16 meneteskan larutan HgCl
2
jenuh sebanyak 2 tetes. Tabung fermentor disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil untuk analisis
konsentrasi NH
3
dan VFA, sedangkan residu diambil untuk analisis DBK dan DBO.
4. Pengukuran NH
3
Bibir dan tutup cawan Conway diolesi dengan vaselin. Sebanyak 1 ml supernatan diambil, dan ditempatkan di salah satu ujung alur cawan Conway. Setelah
itu 1 ml larutan Na
2
CO
3
jenuh ditempatkan pada ujung lain cawan Conway yang bersebelahan dengan supernatan tidak boleh bercampur. Larutan asam borat
berindikator warna merah sebanyak 1 ml larutan ditempatkan dalam cawan kecil yang terletak di tengah cawan Conway. Cawan Conway lalu ditutup rapat hingga
kedap udara, larutan Na
2
CO
3
dicampur dengan supernatan hingga merata dengan cara menggoyang - goyangkan dan memiringkan cawan tersebut. Setelah itu cawan
dibiarkan dalam suhu kamar. Setelah 24 jam, tutup cawan dibuka, asam borat berindikator dititrasi dengan larutan H
2
SO
4
0,005N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah. Konsentrasi NH
3
dihitung berdasarkan rumus berikut:
5. Pengukuran VFA
Supernatan yang sama dengan analisa NH
3
diambil sebanyak 5 ml, dan dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Larutan H
2
SO
4
15 ditambahkan 1 ml, kemudian segera ditutup dengan tutup karet yang mempunyai lubang dan
dihubungkan labu pendingin. Segera setelah ditambahkan H
2
SO
4
ke dalam supernatan, tabung destilasi dimasukkan ke dalam labu penyulingan yang berisi air
mendidih dipanaskan terus selama destilasi. Uap air panas akan mendesak VFA yang akan terkondensasi dalam pendingin. Cairan yang terbentuk ditampung dalam
labu Erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N sampai mencapai 250 ml. Indikator PP ditambahkan sebanyak 2 tetes dan dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna titrat
berubah dari merah jambu menjadi tidak berwarna. Rumus berikut digunakan untuk menghitung konsentrasi VFA.
17 Keterangan
a = volume titran blangko b = volume titran contoh
6. Pengukuran Degradabilitas Bahan Kering dan Bahan Organik
Pengukuran degradabilitas bahan kering dan bahan organik DBK dan DBO dilakukan dengan metode Tilley dan Terry 1963 yang dimodifikasi oleh Sutardi
1979, residu yang diperoleh masing-masing setelah 1, 3, dan 5 jam waktu inkubasi, dikeringkan di dalam oven 105
C selama 24 jam untuk mengetahui bobot BK residu. Setelah ditimbang, sampel residu yang dihasilkan dari pengeringan oven 105
C, kemudian diabukan di dalam tanur 600
C selama 6 jam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bobot abu dan BO sampel residu, sebagai blanko dipakai residu asal
fermentasi tanpa sampel, sedangkan BK dan BO sampel diperoleh dari penguapan oven 105
C dan pengabuan tanur 600 C pada bahan pakan percobaan yang
mendapatkan perlakuan sama, tetapi tidak difermentasikan. Degradabilitas bahan kering DBK dan bahan organik DBO dapat dihitung dengan rumus:
7. Pengukuran Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik