Tinjauan atas prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat
81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Siti Nur Hasanah
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 November 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Ters. Kopo Palgenep Kulon Gg. Randu No.2 ... RT01 RW05 Desa Margahayu Selatan Kab. ... Bandung 40226
No HP : 085795423540
Email : rie.pucca@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1998 – 2004 : SD Mathla’ul ‘Anwar 2004 – 2007 : MTs. Darul Asyiqin 2007 – 2010 : SMKN 3 Bandung
(2)
TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENCATATAN PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT
(Review of The Record Receipts and Expenditures Cash Procedures On PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi
Oleh:
NAMA : SITI NUR HASANAH NIM : 21310012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT ”.
Alasan penulis menyusun Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Ahli Madya pada program studi Diploma-III Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Meskipun dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha sebaik mungkin, namun terbatasnya pengetahuan, kemampuan yang dimiliki, penulis sangat menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sebagai bekal untuk penyempurnaan dikemudian hari.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini kepada :
(4)
iv
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Trisnawati Sule, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Adi Rachmanto, S.Kom, selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir yang telah bersedia meluangkan waktunya dan pikirannya untuk membimbing serta memberikan petunjuk dan masukan yang berguna bagi penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.
5. Kepada Seluruh staf pengajar dan Pegawai pada program Diploma-III Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. 6. Ibu Milla Purhanti selaku pembimbing penulis di tempat penelitian yang
telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran yang bermanfaat.
7. Segenap pengurus dan karyawan PT KAI yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu dan Bapak ku tercinta, yaitu Siti Aisyah dan Agus Rachman yang selalu senantiasa mendo’akan dan memberi dorongan moril maupun spiritual.
9. Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan keberhasilan yang terbaik untuk penulis.
10. Mohammed Abdulla yang selalu menjadi supporter setia yang terus menerus memberi dukungan dan semangat setiap saat, kasih sayang dan do’a bagi keberhasilan penulis. (romba nanri da, nan unna love panurenda)
(5)
v
11. Sahabatku “Untitled” Eka, Ani, Devi yang sama-sama selalu memberikan masukan dan motivasi juga Sofi dan Sheny yang selalu mendo’akan penulis. 12. Kawan-kawan seperjuanganku di kelas Ak-6 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta semangatnya.
13. Serta rekan-rekan sejawat dan seperjuangan lainnya yang ikut memberikan bantuannya dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati, akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Serta semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, Aamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, Juli 2013 Penulis
Siti Nur Hasanah Nim : 21310012
(6)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR SIMBOL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ……. ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4.1 Maksud Penelitian ... 6
1.4.2 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 6
1.5.2 Waktu Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Prosedur ... 8
2.1.1 Pengertian Prosedur ... 8
2.1.2 Karakteristik Prosedur ... 9
2.1.3 Manfaat Prosedur ... 9
2.2 Kas ... 10
(7)
vii
2.2.2 Motif Memiliki Kas ... 11
2.2.3 Sumber dan Penggunaan Kas ... 12
2.2.4 Komposisi Kas ... 13
2.2.5 Macam-Macam Kas ... 14
2.3 Penerimaan Kas ... 14
2.3.1 Pengertian Penerimaan Kas ... 14
2.3.2 Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai ... 15
2.3.3 Penerimaan Kas dari Piutang ... 15
2.3.4 Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang ... 16
2.3.5 Fungsi yang Terkait dalam Penerimaan Kas ... 19
2.3.6 Dokumen Penerimaan Kas ... 21
2.3.7 Catatan Akuntansi Penerimaan Kas ... 23
2.3 Pengeluaran Kas ... 24
2.3.1 Pengertian Pengeluaran Kas ... 24
2.3.2 Prosedur Pengeluaran Kas ... 25
2.3.3 Fungsi yang Terkait dalam Pengeluaran Kas ... 26
2.3.4 Dokumen Pengeluaran Kas... 27
2.3.5 Catatan Akuntansi Pengeluaran Kas ... 29
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……. ... 30
3.1 Objek Penelitian ... 30
3.2 Metode Penelitian ... 31
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.2.2 Sumber Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Hasil Penelitian ... 35
(8)
viii
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 35
4.1.1.2 Stuktur Organisasi ... 40
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 43
4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 51
4.1.2 Analisis Deskriftif ... 54
4.1.2.1 Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta Api ... .Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 54
4.1.2.2 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta Api ...Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 58
4.2 Pembahasan ... 62
4.2.1 Analisis Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta ...Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 62
4.2.2 Analisis Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta ...Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 64
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70
(9)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 39
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Direktorat Keuangan PT. Kereta Api Indonesia ... 41
Gambar 4.3 Prosedur Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia ... 54
(10)
x
DAFTAR TABEL
(11)
xi
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR SIMBOL.. ... KETERANGAN ...
Dokumen untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.
Rekapan dari dokumen / formulir
Garis alir digunakan untuk arah proses pengolahan data.
Garis alir pendistribusian rekapan dokumen
(12)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian/Pengumpulan Data ... 71
Lampiran 2 Surat Keterangan Acc Penelitian PT. KAI ... 72
Lampiran 3 Form Hasil Wawancara ... 73
Lampiran 4 Formulir A.8/SAB ... 74
Lampiran 5 Formulir B.13/SAB ... 75
Lampiran 6 Formulir G.215/SAB ... 76
Lampiran 7 Formulir B.12A/SAB ... 77
Lampiran 8 Formulir A.9/SAB ... 78
Lampiran 9 Formulir B.15/SAB ... 79
(13)
69
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ardiyos. 2008. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi keuangan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Indra Bastian. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Iwan, S. 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung : CEPLAS.
M.Nafarin. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Rajawali Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Munawir S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Supriati. 2012. Metode Penelitian. Bandung : Labkat Press UNIKOM
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UII, Jakarta
Zaki Baridwan.2009.Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. BPFE, Yogyakarta
Sumber Internet :
Blog Bersama. 2009. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas. Diakses melalui http://mhs2007bersama.blogspot.com (16 Mei 2013)
(14)
69
Bram . 2011. Penerimaan & Pengeluaran Kas. Diakses melalui http://bramz88.wordpress.com (16 Mei 2013)
Zaka. 2013. Algoritma dan Penjelasannya. Diakses melalui http://zakarepmoe.blogspot.com (14 Juni 2013)
(15)
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prosedur
2.1.1 Pengertian Prosedur
Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah hendanya memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Dengan adanya prosedur yang memadai maka pengendalian dan tujuan yang akan dicapai dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.
Menurut M.Nafarin mengenai definisi prosedur yaitu :
“Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”
(2009:9)
Sedangkan menurut Zaki Baridwan mengartikan prosedur adalah sebagai berikut :
“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.”
(16)
9
Dari beberapa devinisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
2.1.2 Karakteristik Prosedur
Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur menurut Ardiyos (2008:466), diantaranya adalah :
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.
5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan. 2.1.3 Manfaat Prosedur
Menurut Ardiyos (2008:487) suatu prosedur dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya :
1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang perlunya saja.
(17)
10
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
Melalui prosedur data tersebut, dikumpulkan, dan disampaikan kepada yang memerlukan. Dengan demikian, prosedur akuntansi akan terlihat bekerja sebagai aliran hukum berikut distribusi dan pelaksana pekerjaan oleh masing-masing bagian yang terlibat.
2.2 Kas
2.2.1 Pengertian Kas
Kas merupakan aktiva paling liquid, dimana dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sehingga kas disajikan pada urutan pertama dari aktiva.
Hampir semua transaksi perusahaan pada akhirnya akan mampengaruhi perputaran kas. Pembelian tunai barang-barang akan menyebabkan terjadinya pengeluaran kas, sedangkan penjualan tunai akan mengakibatkan pertambahan kas. Oleh karena itu kas adalah aktiva yang pentung dalam pengendalian intern yang baik atas kas mutlak harus dilakukan untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan dan penyelewengan.
(18)
11
Menurut IAI, memberikan definisi mengenai kas sebagai berikut :
“Kas terdiri dari salso kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”
(2009:22)
Sedangkan menurut Soemarso S.R, kas didefinisikan sebagai berikut : “Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”
(2009:296)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan pos aktiva dalam neraca yang paling liquid, maksudnya mudah dipergunakan sebagai alat pertukaran uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.
2.2.2 Motif Memiliki Kas
Menurut Sutrisno ada 3 alasan (motif) perusahaan atau unit ekonomi lainnya untuk menyimpan kas seperti yang dikatakan :
“Sebagaimana diungkapkan oleh teori ekonomi dari John Maynard Keynes dengan teori Liquidity Preference-nya, masyarakat cenderung untuk menguasai uang berbentuk tunai dengan tiga motif dibelakang pemikirannya yaitu:
1. Motif Transaksi 2. Motif Berjaga-jaga 3. Motif Spekulasi.”
(19)
12
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Motif Transaksi (Transaction Motive)
Motif transaksi berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai untuk keperluan realisasi dari berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (reguler) maupun yang tidak rutin.
2. Motif Berjaga-jaga (PrecautionaryMotive)
Motif berjaga-jaga berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kebutuhan-kebutuhan yang bersifat mendadak. Pada perusahaan motif berjaga-jaga ini bisa dilihat dari saldo kas minimum yang ditetapkan.
3. Motif Spekulasi (Speculatif Motive)
Motif spekulasi adalah motivasi seseorang atau perusahaan memegang uang dalam bentuk tunai karena adanya keinginan memperoleh keuntungan yang besar dari suatu kesempatan investasi, biasanya investasi yang bersifat likuid.
2.2.3 Sumber dan Penggunaan Kas
Munawir (2010:70) menyatakan bahwa sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari :
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun tidak berwujud (intangible asset) atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penurunan kas.
(20)
13
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotek atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
2.2.4 Komposisi Kas
Menurut Akuntansi, kas adalah alat tukar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk tujuan usaha. Kas terdiri dari penerimaan yang berasal dari perdagangan dan penerimaan karena adanya penghematan. Kas ada yang disimpan di perusahaan (Cah On Hand) dan adapula yang disimpan di Bank (Cash In Bank) yang umumnya diakui sebagai alat tukar-menukar pada nilai nominalnya. Yang tergolong ke dalam komposisi kas antaralain:
1. Kas yang ada di perusahaan, meliputi : a. Mata uang kertas dan uang logam b. Dana kas kecil (petty cash)
c. Cek yang disetorkan ke Bank (personal checks, travelers checks, cashier bank draft and money orders)
2. Kas yang ada di Bank, meliputi semua setoran yang sewaktu-waktu dapat diambil serta bukti setoran yang sewaktu-waktu dapat diambil juga.
(21)
14
Pengakuan masyarakat umum terhadap kas atas nilai nominalnya merupakan jaminan para pemegang uang, baik itu perorangan maupun lembaga. Prinsip pengakuan atas nilai nominal memperlakukan bahwa bank setiap saat bersedia menerimanya dan setiap saat akan memberikannya manakala diperlukan. 2.2.5 Macam-Macam Kas
Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:143) yang termasuk ke dalam pengertian kas antara lain :
1. Uang Tunai 2. Cek, Giro bilyet 3. Giro Pos 4. Wesel pos 5. Deposit in Bank 6. Bukti Transfer Uang
2.3 Penerimaan Kas
2.3.1 Pengertian Penerimaan Kas
Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya.
Pengertian penerimaan kas menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAP No.3, mengemukakan bahwa:
“Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/ Daerah. Jadi semua aliran kas yang masuk kedalam kas suatu perusahaan, itu yang dinamakan sebagai Penerimaan kas.”
(22)
15
Menurut Soemarso S.R mendefinisikan mengenai penerimaan kas yaitu : “Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertambahnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan kecil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas”.
(2009:289) Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo tunai dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, maupun penerimaan-penerimaan lainnya.
2.3.2 Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Definisi menurut Mulyadi (2008:455), sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang adalah berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas.
2.3.3 Penerimaan Kas dari Piutang
Definisi menurut Mulyadi (2008:493), menjelaskan bahwa untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:
(23)
16
1...Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek atas nama perusahaan, akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara, adalah sebagai berikut:
1. Melalui penagihan perusahaan 2. Melalui pos
3. Melalui Lock-box collection plan
2.3.4 Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang
Menurut Mulyadi (2008:456), sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut:
1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter Sale dengan langkah pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari pembeli dapat berupa uang tunai, atau kartu kredit;
(24)
17
Bagian Penjualan memerintahkan Bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. 2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual.
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales
Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Counter Sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui COS Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.
Sedangkan sistem penerimaan kas dari piutang terbagi atas penjelasan sebagai berikut:
(25)
18
1. Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.
b. Bagian Penagihan mengirimkan penagih untuk melakukan penagihan kepada debitur.
c. Bagian Penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
d. Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa. e. Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada
Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian Kasa mengirim kuitansi tanda penerimaan kas kepada debitur.
g. Bagian Kasa menyetorkan cek ke bank untuk melakukan clearing atas cek tersebut.
2. Penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur mengirim cek atas nama dan surat pemberitahuan melalui pos.
c. Bagian Sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur. Cek atas nama diserahkan ke
(26)
19
Bagian Kasa dan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk diposting ke dalam Kartu Piutang
d. Bagian Kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur.
3. Penerimaan kas dari piutang melalui Lock-box collection plan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur melakukan pembayarannya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat.
c. Bank membuka PO Box, mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima perusahaan. Serta membuat daftar surat pemberitahuan dan mengurus check clearing. d. Bagian Kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke
Bagian Akuntansi untuk dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas.
2.3.5 Fungsi yang Terkait dalam Penerimaan Kas
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: Mulyadi (2008:462)
1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur
(27)
20
tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli,serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: 1. Fungsi sekretariat
Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance ad-vice) melalui pos dari para debitur perusahaan.
2. Fungsi penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
(28)
21
3. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan).
4. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5. Fungsi pemeriksa intern
Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik.
2.3.6 Dokumen Penerimaan Kas
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : Mulyadi (2008:463)
1. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. 2. Pita register kas(cash register tape)
Merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
(29)
22
3. Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit.
4. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. 5. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. 6. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas bank.
7. Rekap Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:
1. Surat Pemberitahuan
Surat ini biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos.
(30)
23
2. Daftar Surat Pemberitahuan
Rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan.
3. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank.
4. Kwitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.
2.3.7 Catatan Akuntansi Penerimaan Kas
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : Mulyadi (2008:468)
1. Jurnal Penjualan
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dalam berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
(31)
24
4. Kartu Persediaan
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
5. Kartu Gudang
Digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
2.4 Pengeluaran Kas
2.4.1 Pengertian Pengeluaran Kas
Didalam perusahaan, pengeluaran kas merupakan suatu transaksi yang sering terjadi. Dana-dana yang dikeluarkan oleh perusahaan misalnya digunakan untuk biaya pemeliharaan, biaya gaji / upah pegawai dan pengeluaran lainnya. Di bawah ini pengertian pengeluaran kas menurut ahli, yaitu:
Definisi mengenai pengeluaran kas menurut Indra Bastian yaitu: “Pengeluaran kas dapat dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek biasanya yang jumlahnya relatif kecil.”
(2010:85)
Sedangkan menurut Soemarso S.R mengemukakan tentang pengeluaran kas sebagai berikut :
“Pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas.”
(2009:318) Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo-saldo kas tunai, dan
(32)
25
atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun pengeluaran-pengeluaran lainnya.
2.4.2 Prosedur Pengeluaran Kas
Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi, maka prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai berikut : Zaki Baridwan (2009:87)
a. Semua pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil b. Dibuatkan laporan kas setiap hari/harian.
c. Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran perusahaan.
d. Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan yang sifatnya rutin.
e. Diadakan pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem akuntansi pengeluaran kas, terdiri dari jaringan prosedur berikut : Mulyadi (2008:515)
1. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 2. Prosedur pembayaran kas
3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Sedangkan dalam sistem dana kas kecil dengan fluctuating fund – balance system dibagi menjadi tiga prosedur:
(33)
26
1. Prosedur pembentukan dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.
2. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil
Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana Kas Kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
3. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening Dana Kas Kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.
2.4.3 Fungsi yang Terkait dalam Pengeluaran Kas
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu : Mulyadi (2008:513)
1. Fungsi Hutang
Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang nantinya akan digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluaran uang dan menyiapkan bukti pengeluaran uang.
2. Fungsi Kasir
Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lai yang nantinya akan digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluaran uang dan menyiapkan bukti pengeluaran uang.
(34)
27
3. Fungsi Akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek dan juga pembuatan bukti-bukti pengeluaran lainnya.
4. Bagian Pengawasan Intern
Bagian ini bertugas memverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang ini, termasuk mengecek penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan selama proses pengeluaran uang tersebut.
2.4.4 Dokumen Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas pada perusahaan menggunakan dua sistem pokok yaitu ; sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui dana kas kecil dan sistem pengeluaran kas dengan cek melalui bank.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek menurut Mulyadi (2008:510) adalah :
1. Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasir sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.
2. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek. Ada dua pilihan dalam penggunaan
(35)
28
cek untuk pembayaran: membuat cek atas nama dan membuat cek atas nama yang ditunjuk.
3. Permintaan Cek (Check Request)
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaas cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang) untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran tunai dengan kas kecil adalah :
a) Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan oemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti peneluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
b) Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisisan kembali dana kas kecil.
(36)
29
2.4.5 Catatan Akuntansi Pengeluaran Kas
Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah : Mulyadi (2008:513)
1. Jurnal Pengeluaran Kas
Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas. 2. Register Cek
Untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek.
Sedangkan catatan akuntansi yang digunakan untuk pencatat pengeluaran tunai dengan kas kecil yaitu :
1. Jurnal Pengeluaran Kas
Catatan akuntansi ini dalam sistem dana kas kecil, digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil.
2. Register Cek
Catatan ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil. 3. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil. Jurnal ini hanya digunakan dalam sistem dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi.
(37)
30 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah objek dari penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah sumber informasi dalam sebuah penelitian.
Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian
Pengertian objek penelitian menurut Supriati adalah sebagai berikut : “Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan.”
(2012:38) Sedangkan menurut Iwan Satibi adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.”
(2011:74)
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas
(38)
31
dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atua tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya adalah penelitian yang berarti suatu cara untuk mencapai sesuatu dengan metode tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.
Metode penelitian menurut Supriati adalah sebagai berikut:
“ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.”
(2012:5) Sedangkan menurut Sugiyono, menyatakan bahwa:
“Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
(2009:2)
Dengan demikian dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu tanpa harus membuat perbandingan atau menghubungkan dengan objek yang lain.
Dalam melaksanakan penelitian ini, untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas
(39)
32
akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek yang diteliti. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan metode ini penulis menggunakan metode dekriptif untuk menggambarkan Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi :
a. Observasi (Observation)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung dan melengkapi hasil penelitian.
b. Wawancara (Interview)
Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.
(40)
33
c. Dokumentasi (Documentation)
Mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.
3.2.2 Sumber Data
Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :
“ Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.”
(2010:172) Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, dimana data yang diperoleh penulis secara langsung.
Menurut Sugiyono menjelaskan mengenai data primer bahwa : “Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
(41)
34
(2008:193) Data primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang langsung dengan penelitian yang dilakukan.
