12
Tabel 4. Lanjutan
Parameter Perlakuan
Nilai Kisaran Optimal
pH A
7,22 – 7,55 B
7,37 - 7,45 C
7,29 - 7,40 6 – 8
D 7,15 - 7,50
Nasution, 2000 E
6,69 - 7,55 DO
A 5,16 - 5,29
B 5,43
C 5,31 - 5,47
5ppm D
5,44 - 5,61 Tappin, 2010
E 4,57 - 5,14
Alkalinitas ppm A
22,66 - 50,97 B
22,66 - 50,97 C
22,66 - 50,97 50 – 200 ppm
D 22,66 - 39,65
Tappin, 2010 E
33,98 - 50,97 Kesadahan
A 43,89 - 53,90
B 45,43 - 63,14
C 52,36 - 71,61
50 – 250 ppm D
44,66 - 61,60 Tappin, 2010
E 43,89 - 61,60
NH3 ppm A
0,01 - 0,04 B
0,01 - 0,05 C
0,03 - 0,05 0,2 ppm
D 0,02 - 0,08
Effendi, 2003 E
0,03 - 0,06 NO2 ppm
A 0,03 - 0,06
B 0,05 - 0,08
C 0,12 - 0,13
D 0,05 - 0,13
E 0,08
3.2 Pembahasan
Dalam penelitian ini dilakukan suatu rekayasa melalui pakan terhadap benih ikan rainbow praecox dengan penambahan vitamin C yang berbeda dosis
terhadap masing-masing perlakuan. Dosis vitamin C yang digunakan dalam penelitian ini yaitu A 0 mgkg pakan, B 50 mgkg pakan, C 100 mgkg
pakan, D 150 mgkg pakan dan E 200 mgkg pakan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 40 hari,
memperlihatkan bahwa penambahan vitamin C yang berbeda dosis pada tiap
13
perlakuan memberikan nilai jumlah konsumsi pakan yang berbeda pula. Pada Gambar 1 terlihat bahwa perlakuan dosis vitamin C 0 mgkg pakan berbeda nyata
terhadap perlakuan dosis vitamin C 50, 100, 150 dan 200 mgkg pakan. Hal ini dapat diketahui bahwa penambahan vitamin C secara tidak langsung dapat
meningkatkan nafsu makan pada ikan. Sesuai menurut Siregar 2009, Vitamin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses metabolisme
makanan dan fisiologi ikan. Walaupun vitamin C ini bukan sebagai sumber tenaga tetapi vitamin C dibutuhkan sebagai katalisator terjadinya metabolisme di dalam
tubuh. Namun, bila dilihat dari laju pertumbuhan harian pada pemeliharaan benih
ikan rainbow praecox pada Gambar 2, penambahan pemberian vitamin C tidak memberikan pengaruh yang berbeda. Vitamin C dapat diketahui berfungsi dalam
meningkatkan laju pertumbuhan ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lovell 1989 dalam Sunarto 2008 bahwa vitamin C berfungsi untuk meningkatkan
pertumbuhan normal, mencegah kelainan bentuk tulang, kesehatan benih atau mengurangi stres, mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan pertahanan
atau kekebalan tubuh melawan infeksi bakteri. Laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan rainbow praecox yang diberi
perlakuan penambahan vitamin C melalui pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perlakuan yang tidak diberi penambahan vitamin C, hal ini dapat
dikarenakan lama pemeliharaan dalam penelitian ini yang kurang cukup untuk melihat secara signifikan perbedaan laju pertumbuhan spesifik dan dalam
penelitian ini, pemeliharaan benih ikan rainbow praecox dilakukan selama empat puluh hari. Pertumbuhan ikan rainbow praecox mencapai penambahan sekitar 3
cm selama pemeliharaan enam bulan Tappin, 2010. Nilai efisiensi pakan selama pemeliharaan benih ikan rainbow praecox,
dapat dilihat pada Gambar 3, dimana penambahan pemberian vitamin C tidak memberikan pengaruh yang berbeda. Nilai efisiensi pakan berkaitan dengan
jumlah konsumsi pakan dan laju pertumbuhan spesifik. Penambahan vitamin C tidak memberikan nilai yang berbeda terhadap nilai laju pertumbuhan spesifik, hal
ini dapat menjadi penyebab pemberian vitamin C pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh terhadap nilai efisiensi pakan. Penambahan vitamin C yang
14
tidak memberikan pengaruh terhadap efisiensi pakan dapat dikarenakan lama pemeliharaan dalam penelitian ini yang kurang optimal, sehingga belum dapat
melihat perbedaan nilai yang signifikan pada nilai laju pertumbuhan spesifik, sehingga pada akhirnya mempengaruhi nilai efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan
yang didapatkan pun relatif rendah, hal ini diduga dapat disebabkan kadar vitamin C yang diberikan belum optimal. Sesuai dengan pendapat Sunarto 2008 untuk
memacu pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan yang tinggi diperlukan vitamin C yang optimal dalam pakan dan kekurangan vitamin C dapat
menyebabkan efisiensi pemanfaatan pakan rendah. Data kelangsungan hidup pada ikan hias rainbow praecox dapat dilihat
pada Gambar 4, dimana penambahan pemberian vitamin C memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup benih ikan rainbow praecox. Nilai kelangsungan
hidup tertinggi terdapat pada perlakuan dosis vitamin C 200 mgkg pakan dengan nilai rata-rata 100. ikan rainbow praecox merupakan ikan hias yang cukup
sensitif terhadap lingkungan yang kurang baik. Berdasarkan ciri perairan tempat asalnya, sebagian besar spesies ikan rainbow hidupnya di daerah danau, dan dapat
diduga bahwa ikan rainbow sangat peka terhadap oksigen rendah, kekeruhan dan perubahan suhu Nasution, 2000.
