mengukur pengetahuan peserta. Berdasarkan hasil pengukuran pre test dan post test dengan menggunakan uji T-Test didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatkan
pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelatihan dengan p value = 0,000.
2. Praktek penerapan Teknologi Air Bersih dengan Saringan Air Bertingkat
Setelah pelatihan dilaksanakan, tindaklanjutnya yang dilakukan yaitu praktik lapangan berupa penerapan tekhnologi Saringan Air Bertingkat. Penerapan tekhnologi tersebut
dilaksanakan Desa Tanjung Saleh dan Desa Sepuk Laut, tepatnya di Desa Satu Atap yang merupakan satu-satunya sekolah SD dan SMP yang ada di Desa Tanjung Saleh dan Desa
Sepuk Laut. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah berdasarkan hasil pertemuan dan kesepakatan pada saat sosialisasi. Dipilihnya SD satu atap dikarenakan masyarakat
berpikir bahwa penyaringan air bersih bertingkat percontohan lebih bermanfaat bagi anak- anak SD dan SMP untuk cuci tangan. Selain itu, juga sebagai media pembelajaran bagi anak
sekolah agar dapat selalu menerapkan cuci tangan dan mendukung program cuci tangan bagi anak sekolah. Pertimbangan lain yaitu berdasarkan data kasus diare di kedua desa tersebut,
menunjukkan kasus diare cukup banyak terjadi pada anak sekolah, terutama Sekolah Dasar SD.
Praktik penerapan teknologi Air Bersih dilakukan bersama masyarakat dan anak SMP satu atap. Pembuatan Teknologi Penyaringan Air Bersih sederhana percontohan dimulai di
Desa Tanjung Saleh, tepatnya pada tanggal 17 Mei 2014. Warga sekitar dan pihak sekolah merespon positif dan mendukung kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini dapat terlihat dari
kesediaan kerjasama dan dukungan tenaga dalam pembuatan teknologi ini. Kegiatan ini di awali dengan pembuatan pondasi dan tempat peletakan Fiber Glass dan Kaleng penyaringan
air. Penyaringan sederhana disusun dengan susunan ijuk 15 cm, pasir halus 15cm, ijuk 20 cm, pasir halus 20 cm, arang tempurung 15 cm, kerikil 10 cm dan batu 15 cm.
Pertimbangan pemilihan bahan-bahan tersebut adalah bahan-bahan tersebut efektif dalam menjernihkan air dan mudah untuk didapatkan oleh warga sekitar. Selanjutnya, fiber
glass diletakkan pada tempat yang tinggi yang telah dibuat, yang berfungsi sebagai bak penampungan air yang disedot dengan mesinpompa air. Air tersebut berasal dari parit yang
ada di depan SD satu atap. Selama ini, parit tersebut dijadikan sebagai sumber air bersih bagi warga Desa Tanjung Saleh tanpa dilakukan pengolahanpenjernihan. Pada bak penampung,
16
Fiber Glass dimasukkan 2-4 sendok makan PAC. Selanjutnya, air akan mengalir ke bak penyaringan yang telah disusun dengan bahan penyaringan sederhana, dan akhirnya air
bersih keluar dari keran dan siap untuk digunakan. Setelah dibuat penyaringan air sederhana percontohan di Desa Tanjung Saleh, pada
tanggal 7 Juni 2014 dilanjutkan pembuatan penyaringan air sederhana percontohan di Desa Sepuk Laut, yang terletak sekitar 10 Km dari Desa Tanjung Saleh. Cara pembuatan
penyaringan air bersih sederhana percontohan sama dengan pembuatan di Desa Tanjung Saleh.
Adapun susunan penyaringan air bersih sederhana percontohan yang diterapkan dijelaskan pada gambar dibawah ini :
17
Pengukuran kemajuan keterampilan peserta dilakukan secara observasi. Pembimbingan juga dilakukan oleh pendamping yaitu dosen dan mahasiswa selama
praktik penerapan Teknologi Air Bersih dengan Saringan Air bertingkat.
3. Praktek Penerapan Keramba Jaring Tancap KJT