Komposisi dan Struktur ekspor

Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya, terdiri dari barang berwujud dan jasa-jasa transport, pinjaman dan investasi. Menurut Michael Todaro ekspor adalah kegiatan perdangangan internasional yang memberi ransangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur positif yang stabil dan lembaga sosial yang efesien. ekspor adalah upaya menjalankan atau melakukan penjualan komoditas yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing , serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing Amir, 2004. Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

2.2.2 Komposisi dan Struktur ekspor

Ekspor Indonesia terdiri dari berbagai macam barang atau komoditas dan tertuju ke berbagai belahan bumi atau negara. Namun komposisi atau segmentasinya tidak berimbang. Komposisi barang yang diekspor didominasi oleh jenis komoditas-komoditas tertentu sehingga penerimaan ekspor total tergantung sekali pada hasil ekspor komoditas-komoditas yang dimaksud. Segmentasi pasar tujuan ekspor terkonsentrasi ke segelintir negara tertentu,sehingga penerimaan ekspor total sangat terpengaruh oleh keadaan ekonomi dan suasana politik di negara-negara tersebut. Ketergantungan ekspor apakah secara komoditas taupun dari segi pasar negara tujuan jelas tidak menguntungkan , setidak-tidaknya tidak menenangkan. Risiko jangka pendeknya dalah kerawanan penerimaan ekspor. Perolehan devisa mudah goyah , rentan terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada tambatan ketergantungan itu. Gejolak yang timbul bekenaan dengan komoditas yang menjadi gantungan ekspor misalnya kelangkaan bahan baku, kemerosotan harga, atau keusangan manfaatnya akan dengan mudah mengurangi penerimaan ekspor secara signifikan. Di lain pihak , gejolak nasional yang muncul di negara yang menjadi konsentrasi tujuan ekspor misalnya resensi, sentimen rasial- primordial terhadap produk asing,atau bahkan pegulatan politik dapat menukikkan penerimaan ekspor dangan tajam. Risiko jangka berikutnya adalah defisit neraca perdagangan. Jika neraca jasa dan neraca modal tidak cukup mampu mengimbangi,maka ancaman selanjutnya niscaya tekanan terhadap neraca pembayaran. Sementara itu, akibat ekspor tersendat , hasil-hasil produksi tidak optimal terpasarkan ,percaturan ekonomi di dalam negeri mungkin mulai porak peranda. Apabila beban neraca pembayaran semakin tak tertahankan maka pada gilirannya , dalam upaya menggalakkan kembali ekspor sekaligus meredam ekspor ,sangat boleh jadi pemerintah terpaksa mempertaruhkan kredibilitasnya dengan menempuh kebijaksanaan devaluasi. Ketergantungan ekspor , oleh karenannya terlalu mahal untuk dibiarkan Apabila jika ketergantungan komoditas dan ketergantungan pasar tujuan itu menyatu tau tumpang- tindih, kerentanan penerimaan ekspor niscaya semakin parah. Harus diupayakan pengenekaragaman komoditas maupun negara tujuan ekspor.

2.2.3 Kebijakan Ekspor