“Hubungan Antara Dukungan Sosial Istri Dengan Tingkat Stres Pada Suami Pasca Pensiun Dini”

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Sindrom pasca pensiun adalah tidak lebih daripada “ketidaksiapan” mental individu saat menghadapi masa purnabaktinya pada satu institusi formal. Atau, kecanggungan menerima fakta bahwa ia tidak lagi berada dalam “dunia kekuasaan” yang dipegang sebelumnya. Sindrom pasca pensiun atau sindrom masa purnabakti merupakan gejala atau tanda-tanda yang memperlihatkan kondisi seseorang mengalami ketidaksiapan mental dalam menghadapi kenyataan yang tengah, dan akan ia hadapi. Pada umumnya, situasi dan kondisi tersebut terjadi atau menimpa orang-orang yang sebelumnya masih aktif dalam satu institusi sipil maupun militer, dengan segala bentuk fasilitas dan kemapanannya. Kemudian, secara tiba-tiba saja dan seolah-olah "dipaksakan", ia harus "rela" melepaskan kemapanan yang selama ini senantiasa melekat dan menjadi kebanggaan pada dirinya (Hery Santoso 2009).

Akhir-akhir ini banyak ditemukan fenomena di masyarakat tentang pensiun dini di negara Indonesia ini. Fenomena yang aktual tetang adanya pensiun dini di tengah-tengah masyarakat yang menjadi perbincangan hangat. Pensiun dini makin marak diperbincangkan di masyarakat karena ada sebagian orang yang bertanya-tanya mengapa karyawan dengan umur yang masih relatif muda atau masih produktif bisa pensiun dini. Dari sebagian fenomena yang ditemukan terdapat beberapa alasan perusahaan memberhentikan atau memensiunkan karyawannya. Hal tersebut dilakukan karena alasan tidak dapat menampung dan melebihi target yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Perusahaan yang sedang di ambang kebangkrutan juga banyak yang memensiunkan karyawannya. Dengan kondisi perekonomian indonesia yang saat ini sedang tidak stabil,berimbas juga pada sebagian besar perusahaan-perusahaan yang ada di indonesia saat ini. Pensiun dini itu sendiri ada dua kategori yaitu pensiun dini yang terpaksa dan pensiun dini yang tidak terpaksa. Pensiun dini


(2)

yang tidak terpaksa adalah karena keinginannya sendiri dan dikarenakan karena kondisi kesehatan yang semakin menurun dan adanya rasa lelah untuk bekerja sehingga memutuskan untuk pensiun dini. Sedangkan pensiun dini yang terpaksa adalah karena dari perusahaan tempatnya bekerja mengalami kondisi perekonomian yang sulit sehingga terpaksa memensiuankan karyawannya. Pandangan negatif tentang pensiun menyebabkan individu cenderung menolak datangnya masa pensiun. Penolakan tersebut ditandai dengan adanya rasa cemas dan stres. Pada saat menghadapi masa pensiun ada gejala fisiologis yang yang sering muncul diantaranya merasa mudah lelah ketika bekerja,jantung berdebar-debar,kepala pusing,kadang-kadang mengalami gangguan tidur. Sedangkan gejala psikologisnya yaitu rendah diri,tidak dapat memusatkan perhatian,timbulnya perasaan kecewa sehingga dapat mempengaruhi interaksi dengan orang lain (Priest,1987).

Dari fenomena yang sebelumnya telah di temukan beberapa kasus tentang stres pada karyawan yang hendak dan pasca pensiun dini. Salah satunya adalah data yang terdapat pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk pada tanggal 16-27 Januari 2006. Terdapat 24,5% subyek yang akan pensiun 3 tahun mendatang, 27,5% 4 tahun mendatang, 23,5% 5 tahun mendatang.

