Matriks IFE Proses Manajemen Strategis

pembobotan dan peratingan faktor-faktor strategis tersebut. Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparison yaitu pembobotan dengan cara membandingkan setiap faktor strategis untuk mengetahui tingkat kepentingan dari faktor-faktor strategis tersebut bagi usaha. Sedangkan peratingan didasarkan pada tinggi rendahnya respon usaha terhadap faktor-faktor strategis tersebut. Pemberian bobot dan rating dilakukan oleh enam responden yaitu pemilik usaha martabak telur kaki lima yang kemudian diambil rata-ratanya untuk mendapatkan bobot dan ratingnya dengan total bobot sama dengan satu.

6.3.3.1 Matriks IFE

Hasil identifikasi faktor-faktor internal usaha martabak telur kaki lima dan pemberian rating diperoleh hasil analisis yang terdapat pada Tabel 18 berikut ini : Tabel 18 Faktor Strategis Internal Usaha Martabak Telur Kaki Lima Faktor Strategis Internal Bobot Rating Total KEKUATAN 1. Lokasi usaha yang strategis 0.108 3.50 0.379 2. Adanya motivasi kuat dari pelaku usaha 0.106 3.17 0.334 3. Tenaga kerja yang digunakan merupakan usia produktif 0.085 3.00 0.256 4. Harga yang terjangkau 0.101 3.33 0.336 5. Kualitas produk terjaga 0.103 3.17 0.325 KELEMAHAN 1. Pekerja tidak memiliki keahlian khususterspesialisasi 0.091 2.50 0.227 2. Kurangnya promosi 0.117 1.83 0.214 3. Tingkat pendidikan pedagang yang masih rendah 0.078 2.00 0.156 4. Terbatasnya akses pada lembaga penyedia modal 0.114 1.67 0.190 5. Tidak ada sistem pencatatan arus keuangan 0.098 1.33 0.131 Total 1.0 2.548 Dilihat dari tabel di atas, diketahui bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama usaha adalah lokasi usaha yang strategis dengan skor 0.379. tingginya bobot skor rata-rata yang terdapat pada variabel tersebut mengindikasi bahwa lokasi usaha yanga startegis sangat diutamakan oleh pedagang martabak telur kaki lima, karena dapat dengan mudah diketahui keberadaannya dan mudah dijangkau oleh konsumen. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama usaha ini adalah pekerja tidak memiliki keahlian khususterspesialisasi dengan skor sebesar 0.227. pekerja yang tidak memiliki keahlian khusus ini biasanya mengerjakan seluruh pekerjaan bersama-sama mulai dari persiapan sampai usaha dibuka. Total skor faktor strategis internal adalah 2.548 yang dalam skala 1 sampai 4 berada di tengah-tengah, sehingga pedagang martabak telur kaki lima berada pada di atas kondisi rata-rata. 6.3.3.1 Matriks EFE Hasil identifikasi faktor-faktor eksternal usaha martabak telur kaki lima dan pemberian bobot serta rating diperoleh hasil analisis yang terdapat pada Tabel 19 di bawah ini. Tabel 19 Faktor Strategis Eksternal Usaha Martabak Telur Kaki Lima Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Total PELUANG 1. Pola konsumsi yang berubah 0.181 3.33 0.602 2. Pembeli dari berbagai tingkat pendapatan 0.150 2.50 0.375 3. Kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi 0.131 2.00 0.261 ANCAMAN 1. Persaingan dalam pasar yang tinggi 0.206 2.67 0.548 2. Adanya ancaman produk substitusi 0.214 3.00 0.642 3. Tidak terjangkaunya kebijakan pemerintah 0.119 1.17 0.139 Total 1.0 2.567 Tabel di atas menunjukkan bahwa peluang yang ada pada usaha martabak telur kaki lima ini yang paling utama adalah pola konsumsi yang berubah dengan skor 0.602. Dengan adanya pola konsumsi yang berubah ini menjadikan sebuah peluang sebuah usaha memasuki pasar ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan ancaman utama yang harus diwaspadai yaitu adanya ancaman produk substitusi dengan skor sebesar 0.642. Persaingan antar pelaku usaha makanan bisa terjadi karena adanya permintaan dari konsumen. Dari matriks EFE dapat diketahui total skor faktor strategis eksternal sebesar 2.567 yang mengindikasi bahwa respon yang diberikan pedagang martabak telur kaki lima kepada lingkungan eksternal berada di atas rata-rata 2.5 dalam upayanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Matriks Internal Eksternal Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE, maka dapat disusun matriks IE Gambar 2. Nilai rata-rata IFE sebesar 2.548 dan EFE sebesar 2.567 sehingga menempatkan usaha pada sel V. Dimana posisi ini menggambarkan bahwa berada pada kondisi internal rata-rata dan respon usaha terhadap faktor-faktor eksternal rata-rata. Posisi pada kuadran V dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara hold and maintain. Strategi-strategi yang umum digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produkjasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar, sedangkan untuk pengembangan produk pelaku usaha dapat melakukan usaha dengan menambah volume produk dari biasanya. Kemudian strategi tersebut dijelaskan dalam matriks SWOT. Analisis Matriks SWOT Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha. Identifikasi sistematis atas kondisi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh suatu usaha. Tujuan dibuatnya matrik SWOT adalah untuk mengumpulkan beberapa strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh pelaku usaha martabak telur kaki lima. Selanjutnya hasil identifikasi faktor eksternal – internal yang dilakukan pada usaha martabak telur kaki lima dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20 Matriks SWOT Usaha Martabak Telur Kaki Lima Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan Strenght – S 1. Lokasi usaha yang strategis 2. Adanya motivasi kuat dari pelaku usaha 3. Tenaga kerja usia produktif 4. Harga yang terjangkau 5. Kualitas produk terjaga Kelemahan Weaknesses – W 1. Pekerja tidak memiliki keahlian khusustrespesialisasi 2. Kurangnya promosi 3. Tingkat pendidikan pedagang yang masih rendah 4. Terbatasnya akses pada lembaga penyedia modal 5. Tidak ada sistem pencatatan arus keuangan Peluang Opportunities – O 1. Pola konsumsi yang berubah 2. Pembeli dari berbagai tingkat pendapatan 3. Kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Strategi S-O 1. Meningkatkan keunggulan produk yang dijual oleh pedagang S1,S4 O1, O2 2. Diperlukan pelatihan dan pembinaan keterampilan usaha bagi pedagang S3,S2,O3 Strategi W-O 1. Meningkatkan promosi secara langsung untuk meningkatkan pembelianW2,O1,O2 2. Diperlukan kebijakan pemerintah terhadap pedagang kaki lima W4, O3 3. Merekrut tenaga kerja yang terampil dan berkualitas W1,W3 Ancaman Treats – T 1. Persaingan dalam pasar yang tinggi 2. Adanya ancaman produk substitusi 3. Tidak terjangkaunya kebijakan pemerintah Strategi S-T 1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pembeli S1,S2,S3,S4,T1,T2 Strategi W-T 1. Mencari pasar baru W2, T1,T2 2. Memperbaiki manajemen usahaW1, W3,W4,W5,T1,T2,T3 Berdasarkan matriks SWOT yang ditunjukkan pada Tabel 20 di atas, alternatif strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. Strategi S-O Strenght-Opportunities