Dalam penelitian ini, pemeliharaan ikan rainbow dilakukan dalam wadah baskom, dimana air pada wadah pemeliharaan tidak mengalir serta kepadatan ikan
yang cukup tinggi. Kepadatan dalam penelitian ini yaitu 5 ekorliter, hal ini dapat dikatakan padat karena bila dilihat dari penelitian Savoetra 2012 dimana dalam
pemeliharaan larva ikan rainbow kurumoi berumur 15 hari dilakukan dengan kepadatan 5 ekorliter. Dengan kepadatan yang cukup tinggi ini, maka dapat
memacu tingkat stres ikan rainbow praecox dimana pada habitat aslinya berada pada lingkungan air mengalir serta kepadatan yang rendah. Berdasarkan data
kelangsungan hidup yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa vitamin C memberikan peran yang baik untuk kelangsungan hidup ikan rainbow,
hal ini sesuai dengan pendapat Ikeda, 1991 dalam Yeniche, 2003 bahwa vitamin C berperan menormalkan fungsi kekebalan, mengurangi stres dan
mempercepat penyembuhan pada luka.
15
Selama penelitian terjadi kualitas air yang dihasilkan masih layak untuk kegiatan pembesaran ikan rainbow praecox. Kandungan oksigen terlarut dalam
wadah ikan rainbow praecox selama pemeliharaan berkisar antara 4,57 - 5,61 ppm Tabel 4. Kandungan oksigen membantu di dalam proses oksidasi bahan buangan
serta pembakaran makanan untuk menghasilkan energi bagi kehidupan dan pertumbuhan benih ikan rainbow praecox. Kandungan oksigen terlarut yang
didapatkan sampai akhir pemeliharan masih berada pada kisaran nilai yang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan benih ikan rainbow praecox dengan derajat
kelangsungan hidup yang masih diatas 70. Semakin tinggi suhu, maka laju metabolisme semakin tinggi. Suhu media
pemeliharaan selama penelitian berkisar antara 25,40 – 27,40 °C Tabel 4 sehingga masih dapat ditoleransi oleh ikan rainbow praecox dimana menurut
Nasution 2000, suhu yang optimal untuk pertumbuhan ikan rainbow praecox yaitu 24
C – 27 C .
Nilai pH selama pemeliharaan berkisar antara 6,69 - 7,55 Tabel 4. Selama masa pemeliharaan tersebut terdapat kecenderunagan turunnya nilai pH.
Penurunan nilai dapat pH disebabkan oleh peningkatan CO
2
akibat respirasi. Tetapi untuk mengatasinya, selama pemeliharaan setiap wadah pemeliharaan
ditambahkan kerang dan karang untuk meningkatkan nilai pH. Nilai pH dalam penelitian ini masih dalam kisaran toleransi ikan rainbow praecox, dimana
menurut Nasution 2000 nilai pH yang baik untuk ikan rainbow praecox adalah 6-8.
