Gambar 5 Selisih log CFUml antara jumlah isolat pada pH 7,5 dengan pH
normal. Hasil pengujian terhadap asam lambung menunjukkan bahwa isolat S3 dan
K9 memiliki selisih terkecil yang berarti lebih tahan terhadap pH asam lambung dibandingkan isolat lainnya. Isolat harus tahan terhadap pH asam lambung untuk
mampu bertahan hidup dalam saluran pencernaan. Apabila sel bakteri terpapar pada kondisi yang sangat asam maka membran sel dapat mengalami kerusakan
dan berakibat pada hilangnya komponen-komponen intraseluler seperti Mg, K dan lemak dari sel tersebut. Pada akhirnya kerusakan ini dapat mengakibatkan
kematian sel Bender Marquis 1987. Hasil pengujian terhadap garam empedu menunjukkan bahwa isolat K9 merupakan isolat yang paling mampu beradaptasi
karena selisih log populasinya paling kecil diantara semua isolat.
3. Fase Pertumbuhan Bakteri
asil pengamatan nilai kerapatan optik Optical Density ditunjukkan pada Gambar dan Lampiran . Dari kurva pertumbuhan terlihat bahwa
setiap isolat memiliki pertumbuhan yang bervariasi. asil pengamatan nilai kerapatan optik didapatkan rata‐rata akhir eksponensial dengan jumlah sel
tertinggi terjadi pada jam ke
dan . Waktu tersebut selanjutnya
digunakan sebagai dasar pemanenan sel bakteri.
Gambar 6 Kurva nilai kerapatan optik Optical Density.
4. Aktivitas Antagonistik terhadap Bakteri Patogen
Hasil uji aktivitas antagonistik ditunjukkan pada Gambar 7. Isolat bakteri kandidat probiotik rata-rata memiliki daya hambat terhadap bakteri patogen yaitu
V.harveyi dimana aktivitas ini ditandai dengan adanya zona hambat di sekeliling isolat yang ditanam.
Gambar 7 Aktivitas antagonistik bakteri kandidat probiotik terhadap V. harveyi. Hasil pengukuran zona hambat isolat kandidat probiotik disajikan pada
Gambar 8 dan Lampiran 8. Kandidat probiotik diharapkan mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan. Hal ini dapat terjadi
karena kandidat yang mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen mampu menghasilkan antibakteri. Pemilihan probiotik salah satu kriterianya berdasarkan
kemampuannya memiliki aktivitas antagonistik dimana pada penelitian ini ditujukan untuk bakteri patogen udang yatu Vibrio harveyi.
Gambar 8 Diameter zona hambat bakteri kandidat probiotik terhadap V.harveyi.
Dari hasil uji aktivitas antagonistik didapatkan hasil bahwa bakteri kandidat probiotik rata-rata mampu menekan pertumbuhan V.harveyi. Zona hambat terbaik
dihasilkan oleh isolat S2 dengan diameter 13 mm namun ada satu isolat yang tidak mampu menghambat bakteri patogen yaitu isolat bakteri Z10.
5. Penempelan Bakteri Kandidat Probiotik
Faktor penempelan atau adherence factor merupakan faktor yang dimiliki oleh bakteri untuk menempel dan membentuk biofilm pada permukaan padat
Characklis 1990. Hal yang mempengaruhi sifat penempelan bakteri pada permukaan padat adalah sifat hidrofobisitas antar sel bakteri, jarak antar sel dan
adanya reseptor pada sel inang Zita Hermannson 1997. Uji penempelan terhadap kandidat probiotik memberikan hasil yang berbeda pada setiap kandidat
probiotik seperti ditunjukkan pada Gambar 9 dan Lampiran 9. Untuk kandidat probiotik terpilih Z3, K9, S3 dan M2 menunjukkan adanya kemampuan
menempel pada substrat. Isolat K9 memiliki jumlah koloni 14.000 koloni mm
2
yang artinya isolat ini mampu menempel dengan baik.
Gambar 9 Hasil uji penempelan bakteri kandidat probiotik pada lempeng baja.
6. Aktivitas Patogenisitas