Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan

(1)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN

PENINGKATAN KADAR GULA DARAH

PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN

OLEH:

NOVIARI LIARA JUSTITIA

080100071

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN

PENINGKATAN KADAR GULA DARAH

PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

NOVIARI LIARA JUSTITIA

080100071

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan

Nama : Noviari Liara Justia NIM : 080100071

Pembimbing Penguji

(dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes) (dr. T. Siti Harilza Zubaidah, Sp. M) NIP. 19731015 200112 200 2 NIP. 19760422 2005 01 2 002

( dr. Muara P. Lubis, Sp. OG) NIP. 19751023 200812 1 001

(dr. Sri Amelia, M.kes) NIP. 19740913 2003 12 2 001

Medan, 10 Januari 2012

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, menimbulkan masalah gizi berlebih atau obesitas. Di Kota Medan, Pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Obesitas yang berupa peningkatan lemak tubuh ini menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran yang menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal inilah yang akan dibuktikan pada penelitian ini.

Metode : Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Subjek penelitian adalah 51 orang guru yang sebelumnya telah berpuasa selama minimal 8 jam. Subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Keseluruhan subjek penelitian yang telah memenuhi syarat dan telah menandatangani persetujuan akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan pengukuran kadar gula darah (KGD). Selanjutnya data akan dianalisis dengan program SPSS.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan

Hasil : Pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan KGD normal pada dua orang subjek penelitian. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p value sebesar 0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh.


(5)

ABSTRACT

Background : Obesity is a pathological condition as a result of excessive fat accumulation in the body with weight gain that exceeds the limit of skeletal and physical requirements. Changes in lifestyle, especially in urban areas, lead to nutritional problems or obese. In the city of Medan, the middle-upper social group, the prevalence of obesity 2002-2003 was 10.3%. Obesity include increased body fat raises insulin action on the declining trend in target tissues that give rise to increased levels of glucose in the blood. This will be evidenced in this study. Methods : The study design was cross-sectional analytic. Research subjects were 51 teachers who have previously been fasting for at least 8 hours. Research subjects aged 20-59 years was taken by using a consecutive sampling method. The overall research subjects who are qualified and have signed agreements will be measured their weight, height, body fat percentage, and the measurement of blood glucose levels. Furthermore, the data will be analyzed with the SPSS program. Objective : The purpose of this study was to examine the association of obesity with increased blood sugar levels in teachers of SMP Negeri 3 Medan Results: From 17 obese subjects were found 15 people have elevated blood glucose level and two people have normal blood glucose level. Based on Chi-Square test obtained values of 0.005 with p value less than the interpretation of α (0.05).

Conclusion : From these results we can conclude the increase in blood sugar levels are affected by obesity based on body fat percentage. Key words: Body Fat Percentage, Obesity, Blood Glucose Levels


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul

“Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan”. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Sumatera Utara.

Penelitian ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, terutama pembimbing dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang telah banyak memberi masukan saran demi kesempurnaan pelaksanaan penelitian.

Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan FK USU.Kepada dr. Mutiara Indah Sari , M.Kes sebagai pembimbing dan dr. Vita Camelia, Sp. KJ selaku dosen Penasihat Akademik yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan masukan dalam melaksanakan langkah-langkah penyusunan penelitian ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen penguji dr.T. Siti Harilza Zubaidah, Sp. M, dr. Sri Amelia,M.Kes dan dr. Muara P. Lubis, Sp.OG yang telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan karya tulis ini.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak SMP Negeri 3 Medan. Ibu Nurhalimah Sibuea S.Pd , M.Pd selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin menggunakan lokasi penelitian dan senantiasa mendukung peneliti di lapangan dalam pengumpulan data. Terima kasih kepada seluruh subjek penelitian yaitu seluruh bapak/ibu guru SMP Negeri 3 Medan yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Terima kasih kepada keluarga terutama kedua orang tua saya ayahanda Habi Bakri , S.Kep, ibunda Miskaryati, SKM, serta adik saya Dwi Jukamia Bakri yang selalu memotivasi untuk studi saya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada serta sahabat, dan teman-teman saya Sofyan Andri, Ardianto O. M. Lumbantoruan, seluruh pengurus HMI, adik-adik anggota muda dan senioren


(7)

HMI, serta adik-adik stambuk 2011 yang telah memberikan saran, bantuan dan turut berpartisipasi mulai dari proses pembuatan proposal, pengambilan data hingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada yayasan serta donatur Karya Salemba Empat (KSE), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan rekan-rekan paguyuban KSE USU yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moril maupun materil hingga studi saya dapat diselesaikan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi salah satu penerima beasiswa ini..

