39
Ilmu Pengetahuan Sosial
karena ditangkap dan dimakan oleh manusia. Sebagian hewan lainnya masih hidup karena kemampuannya membebaskan dari berbagai gangguan serta dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan lingkungannya.
Keanekaragaman lora dan fauna Indonesia tentunya perlu kita syukuri dengan
menjaga dan melestarikannya. Jika tidak, lora dan fauna tersebut akan terancam
punah. Bangsa Indonesia tentu akan mengalami banyak kerugian karena lora dan fauna
tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing di alam. Di samping itu, manfaat bagi manusia juga akan hilang jika
lora dan fauna tersebut punah.
D. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha dan Islam
1. Masa Praaksara
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa
perundagian.
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
K e h i d u p a n m a n u s i a m a s a b e r b u r u dan mengumpulkan makanan, dari sejak
Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens dari Wajak sangat bergantung pada kondisi
alam. Mereka tinggal di padang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan
sungai. Daerah itu juga merupakan tempat persinggahan hewan-hewan seperti kerbau,
kuda, monyet, banteng, dan rusa, untuk mencari mangsa. Hewan-hewan inilah yang kemudian
diburu oleh manusia. Di samping berburu, mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan. Mereka bertempat
tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
K e g i a t a n b e r b u r u d a n m e r a m u s u d a h
ditinggalkan, namun di beberapa masyarakat Indonesia kegiatan
tersebut masih dilakukan, seperti pada masyarakat suku-suku terasing.
Wawasan
40
Kelas VII SMPMT s
Sumber: 4.bp.blogspot.com
Gambar 1.22
Kegiatan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Ada dua hal yang penting dalam sistem hidup manusia Praaksara masa berburu dan
mengumpulkan makanan yaitu membuat alat-alat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu
disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan kapak genggam.
Selain itu, manusia Praaksara juga membutuhan api untuk memasak dan penerangan pada malam
hari. Api dibuat dengan cara menggosokkan dua keping batu yang mengandung unsur
besi sehingga menimbulkan percikan api dan membakar lumut atau rumput kering yang telah
disiapkan.
Sesuai dengan mata pencahariannya, manusia Praaksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap,
tetapi selalu berpindah-pindah nomaden mencari tempat-tempat yang banyak bahan makanan.
Tempat yang mereka pilih di sekitar padang rumput yang sering dilalui binatang buruan, di dekat danau atau sungai, dan di tepi pantai. Dalam kehidupan sosial, manusia Praaksara
hidup dalam kelompok-kelompok dan membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya.
b. Masa Bercocok Tanam