16. Cermatilah teks fabel berikut
Belalang itu terhanyut oleh kata-kata sanjungan Burung Hantu Tua. Akhirnya dia melompat ke sarang Burung Hantu Tua. Ketika Belalang cukup dekat jangkauan penglihatan, Burung Hantu
Tua itu menerkam dan memakannya.
Makna kata terhanyut  pada teks tersebut adalah … A. Jangan mudah percaya oleh tipuan.
B. Jangan mudah menyerah oleh keadaan. C. Jangan mudah memperdaya orang lain.
D. Jangan berpura-pura untuk menipu orang lain.
17. Cermatilah teks berikut
Sepulang sekolah, aku melihat seorang pengemis yang duduk di tepi jalan. Penampilannya sangat mengenaskan. Ia menggunakan baju yang compang camping. Kaki kanannya terbalut
perban berwarna kumal. Sambil menadahkan tangan, ia berkata, “Kasihani saya, Dik…Saya butuh uang untuk  mengobati kaki saya.” Sepertinya, kakinya terluka parah. Karena kasihan,
aku memberinya uang pecahan Rp. 10.000.00. Sesaat setelah aku memberi uang pengemis tersebut, mobil pengawas Satpol PP yang sedang berpatroli kemudian bergerak menuju ke arah
kami. Aku terkejut karena pengemis yang kupikir kakinya terluka tersebut tiba-tiba bangkit dan berlari menghindari Satpol PP. Ternyata, kakinya sehat Aku merasa menyesal karena sudah
mengasihani pengemis penipu seperti pengemis tersebut.
Makna tersurat dari teks tersebut adalah … A. Kita tidak boleh berbohong.
B. Kita harus mengasihani pengemis. C. Kebaikan yang kita lakukan pasti berbalas kebaikan.
D. Berpikir sebelum bertindak agar tidak terjadi penyesalan.
18. Cermati kutipan teks fabel berikut
Para penghuni rimba merasa kurang senang. Keangkuhan si merak semakin menjadi-jadi. Setiap berjumpa penghuni rimba lainnya, merak selalu memamerkan bulu-bulunya itu.
“Siapa yang bisa menandingi keelokan diriku?” kata merak berulang kali tanpa bosan Tentu saja teman-temannya kian jengkel kepada si merak.
Pagi itu merak kembali pamer kepada teman-temannya. Jalannya dibuat miring-mirang agar bagian bulunya dapat dilihat siapa saja.
“Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak,” pikir kancil suatu hari. Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya kijang, kelinci, dan tupai.
Makna simbol bulu dalam kutipan fabel tersebut adalah .... A.
kebaikan B.
kekayaan C.
keindahan D.
kesombongan
19. Cermati kutipan cerpen berikut
“Untuk apa bunga ini, heh.” Aku tidak tahu karena apa, telah mencintai bunga di tanganku ini.
Ayah   meraih.   Merenggutnya   dari   tanganku.   Kulihat   bungkah   otot   tangan   ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
“Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi engkau laki- laki.”Ayah   melemparkan   bunga   itu.  Aku   menjerit.  Ayah   pergi.   Ibu   masih   berdiri.  Aku
membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Isi yang tersirat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ... A. Ayah tidak ingin Buyung memiliki sifat lembut seperti perempuan.
B. Ayah tidak ingin Buyung menyukai bunga seperti dirinya. C. Ayah  ingin menanam bunga itu di kebun sebagai hiasan.
D. Ayah melarang Buyung memetik bunga.
20. Cermati kutipan cerpen berikut
Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah... A.
Piyun membeli sepatu baru dari hasil jerih payahnya sendiri. B.
Ibu tidak memiliki cukup uang untuk membelikan Piyun sepatu baru. C.
Piyun selalu direpotkan oleh sepatu barunya yang ternyata mudah rusak. D.
Piyun tidak hati-hati ketika berjalan sehingga sepatunya rusak karena tersandung.
21. Cermati kutipan teks fabel berikut
Akibat konflik dalam kutipan fabel tersebut adalah ... A.
Seekor elang menyambar dan menerkam ayam jantan. B.
Seekor ayam jantan mengepak-ngepakkan sayapnya. C.
Kedua ayam berkelahi dan saling mencakar. D.
