tabel Kandidat
CREATE TABLE `kandidat` `kode_idkandidat` varchar10 default NULL,
`no_idkandidat` int11 NOT NULL auto_increment, `namakandidat` varchar50 default NULL,
`tanggallahir` date default NULL, `tempatlahir` varchar30 default NULL,
`nourut` int11 default NULL, `partai_pengusung` varchar50 default NULL,
`agama` varchar20 default NULL, `foto` varchar100 default NULL,
`file_foto` varchar100 default NULL, PRIMARY KEY `no_idkandidat`
ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
e. Implementasi Tabel Pekerjaan
CREATE TABLE `pekerjaan` `kode_idpekerjaan` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`no_idpekerjaan` INT11 NOT NULL AUTO_INCREMENT COMMENT id unik setiap pekerjaan,
`jenispekerjaan` VARCHAR30 DEFAULT NULL, `namainstansi` VARCHAR30 DEFAULT NULL,
`jabatan` VARCHAR30 DEFAULT NULL, `tahunawal` VARCHAR4 DEFAULT NULL,
`tahunakhir` VARCHAR4 DEFAULT NULL, `idkandidat` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
PRIMARY KEY `no_idpekerjaan` ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
f. Implementasi Tabel Pendidikan
CREATE TABLE `pendidikan` `kode_idpendidikan` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`no_idpendidikan` INT11 NOT NULL AUTO_INCREMENT, `angkatan` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`tingkat` VARCHAR20 DEFAULT NULL,
`namasekolah` VARCHAR100 DEFAULT NULL, `jurusan` VARCHAR50 DEFAULT NULL,
`idkandidat` VARCHAR10 DEFAULT NULL, PRIMARY KEY `no_idpendidikan`
ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
g. Implementasi Tabel Prestasi
CREATE TABLE `prestasi` `kode_idprestasi` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`no_idprestasi` INT11 NOT NULL AUTO_INCREMENT, `deskripsi` VARCHAR100 DEFAULT NULL,
`tahun` VARCHAR4 DEFAULT NULL, `idkandidat` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
PRIMARY KEY `no_idprestasi` ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
h. Implementasi Tabel Organisasi
CREATE TABLE `organisasi` `idorganisasi` int11 NOT NULL auto_increment,
`namaorganisasi` varchar50 default NULL, `pendiri` varchar50 default NULL,
`tglberdiri` date default NULL, `jmlanggota` int11 default NULL,
PRIMARY KEY `idorganisasi` ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
i. Implementasi Tabel Keanggotaan
CREATE TABLE `keanggotaan` `idkeanggotaan` int11 NOT NULL auto_increment,
`idkandidat` varchar10 default NULL, `idorganisasi` int11 default NULL,
`jabatan` varchar30 default NULL, `tglmasuk` date default NULL,
`statusanggota` varchar10 default NULL, PRIMARY KEY `idkeanggotaan`
ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1
j. Implementasi Tabel Kriteria
CREATE TABLE `kriteria_copy` `kode_idkriteria` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`no_idkriteria` INT11 NOT NULL AUTO_INCREMENT, `namakriteria` VARCHAR30 DEFAULT NULL,
PRIMARY KEY `no_idkriteria` ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
k. Implementasi Tabel Subkriteria
CREATE TABLE `subkriteria` `idsubkriteria` VARCHAR10 NOT NULL,
`namasubkriteria` VARCHAR30 DEFAULT NULL, `idkriteria` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
PRIMARY KEY `idsubkriteria` ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
l. Implementasi Tabel Pilih
CREATE TABLE `pilih` `kode_idpilih` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`no_idpilih` INT11 NOT NULL AUTO_INCREMENT, `idpemilih` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`idkandidat` VARCHAR10 DEFAULT NULL, `idsubkriteria` VARCHAR10 DEFAULT NULL,
`bobotsub` DOUBLE DEFAULT NULL, `skor` DOUBLE DEFAULT NULL,
`bobotintegritas` DOUBLE DEFAULT NULL, `bobotkapabilitas` DOUBLE DEFAULT NULL,
`bobotakseptabilitas` DOUBLE DEFAULT NULL, PRIMARY KEY `no_idpilih`
ENGINE=INNODB DEFAULT CHARSET=latin1
Hasil akhir dari database spk untuk sistem ini dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4. 13. Database spk.
4.2.2 Koneksi PHP ke MySQL
Koneksi MySQL ke sistem dilakukan dengan cara sebagai berikut :
?php hostname=localhost;
username=root; password=admin;
database=spk; if
dbh=mysql_connecthostname,username,password {
echo mysql_error; exit;
} mysql_select_dbdatabase,dbh
or die database tidak ditemukan; ?
Perintah di atas akan selalu dipanggil dalam setiap halaman, agar database dapat selalu diakses.
4.2.3 Implementasi Manajemen Dialog
Setelah proses pembuatan data base dilakukan dan koneksi pada data base telah berhasil, maka langkah selanjutnya adalah membuat
interface yang mengacu pada perancangan manajemen dialog pada sub
bab sebelumnya. Interface inilah yang akan menjadi tampilan sistem yang akan diakses oleh user. Berikut hasil implementasi manajemen dialog.
4.2.3.1 Halaman Home
Halaman ini ditampilkan pertama kali saat user mengakses sistem. Halaman ini menampilkan berita terkini tentang pemilihan pemimpin yang
sedang berlangsung. Dalam halaman ini disediakan menu untuk mengakses fitur-fitur yang ada. Berikut gambaran halaman home :
Gambar 4. 14. Halaman Home.
Berikut tampilan berita terkini pada halaman home:
Gambar 4. 15. Berita Terkini pada halaman home.