Dari data yang diperoleh sebanyak 1.252 karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) awal 2010, akan menjalani Program Pensiun Dini 2009. Program tersebut merupakan bagian dari proses transformasi bisnis Telkom menjadi perusahaan yang fokus mengelola portofolio T.I.M.E. (Telecommunications, Information, Media, Edutainment). Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia menjelaskan Program Pensiun Dini (Pendi) terutama ditujukan kepada karyawan yang berumur di atas 48 tahun dengan pertimbangan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan kemampuannya di bidang lain, selain persaingan yang sangat ketat serta tuntutan bisnis perusahaan yang semakin besar. Program Pensiun Dini merupakan bagian dari corporate strategy yang dimaksudkan untuk mencapai jumlah dan komposisi karyawan optimum guna menciptakan kecepatan, keahlian dan efisiensi untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan.


(3)

Saat ini Telkom memiliki 23.154 karyawan dan 456 di antaranya bekerja di anak perusahaan dalam naungan TELKOM Group. Sejak 2002 hingga 2009, jumlah total karyawan yang mengikuti pensiun dini mencapai 12.568 orang. Dijelaskannya, setiap kebijakan pensiun dini tentunya memiliki implikasi biaya. Namun demikian, lanjutnya, dalam jangka panjang, program ini juga akan berdampak menurunkan biaya SDM. Stategi yang dimaksudkan untuk mencapai jumlah dan komposisi karyawan optimum guna menciptakan kecepatan, keahlian dan efisiensi untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan, maka Telkom mengadakan program pensiun dini yang bertujuan untuk mengurangi atau memensiunkan karyawannya. Strateg ini merupakan upaya Telkom yang dilakukan secara “halus” untuk mengurangi jumlah karyawan nya yang sebenarnya tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah karyawannya dengan mengadakan program pensiun dini. Karyawan dengan program pensiun dini dengan ketentuan usia antara 40-50 tahun ke atas.

Seperti halnya di Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberhentikan dengan hormat 83 pegawai negeri sipil (PNS) melalui program pensiun dini. Kebijakan itu diambil untuk mengurangi jumlah pegawai dan menata struktur birokasi secara proporsional. Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan mengungkapkan jumlah PNS yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini lebih dari 15 ribu, atau melebihi jumlah ideal 11.775 orang. PNS yang ikut program pensiun dini, harus memenuhi sejumlah syarat, antara lain berusia minimal 50 tahun dengan masa kerja minimal 20 tahun, suka rela, dan tidak sedang menghadapi masalah hukum. Adapun batasan usia untuk pensiun adalah usia telah mencapai 50 tahun dengan masa kerja minimal 20 tahun.

Batasan usia untuk pensiun bagi PNS adalah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 56 (lima puluh enam) tahun Pasal 18. Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena mencapai batas usia pensiun, berhak atas pensiun apabila ia memilki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun

Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan


(4)

oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting . Stress pada masa pensiun sering muncul pada setiap individu yang sedang menghadainya, karena dalam menghadapi masa pensiun pada dirinya terjadi goncangan perasaan yang begitu berat karena individu harus meniggalkan pekerjaannya. Masa pensiun menurut Flippo (1994) adalah merupakan suatu peristiwa penting dalam daur kehidupan seseorang. Mereka berfikir kedepan akan seperti apa kelak kehidupannya karena sudah berhenti dari pekerjaannya. Banyak individu pasca pensiun tidak tahu harus bekerja apa lagi atau melakukan kegiatan apa yang sekiranya bisa menyambung hidup keluarga mereka. Sehingga itu menjadi beban pikiran dan menimbulkan stress pada setiap individu pasca pensiun dini. Jika tidak diberikan dekungan atau support maka ia akan jatuh dan tidak bisa berfikir dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dpat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan. Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, (Schuler, 2002).

Dengan adanya stres pada individu maka sulit untuk menentukan pilihan dan sulit untuk membangun motivasi. Karena stres dapat menjadikan seseorang patah semangat dan tidak memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik lagi. Disinilah dibutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat,keluarga, anak dan khususnya dukungan dari istri sebagai buffer atau penyanggah agar individu tersebut tidak jatuh dan merasa ada yang memperhatikan dengan memberikan dukungan yang positif. Individu yang telah pensiun memerlukan dukungan sosial, merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku sosial. Dukungan sosial dapat menimbulkan pengaruh positif seperti dapat mengurangi stres dan memelihara kondisi psikologis


(5)

yang berada dalam tekanan. Dukungan sosial terutama penting bagi orang yang memiliki pekerjaan yang sangat ekstrim dan membutuhkan revonsivitas kardiovaskeler yang tinggi hari demi hari. Kehadiran seorang teman yang mampu meyakimkam saja sudah dapat mengembalikan detak jantung dan tingkat kortisol ke keadaaan normal lebih cepat setelah situasi yang penuh stres (Roy,Steptoe, & Krischbaum,1998).

