Analisis Kinerja CDS Utilization of glycerol by product of jatropha biodiesel production as coal dust suppressant component

No Uraian Nilai Rp IDC 8.233.000 Nilai Proyek Total 125.848.000 2 Modal Kerja 87.762.000 TOTAL 213.610.000 Sumber pembiayaan proyek adalah kredit perbankan dan modal sendiri dengan DER Debt Equity Ratio 70 : 30, dimana 70 dana diperoleh dari kredit dan 30 dana diperoleh dari modal sendiri. a. Sumber Dana Proyek Project Cost Dana yang diperoleh dari kredit perbankan dan modal sendiri adalah sebagai berikut : 1. Kredit investasi : Rp 82.331.000,- IDC : Rp 8.233.000,- --------------------------------- + Jumlah : Rp 90.564.000,- 2. Modal sendiri : Rp 35.285.000,- b. Sumber Dana Modal Kerja Dana yang diperoleh dari kredit perbankan dan modal sendiri adalah sebagai berikut : 1. Kredit modal kerja : Rp 61.433.000,- 2. Modal Sendiri : Rp 26.328.000,- --------------------------------- + Rp 87.762.000,- Proyeksi modal kerja dihitung berdasarkan kebutuhan sebagai berikut : 1. Account receiveblepiutang usaha selama 30 hari 2. Inventorypersediaan produk dan persediaan bahan baku selama 10 hari 3. Acount payablehutang usaha selama 30 hari. 4.7.4. Biaya Produksi Komponen biaya produksi meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, bahan kimia, biaya utilitas dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan dan perawatan, overhead dan administrasi, biaya pemasaran, depresiasi dan biaya bunga bank. Besarnya biaya operasional tahun 1 kapasitas 75, tahun ke 2 kapasitas 90 dan tahun 3 kapasitas 100 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Kebutuhan biaya operasional Jenis Biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Biaya Variabel Total Rp 431.513.000 519.514.000 590.933.000 Biaya Tetap Total Rp 384.713.000 399.815.000 416.745.000 Biaya Produksi Total Rp 816.226.000 919.329.000 1.007.678.000 HPP per ton Rp 11.507.000 11.545.000 11.819.000 4.7.5. Proyeksi Laba Rugi Analisis proyeksi labarugi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hasil proyeksi rugi laba menunjukkan bahwa industri CDS dapat menghasilkan laba pada tahun pertama dengan kapasitas 75 sebesar Rp 44.788.000,- negatif pada tahun kedua dengan kapasitas 90 sebesar Rp 19.948.000,- dan pada tahun ketiga dengan kapasitas 100 sebesar Rp 66.928.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa industri CDS mulai menghasilkan keuntungan pada tahun ke-2, sedangkan pada tahun pertama, industri CDS masih belum menghasilkan keuntungan yang positif lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Proyeksi biaya produksi, penerimaan dan net income industri CDS dapat dilihat pada Tabel 13 dan lebih rinci pada Lampiran 14. Tabel 13 Proyeksi laba rugi industri CDS sampai tahun ke - 15 Tahun Penerimaan x Rp 1000 Biaya Produksi x Rp 1000 Laba Operasi x Rp 1000 Pajak x Rp 1000 Laba Bersih x Rp 1000 Tahun-1 752.243 816.225 63.983 19.195 44.788 Tahun-2 947.826 919.328 28.497 8.549 19.948 Tahun-3 1.103.289 1.007.678 95.611 28.683 66.928 Tahun-4 1.158.453 1.054.886 103.567 31.070 72.497 Tahun-5 1.216.376 1.104.545 111.831 33.549 78.282 Tahun-6 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-7 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-8 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-9 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-10 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-11 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-12 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-13 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-14 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Tahun-15 1.277.195 1.150.257 126.938 38.081 88.857 Rata-rata 1.196.676 1.093.682 102.994 30.898 72.096 4.7.6. Indikator Kelayakan Analisis kelayakan finansial pendirian industri CDS yang menggunakan gliserol hasil samping produksi biodiesel jarak pagar dinilai dengan menggunakan konsep nilai uang yang didapatkan dari proyek future value pada nilai uang bersih saat kini Net Present Value, NPV dengan menggunakan tingkat faktor terdiskon tertentu. Nilai NPV pada tingkat persentase faktor terdiskon tertentu yang memberikan nilai nol 0 dinamakan Internal Rate of Return IRR. Nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga discount factor dan Nilai NPV yang lebih besar dari nol serta net BC yang lebih besar dari 1 serta beberapa parameter kelayakan lainnya merupakan indikasi bahwa industri CDS dengan skala produksi 50 tontahun layak didirikan. Kriteria investasi untuk industri CDS kapasitas 50 tontahun dengan tingkat bunga 10 dan perhitungan project life time selama 15 tahun diperoleh NPV Net Present Value positif Rp 283.831.000,-, IRR Internal Rate of Return lebih besar dari 10 yaitu 21,49, Pay Back Period PBP selama 7,2 tahun, Net BC lebih besar dari 1 yaitu 2,04 rata-rata Return on Investment ROI 57,29 dan rata-rata Return on Equity ROE 117,01. Kriteria kelayakan investasi pendirian industri CDS dengan kapasitas produksi 50 tontahun dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Kriteria kelayakan investasi pendirian industri CDS Uraian Nilai Project Cost Rp 117.615.000 IRR 21,49 NPV Rp 283.831.000 ROI 57,29 ROE 117,01 PBP tahun 7,2 Net BC 2,04 4.7.7. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh proyek dapat dilaksanakan mengikuti perubahan harga, baik biaya produksi maupun harga jual produk ataupun kelemahan estimasi hasil produksi. Analisis sensitivitas dilakukan pada dua skenario. Skenario I kenaikan harga beli bahan baku sementara biaya investasi dan penjualan tetap; skenario II penurunan harga jual produk sementara biaya investasi dan harga bahan baku tetap. a Kenaikan Harga Beli Bahan Baku Industri CDS yang didirikan merupakan bagian dari industri biodiesel yang sudah ada, sehingga kelayakan finansial industri CDS tidak sensitif terhadap gliserol karena harga gliserol adalah Rp 0,- apalagi gliserol hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada formula CDS. Kelayakan finansial industri CDS sensitif terhadap harga polimer, dimana kenaikan harga polimer lebih dari 14,58 akan menyebabkan industri menjadi tidak layak. Kriteria kelayakan pada kenaikan harga polimer disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Analisis sensitivitas kenaikan harga bahan baku Polimer PVA Change PVA Rp IRR NPV xRp1000 ROI ROE PBP Thn Net BC Ave BEP xRp1000 0,00 80.000 21,49 283.831 57,29 117,01 7,2 2,04 977.725 14,58 91.664 10,00 39 26,33 53,77 12,3 1,00 1.086.469 ii Penurunan Harga Jual Analisis sensitivitas penurunan harga jual produk CDS menunjukkan bahwa proyek masih layak pada penurunan harga CDS 4,90, penurunan harga CDS lebih besar dari 4,90 menyebabkan industri CDS menjadi tidak layak. Kriteria kelayakan pada penurunan harga jual produk disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Analisis sensitivitas penurunan harga produk CDS Change CDS Rp IRR NPV xRp1000 ROI ROE PBP Thn Net BC Ave BEP xRp1000 0,00 20.000 21,49 283.831 57,29 117,01 7,2 2,04 977.725 - 4,90 19.020 10.00 15 25,60 53,40 12,3 1,00 1.035.789 4.7.8. Resiko portofolio dan mitigasi resiko Investasi pada industri CDS sama seperti investasi pada industri lainnya mengandung resiko. Alternatif termudah untuk meminimalkan resiko adalah dengan cara menempatkan dana investasi tidak pada satu produk saja melainkan pada beberapa produk. Strategi melakukan penyebaran investasi pada banyak produk ini disebut dengan membentuk portfolio investasi. Tujuan pembentukan portofolio adalah mengurangi kerugian investasi yang mungkin timbul pada suatu sarana investasi dengan menutupnya menggunakan keuntungan yang diperoleh dari sarana investasi yang lain. Industri CDS dikembangkan dengan menyebarkan investasi pada tiga unit produk yaitu CDS, FFA dan kalium fosfat. Dengan tiga produk tersebut, investasi layak untuk dilakukan dengan nilai IRR 21,49 dan NPV Rp. 283.831.000,-. Analisis portofolio dilakukan untuk mengantisipasi resiko yang timbul apabila salah satu produk mengalami masalah seperti penurunan nilai jual dipasaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada saat produk CDS mengalami masalah, industri masih dapat melakukan proses produksi sampai pada tahap pemurnian gliserol dengan produk berupa gliserol 80, FFA dan kalium fosfat walaupun tidak menghasilkan keuntungan sebesar yang diperoleh dari produk CDS. Disini terlihat bahwa produk yang menjadi kunci utama investasi adalah CDS. Hal ini disebabkan karena CDS merupakan produk yang memiliki harga jual paling tinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Analisis sensitivitas fortofolio kombinasi produk disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Analisis sensitivitas resiko portofolio kombinasi produk No. Kriteria Kelayakan CDS – FFA – K 3 PO 4 CDS FFA – K 3 PO 4 1 NPV x Rp 1000 283.831 266.454 - 3.075.278 2 IRR 21,49 20,82 - 3 Net BC 2,04 1,97 -6,06 4 PBP Tahun 7,2 7,4 -2,5 Pada saat terjadi penurunan kapasitas produksi sebesar 8,74, industri CDS masih layak. Ketika terjadi penurunan skala produksi di atas 8,74, maka industri CDS menjadi tidak layak untuk didirikan. Berikut pada Tabel 18 ditampilkan analisis sensitivitas penurunan kapasitas produksi.