BAHASA INDONESIA PENYUSUNAN PARAGRAF

BAHASA INDONESIA
PENYUSUNAN PARAGRAF

Oleh :
Lora Anggun Setyawati (368653)

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
D3 REKAM MEDIS SV
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

Penyusunan Paragraf


Pengertian Paragraf

Paragraf adalah serangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga
mambentuk kesatuan pokok pembahasan. Paragraf juga biasa disebut sebagai kesatuan pikiran,
satu kesatuan yang lebih tinggi dan lebih luas daripada kalimat, dan merupakan himpunan
kalimat-kalimat yang saling berhubungan dalam satu rangkaian membentuk satu gagasan.
 Tujuan Pembentukan Paragraf

1. Untuk memudahkan dalam memahami dan mengerti suatu pembahasan dengan
memisahkan fikiran utama yang satu dengan yang lain.
2. Untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara formal yang memungkinkan kita
berhenti lebih lama dari perhentian pada akhir kalimat.


Syarat Pembentukan Paragraf
Dalam pengembangan paragraf penulis harus menyajikan dan mengembangkan gagasan
menjadi suatu paragraf yang memenuhi syarat.
Syarat-Syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan
Syarat kesatuan paragraf terpenuhi jika suatu kalimat dalam paragraf saling
berhubungan dengan gagasan atau ide pokok. Jika kalimat-kalimat dalam suatu
paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam pemaparan ide pokok
paragraf maka paragraf itu dikatakan memiliki kesatuan gagasan. Jika kalimatkalimat dalam suatu paragraf tidak saling berhubungan dan saling mendukung dalam
pemaparan ide pokok maka paragraf tersebut tidak memiliki satu kesatuan gagasan.
2. Kelengkapan
Paragraf yang lengkap adalah paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat penjelas
yang dapat menunjang kalimat topik. Paragraf yang baik memiliki kalimat topik dan
kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok, sedangkan

kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi rincian ide pokok. Penggunaan ide dalam
suatu paragraf dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alamiah dan secara
logis. Urutan alamiah berupa urutan waktu (kronologis), dan ruang (sudut pandang),
sedang urutan logis berupa urutan klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus,
khusus-umum, pokok-rincian, dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit. Ide penjelas
dalam paragraf dapat berupa contoh, ilustrasi, rincian konkret, perbandingan, uraian,
alasan, fakta/data, dan analog.
3. Kepaduan
Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan (kohesi dan koherensi). Kepaduan yang
dimaksud adalah adanya rangkaian kalimat yang memudahkan pembaca untuk
memahami isinya. Jadi antara kalimat yang satu dengan yang lain saling terkait.
Kepaduan paragraf dibangun terkait beberapa hal, diantaranya pengulangan kata
kunci, penggunaan transisi dan paralisme.
a. Pengulangan kata kunci
Contohnya:
Generasi tahun 1928 adalah generasi pencetus lainnya Sumpah Pemuda. Generasi
tahun 1928 berjuang mempersatukan seluruh kalangan pemuda di tanah air dalam
merebut kemerdekaan.Generasi tahun 1928 dianggap sebagai pendobrak dalam
perjuangan pergerakan untuk menumpas penjajah.


b. Penggunaan Transisi
Contohnya:
Perrkuliahan bahasa Indonesia pada siang hari terkadang membosankan. Banyak
mahasiswa mengantuk dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan. Hal
ini disebabkan waktu perkuliahan kurang tepat dan mahasiswa beranggapan
bahwa hal itu saya sudah pelajari di SMA. Oleh karena itu, pengajar harus pandai
memilih metode dan pengorganisasian materi secara tepat.
c. Paralelisme
Contohnya:
Menurut jadwal kerja yang ditentukan, Fia bertugas di kantor sampai pukul
14.00. artinya waktu shalat dhuhur sebelum pulang ke ruamahnya. Pukul 14.30
Fia baru meninggalakan kantornya menuju ke rumahnya istirahat.


Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai macam cara atau teknik yang digunakan
pada umumnya bergantung pada luasnya pengalaman penulis dan materi yang akan
ditulis. Melalui jenis pembagian ini, paragraf dapat dikategorikan sebagai jenis paragraf
berdasarkan struktur informasinya.
1. Paragraf Deduktif

Paragaf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf
dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya.
Contohnya:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat
dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pada tahun
sebelumnya hanya 30%, presentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah
menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak dan yang
paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah
9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita sudah bisa mengukur SDM masyarakat
Indonesia.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf
dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragaraf. Urutan penyusunan paragraf
diawali dengan pernyataan khusus kemudian baru pernyataan umum.
Contohnya:
Setiap hari Alif selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00 WIB. Sangat tidak masuk
akal jika seorang pelajar pulang malam. Dia pun tak pernah belajar. Hidupnya selalu
dipenuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Oleh
karena itu, sangat wajar jika Alif tidak naik kelas.
3. Pengembangan paragraf dengan klasifikasi

Pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu.
Ungkapan yang sering digunakan yaitu dibagi menjadi, dogolongkan menjadi,
terbagi menjadi, dan mengklasifikasiakan.
Contohnya:
Ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang, menjelaskan sebuah
proses, melukiskan keadaan dengan kata-kata, bahkan ada paragraf yang isinya
mempengaruhi cara berpikir orang lain. Ditinjau dari sifat isi paragraf tadi maka
paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf deskriptif, paragraf naratif, paragraf
persuatif, dan paragraf argumentatif.
4. Pengembangan paragraf dengan Contoh

Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan
dalam pengembangan paragraf dengan contoh.
Contohnya:
Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi
didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja
cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan
kebahagiaan. Contohnya : Bapak A memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya
biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan
apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak

perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan
mental.
5. Pengembangan paragraph dengan Fakta
Pengembangan paragraph dengan fakta adalah suatu jenis pengembangan paragraph
yang dilakukan dengan cara menyertakan bukti untuk memperkuat pendapat yang
dikemukakan.
Contohnya:
Para petani di kampong sangat rajin. Sebelum matahari terbit mereka berangkat
menggarap sawahnya. Tidk mengenal lelah dan capek. Waktu istirahat hanya untuk
makan dan shalat saja. Kemabali ke rumah nanti menjelang magrib. Meskipun
begitu, tidak pernah mengeluh kepada siapa pun.
6. Pengembangan paragraph dengan Sebab Akibat
Pengembangan paragraph ini dilakukan untuk menjelaskan seuatu kejadian. Kata
yang biasa digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena, dank arena.
Contohnya:
Pertama kali pindah ke kota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk SMK
mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi
minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan
lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, sekolah sering bolos,
akibatnya raport jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani menjual barangbarang rumah untuk membeli si daun haram itu.

7. Pengembangan paragraph dengan Definisi
Adalah, yaitu, ialah merupakan kata yang biasa digunakan dalam pengembangan
paragraph definisi.
Contohnya:
Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa
kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu
kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal
dengan kalimat utama.


Jenis-Jenis Paragraf

Beberapa penulis seperti Sabarti Akhadiah dan kawan-kawan, Gorys Keraf, Soedjito, dan lainlain membagi paragraf menjadi tiga jenis. Criteria yang mereka gunakan adalah sifat dan tujuan
paragraf tersebut. Namun karena pebicaraan tentang letak kalimat utama juga memberikan nama
tersendiri bagi setiap paragraf, penulis cenderung menjadikan topik letak kalimat utama sebagai
salah satu penjenisan paragraf. Berdasarkan hal tersebut, jenis paragraf dibedakan sebagai
berikut.

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

Penjelasan tentang jenis paragraph berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
(Gorys Keraf, 1980:63-66)
a. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan
itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf
semacam itu harus menarik minat dan perhatin pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran
pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena
paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulakan kebosanan pembaca.
b. Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di
antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan
terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung
harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur
dan tersusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus
disusun berasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan
pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian
melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau
bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang
telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung. Apapun yang menjadi topik atau tema dari
sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi
juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus
merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat
menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut penulis
menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu kriteria penjenisan paragraf.
Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama ada empat cara. (Sirai, 1985:70-71)

a. Paragraf Deduktif

Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian
diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini
biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan
pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan

paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
Contoh :
“Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.
Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan
persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada
umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Faktafakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan”. Gagasan
utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian bahasa Indonesia
di seluruh Indonesia belum seragam.
b. Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincianperincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode
berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
Contoh :
“Lebaran masih seminggu lagi, tetapi harga sembako seperti beras, gula, minyak, tepung, telur,
dan lain-lain telah naik secara signifikan. Makanan yang biasanya dikonsumsi dalam merayakan
Lebaran seperti roti, sirup, dan lain-lain melonjak harganya. Bahan pakaian dan pakaian jadi
untuk berlebaran, seperti busana muslimah, baju koko, kopiah, kerudung, sajadah, dan
sejenisnya pun tidak ketinggalan dari kenaikan harga yang cukup tinggi. Kenaikan harga barangbarang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun”.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diakhir paragraf (Induktif), yaitu kenaikan harga
barang-barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun.

c. Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam
hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini
dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi
pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
Contoh :
“Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Bagaimana orang bisa mengetahui ilmu
dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa menambah pengetahuan maupun
pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia”.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf, yaitu buku merupakan sarana utama
dalam mencari ilmu. Sedangkan penegasan ide pokoknya terdapat dalam akhir kalimat, yaitu
jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
d. Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluruh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan
berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Contoh :
“Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal
melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan
disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan

pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api
membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang
menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya”. (Intisari,
Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf
bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya
sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.
3. Jenis Paragraf Berdasarkan Isi
a. Narasi
Narasi atau cerita adalah jenis karangan yang menceritakan suatu pokok persoalan. Halhal yang perlu diperhatikan dalam narasi adalah
1. Biasanya cerita disampaikan secara kronologis.
2. Mengandung plot atau rangkaian peristiwa.
3. Ada tokoh yang menceritakan, baik manusia maupun bukan.
Contoh:
“Tepat pukul 16.30 perhitungan suara pilkades di empat tempat pemungutan suara selesai. Berita
acarapun segera dibuat dan di tanda tangani, Pak Camat mengumumkan hasilnya. Teten yang
bertanda gambar padi mendapat 782 suara, Sugiono dengan tanda gambar ketela 324 suara,
Paidi bertanda gambar jagung 316 suara. Suara tidak sah ada 33 lembar”.
b. Diskripsi
Diskripsi adalah jenis karangan yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara
objektif suatu keadaan sehingga pembaca memiliki pemahaman yang samadengan informasi
yang disampaikan.
Ciri-ciri diskripsi adalah :
a. Bersifat informative
b. Pembaca diajak menikmati sesuatu yang ditulis
c. Susunan peristiwa tidak dianggap penting
Contoh :
“Pagi hari itu duduk di bangku yang panjang dalam taman belakang rumah. Matahari belum
tinggi, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran
bunga beraneka warna. Angin pegunungan membelai wajah, membawa bau harum bunga.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku. Nyaman rasa badan dan hilanglah lelah berjalan
untuk sehari kemarin”.
c. Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang
dapat meperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya
dilengkapi dengan gambar, data, dan statistik.
Contoh :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mencapai rata-rata 7-8%
pertahun. Dengan demikian, pendapatan perkapita penduduk Indonesia mencapai beberapa kali
lipat. Selain itu berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk yang dikategorikan
miskin juga banyak berkurang.
d. Argumentasi

Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan
serta dijalin dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk
mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
Contoh :
Keluaga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup keluarga. Ibu tidak selalu merana
oleh karena setiap tahun melahirkan. Ayah tidak pula terlalu pusing memikirkan usaha untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya. Anakpun tidak terlantar hidupnya karena kebutuhan hidup
yang terjamin.
e. Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang
singkat, padat, dan menarik untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca terhanyut oleh
siratan isinya.
Contoh :
Menabung uang di bank lebih aman dan menguntungkan. Uang kita akan mendapat keuntungan
dari bank sesuai dengan uang tabungan yang telah disetor. Uang kita juga akan terjaga
keamanannya dari pencurian. Oleh karena itu marilah kita menabung uang di bank sebagai
jaminan masa depan kelak.Paragraf tanpa kalimat utama disebut juga paragraf naratif atau
paragraf deskriptif, yang merupakan salah satu jenis paragraf yang dibicarakan dalam penelitian
ini.





Sumber :
SYARAT-SYARAT PARAGRAF YANG BAIK _ MENGASAH KETERAMPILAN
BERBAHASA INDONESIA.htm
pembentukan paragraf _ nakboneandiasrul.htm
Penulisan Paragraf Yang Baik _ vhytria soerdhi utomo.htm