Dukungan dari istri tidak saja menjelang pensiun tetapi juga di butuhkan pasca pensiun agar suami terarah dan memiliki motivasi untuk memikirkan masa depan keluarga sebagai contoh misalnya membuka usaha atau membuka pekerjaan lain untuk menyambung hidup dan kesejahteraan hidup keluarga. Dengan adanya dukungan istri maka beban pikiran suami akan menjadi lebih meringankan stres. Adapula istri yang tidak setuju dan tidak memberikan dukungan sosial kepada suami ketika ingin mengambil keputusan untuk pensiun dini dan pasca pensiun dini. Dengan demikian suami menjadi tidak terarah dan akhirnya tidak bisa mengambil keputusan yang tepat sehingga itu menjadi beban pikiran dan menjadi stress. Stres juga bisa membuat keputusan yang akan di ambil menjadi bimbang dan tidak menemukan keputusan yang tepat. Stres setelah pensiun bisa di alami siapa saja, dan hal tersebut butuh perhatian dari orang lain untuk memberikan semangat, dukungan dan motivasi.

Dukungan sosial sebagai informasi atau nasehat, verbal, nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial yang didapat melalui kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima sehingga dapat melindungi seseorang atau bahkan sekelompok orang dari perilaku negatif dan stres. Gottlieb dan Ritter (dalam Smet,1994 ) juga mengatakan bahwa dukungan sosial juga mengacu pada banta emosional, instrumental, dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.

Mengacu pada permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “ Hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stress pada suami pasca pensiun dini” dalam lingkup PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, (Telkom).


(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat oleh penelti adalah “ Bagaimana hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stres kepada suami pasca pensiun dini”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stres pada suami pasca pensiun dini.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Manfaat secara Teoritis

Diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pegembangan disiplin Ilmu Psikologi Sosial.

2. Manfaat secara Praktis

Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi mengenai bagaimana pentingnya dukungan istri kepada suami pasca pensiun dini dan juga bentuk dukungan yang diberikan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.


(7)

“Hubungan Antara Dukungan Sosial Istri Dengan Tingkat Stres Pada Suami Pasca Pensiun Dini”

SKRIPSI

Oleh :

Rade Wulanda Pardhani 07810135

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(8)

Hubungan Antara Dukungan Sosial Istri Dengan Tingkat Stres Pada Suami Pasca Pensiun Dini

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Rade Wulanda Pardhani 07810135

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stres pada suami pasca pensiun dini 2. Nama Peneliti : Rade Wulanda Pardhani

3. NIM : 07810135 4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 3 April -14 April 2012

7. Tanggal ujian : 5 Mei 2012

Malang, Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II


(10)

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 5 Mei 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si. ( ) Anggota Penguji : 1. Linda Yani Pusfiyaningsih S.Psi., M.Si. ( ) 2. Hudaniah, S.Psi., M.Si. ( ) 3. Sadia Mewar, S.Pd., M.Si. ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rade Wulanda Pardhani NIM : 07810135

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stres pada suami pasca pensiun dini

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila penyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, Mei 2012 Ketua Program Studi Yang menyatakan


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stres pada suami pasca pensiun dini ”. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si dan Linda Yani Pusfiyaningsih, S.Psi., M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3.Yudi Suharsono, S.Psi.,M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Selaku JOM HR Representative, Staff dan karyawan PT Telkom yang telah

memberikan ijin dan bantuan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

5. Karyawan pensiun dini PT Telkom yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. 6. Buat kedua orang tua saya tercinta Bapak Mukhsin , mamak Baiq Parlihan, adek

Ima, Galbi yang selalu memberikan dukungan, do’a, kasih sayang yang tidak pernah berhenti sehingga saya memiliki semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Buat semua keluarga besar dan saudara-saudara yang telah memberikan do’a dan memberikan masukan, semangat dan bantuan-bantuan selama ini sehingga saya dapat menyelesaika skrispi ini.


(13)

8. Buat Lalu Muhammad Taufik yang selalu memberikan semangat, motivasi dan telah mengajarkan saya dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas do’a dan semua bentuk bantuan yang telah diberikan.

9. Buat teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas C yang selalu memberikan semangat sehingga saya termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Buat teman-teman seperjuangan yang selama pengerjaan skripsi selalu bersama-sama, Beqi, Vina, Dania, Sari, Intan, Resty, Evi, Winda, Nisty, Iik, Vera marmoet, Ratna, Novi, Yulie, Rahayu, Minie Eni yang selalu menemani dan memberikan semangat terimakasih atas semangat yang telah kalian berikan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 7 Mei 2012 Penulis

RadeWulanda Pardhani


(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

INTISARI ……….... iii

ABSTRACT ………. iv

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ……… viii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………... B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Penelitian ……… D. Manfaat Penelitian ………... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Sosial……….

1. Pengertian dukungan sosial ………... 2. Sumber dukungan sosial ………... 3. Bentuk-bentuk dukungan sosial ………... 4. Dampak dukungan sosial ………... 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial... B. Stres ………

1. Pengertian Stres ………...

2. Gejala-gejala Stres ………... 3. Penyebab Stres ………... 4. Dampak Stres ………... C. Pensiun Dini ………... D. Hubungan antara dukungan sosial istri dengan tingkat stres pada suami pasca pensiun dini ………... E. Kerangka Pemikiran ………... F. Hipotesa ………..


(15)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ………... B. Variabel Penelitian ………... 1. Identifikasi variabel penelitian………... 2. Definisi operasional variabel penelitian………... C. Populasi dan Sampel ………. D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………... 1. Jenis Data ………... 2. Metode pengumpulan data ………... 3. Validitas dan Reliabilitas...

a. Validitas... b. Reliabilitas... E. Prosedur Penelitian ………... F. Teknik Analisa Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ……… B. Analisis Data ……….. C. Pembahasan ……… BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. B. Saran ………... DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN ……….


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.2 Skor Jwaban Pernyataan Skala Likert...

Tabel 3.2 Blue Print Skala Dukungan Sosial...

Tabel 3.3

Skor Jawaban Skala Likert favorable...

Tabel 3.4 Blue Print Skala Stres...

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Skala Stres... Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Sosial...

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial Dan Stres...

Tabel 4.1 Sebaran T-Skor Dukungan Sosial... Tabel 4.2 Sebaran T-Skor Stres... Tabel 4.3 Hasil Analis Korelasi Dukungan Sosial Dengan Stres ...


(17)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran

Lampiran 1 Skala dukungan sosial dan stres... Lampiran 2 Skor jawaban dukungan sosial istri... Lampiran 3 Skor jawaban stres... Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas...


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (1998). Sikap manusia teori dan pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Carlos Wade, C. T. (2007). Psychology,9th Edition. Jakarta: Erlangga.

Cohen, S. (1988). Psychology medel of social support in the etiology of physical disease. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. (1980). Pssikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kerlinger. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. yogyakarta: UGM Press.

King, L. A. (2010 ). Managment stres. Jakarta: Erlangga.

Mulatsih, S. S. (1998). Hubungan antara frekuensi menjalankan shalat sunah dengan tingkat stres pada remaja ( Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur ).

S T Noi, J. P. (1999). Bagaimana mengatasi stres. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Santrock, J. W. (2002). Life span devolopment : Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E. P. (1998). Coping stres sebagai pencegah penyakit fisik . Jakarta: Buku kedokteran EGC .

Schuler, E. (2002). Definition and conceptualization of stress in organizations . Thousand Oaks: Sage.

Siegal J. (1999). Cross cultural psyccholody. NJ: Prenctice Hall.


(19)

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Smith, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakatra: Grasindo.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taylor S E, P. L. (1999). Social Psychology (10 th ed). NJ: Prenctice Hall.