(42)
1
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT
Siti Nur Hasanah
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat yang bergerak di bidang usaha transportasi perkeretaapian di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dan mengetahui kendala yang terjadi dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi/gambaran perusahaan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai sifat-sifat dan fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas masih ada beberapa kendala yang terjadi. Dalam pelaksanaan prosedur dapat dinilai cukup baik dan hampir sudah sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal yang menunjukan perbedaan antara peraturan yang dibuat dengan praktek yang digunakan.
Kata Kunci : Prosedur, Pencatatan, Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
Abstract
This research is done at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat engaged in the business field railway transportation in Indonesia. The purpose of this research to know the procedure of record cash receipts and expenditures and to know constraints that occur in the cash receipts and expenditures procedures.
The method used in this research is descriptive analysis method is a method that aims to create a description / overview of the company in a systematic, factual, accurate, and on the nature of the phenomena investigated. This method is used to find a solution to the problem are researched. Data was collected by direct observation, interviews, documentation and literature.
Results from this research that addressed the record procedures of cash receipts and expenditures there are still some constraints that occur. In the implementation of the procedure can be considered quite good and almost are in accordance with the theory, but there are some things that show the differences between the regulations made with the practices used.
Keywords: Procedures, Record, Cash Receipts and Cash Expenditures
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kas merupakan unsur yang penting karena merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang bebas dan siap
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Hampir setiap transaksi
perusahaan dengan pihak luar
menggunakan kas. Oleh karena itu kas
(43)
2 dipindahtangankan dan tidak dapat
dibuktikan pemiliknya, maka akan mudah untuk disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko
maka setiap perusahaan harus
mempunyai sistem dan prosedur
penerimaan dan pengeluaran yang
baik, dimana manajemen
bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam hal penerimaan kas, terdapat sumber penerimaan yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas
dari piutang. Sedangkan untuk
pengeluaran kas dapat dilakukan
melaui dua cara yaitu dengan
menggunakan cek dan uang tunai (Mulyadi, 2008 : 455).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pencatatan penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat? 2. Bagaimana prosedur pencatatan
pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan guna
meninjau tentang prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat yang hasilnya akan digunakan penulis untuk menyusun laporan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.
2. Untuk mengetahui prosedur pencatatan pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur
(M.Nafarin,2009:9)
“Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan
dan dibentuk guna menjamin
pelaksanaan kerja yang seragam.”
2.2 Kas
(Soemarso S.R,2009:296)
“Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”
2.3 Penerimaan Kas
(IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) PSAP No.3)
“Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/ Daerah. Jadi semua aliran kas yang masuk kedalam kas suatu perusahaan, itu yang dinamakan sebagai Penerimaan kas.”
2.4 Pengeluaran Kas
(Soemarso S.R,2009:318)
“Pengeluaran kas adalah suatu
transaksi yang menimbulkan
berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang
maupun hasil transaksi yang
menyebabkan berkurangnya kas.”
BAB III OBJEK DAN METODE
PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian.
Objek penelitian juga merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan
dan dimana penelitian tersebut
dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.
1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu tanpa harus membuat perbandingan atau menghubungkan dengan objek yang lain.
(44)
3 Dalam melaksanakan penelitian ini,
untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara
penelitian dengan menggambarkan
atau menguraikan secara jelas
mengenai objek yang diteliti. Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan
metode ini penulis menggunakan
metode dekriptif untuk menggambarkan Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau cara
pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research)
Studi lapangan adalah
melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
Penelitian ini dilakukan
terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi : a. Observasi (Observation)
Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan
cara mempelajari dan
mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam
perusahaan untuk
mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung
dan melengkapi hasil
penelitian.
b. Wawancara (Interview) Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis
dengan pihak yang
berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.
c. Dokumentasi (Documentation)
Mengadakan pencatatan
dan pengumpulan data
yang diidentifikasikan dari
dokumentasi yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Pustaka (Library
Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya
masing-masing sehingga
relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan
ini penulis berusaha
mengumpulkan data dari
beberapa referensi.
3.2.2 Sumber Data
Pengertian sumber data menurut
Suharsimi Arikunto adalah
sebagai berikut :
“Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek
dari mana data dapat
diperoleh.” (2010:172)
Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, dimana data yang diperoleh penulis secara langsung.
Menurut Sugiyono menjelaskan mengenai data primer bahwa :
“Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” (2008:193)
Data primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara
penelitian lapangan melalui
observasi dan wawancara dengan
pihak yang langsung dengan
(45)
4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
4.1.1 Prosedur Pencatatan Penerimaan
...Kas PT. Kereta Api Indonesia
...(Persero) Kantor Pusat
Prosedur penerimaan kas yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia.
Transaksi Penerimaan Bank yang berdasarkan Bukti penerimaan Kas (A.8).
1. Bukti Penerimaan Kas bentuk A.8/SAB harus dibuat oleh Ks/Pbd atas setiap transaksi penerimaan uang yang terjadi. 2. Penerimaan uang kas pada
Ks/Pbd umumnya adalah : a) Penerimaan uang yang
berasal dari setoran kas bawahan
b) Penerimaan uang dari pihak ketiga langsung misalnya dari tagihan
rekening G.215/SAB,
tagihan Pll dan tagihan bentuk No.612 serta Spk.
c) Penerimaan uang dari
gaji yang tidak
dibayarkan berdasarkan G.40
d) Setoran dari kondektur stasiun lain secara langsung.
3. Penerimaan uang dari setoran Penguasa Kas Bawahan dicatat pada bentuk A.8/SAB dengan kode perkiraan yang Judul
Perkiraannya sama dengan
yang tercantum pada Buku Setoran bentuk No.501/SAB 4. A.8 dibuat atau diterbitkan unit
Kas Besar/Kas Stasiun,
ditandatangani oleh
Bendaharawan Kas Besar/Kas Stasiun dalam rangkap 4, dan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar pertama
diserahkan kepada
pembayar sebagai
lampiran kwitansi atau
bukti penyetoran/
pengiriman uang yang bersangkutan.
b) Lembar kedua
dikirimkan akhir bulan
sebagai Lampiran
Analisa Penerimaan
Kas bentuk B.13/SAB lembar pertama kepada Akuntansi yang terkait.
c) Lembar ketiga
dikirimkan akhir bulan
ke Pengendalian
Pendapatan (verifikasi)
sebagai lampiran
Analisa Penerimaan
Kas bentuk B.13/SAB lembar kedua.
d) Lembar keempat
sebagai arsip stasiun.