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 10 Januari 2012 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obesitas... 4

2.1.1.Definisi ... 4

2.1.2.Etiologi dan Faktor Risiko ... 6

2.1.3 Komplikasi... 7

2.2. Kadar Gula Darah ... 7

2.2.1 Definisi... 7

2.2.2 Metabolisme Glukosa... 7

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah... 10

2.2.4 Mekanisme Pengaturan Kadar Gula Darah... 11

2.3. Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2. Definisi Operasional ... 15

3.3. Hipotesis ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian ... 18

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1. Populasi Penelitian ... 18

4.3.2. Sampel Penelitian ... 18

4.3.3. Besar Sampel Penelitian ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 20


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian ... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.2.1. Usia ... 22

5.1.2.2. Jenis Kelamin ... 23

5.1.2.3. Suku Bangsa... 23

5.1.3. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Obesitas ... 24

5.1.3.1.Berat Badan ... 24

5.1.3.2.Tinggi Badan ... 24

5.1.3.3.Obesitas ... 25

5.1.4. Kadar Gula Darah Puasa ... 26

5.1.5. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah... ... 27

5.2. Pembahasan ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 31

6.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan

Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik ... 5

Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional ... 21

Tabel 4.2. Rancangan uji hipotesis ... 21

Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 22

Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin... 23

Tabel 5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Bangsa... 23

Tabel 5.4. Deskripsi Berat Badan Subjek Penelitian ... 24

Tabel 5.5. Deskripsi Tinggi Badan Subjek Penelitian ... 24

Tabel 5.6. Klasifikasi Persentase Lemak Tubuh Subjek Penelitian ... 25

Tabel 5.7. Klasifikasi PLT Berdasarkan Usia Subjek Penelitian ... 25

Tabel 5.8. Klasifikasi PLT Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek Penelitian... 26

Tabel 5.9. Deskripsi Kadar Gula Darah Subjek Penelitian ... 26

Tabel 5.10. Distribusi Peningkatan Kadar Gula Darah Subjek Penelitian... 27

Tabel 5.11. Klasifikasi KGD Berdasarkan Usia Subjek Penelitian... 27

Tabel 5.12. Kejadian Obesitas dan Kejadian Peningkatan Kadar Gula Darah (KGD) Puasa ... 27


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Klasifikasi Presentase Lemak tubuh Sesuai Usia ... 5 Gambar 2.2.Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. ... 9 Gambar 2.3. Mekanisme Kerja Glukagon dan Insulin ... 12


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Pertetujuan (Informed Consent) Penelitian Lampiran 3. Ethical Clearence Penelitian

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 5. Data Induk


(13)

ABSTRAK

Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, menimbulkan masalah gizi berlebih atau obesitas. Di Kota Medan, Pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Obesitas yang berupa peningkatan lemak tubuh ini menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran yang menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal inilah yang akan dibuktikan pada penelitian ini.

Metode : Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Subjek penelitian adalah 51 orang guru yang sebelumnya telah berpuasa selama minimal 8 jam. Subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Keseluruhan subjek penelitian yang telah memenuhi syarat dan telah menandatangani persetujuan akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan pengukuran kadar gula darah (KGD). Selanjutnya data akan dianalisis dengan program SPSS.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan

Hasil : Pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan KGD normal pada dua orang subjek penelitian. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p value sebesar 0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh.


(14)

ABSTRACT

Background : Obesity is a pathological condition as a result of excessive fat accumulation in the body with weight gain that exceeds the limit of skeletal and physical requirements. Changes in lifestyle, especially in urban areas, lead to nutritional problems or obese. In the city of Medan, the middle-upper social group, the prevalence of obesity 2002-2003 was 10.3%. Obesity include increased body fat raises insulin action on the declining trend in target tissues that give rise to increased levels of glucose in the blood. This will be evidenced in this study. Methods : The study design was cross-sectional analytic. Research subjects were 51 teachers who have previously been fasting for at least 8 hours. Research subjects aged 20-59 years was taken by using a consecutive sampling method. The overall research subjects who are qualified and have signed agreements will be measured their weight, height, body fat percentage, and the measurement of blood glucose levels. Furthermore, the data will be analyzed with the SPSS program. Objective : The purpose of this study was to examine the association of obesity with increased blood sugar levels in teachers of SMP Negeri 3 Medan Results: From 17 obese subjects were found 15 people have elevated blood glucose level and two people have normal blood glucose level. Based on Chi-Square test obtained values of 0.005 with p value less than the interpretation of α (0.05).