4.2.3.2 Halaman Profil Kandidat
Halaman ini dapat diakses dengan menekan tombol profil kandidat pada setiap halaman . Halaman ini menampilkan data kandidat yang ikut
serta dalam pemilihan pemimpin, meliputi data identitas, data pendidikan, data pekerjaan, data prestasi, dan data organisasi kandidat .
Berikut gambaran halaman profil kandidat:
Gambar 4. 16. Halaman Profil Kandidat.
Berikut gambaran data lengkap kandidat pada halaman profil kandidat :
Gambar 4. 17. Data lengkap kandidat pada halaman profil kandidat.
4.2.3.3 Halaman Simulasi
Proses simulasi dilakukan dalam 5 tahap, yang terdapat pada halaman yang berbeda-beda. Tahap simulasi meliputi tahap menentukan
bobot kriteria, memilih subkriteria, menentukan bobot subkriteria, menentukan bobot prioritas untuk tiap kandidat, dan menampilkan hasil
rekomendasi. Proses simulasi hanya dapat dilakukan apabila user telah log in ke dalam sistem. Tahap-tahap simulasi akan dijelaskan sebagai berikut :
4.2.3.3.1 Halaman Simulasi –Tentukan bobot kriteria
Pada halaman ini user diharuskan untuk mengisi bobot kriteria utama yaitu integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas. Sistem
menyediakan petunjuk penggunaan untuk memudahkan user mengisi bobot kriteria.
Berikut gambaran tahap tentukan bobot kriteria:
Gambar 4. 18. Simulasi tahap menentukan bobot kriteria. 4.2.3.3.2 Halaman Simulasi
– Pilih Subkriteria
Pada halaman ini user diharuskan untuk memilih subkriteria dari kriteria utama. Sistem telah menyediakan beberapa pilihan subkriteria
yang sesuai dengan masing-masing kriteria utama, namun user diperbolehkan untuk menambah subkriteria baru sesuai keinginannya.
Sistem menyediakan petunjuk penggunaan untuk memudahkan user memilih dan menambah subkriteria.
Berikut gambaran halaman pilih subkriteria:
Gambar 4. 19. Simulasi tahap memilih subkriteria.
4.2.3.3.3 Halaman Simulasi – Tentukan Bobot Subkriteria
Pada halaman ini user diharuskan untuk menentukan bobot subkriteria. Form pengisian dipisah menjadi 3 bagian berdasarkan 3
kriteria utama yaitu integritas, kapabilitas, akseptabilitas. Sistem menyediakan petunjuk penggunaan untuk memudahkan user memilih dan
menambah subkriteria.
Berikut gambaran halaman menentukan bobot subkriteria:
Gambar 4. 20. Simulasi tahap menentukan bobot subkriteria.
4.2.3.3.4 Halaman Simulasi – Tentukan Bobot Prioritas Tiap Kandidat
Pada halaman ini user diharuskan untuk menentukan bobot prioritas untuk tiap kandidat. Bobot ini mengacu pada banyaknya
subkriteria yang dipilih pada tahap sebelumnya. Sistem menyediakan petunjuk penggunaan untuk memudahkan user memilih dan menambah
subkriteria.
Berikut gambaran halaman menentukan bobot prioritas :
Gambar 4. 21. Simulasi tahap menentukan bobot prioritas.
4.2.3.3.5 Halaman Simulasi – Hasil Simulasi
Halaman ini menampilkan hasil simulasi. Hasil simulasi berupa skor total kandidat yang telah dihitung menggunakan metode AHP
berdasarkan bobot yang dimasukkan oleh user pada tahap-tahap sebelumnya. Skor total kandidat ditampilkan dalam bentuk bar persentase.
Berikut gambaran halaman hasil simulasi:
Gambar 4. 22. Hasil simulasi.
BAB V
PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA
Dalam tahap ini akan dilakukan pengujian dan analisis data terhadap sistem untuk mengetahui sejauh mana sistem pendukung
pengambilan keputusan pemilihan pemimpin dengan metode AHP ini mampu membantu pemilih dalam mengambil keputusan dan apakah
kriteria – kriteria yang digunakan dapat meningkatkan rasionalitas
keputusan dari pemilih. Proses pengujian akan dilakukan dengan sarana kuesioner. Proses analisis data akan dilakukan dengan menghitung
presentase hasil kuesioner dengan metode skala likert.
5.1 Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk mengukur sejauh mana sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan pemimpin dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dapat membantu pemilih dalam memilih calon pemimpin yang terbaik. Untuk menguji hal
tersebut, penulis akan melakukan pengujian yang meliputi tahap pembagian kategori pernyataan kuesioner, pembuatan kuesioner, dan
perhitungan hasil kuesioner. Selanjutnya penulis menguji efektivitas hasil rekomendasi sistem
berdasarkan jumlah responden yang mengikuti hasil rekomendasi yang memiliki nilai tertinggi dan jumlah responden yang
tidak mengikuti rekomendasi tersebut.
5.1.1 Pembagian Kategori Pernyataan Kuesioner.
Pengujian sistem dilakukan dengan cara menyusun pernyataan- pernyataan seputar kegunaan usability sistem berdasarkan beberapa
kategori. Menurut Jacob Nielsen 2003, usability adalah atribut kualitas yang menjelaskan atau mengukur seberapa mudah penggunaan suatu antar
muka interface. Kata “Usability” juga merujuk pada suatu metode untuk
meningkatkan kemudahan
pemakaian selama
proses desain. Usability menurut Nielsen terdiri atas lima komponen, yaitu:
a. Kemudahan dipelajari learnability
Sistem yang dibuat harus mudah untuk dipelajari dan digunakan agar pengguna dapat dengan cepat menyelesaikan tugas
tertentu.
b. Efisiensi efficiency