Bukti Penerimaan Kas (A.8)
dengan Analisa Penerimaan Kas/Bank (B.13)
1. Berdasarkan Bukti Penerimaan
Kas dibuatkan Analisa
Penerimaan Kas/Bank (B.13) rangkap 3 (tiga) (menampung transaksi selama 1 (satu bulan) dan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar pertama
dilampiri dengan lembar kedua bentuk A.8/SAB
dikirimkan kepada
akuntansi yang terkait, selambat-lambatnya
tanggal 4 bulan
berikutnya.
b) Lembar kedua
dikirimkan kepada
Pengendalian
Pendapatan (verifikasi) dengan dilampiri bentuk A.8/SAB.
c) Lembar ketiga tinggal sebagai arsip stasiun dan dicatat dalam buku Kas/Bank.
2. Bentuk B.13/SAB ditutup tiap masa pembukuan pada hari tutupan.
3. A.8 akan diterbitkan untuk diberikannya surat tagihan ke customer atau G.215/SAB atas sewa tempatnya di stasiun. Dan
(46)
5 bukti tagihan G.215/SAB akan
direkap setiap bulannya menjadi Analisa atas Tagihan dengan nama B.12A/SAB.
4.1.2 Prosedur Pencatatan Pengeluaran
...Kas PT. Kereta Api Indonesia
...(Persero) Kantor Pusat
Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia. ...Transaksi Pengeluaran Bank yang berdasarkan Bukti Pembayaran (A.9).
1. Bukti Pembayaran (A.9)
dibuat/diterbitkan oleh PP/PPP
dalam rangkap 3 (tiga)
berdasarkan dokumen
pengesahan (atas A.9 yang dikirim / didistribusikan) sebagai berikut :
a) Lembar ke-1 untuk
penerima uang, setelah dilakukan pembayaran,
A.9 ditahan dan
dikirimkan ke PP/PPP untuk dicatat dalam Laporan Hutang pada Rekanan.
b) Lembar ke-2 untuk
pengendalian
pendapatan / verifikasi. c) Lembar ke-3 untuk Kas
Besar / Kas Stasiun. 2. Atas dasar Bukti Pembayaran
(A.9) lembar ke-3, unit Kas Besar / Kas Stasiun membuat Analisa Pengeluaran Kas /Bank (B.15) rangkap 3 (tiga) (menampung transaksi selama 1 bulan) dan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar ke-1 untuk Unit Akuntansi berikut Bukti
Pembayaran (A.9)
lembar ke-3 sebagai dasar pembukuan.
b) Lembar ke-2 untuk
pengendalian
pendapatan / verifikasi.
c) Lembar ke-3 untuk
arsip.
3. Pengeluaran dari Rekening Giro dilakukan bendaharawan dengan menggunakan Cek atau Bilyet Giro
dengan contrasign Kasubdit
Administrasi Keuangan. Pada Cek
dan Bilyet Giro harus dicantumkan nomor dan tanggal SPU dan bukti
pembayaran (DP) yang
bersangkutan kecuali
pengeluaran-pengeluaran yang
dapat langsung dilakukan oleh Bendaharawan.
Bukti Pembayaran A.9/SAB
PP/PPP membuat Bukti Pembayaran
A.9/SAB sebagai berikut :
1. Lembar ke-1 dikirimkan kepada juru bayar atau pihak ketiga langsung tanpa melewati bendaharawan kas yang terkait.
2. Lembar ke-2 dan lembar ke-3 dikirimkan ke bendaharawan yang ditunjuk untuk membayar.
3. Lembar ke-4 sebagai arsip PP/PPP. Analisa Pengeluaran Kas/Bank Bentuk B.15/SAB
1. Bentuk B.15/SAB ditutup tiap masa pembukuan, dan pada hari tutupan maka rupiah pada setiap jalur dijumlah. Besarnya jumlah “Nilai
Rupiah” harus sama dengan
besarnya jumlah mendatar lajur-lajur analisa Kode Perkiraan Debet.
2. Tiap awal masa pembukuan yang baru digunakan halaman bentuk B.15/SAB baru.
3. Jumlah tiap lajur tutupan pertama ditulis dibawah jumlah tutupan kedua, dan kedua jumlah itu digabungkan. Gabungan kedua jumlah itu kemudian digabungkan dengan jumlah tutupan, dan demikian seterusnya hingga akhir bulan.
4. Bentuk B.15/SAB oleh bendaharawan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar ke-1 tiap akhir bulan dilampiri Bukti Pembayaran
bentuk A.9/SAB Lembar
ketiga bersama bentuk No.
570/SAB
selambat-lambatnya tanggal 4 bulan
berikutnya dikirimkan
kepada Akuntansi yang
terkait.
b) Lembar ke-2 tiap masa
(47)
6 dilampiri bukti pembayaran
bentuk A.9/SAB lembar
kedua sebagai lampiran
buku kas bentuk 576
tutupan yang bersangkutan
kepada pengendalian
pendapatan.
c) Lembar ke-3 sebagai arsip stasiun.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Prosedur Pencatatan
Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat
Sumber penerimaan kas
berasal dari suatu penjualan tunai
dan piutang dalam suatu
perusahaan. Penerimaan kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Kantor Pusat sebagian besar
diperoleh dari sewa aktiva tetap berupa sewa tanah, sewa ruko, sewa gedung dan sewa bangunan.
Sehingga perolehan kas yang
diterima terdapat pada setiap
rekanan/customer perusahaan
dalam suatu kontrak atas suatu sewa aktiva tetap, ini berarti sumber penerimaan kas berasal dari suatu
piutang yang diperoleh oleh
perusahaan.
Berdasarkan teori Mulyadi
(2008:493) mengenai sistem
penerimaan kas yang baik dari
piutang mengharuskan debitur
melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet) kemudian kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. Fungsi akuntansi yang terkait dalam penerimaan kas
melakukan tanggung jawabnya
sebagai pencatat transaksi
penerimaan kas dan pembuat
laporan pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
Prosedur pencatatan
penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia sudah sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh
Mulyadi dengan beberapa
ketentuan-ketentuan yang sudah dipaparkan mengenai kebijakan
perusahaan dalam prosedur
pencatatan diatas dan bendahara bertanggung jawab penuh atas pemasukan uang yang diterima bagian akuntansi yang mencatat atas terjadinya suatu transaksi sesuai dengan fungsinya, akan tetapi karena tahapan dari prosedur yang tidak sedikit sehingga dapat menjadi timbulnya kekeliruan yang
berdampak pada kesalahan
pencatatan antara sumber
penerimaan kas perusahaan pada formulir A.8/SAB berbeda dengan yang ada didalam rekening dengan formulir rekapan B.13/SAB. Hal ini
dapat menghambat proses
pembukuan dalam pencatatan
akuntansi dalam pelaporannya, karena bagian akuntansi harus selalu mencatat setiap pemasukan
kas sesuai dengan nilai
penerimaannya.
