M
R B
K P
O X
Sumber: Halwani, 2005
Gambar 2.3 Kurva Dua Kemungkinan Produksi
2.2  Impor
Impor  adalah  arus  masuk  dari  sejumlah  barang-barang  dan  atau  jasa  ke dalam sebuah pasar suatu negara, baik untuk keperluan konsumsi ataupun sebagai
barang-barang modal atau bahan baku produksi dalam negeri. Komoditas impor Indonesia dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu
impor komoditas migas dan kelompok komoditas non migas.
2.2.1 Komposisi Impor Barang
Berdasarkan  laporan  indikator  Indonesia  komposisi  impor  menurut golongan penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:
1  Impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi tambahan permintaan
yang  belum  mencukupi  dari  produksi  dalam  negeri,  yang  meliputi  makanan dan  minuman  untuk  rumah  tangga,  bahan  bakar  dan  pelumas  olahan,  alat
Universitas Sumatera Utara
angkut  bukan  industri,  barang  tahan  lama,  barang  setengah  tahan  lama  serta barang tidak tahan lama.
2   Impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan dan minuman untuk  industri,  bahan  baku  untuk  industri,  bahan  bakar  dan  pelumas,  serta
suku cadang dan perlengkapan. 3   Impor  barang  modal,  yang  meliputi  barang  modal  selain  alat  angkut,  mobil
penumpang dan alat angkut untuk industri.
2.2.2 Kebijakan Impor
Kebijakan  perdagangan  internasional  di  bidang  impor  diartikan  sebagai berbagai  tindakan  dan  peraturan  yang  dikeluarkan  pemerintah,  baik  secara
langsung  maupun  tidak  langsung,  yang  akan  mempengaruhi  struktur,  komposisi dan  kelancaran  usaha  untuk  melindungimendorong  pertumbuhan  industri  dalam
negeri dan penghematan devisa. Tindakan  pemerintah  ini  disebut  juga  proteksi  yang  merupakan  upaya
pemerintah  mengadakan  perlindungan  pada  industri-industri  domestik  terhadap masuknya  barang  impor  dalam  jangka  waktu  tertentu.  Proteksi  bertujuan
melindungi,  membesarkan  atau  mengecilkan  kelangsungan  industri  dalam  negeri yang berlaku dalam perdagangan umum.
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan menjadi dua macam kebijakan sebagai berikut:
A.  Kebijakan Tariff Barier Tarif  adalah  pungutan  bea  masuk  yang  dikenakan  atas  barang  impor
yang masuk untuk dipakai atau dikonsumsi habis di dalam negeri.
Universitas Sumatera Utara
Tariff Barier dalam bentuk bea masuk adalah sebagai berikut:
1.  Pembebasan bea masuktarif rendah antara 0 sampai 5 yang dikenakan untuk bahan kebutuhan  pokok dan vital, seperti  beras, mesin-mesin vital,
alat-alat militer, dan lain-lain. 2.  Tarif  sedang  antara  5  sampai  20  yang  dikenakan  untuk  barang
setengah  jadi  dan  barang-barang  lain  yang  belum  tentu  cukup  diproduksi di dalam negeri.
3.  Tarif  tinggi  di  atas  20  dikenakan  untuk  barang-barang  mewah  dan barang-barang  lain  yang  sudah  cukup  diproduksi  di  dalam  negeri  dan
bukan barang kebutuhan pokok. B.  Kebijakan Nontariff Barrier
Kebijakan  Nontariff  Barrier  adalah  berbagai  kebijakan  perdagangan selain  bea  masuk  yang  dapat  menimbulkan  distorsi,  sehingga  mengurangi
potensi manfaat perdagangan internasional. Secara  garis  besar,  kebijakan  nontariff  barrier  dapat  dikelompokkan
sebagai berikut: 1.  Instrumen Kebijakan Nontariff
a.  Pembatasan spesifik specific limitation, yaitu: larangan impor secara mutlak,  pembatasan  impor  quota  system,  peraturan  atau  ketentuan
teknis  untuk  impor  produk  tertentu,  peraturan  kesehatankarantina, peraturan  pertahanan  dan  keamanan  negara,  peraturan  kebudayaan,
perizinan  impor  import  lisence,  embargo,  hambatan  pemasaran seperti Voluntary Export Restraint dan Orderly Marketing Agreement.
Universitas Sumatera Utara
b.  Peraturan bea cukai customs administration rules, yaitu: tata laksana impor  tertentu  procedure,  penetapan  harga  pabean  costoms  value,
penetapan  forex  rate  kurs  valas  dan  forex  control  pengawasan devisa,  packaging  formalities,  labelling  regulation,  documentation
needed, quality testing, fees, dan tariff classification.
c.  Government  participation,  yaitu:  kebijakan  pengadaan  pemerintah, subsidi  dan  insentif  ekspor,  domestic  assistance  pro-ams,  trade-
diverting. d.  Import  charges,  yaitu:  import  deposites,  supplementary  duties,
variable lasses. 2.  Sistem Kuota dan Efek-efek Kuota
Kuota  adalah  pembatasan  fisik  secara  kuantitatif  yang  dilakukan atas  pemasukan  barang  kuota  impor  dan  pengeluaran  barang  kuota
ekspor  dari  atau  ke  suatu  negara  untuk  melindungi  kepentingan  industri dan  konsumen.  Menurut  ketentuan  GATT  General  Agreement  Term  of
Trade atau  WTO,  sistem  kuota  ini  hanya  dapat  digunakan  dalam  hal
sebagia berikut: a.  Untuk melindungi hasil pertanian
b.  Untuk menjaga keseimbangan balance of payment c.  Untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional
3.  Subsidi Subsidi  adalah  kebijakan  pemerintah  untuk  menitikberatkan
perlindungan  atau  bantuan  kepada  industri  dalam  negeri  dalam  bentuk
Universitas Sumatera Utara
keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain  yang  bertujuan  sebagai  berikut:  a  Menambah  produksi  dalam
negeri,  b  Mempertahankan  jumlah  konsumsi  dalam  negeri,  c  Menjual dengan harga lebih murah daripada produk impor.
2.3 Kurs atau Nilai Tukar Exchange Rate