5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Jerry FithGerald, 1981. Informasi adalah Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penggunanya. Selain itu, informasi juga merupakan hasil dari pengolahan data yang apabila dalam pengolahan datanya
cepat dan benar, maka akan menghasilkan informasi yang lebih cepat dan benar pula. Hal ini sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan organisasi Jogiyanto, 1990.
2.2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen Management Information System atau sering dikenal dengan singkatan SIM merupakan penerapan sistem informasi di
dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
SIM dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem- sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola
data yang menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Informasi yang disajikan oleh SIM bagi kepentingan manajemen harus dapat mendukung pelaksanaan fungsi manajemen, berkenaan dengan
6 hal tersebut informasi manajemen haruslah berkualitas, artinya informasi
tersebut harus: Relevan : informasi yang diterima harus sesuai dengan
yang dibutuhkan. Tepat waktu : informasi harus tersedia padasaat diperlukan.
Akurat : informasi harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya. Lengkap : informasi yang diberikan tidak sepotong-
sepotong. Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi
untuk menambah kecepatan dan keakuratan data atau informasi yang dibutuhkan maka diperlukan suatu alat yang mendukung untuk hal itu, dan
komputer memenuhi syarat untuk hal tersebut. yang terpenting di sini adalah informasi yang di hasilkan harus berkualitas agar penggunaanya
bisa efektif.
2.3. Sistem Informasi Berbasis Web
Sistem informasi berbasis web adalah suatu sistem informasi yang diakses menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti internet atau intranet.
Ia juga merupakan suatu aplikasi perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa yang didukung penjelajah web 30 seperti HTML, JavaScript,
AJAX, Java, dll dan bergantung pada penjelajah tersebut untuk menampilkan aplikasi Kadir,2004.
2.4. Metodologi FAST Framework for the Application of Systems Technique
Metodologi pengembangan sistem system development methodology adalah proses pengembangan sistem yang sangat formal dan akurat yang
mendefinisikan sekumpulan
aktivitas, metode,
praktek-praktek terbaik,
penyampaian, dan alat terotomasi yang digunakan oleh pengembang sistem dan
7 manajer proyek untuk mengembangkan dan memelihara sistem dan software
informasi. Salah satu metodologi pengembangan sistem yang umum dipakai adalah metodologi FAST Framework for the Application of Systems Technique.
Metodologi FAST merupakan kerangka yang fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda proyek dan strategi Whitten, dkk. 2004. Metode ini merupakan
suatu proses standar atau metodologi yang digunakan untuk mengembangkan dan memelihara seluruh bagian sistem informasi. Metodologi FAST mendukung
bagian pengembangan sistem dan operasi serta langkah- langkah pendukungnya. Berikut langkah-langkah pengembangan sistem dalam metodologi FAST:
a. Scope Definition Phase
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti tingkat fesibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan menggunakan kerangka
PIECES Performance, Information, Economics Control, Efficiency, Service. Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah
yang ada problems, kesempatan untuk meningkatkaan kinerja organisasi opportunity, dan kebutuhan-kebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak-
pihak manajemen atau pemerintah directives.
b. Problem Analysis Phase
Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter yang dihasilkan dari
tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan
keuntungan dari segi bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan tentang problems, causes, effects, dan
solution benefits.
c. Requirement Analysis Phase
Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari kebutuhan- kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah
mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna
8 dari sistem yang baru. Alat bantu untuk memahami kebutuhan bisnis yang
ada adalah dengan pemodelan use case.
d. Logical Design Phase
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan-kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang akan
dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi data, process,
interface yang menjamin usability, reliability, completeness, performance, dan quality yang akan dibangun di dalam sistem.
e. Decision Analysis Phase
Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai dalam
implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan requirements yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.
f. Physical Design and Integration Phase
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical design yang
nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem yang akan dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai
solusi teknis, maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik.
g. Construction and Testing Phase
Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini.
Setelah dilakukan uji coba terhadap keseluruhan system desain.
9 h.
Installation and Delivery Phase Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah instalasi sistem, training
user, manual sistem, mengkonversi file dan database yang ada ke dalam database yang baru, final testing dan menyiapkan prosedur konversi.
Setelah sistem dioperasikan, perlu system support yang berkesinambungan untuk sisa siklus hidupnya yang berguna dan produktif.
Dukungan sistem terdiri dari aktivitas- aktivitas berkesinambungan berikut Membantu para pengguna.
Memperbaiki cacat bug perangkat lunak. Mengembalikan keadaan semula sistem.
Mengadaptasikan sistem pada persyaratan baru.
2.5. Notasi Pemodelan