Karena hal itu, meskipun
prosedur yang ada sudah sesuai dengan teori dan berjalan dengan cukup baik namun hal ini belum
sesuai dengan karakteristik
prosedur yang akan dipaparkan menurut Ardiyos (2008:466) yang mengharuskan suatu prosedur itu adalahsebagai berikut :
1. Prosedur menunjang
tercapainya tujuan organisasi. 2. Prosedur mampu menciptakan
adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan
urutan-urutan yang logis dan
sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya
penetapan keputusan dan
tanggung jawab.
5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.
Dari pemaparan teori diatas menunjukan bahwa suatu prosedur memiliki karakteristik yang tersusun
(48)
7 menunjangnya suatu tujuan dalam
berorganisasi dengan sebisa
mungkin dapat terhindar dari hal
yang menyimpang dan dapat
menghambat prosedur-prosedur
yang dijalankan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini jika dilihat dari karakteristik prosedur dalam point 2 dan 5 belum terlaksana dengan baik. Semua point diatas harus terpenuhi untuk
memaksimalkan pelaksanaan
dengan urutan-urutan yang
tersusun dan sesuai dengan teori yang ada. Karena dengan terjadinya
hambatan dapat menunjukan
kurangnya pengawasan yang baik dalam prosedurnya.
4.2.2 Analisis Prosedur Pencatatan
Pengeluaran Kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat
Pengeluaran kas adalah suatu
catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan
pengeluaran baik dengan cek
maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan. Pengeluaran uang
dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi. Pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat dilakukan untuk
membiayai pengeluaran dan
kebutuhan operasional perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang misalnya untuk aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
dan pengeluaran-pengeluaran
lainnya.
Dalam teorinya, Mulyadi
(2008:515) menyebutkan ada tiga
jaringan prosedur yang
berhubungan dengan sistem
akuntansi pengeluaran kas yaitu : 1. Prosedur pembuatan bukti kas
keluar
Pembuatan bukti kas keluar ini dilakukan juga oleh PT. KAI
sebelum melakukan
pembayaran yang akan
disetujui dan ditandatangani
oleh PP/PPP (Pengesah
Pembayaran).
2. Prosedur pembayaran kas
Setelah persetujuan dari
pengesah pembayaran,
bendahara di PT. KAI akan melakukan pembayaran dengan pengeluaran kas dengan uang yang ada di bank.
3. Prosedur pencatatan
pengeluaran kas
Pencatatan pengeluaran kas PT. KAI dilakukan setelah
persetujuan yang
ditandatangani oleh PP/PPP
dan pembayaran yang
dikeluarkan oleh bendahara untuk dijadikan penyusunan
laporan pengeluaran
rutin/harian.
Dalam prosedur pencatatan
pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia sudah sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh
Mulyadi. Pada dasaranya setiap
prosedur memerlukan
langkah-langkah yang tersusun dan
bertahap hingga sampai pada
proses inti dari kegiatan yang akan dilakukan dan dijalankan oleh perusahaan. Akan tetapi beberapa
hambatan dalam menjalankan
prosedur masih saja timbul karena ada bagian prosedur yang terlewat atau tidak dijalankan. Seiring dengan kegiatan perusahaan yang padat dengan banyaknya transaksi dan pengeluaran membuat bukti-bukti transaksi tidak rutin dilakukan pencatatan pada saat terjadinya transaksi sehingga tidak semua dicatat dengan benar dan tepat sesuai dengan perhitungannya hal ini dapat mengulur waktu dalam pencatatannya.
Jika ditinjau dari segi prosedur
pengawasannya, seperti yang
dijelaskan oleh Zaki Baridwan
(2009:87) adalah sebagai berikut :
1. Semua pengeluaran uang yang
relatif cukup besar
menggunakan cek, dan
(1)
4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
4.1.1 Prosedur Pencatatan Penerimaan ...Kas PT. Kereta Api Indonesia ...(Persero) Kantor Pusat
Prosedur penerimaan kas yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia.
Transaksi Penerimaan Bank yang berdasarkan Bukti penerimaan Kas (A.8).
1. Bukti Penerimaan Kas bentuk A.8/SAB harus dibuat oleh Ks/Pbd atas setiap transaksi penerimaan uang yang terjadi. 2. Penerimaan uang kas pada
Ks/Pbd umumnya adalah : a) Penerimaan uang yang
berasal dari setoran kas bawahan
b) Penerimaan uang dari pihak ketiga langsung misalnya dari tagihan rekening G.215/SAB, tagihan Pll dan tagihan bentuk No.612 serta Spk.
c) Penerimaan uang dari gaji yang tidak dibayarkan berdasarkan G.40
d) Setoran dari kondektur stasiun lain secara langsung.
3. Penerimaan uang dari setoran Penguasa Kas Bawahan dicatat pada bentuk A.8/SAB dengan kode perkiraan yang Judul Perkiraannya sama dengan yang tercantum pada Buku Setoran bentuk No.501/SAB 4. A.8 dibuat atau diterbitkan unit
Kas Besar/Kas Stasiun, ditandatangani oleh Bendaharawan Kas Besar/Kas Stasiun dalam rangkap 4, dan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar pertama diserahkan kepada pembayar sebagai lampiran kwitansi atau bukti penyetoran/
pengiriman uang yang bersangkutan.
b) Lembar kedua dikirimkan akhir bulan sebagai Lampiran Analisa Penerimaan Kas bentuk B.13/SAB lembar pertama kepada Akuntansi yang terkait. c) Lembar ketiga
dikirimkan akhir bulan ke Pengendalian Pendapatan (verifikasi) sebagai lampiran Analisa Penerimaan Kas bentuk B.13/SAB lembar kedua.
d) Lembar keempat sebagai arsip stasiun. Bukti Penerimaan Kas (A.8) dengan Analisa Penerimaan Kas/Bank (B.13)
1. Berdasarkan Bukti Penerimaan Kas dibuatkan Analisa Penerimaan Kas/Bank (B.13) rangkap 3 (tiga) (menampung transaksi selama 1 (satu bulan) dan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar pertama dilampiri dengan lembar kedua bentuk A.8/SAB dikirimkan kepada akuntansi yang terkait, selambat-lambatnya tanggal 4 bulan berikutnya.
b) Lembar kedua dikirimkan kepada Pengendalian
Pendapatan (verifikasi) dengan dilampiri bentuk A.8/SAB.
c) Lembar ketiga tinggal sebagai arsip stasiun dan dicatat dalam buku Kas/Bank.
