34
3.9. Pengujian Terhadap Penyimpangan Asumsi Klasik 3.9.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi yang sempurna diantara variabel-variabel
yang menjelaskan independen variabel. Suatu model regresi linear akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung
multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi.
3.9.2. Uji Heteroskedastisitas
Suatu asumsi dari model regresi linier klasik adalah gangguan disturbance
ε
1
yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homokedastisitas, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang sama
Gujarati, 1998. Bila asumsi ini tidak dapat dipenuhi, maka dalam penelitian tersebut terdapat heteroskedastisitas, yang berakibat bahwa estimasi menjadi tidak
efisien.
3.10. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam model ini seperti disajikan pada Tabel 3.1 berikut:
35 Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Nama Variabel Simbol Satuan Umur Responden
Umur Tahun
Pendidikan Responden Pendidikan SD s.d. S1 Tahun
Jumlah jam kerja Curahan
Jamhari Modal operasi
Modal Rupiahhari
Keterangan: 1. Umur adalah rentang waktu dari lahir hingga sekarang yang dimiliki oleh
pelaku usaha, yang dinyatakan dalam tahun. 2. Tingkat Pendidikan adalah lama pendidikan formal yang diikuti, dinyatakan
dalam tahun. 3. Jumlah jam kerja adalah banyaknya jam kerja yang digunakan untuk
melakukan usahanya, yang dinyatakan dalam jam per hari. 4. Modal adalah uang atau nilai barang yang digunakan pelaku usaha untuk
memulai usahanya, yang dinyatakan dalam rupiah per hari. Pendapatan usaha sektor informal adalah pendapatan yang diterima pelaku
usaha sektor informal yang merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya untuk menghasilkan barang atau jasa usaha tersebut. Pendapatan ini
dinyatakan dalam rupiah per bulan
36
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Rantauprapat 4.1.1. Sejarah Singkat Kota Rantauprapat
I. Sebelum Zaman Penjajahan Belanda Sistem Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhanbatu sebelum
penjajahan Belanda adalah bersifat Monarki. Kepala Pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri
Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari- hari semacam perdana Menteri.
Selanjutnya di bawah Bendahara Sri Paduka Maharaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa merangkap kepala Polisi. Kemudian ada Laksamana yaitu
Panglima Angkatan Laut. Dibawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Darat kemudian ada pula Bentara kanan yang bertugas sebagai Ajudan
Sultan dan Bentara kiri yang menjadi Penghulu Istana dan Penghulu Para Bangsawan.
Kesultanan Kerajaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu pada waktu itu terdiri dari 4 kesultanan yaitu:
1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang. 2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di tanjung Pasir
3. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama. 4. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik.