Tahap Kedua Activity-Based Object Costing

13 tertulis seperti gambaran umum perusahaan, prosedur-prosedur perusahaan, dan pembagian tugas masing-masing departemen dalam perusahaan. b. Data Kuantitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka, seperti laporan jumlah pelanggan, laporan biaya-biaya yang terkait, dan lain-lain. Sedangkan sumber data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan serta melakukan wawancara langsung dengan pihak pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan dengan penulisan ini. 3.4.Metode Analisis Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis yang berdasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat. I. Tahap Pertama 1. Mengidentifikasi aktivitas Segala aktivitas yang ada dalam proses produksi diidentifikasi dan dikelompokan berdasarkan kategori aktivitas. Menurut Blocher aktivitas dikategorikan kedalam empat kategori aktivitas, yaitu : a. Aktivitas berlevel unit Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap satu unit produk. b. Aktivitas berlevel batch Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dilakukan untuk setiap batch atau kelompok produk yang ingin diproduksi. Aktivitas berlevel fasilitas Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk yang berbeda. 2. Mengasosiasikan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas Pada tahap ini aktivitas – aktivitas yang ada diletakkan pada sumber daya yang dikonsumsikan yang merupakan biaya aktual tahun 2014. 3. Penentuan kelompok – kelompok biaya yang homogeny Penentuan kelompok biaya cost pool yang homogeny dilakukan berdasarkan pada kesamaan penyebab biaya yang dapat diterangkan melalui suatu cost driver. Perusahaan dapat menentukan pendorong kegiatan yang dikaitkan dengan setiap aktivitas dan menghitung tarif overhead untuk masing – masing aktivitas.

II. Tahap Kedua

Tahap ini merupakan tahap dalam perhitungan biaya dengan menggunakan metode ABC system yaitu Pembebanan Biaya ke Produk . Biaya produksi 14 tidak langsung overhead pabrik dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi masing-masing realisasi aktivitas cost driver atau cost driver sesungguhnya tiap-tiap produk. Hasil perhitungan ini dapat memperlihatkan pembebanan biaya produksi tidak langsung overhead untuk masing-masing jenis produk. III. Membandingkan Tarif Tarif yang dihasilkan dengan analisis metode ABC kemudian dibandingkan dengan tarif yang berlaku yang digunakan oleh PT. Sinar Jaya Rimbawan Asri. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Perhitungan HPP dengan Metode Konvensional Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil analisis data untuk menjawab perumusan masalah pada penelitian ini. Berdasarkan pada data yang diperoleh peneliti, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1. Biaya Produksi Laporan Biaya produksi PT.Sinar Jaya Rimbawan Asri bulan November 2014 Biaya bahan baku Daftar Biaya Jumlah Total Biaya Telapak Ban 2400 unit 1.032.000.000 Biaya Cushing Gum 2400 unit 240.000.000 Biaya pembelian plastik 40 kg 1.000.000 Biaya pembelian potongan kain jean 40 kg 1.000.000 Biaya Pembelian Selendang ban 40 unit 800.000 Biaya Pembelian Sarung tangan 260 unit 2.080.000 Biaya pembelian Oli 4.000.000 Biaya Pembelian solar 10.000.000 Biaya gaji Karyawan Pabrik 200 org 407.500.000 Biaya gaji sopir 10 org 15.000.000 Biaya gaji teknisi mesin 3 org 12.000.000 Biaya gaji kepala produksi 1 org 5.000.000 Biaya transportasi 59.800.000 Biaya air Biaya telpon Biaya listrik 4.650.000 584.445 728.356.241 Total 2.519.120.686 HPP per unit: Rp 1.049.634 Sumber: PT.Sinar Jaya Rimbawan Asri 15 Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa total biaya yang masih dilakukan perhitungannya menggunakan metode konvensional total sebesar Rp2.519.120.686. Perusahaan tidak menggolongkan menjadi cost driver tertentu dalam perhitungan HPP nya. HPP konvensional per unit ban adalah Rp 1.049.634.

4.2. Perhitungan HPP dengan Metode ABC 1. Mengidentifikasi Aktivitas dan Pusat Aktivitas