2. Bentuk B.13/SAB ditutup tiap masa pembukuan pada hari tutupan.
3. A.8 akan diterbitkan untuk diberikannya surat tagihan ke customer atau G.215/SAB atas sewa tempatnya di stasiun. Dan
(2)
5 bukti tagihan G.215/SAB akan
direkap setiap bulannya menjadi Analisa atas Tagihan dengan nama B.12A/SAB.
4.1.2 Prosedur Pencatatan Pengeluaran ...Kas PT. Kereta Api Indonesia ...(Persero) Kantor Pusat
Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia. ...Transaksi Pengeluaran Bank yang berdasarkan Bukti Pembayaran (A.9).
1. Bukti Pembayaran (A.9)
dibuat/diterbitkan oleh PP/PPP dalam rangkap 3 (tiga) berdasarkan dokumen pengesahan (atas A.9 yang dikirim / didistribusikan) sebagai berikut :
a) Lembar ke-1 untuk penerima uang, setelah dilakukan pembayaran, A.9 ditahan dan dikirimkan ke PP/PPP untuk dicatat dalam Laporan Hutang pada Rekanan.
b) Lembar ke-2 untuk pengendalian
pendapatan / verifikasi. c) Lembar ke-3 untuk Kas
Besar / Kas Stasiun. 2. Atas dasar Bukti Pembayaran
(A.9) lembar ke-3, unit Kas Besar / Kas Stasiun membuat Analisa Pengeluaran Kas /Bank (B.15) rangkap 3 (tiga) (menampung transaksi selama 1 bulan) dan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar ke-1 untuk Unit Akuntansi berikut Bukti Pembayaran (A.9) lembar ke-3 sebagai dasar pembukuan. b) Lembar ke-2 untuk
pengendalian
pendapatan / verifikasi. c) Lembar ke-3 untuk
arsip.
3. Pengeluaran dari Rekening Giro dilakukan bendaharawan dengan menggunakan Cek atau Bilyet Giro dengan contrasign Kasubdit Administrasi Keuangan. Pada Cek
dan Bilyet Giro harus dicantumkan nomor dan tanggal SPU dan bukti pembayaran (DP) yang bersangkutan kecuali pengeluaran-pengeluaran yang dapat langsung dilakukan oleh Bendaharawan.
Bukti Pembayaran A.9/SAB
PP/PPP membuat Bukti Pembayaran A.9/SAB sebagai berikut :
1. Lembar ke-1 dikirimkan kepada juru bayar atau pihak ketiga langsung tanpa melewati bendaharawan kas yang terkait.
2. Lembar ke-2 dan lembar ke-3 dikirimkan ke bendaharawan yang ditunjuk untuk membayar.
3. Lembar ke-4 sebagai arsip PP/PPP. Analisa Pengeluaran Kas/Bank Bentuk B.15/SAB
1. Bentuk B.15/SAB ditutup tiap masa pembukuan, dan pada hari tutupan maka rupiah pada setiap jalur dijumlah. Besarnya jumlah “Nilai Rupiah” harus sama dengan besarnya jumlah mendatar lajur-lajur analisa Kode Perkiraan Debet. 2. Tiap awal masa pembukuan yang
baru digunakan halaman bentuk B.15/SAB baru.
3. Jumlah tiap lajur tutupan pertama ditulis dibawah jumlah tutupan kedua, dan kedua jumlah itu digabungkan. Gabungan kedua jumlah itu kemudian digabungkan dengan jumlah tutupan, dan demikian seterusnya hingga akhir bulan.
4. Bentuk B.15/SAB oleh bendaharawan didistribusikan sebagai berikut :
a) Lembar ke-1 tiap akhir bulan dilampiri Bukti Pembayaran bentuk A.9/SAB Lembar ketiga bersama bentuk No. 570/SAB selambat-lambatnya tanggal 4 bulan berikutnya dikirimkan kepada Akuntansi yang terkait.
b) Lembar ke-2 tiap masa pembukuan dengan
(3)
6 dilampiri bukti pembayaran
bentuk A.9/SAB lembar kedua sebagai lampiran buku kas bentuk 576 tutupan yang bersangkutan kepada pengendalian pendapatan.
c) Lembar ke-3 sebagai arsip stasiun.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat
Sumber penerimaan kas berasal dari suatu penjualan tunai dan piutang dalam suatu perusahaan. Penerimaan kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat sebagian besar diperoleh dari sewa aktiva tetap berupa sewa tanah, sewa ruko, sewa gedung dan sewa bangunan. Sehingga perolehan kas yang diterima terdapat pada setiap rekanan/customer perusahaan dalam suatu kontrak atas suatu sewa aktiva tetap, ini berarti sumber penerimaan kas berasal dari suatu piutang yang diperoleh oleh perusahaan.
Berdasarkan teori Mulyadi (2008:493) mengenai sistem penerimaan kas yang baik dari piutang mengharuskan debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet) kemudian kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. Fungsi akuntansi yang terkait dalam penerimaan kas melakukan tanggung jawabnya sebagai pencatat transaksi penerimaan kas dan pembuat laporan pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
Prosedur pencatatan penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Mulyadi dengan beberapa ketentuan-ketentuan yang sudah dipaparkan mengenai kebijakan perusahaan dalam prosedur pencatatan diatas dan bendahara bertanggung jawab penuh atas pemasukan uang yang diterima bagian akuntansi yang mencatat atas terjadinya suatu transaksi sesuai dengan fungsinya, akan tetapi karena tahapan dari prosedur yang tidak sedikit sehingga dapat menjadi timbulnya kekeliruan yang berdampak pada kesalahan pencatatan antara sumber penerimaan kas perusahaan pada formulir A.8/SAB berbeda dengan yang ada didalam rekening dengan formulir rekapan B.13/SAB. Hal ini dapat menghambat proses pembukuan dalam pencatatan akuntansi dalam pelaporannya, karena bagian akuntansi harus selalu mencatat setiap pemasukan kas sesuai dengan nilai penerimaannya.
