2.1.2. Etiologi dan Faktor Risiko
Menurut Sherwood 2001, obesitas terjadi jika, selama periode waktu tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak
daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, dan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di
jaringan lemak. Sebagian faktor yang mungkin berperan adalah a. Gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan
rasa puas lainnya b. Pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah yang berlebihan
akibat pemberian makanan berlebihan c. Gangguan pusat pengatur kenyang-selera makan satiety-
appetite center di hipotalamus d. Kecenderungan herediter
e. Kelezatan makanan yang tersedia f. Kurang berolahraga
Sedangkan menurut Fauci, et al. 2009, obesitas dapat disebabkan
oleh peningkatan masukan energi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Selain itu, Akumulasi
lemak tubuh berlebihan sangat dipengaruhi lingkungan, faktor genetik, faktor sosial, dan kondisi ekonomi . Faktor genetik dianggap
menentukan kerentanan terhadap timbulnya obesitas, dan 30-50 variasi penyimpanan lemak tubuh total.
Penyebab sekunder obesitas dapat berupa kerusakan hipotalamus, hipotiroid, Cushing’s syndrom, dan hipogonadisme.
Penggunaan obat-obatan juga dapat menimbulkan penambahan berat badan seperti penggunaan obat antidiabetes insulin,
sulfonylurea, thiazolidinepines, glukokortikoid, agen psikotropik, mood stabilizers lithium, antidepresan tricyclics, monoamine
oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine atau obat-obat anti epilepsi volproate, gabapentin, carbamazepin. Selain itu, Insulin-
Universitas Sumatera Utara
secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan berlebihan sehingga menimbulkan obesitas Fauci, et al., 2009
2.1.3. Komplikasi
Faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit adalah kelebihan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada
tubuh. Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas sentral, sangat erat hubungan nya dengan sindrom metabolik.
Sindrom metabolik merupakan satu kelompok kelainan metabolik yang, selain obesitas, meliputi resistensi insulin, gangguan toleransi
glukosa, abnormalitas trigliserida dan hemostasis, disfungsi endotel dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dengan manifestasi penyakit jantung koroner danatau stroke. Mekanisme
dasar bagaimana komponen-komponen sindrom metabolik ini dapat terjadi pada seseorang dengan obesitas sentral dan bagaimana
komponen-komponen ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan vaskular, hingga saat ini masih dalam penelitian Sugondo, 2007.
2.2. Kadar Gula Darah