BAHASA INDONESIA PARAGRAF

Merokok merupakan masalah yang masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan
bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok
masyarakat masih sulit untuk dihentikan. terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun.
Ironisnya para perokok sebenarnya sudah mengetahui akan dampak dan bahaya dari merokok, namun
masih tetap saja melakukan aktivitas tersebut. Sekitar 4,9 juta orang di negara berkembang meninggal
dunia karena rokok pada tahun 2003 Maka dari itu, para ahli kesehatan memperkirakan tahun 2030
sekitar 10 juta orang mati akibat rokok dan 70 persen terjadi di negara berkembang. Di Indonesia
sendiri, Indonesia termasuk 5 negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa jumlah perokok di Indonesia cenderung bertambah yaitu 31,5 % dari penduduk
Indonesia tahun 2001, bahkan lebih dari 50 % dengan sampel di suatu daerah dan semakin dini dari
segi usia memulai merokok. Bila dahulu orang mulai berani merokok biasanya ketika usia SMP maka
sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 yang sudah mulai berani merokok secara diam-diam.
Pembahasan:
Syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
Paragraf tersebut mengandung satu ide pokok atau tema. Paragraf ini diawali dengan
menggunakan ide pokok sehingga kalimat pertama merupakan kalimat topik. Kemudian,
kalimat-kalimat berikutnya berfungsi menjelaskan ide pokok.
Ide pokok
: merokok masih sulit diselesaikan
Ide penjelas

: a. kebiasaan merokok sulit dihentikan
b. rokok mengandung zat kimia beracun
c. perokok mengetahui bahaya merokok
d. orang di negara berkembang meninggal karena rokok
e. Indonesia termasuk konsumen rokok terbesar
f. jumlah perokok di Indonesia cenderung bertambah
g. anak-anak mulai berani merokok
2. Koherensi
Koherensi atau kepaduan dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Dalam
membangun hubungan timbal balik ini perlu diperhatikan unsur kebahasaan yang digambarkan
dengan:
a. repetisi
: merokok
b. kata ganti
: tersebut
c. kata transisi : namun, maka dari itu, bahkan
3. Pengembangan
Adapun urutan pengembangan yang terdapat pada paragraf ini adalah urutan umum ke khusus.
Kalimat topik biasanya diletakkan di awal (paragraf). Dalam hal ini kalimat topik pada awal
paragraf masih bersifat umum, kemudian kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya berfungsi

menjelaskan ide pokok tadi sehingga lebih bersifat khusus. Pengembangan paragraf seperti ini
sering disebut mengikuti urutan deduktif-induktif.
Perbaikan Paragraf
Merokok merupakan masalah yang masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan
bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun, kebiasaan merokok
masih sulit untuk dihentikan. Terkandung tidak kurang dari empat ribu zat kimia beracun. Ironisnya
para perokok sebenarnya sudah mengetahui akan dampak dan bahaya merokok, namun, masih tetap
saja melakukan aktivitas tersebut. Sekitar 4,9 juta orang di negara berkembang meninggal dunia
karena rokok pada tahun 2003. Maka dari itu, para ahli kesehatan memperkirakan tahun 2030 sekitar
10 juta orang mati akibat rokok dan 70% terjadi di negara berkembang. Indonesia termasuk lima
negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Suatu penelitian menunjukkan bahwa jumlah
perokok di Indonesia cenderung bertambah yaitu 31,5% dari penduduk Indonesia tahun 2001, bahkan,
lebih dari 50% dengan sampel di suatu daerah dan semakin dini dari segi usia mulai merokok. Bila
dahulu orang mulai berani merokok biasanya ketika usia SMP maka sekarang dapat dijumpai anakanak kelas lima SD yang sudah mulai berani merokok secara diam-diam.

TUGAS
BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 1
NI WAYAN PUTRI LARASSITA PARWANGSA (1220025004)

NI KADEK NENING ANDIYANI

(1220025024)

NI KADEK AYU SUKMAWATI

(1220025028)

NI PUTU TINA ASTIARI

(1220025058)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013

TIDAK IKUT DIKUMPUL
Perbaikan:
Kalimat kedua: penulisan kata transisi ‘namun’ harus diikuti tanda koma.

Kalimat ketiga: huruf

t pada kata ‘tersandung’ ditulis dengan huruf kapital karena

merupakan huruf pertama kata pada awal kalimat.
Kalimat ketiga: angka ‘4000’ ditulis dengan huruf karena lambang bilangan yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Kalimat keempat: penulisan kata transisi ‘namun’ harus diikuti tanda koma.
Kalimat kelima: seharusnya diberi tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Kalimat keenam: penulisan lambang bilangan dengan huruf seperti bilangan pecahan 70
persen dapat ditulis dengan 70%.
Kalimat ketujuh: kata ‘di indonesia sendiri’ dihilangkan karena tidak efektif.
Kalimat ketujuh: angka ‘5’ ditulis dengan huruf karena lambang bilangan yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Kalimat kedelapan: penulisan kata transisi ‘bahkan’ harus diikuti tanda koma.
Kalimat kedelapan: kata ‘memulai’ diganti dengan ‘mulai’.
Kalimat kesembilan: angka ‘5’ ditulis dengan huruf karena lambang bilangan yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Kata ‘sd kelas 5’ diganti menjadi
‘kelas 5 sd’.