Karena hal itu, meskipun prosedur yang ada sudah sesuai dengan teori dan berjalan dengan cukup baik namun hal ini belum sesuai dengan karakteristik prosedur yang akan dipaparkan menurut Ardiyos (2008:466) yang mengharuskan suatu prosedur itu adalah sebagai berikut :
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi. 2. Prosedur mampu menciptakan
adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.
5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.
Dari pemaparan teori diatas menunjukan bahwa suatu prosedur memiliki karakteristik yang tersusun rapih dan berurutan untuk
(4)
7 menunjangnya suatu tujuan dalam
berorganisasi dengan sebisa mungkin dapat terhindar dari hal yang menyimpang dan dapat menghambat prosedur-prosedur yang dijalankan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini jika dilihat dari karakteristik prosedur dalam point 2 dan 5 belum terlaksana dengan baik. Semua point diatas harus terpenuhi untuk memaksimalkan pelaksanaan dengan urutan-urutan yang tersusun dan sesuai dengan teori yang ada. Karena dengan terjadinya hambatan dapat menunjukan kurangnya pengawasan yang baik dalam prosedurnya.
4.2.2 Analisis Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat
Pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi. Pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat dilakukan untuk membiayai pengeluaran dan kebutuhan operasional perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang misalnya untuk aktiva lancar dan aktiva tidak lancar dan pengeluaran-pengeluaran lainnya.
Dalam teorinya, Mulyadi (2008:515) menyebutkan ada tiga jaringan prosedur yang berhubungan dengan sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu : 1. Prosedur pembuatan bukti kas
keluar
Pembuatan bukti kas keluar ini dilakukan juga oleh PT. KAI
sebelum melakukan
pembayaran yang akan disetujui dan ditandatangani
oleh PP/PPP (Pengesah Pembayaran).
2. Prosedur pembayaran kas Setelah persetujuan dari pengesah pembayaran, bendahara di PT. KAI akan melakukan pembayaran dengan pengeluaran kas dengan uang yang ada di bank.
3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Pencatatan pengeluaran kas PT. KAI dilakukan setelah
persetujuan yang
ditandatangani oleh PP/PPP dan pembayaran yang dikeluarkan oleh bendahara untuk dijadikan penyusunan laporan pengeluaran rutin/harian.
Dalam prosedur pencatatan pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mulyadi. Pada dasaranya setiap prosedur memerlukan langkah-langkah yang tersusun dan bertahap hingga sampai pada proses inti dari kegiatan yang akan dilakukan dan dijalankan oleh perusahaan. Akan tetapi beberapa hambatan dalam menjalankan prosedur masih saja timbul karena ada bagian prosedur yang terlewat atau tidak dijalankan. Seiring dengan kegiatan perusahaan yang padat dengan banyaknya transaksi dan pengeluaran membuat bukti-bukti transaksi tidak rutin dilakukan pencatatan pada saat terjadinya transaksi sehingga tidak semua dicatat dengan benar dan tepat sesuai dengan perhitungannya hal ini dapat mengulur waktu dalam pencatatannya.
Jika ditinjau dari segi prosedur pengawasannya, seperti yang dijelaskan oleh Zaki Baridwan (2009:87) adalah sebagai berikut : 1. Semua pengeluaran uang yang
relatif cukup besar menggunakan cek, dan pengeluaran kecil dari kas kecil
(5)
8 2. Dibuat laporan kas setiap
hari/rutin.
3. Dipisahkan antara yang menulis, menandatangani dan mencatat pengeluaran perusahaan.
4. Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran kecil dan rutin. 5. Diadakan pemeriksaan dalam
jangka waktu yang tidak ditentukan.
Dari pembahasan teori tersebut menunjukan hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini terdapat bagian pengawasan yang tidak dilakukan seperti pada point 2 mengenai laporan harian ini berkaitan dengan masalah yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam pencatatan pengeluaran kas ini kurangnya kesadaran dalam pengawasan bahwa setiap terjadinya transaksi pembayaran perusahaan harus dibuatkan laporan pengeluaran setiap harinya secara rutin dan terus menerus agar nilai yang ada dalam rekening dengan catatan pengeluaran tidak akan terjadi salah perhitungan, dengan menjalankan fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan sebaik-baiknya.
Terutama dalam fungsi akuntansi itu sendiri yang memiliki tugas untuk bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek dan juga pembuatan bukti-bukti pengeluaran lainnya dan bagi fungsi pengawasan internal yang bertugas dalam memverifikasi dan mengecek pengeluaran-pengeluaran uang yang memiliki wewenang atas proses pengeluaran uang tersebut. Jika hal ini tidak diperhatikan untuk masa mendatang, pada setiap pelaporan keuangan akan selalu terlambat dan dapat menyebabkan data tidak akurat. Pada dasarnya antara teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan teori, namun ada beberapa
hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat”, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia sudah berjalan dengan baik sesuai dengan sistem penerimaan kas pada umumnya yang dilakukan perusahaan. Sumber penerimaan kas PT. KAI Kantor Pusat ini diperoleh dari pemberian jasa dari sewa aktiva tetap. Akan tetapi adapun hambatan dalam prosedur ini yang
belum maksimal dalam
pelaksanaannya, sehingga menimbulkan perbedaan direkening bank dan di bukti Analisa Penerimaan Kas B.13/SAB akibat kesalahan pencatatan yang terjadi di unit akuntansi PT. KAI.
2. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta Api Indonesia jika dilihat dari pelaksanaannya sudah sesuai dengan sistem pengeluaran kas dan berjalan dengan baik. Pengeluaran kas PT. KAI Kantor Pusat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Namun ada hambatan yang terjadi pada saat proses pencatatan, dalam hal ini tidak semua pencatatan ats transaksi yang diterima di unit akuntansi melakukan pencatatannya secara rutin/harian sehingga adanya kesalahan pencatatan maupun perbedaan perhitungan yang masih terjadi.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat serta memperlihatkan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang dapat penulis sarankan yang
(6)
9 diharapkan dapat menjadi suatu
masukan yaitu sebagai berikut :
1. Dalam Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas lebih di tanamkan ketelitian pada saat pengolahan data-data formulir yang diterima sehingga pada saat pencatatan dapat dilakukan dengan baik dan efektif.
2. Dalam Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas untuk lebih diperhatikan kembali setiap transaksi pembayaran perusahaan dan selalu dibuat catatan dalam bentuk harian ketika terjadinya transaksi agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan maupun perhitungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyos. 2008. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
M.Nafarin. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Rajawali
Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Zaki Baridwan. 2009. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. BPFE, Yogyakarta