Seekor ayam jantan naik ke atap kandang
Cermati kedua kutipan teks berikut untuk menjawab nomor 22 dan 23 Kutipan I cerpen
Mereka tinggal di ceruk gua-gua purba. Kesanalah butir-butir air mata yang dipetik itu dibawa. Diselir ulir batu air, diantara galur batu kapur berselubung tirai marmer bening yang licin dan
basah,   dijelujur   akar-akar   kalsit   yang   bercabang   di   langit-langit   stalagtit,   peri-peri   itu membangun sarang. Butir-butir air mata itu ditata menjadi sarang mereka, serupe istana-istana
kecil yang saling terhubung jembatan gantung yang juga terbuat dari untaian air mata. Di langit-langit gua itu pula butir-butir air mata itu di ronce terjuntai menyerupai jutaan lampu
kristal yang berkilauan Ketika   pulang   sekolah,   Piyun   berjalan   kurang   hati-hati.   “Aduh...”Piyun   menjerit
kesakitan.Kaki   kanannya   tersandung   gundukan   aspal,   yang   biasa   disebut   polisi   tidur.Ia memegangi   ujung   sepatunya,   memijit-mijit   ibu   jari   kakinya   yang   berdenyut-denyut   nyeri.
Mulutnya meringis menahan sakit. Setelah   agak   reda,   Piyun   berjalan   lagi.Langkahnya   tertatih-tatih.   Baru   beberapa   meter   ia
merasakan   sesuatu   yang   aneh.  Ada   yang   tak   beres   di   sepatu   kanannya.Ia   berhenti,   lalu menengok ke sepatunya.
“Ya,   ampuun...,   lepas   lagi”  Gumam   Piyun.   Matanya   memelototi   sol   sepatunya   yang lepas.Bagian depan sepatu itu menganga lebar. Belakangan ini Piyun selalu direpotkan sepatu
ini.Padahal   sepatu   itu   milik   Piyun   satu-satunya.“Mau   beli   yang   baru?  Ah,   rasanya   tidak mungkin. Ibu belum punya uang untuk membeli sepatu baru.”
Ketika   melewati   pertigaan,   ia   melihat   Pak   Kiran   sedang   mengecat   rumah   besar. Biasanya Pak Kiran mengecat bersama Pak Narto.Tapi hari ini Narto tak kelihatan.“Ahai, tiba-
tiba terlintas ide cemerlang. Piyun akan membantu pekerjaan Pak Narto sehingga memperoleh uang untuk membeli sepatu baru.
Di   suatu   daerah   pertanian   hiduplah   dua   ekor   ayam   jantan   yang   saling bermusuhan.Mereka   sering   berkelahi   antara   keduanya.Pada   suatu   hari   mereka   memulai
pertengkaran  dan  kembali   berkelahi,  saling   mematuk  dan   mencakar.Mereka   berkelahi  terus hingga salah satunya dikalahkan dan lari menjauh ke sudut untuk bersembunyi.
Ayam jantan yang memenangkan perkelahian itu dengan bangganya terbang ke atas atap kandang.ia mengepak-ngepakkan sayapnya, berkokok dengan sangat bangga dan keras seolah-
olah   dia   ingin   memberitahukan   ke   seluruh   dunia   tenteng   kemenangannya.Namun,   saat   itu seekor burung elang yang terbang di udara mendengar dan akhirnya melihat ayam tersebut di
atas   atap.Burung   elang   tersebut   akhirnya   turun   menyambar   dan   menerkam   ayam   jantan tersebut.Ayam itu dibawa ke sarangnya.
Ayam yang kalah melihat seluruh kejadian.Ia keluar dari tempatpersembunyiannya dan mengambil tempat sebagai pemenang dalam perkelahian tadi.
Kutipan II fabel
Setelah lama terdiam, “Hmm, aku ada ide,” kata si Kancil tiba-tiba. “Tapi kau harus menolongku,” lanjut Kancil.
“Begini, kau bilang pada harimau kalau aku telah menghajarmu karena telah menggangguku. Katakan   juga   pada   si   Harimau   bahwa   aku   akan   menghajar   siapa   saja   yang   berani
menggangguku,   termasuk   harimau,   karena   aku   sedang   menjalankan   tugas   penting,   “kata Kancil kepada Kelinci.
“Tugas penting apa, Cil?” tanya Kelinci heran. “Sudah, bilang saja begitu, kalau si harimau nanti mencariku , antarkan ia ke bawah pohon
besar di ujung jalan itu. Aku akan menunggu harimau disana. “ Tapi aku takut, Cil. Bener nih rencanamu akan berhasil?” tanya Kancil.
“Percayalah padaku,kalau gagal jangan sebut aku si Kancil yang cerdik.” “Iya, iya. Aku percaya, tapi kamu jangan sombong, nanti malah kamu jadi lebih sombong dari
si harimau.”
22. Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerpen tersebut adalah diawali