UMM, F. P. (2010). Penyusunan skripsi psikologi. Malang: UMM Press.

Wills, T. A. (1998). Social support and interpersonal relationships. Jakarta: Grasindo.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian. Malang: Umm Press.

Sayu, Y. U. (2011). kedoman-pedoman dukungan sosial . Diakses pada tanggal 3 september 2011 dari http://www.bkn.go.id/in/dukungan soaial/pedoman/pedoman-dukungan sosial .html

Surya, W . (2011). keputusan 20 menteri. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 darihttp://www.kejaksaan.go.id/uplimg/File/Keputusan%20Menteri/028.%20Kep%2 0MENPAN%2023-2004.doc

http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-pegawai/pensiun.html

http.// deliciaus.com/ save url=http/uuuu.asuransijiwaku.com/pensiun-dini-tips


(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

INTISARI ……….... iii

ABSTRACT ………. iv

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ……… viii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………... B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Penelitian ……… D. Manfaat Penelitian ………... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Sosial……….

1. Pengertian dukungan sosial ………... 2. Sumber dukungan sosial ………... 3. Bentuk-bentuk dukungan sosial ………... 4. Dampak dukungan sosial ………... 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial... B. Stres ………


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ………... B. Variabel Penelitian ………... 1. Identifikasi variabel penelitian………... 2. Definisi operasional variabel penelitian………... C. Populasi dan Sampel ………. D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………... 1. Jenis Data ………... 2. Metode pengumpulan data ………... 3. Validitas dan Reliabilitas...

a. Validitas... b. Reliabilitas... E. Prosedur Penelitian ………... F. Teknik Analisa Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ……… B. Analisis Data ……….. C. Pembahasan ……… BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. B. Saran ………... DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN ……….


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.2 Skor Jwaban Pernyataan Skala Likert... Tabel 3.2 Blue Print Skala Dukungan Sosial...

Tabel 3.3

Skor Jawaban Skala Likert favorable...

Tabel 3.4 Blue Print Skala Stres... Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Skala Stres... Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Sosial... Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial Dan

Stres... Tabel 4.1 Sebaran T-Skor Dukungan Sosial... Tabel 4.2 Sebaran T-Skor Stres... Tabel 4.3 Hasil Analis Korelasi Dukungan Sosial Dengan Stres ...


(4)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran

Lampiran 1 Skala dukungan sosial dan stres... Lampiran 2 Skor jawaban dukungan sosial istri... Lampiran 3 Skor jawaban stres... Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas...


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (1998). Sikap manusia teori dan pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Carlos Wade, C. T. (2007). Psychology,9th Edition. Jakarta: Erlangga.

Cohen, S. (1988). Psychology medel of social support in the etiology of physical disease. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. (1980). Pssikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kerlinger. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. yogyakarta: UGM Press. King, L. A. (2010 ). Managment stres. Jakarta: Erlangga.

Mulatsih, S. S. (1998). Hubungan antara frekuensi menjalankan shalat sunah dengan tingkat stres pada remaja ( Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur ).

S T Noi, J. P. (1999). Bagaimana mengatasi stres. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Santrock, J. W. (2002). Life span devolopment : Perkembangan masa hidup. Jakarta:


(6)

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo. Smith, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakatra: Grasindo.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taylor S E, P. L. (1999). Social Psychology (10 th ed). NJ: Prenctice Hall. UMM, F. P. (2010). Penyusunan skripsi psikologi. Malang: UMM Press.

Wills, T. A. (1998). Social support and interpersonal relationships. Jakarta: Grasindo.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian. Malang: Umm Press.

Sayu, Y. U. (2011). kedoman-pedoman dukungan sosial . Diakses pada tanggal 3 september 2011 dari http://www.bkn.go.id/in/dukungan soaial/pedoman/pedoman-dukungan sosial .html

Surya, W . (2011). keputusan 20 menteri. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 darihttp://www.kejaksaan.go.id/uplimg/File/Keputusan%20Menteri/028.%20Kep%2 0MENPAN%2023-2004.doc

http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-pegawai/pensiun.html

http.// deliciaus.com/ save url=http/uuuu.asuransijiwaku.com/pensiun-dini-tips