Setelah pemeliharaan selama 40 hari dengan penambahan vitamin C yang berbeda dosis pada benih ikan rainbow praecox, dilakukan uji nilai glukosa pada
tubuh ikan rainbow praecox pada setiap perlakuan. Nilai uji glukosa pada tubuh ikan rainbow praecox dapat dilihat pada Gambar 5, dimana nilai kadar glukosa
tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan nilai 1,69 mg100 ml sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan E dengan nilai 0,22 mg100 ml. Bila diurutkan
nilai glukosa dari yang tertinggi hingga terendah yaitu berada pada perlakuan A 1,69 mg100ml, B 0,86 mg100ml, C 0,85 mg100ml, D 0,68 mg100ml
dan E 0,22 mg100ml. Nilai glukosa pada tubuh ikan rainbow praecox dari setiap perlakuan, membuktikan bahwa vitamin C dapat mengurangi stres pada
16
ikan. Stres merupakan respon fisiologis yang terjadi pada saat hewan berusaha mempertahankan kondisi tubuhnya dari kondisi lingkungan dan stres dapat berasal
dari perubahan lingkungan dan respon organisme lain Subyakto, 2000 dalam Sunarto, 2008.
Mekanisme terjadinya perubahan kadar glukosa darah selama stres dimulai dari diterimanya informasi penyebab faktor stres oleh organ reseptor. Selanjutnya,
informasi tersebut disampaikan ke otak bagian hipotalamus melalui sistem syaraf. Kemudian hipotalamus memerintahkan sel kromafin untuk mensekresikan
hormon katekolamin melalui serabut syaraf simpatik. Ketersediaan vitamin C yang cukup dalam tubuh dimanfaatkan untuk digunakan dalam proses sintesis
katekholamin. Adanya katekolamin ini akan mengaktivasi enzim - enzim yang terlibat dalam katabolisme simpanan glikogen, sehingga kadar glukosa darah
mengalami peningkatan. Pada saat yang bersamaan hipotalamus otak mensekresikan CRF corticoid releasing factor yang meregulasi kelenjer pituitari
untuk mensekresikan ACTH adreno corticotropic hormone. Hormon tersebut akan direspon oleh sel interenal dengan mensekresikan kortisol.
kortisol adalah suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah
tinggi, jika seseorang mengalami stress berat yang dihasilkan dalam tubuhnya, maka kortisol yang dihasilkan akan semakin banyak, ini akan mengurangi
sensifitas tubuh terhadap insulin. Kortisol merupakan musuh dari insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan gula dalam
darah Watkins, 2010 dalam Nugroho, 2010. Selain melakukan uji kadar glukosa pada tubuh ikan di akhir
pemeliharaan, dilakukan juga uji stres untuk mengetahui pengaruh daya tahan pada ikan rainbow praecox yang diberi perlakuan penambahan vitamin C yang
berbeda dosis. Uji stres dilakukan dengan menurunkan suhu pada media pemeliharaan dengan kisaran suhu 15 – 16
C dan kepadatan lima ekorliter. Pada uji stres ini menggunakan suhu rendah dengan kisaran suhu 15 – 16
C karena menurut Nasution 2000 suhu yang optimal untuk kehidupan ikan rainbow
praecox yaitu 24 C – 27
C. Hasil uji stres pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa kematian didapatkan pada perlakuan A pemberian vitamin C 0 mgkg pakan
yaitu kematian ikan berjumlah 12 ekor, sedangkan jumlah kematian terendah
17
didapatkan pada perlakuan E dengan dosis vitamin C 200 mgkg pakan tertinggi, kematian pada perlakuan E berjumlah 5 ekor. Berdasarkan jumlah angka kematian
dalam uji stres yang terdapat pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa vitamin C memberikan peran yang baik terhadap ketahanan ikan rainbow praecox dalam
kondisi yang tidak optimal. Perubahan suhu lingkungan guncangan suhu dingin akan menyebabkan
stres yang menginduksi pada tingginya tingkat glukosa darah, selanjutnya menganggu pertumbuhan bahkan mematikan. Kebutuhan energi dari glukosa
untuk menangani stres dapat terpenuhi apabila glukosa dalam darah dapat segera masuk ke dalam sel target. Keberhasilan pasok glukosa ke dalam sel ditentukan
oleh kinerja insulin. Sedangkan selama stres terjadi inaktivasi insulin sehingga menutup penggunaan glukosa oleh sel Wendelaar, 1997 dalam Hastuti, 2003.
Selanjutnya apabila ketersediaan vitamin dalam tubuh optimal maka pada kondisi lingkungan yang tidak baik proses sintesis katekolamin dapat berlangsung dengan
baik, sehingga ikan mampu bertahan dari perubahan fisiologis dalam tubuhnya atau tidak terjadi stres.
18
IV. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin C dengan dosis 200 mgkg pakan adalah yang terbaik dapat mengurangi tingkat stres pada ikan
rainbow praecox dengan nilai glukosa 0,22 mg100ml dan kelangsungan hidup 100, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik
untuk semua perlakuan.