pelaksanaannya program. Berdasarkan hal tersebut, kelompok nelayan menganggap bahwa program yang diberikan ini tidak bisa diharapkan untuk berkelanjutan, karena sarana yang
diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga persepsi tidak percaya dari masyarakat terhadap program sangat besar.
3. Melakukan demonstrasi
Kegiatan demonstrasi yang yang seharusnya dilakukan oleh pembawa kepada penerima program menunjukkan bahwa di Kecamatan Taniwel sangat tinggi daripada di Kecamatan
Waesala. Hal tersebut terjadi karena di Kecamatan Taniwel benar-benar telah dilakukan demonstrasi dan pelatihan kepada calon anggota kelompok penerima program, yaitu mengenai
cara penggunaan atau pengoperasian dan melakukan pemeliharaannya. Sedangkan di Kecamatan Waesala tidak dilakukan demonstrasi dan pelatihan, karena
pembawa program menganggap bahwa penerima program telah mampu dan trampil, serta terbiasa dengan teknikcara penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing tunda yang disediakan, padahal
jenis alat tangkap tersebut berbeda dengan yang biasa mereka gunakan.
4. Menarik partisipasi masyarakat
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel menarik untuk masyarakat tekuni oleh penerima program di Kecamatan Taniwel masih lebih baik daripada di Kecamatan Waesala.
Artinya di Kecamatan Taniwel program ini telah sesuai dengan keinginan masyarakat nelayan daripada di Kecamata Waesala. Hal ini tampaknya berkaitan dengan kenyataan bahwa di
Kecamatan Taniwel program yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Sipil AMS merupakan satu-satunya program pemberdayaan yang pernah dilakukan di daerah ini sehingga masyarakat
sangat antusias menekuninya, karena menciptakan mata pencaharian baru bagi mereka. Sedangkan di Kecamatan Waesala kegiatan usaha pancing tunda merupakan mata
pencaharian mereka sehari-hari. Apalagi menurut nelayan, alat dan sarana tangkap yang diberikan belum sesuai dengan yang diharapkan, dimana mesin yang diberikan oleh pembawa
program kualitasnya tidak baik dan cepat mengalami kerusakan. Akibatnya, nelayan sulit untuk membayar cicilan wajib pengembalian dana kepada pembawa program, yang opesrasionalnya
ditangani oleh pendamping proyek Lembaga Ekonomi Masyarakat Pesisir Mikro Mitra Mina PEPM3 di Masohi
.
5. Memanfaatkan budaya masyarakat
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel meningkatkan budaya setempat di Kecamatan Taniwel masih lebih baik daripada di Kecamatan Waesala. Di Kecamatan Taniwel
dalam berusaha masih menganggap budaya setempat, terutama dalam memelihara lingkungan usaha laut, sedangkan di Kecamatan Waesala nelayan tidak memperhatikan budaya pemeliharaan
lingkungan dengan baik sehingga tampak wilayah sekitar tempat tinggal para nelayan rusak.
6. Fleksibelitas waktu dalam pelaksanaan
Fleksibilitas pelaksana program, di Kecamatan Taniwel lebih baik daripada di Kecamatan Waesala. Hal tersebut terjadi karena di Kecamatan Taniwel nelayan dan pengurus aliansi yang
merumuskan kegiatan sesuai dengan waktu serta kebiasaan masyarakat, sehingga pelaksanaan kegiatan dan penyediaan fasilitas menjadi keputusan bersama.
Sedangkan di Kecamatan Waesala nelayan hanya diberitahu nanti akan diberi bantuan perahu dan mesin untuk perlengkapam penangkapan ikan, sedangkan waktu kucurannya nanti
menunggu ketersediaa anggaran padahal sebagai nelayan mereka sangat tergantung pada musim, tidak dapat menunggu terlalu lama.
7. Kontinuitas implementasi
Kontinuitas implementasi program di Kecamatan Taniwel lebih baik dibanding dengan di Kecamatan Waesala. Pelaksanaan program di Kecamatan Taniwel, telah sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh nelayan peserta. Sedangkan di Kecamatan Waesala pembawa program tidak konsisten dengan apa yang direncanakan, yaitu mesin yang digunakan untuk operasional
menangkap ikan kualitasnya tidak baik. Mesin sering mengalami gangguankerusakan, sehingga tidak setiap saat dapat digunakan melaut untuk menangkap ikan. Selain itu, penanggung jawab dari
pembawa program tidak melakukan pengawasan dan pembinaan kepada nelayan mengenai keberlanjutan program.
8. Pemeliharaan
Analisis variabel pemeliharaan bagi penerima program di kemudian hari, menunjukkan kondisidi Kecamatan Taniwel lebih baik daripada di Kecamatan Waesala. Bagi peserta program
di Kecamatan Taniwel, beban ini pemeliharaan ini merupakan tanggung jawab bersama dari Aliansi Masyarakat Sipil, baik kerugian maupun keuntungan, kecuali bila nelayan melakukan
pelanggaran atau kesalahan dalam penggunaan fasilitas tangkap. Sedangkan di Kecamatan Waesala, beban ini pemeliharaan menjadi tanggung jawab
kelompok nelayan sepenuhnya. Beban hutang ini ternyata sulit untuk dilunasi, mengingat biaya operasional tangkap yang lebih tinggi daripada hasil tangkapan nelayan.
Karakteristik Penerima Program Pemberdayaan
Responden dari masing-masing program dipilih berdasarkan kebutuhan dan kemauan, baik dari pemberi maupun penerima program di kedua kecamatan. Untuk Kecamatan Taniwel
calon anggota di tentukan berdasarkan kemauan dan keinginan masyarakat yang terlibat dalam kelompok AMS, sedangkan di Kecamatan Waesala dipilih dari masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan baik yang belum maupun yang telah memiliki sarana dan prasarana pancing tunda, yang kemudian membentuk kelompok, dan mengusulkan kepada pemerintah kabupaten
untuk mendapat dana program pemberdayaan masyarakat nelayan.