Conclusion : From these results we can conclude the increase in blood sugar levels are affected by obesity based on body fat percentage. Key words: Body Fat Percentage, Obesity, Blood Glucose Levels


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas didefinisikan sebagai keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik (Dorland, 2002). Obesitas merupakan masalah yang muncul pada beberapa dekade terakhir. WHO menggambarkan bahwa 400 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas dan memperkirakan pada tahun 2015 nanti akan meningkat sampai 700 juta orang (WHO, 2004). Menurut Wicaksono (2001) dalam Chastanti (2009), pada awalnya obesitas banyak dibicarakan hanya pada negara dengan pendapatan tinggi, tetapi sekarang obesitas dan kelebihan berat badan juga meningkat secara cepat di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah.

Di Indonesia, menurut Sugih dalam Salim dalam Wandansari (2007) dalam Andreas (2010) angka kejadian yang mengalami obesitas menunjukkan kenaikan pada tahun 1999 yaitu 15%-20%, tetapi pada tahun 2002 kejadian obesitas tersebut meningkat menjadi 22%-24%, jadi sekitar 48-53 juta penduduk Indonesia mengalami obesitas. Sedangkan di Kota Medan didapati pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi overweight sebesar 54,0% dan obesitas 10,3%.

Perubahan gaya hidup pada golongan tertentu menyebabkan masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2006). Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, karena adanya perubahan pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah yang tidak seimbang sehingga timbul masalah gizi berlebih atau obesitas.

Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat obesitas adalah gangguan psiko-sosial yang berakibat pada rasa rendah diri terhadap lingkungan, dan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernapasan, gangguan endokrin.


(16)

Obesitas yang menetap berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan lain sebagainya (Imam, 2005).

Menurut Washilah (2004) dalam Amsriza (2007) menurunnya massa tubuh dan meningkatnya lemak tubuh menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran. Penelitian Zhong (2011) menyatakan bahwa reaksi inflamasi berperan dalam menimbulkan resistensi insulin pada kejadian obesitas. Resistensi insulin ini menimbulkan penurunan aksi insulin sehingga berakibat glukosa sulit memasuki sel. Hal ini menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar gula darah disertai dengan penurunan aksi insulin ini akan mencetuskan gangguan metabolisme berupa diabetes melitus (DM).

Menurut Edelstein (1997) dalam Dalimunthe (2008), pada awalnya

resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis, dimana sel β pankreas

masih dapat mengkompensasi, sehingga terjadi hiperinsulinemia dengan kadar glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat. Kemudian bila sudah

terjadi kelelahan sel β pankreas, baru timbul DM klinis yang ditandai dengan

kadar gula darah yang meningkat. Penelitian Rao (2004) dalam Dalimunthe (2008) menyebutkan 70% kejadian Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) akan menjadi penderita DM dalam jangka 6-10 tahun kemudian. Oleh sebab itu, diagnosis dini dan terapi awal yang efektif akan dapat memperlambat atau mencegah berkembangnya menjadi DM dan komplikasi lainnya.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan?


(17)

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengukur berat badan dan tinggi badan guru-guru SMP Negeri 3 Medan untuk penentuan obesitas dan non obesitas.

2. Mengukur kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan pada kedua kelompok tersebut.

3. Menentukan batas terjadinya peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan pada kedua kelompok tersebut.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni : 1.4.1. Bagi Dunia Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Dapat menjadi bahan masukan untuk melakukan pencegahan terhadap kejadian obesitas yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit degeneratif.

1.4.3. Bagi Masyarakat

a. Dapat menjadi masukan bagi pembaca tentang hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah.

b. Dapat mempengaruhi pembaca untuk menjaga pola hidup sehat untuk menghindari obesitas.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas

2.1.1. Definisi

Obesitas merupakan keadaan patologis yang didefinisikan sebagai peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Dorland, 2002). Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya didefinisikan dengan berat badan saja karena pada orang-orang dengan masa otot besar dapat dianggap overweight tanpa peningkatan sel-sel lemak.

Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Untuk usia lebih dari 20 tahun, menurut kriteria World Health Organization (WHO) / International Association for the Study of Obesity (IASO) / International Obesity Task Force (IOTF) dalam The Asia-Pasific Perspective : Redefining Obesity and Its Treatment (2000) seperti dikutip oleh Sugondo (2007) untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika IMT > 25 (Tabel 2.1).

Namun pengunaan IMT untuk menentukan lemak tubuh tidak terlalu akurat, karena untuk individu yang mempunyai massa otot yang tinggi akan mempunyai IMT yang tinggi maka dapat digunakan Body Fat Percentage/persentase lemak tubuh berdasarkan IMT, untuk mengestimasi lemak tubuh seseorang (Gallagher, 2000). Menurut Deurenberg (2000), rumus untuk memperkirakan Persentase Lemak Tubuh berdasarkan IMT adalah sebagai berikut


(19)

Lemak tubuh dewasa = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) – (10.8 x JENIS KELAMIN) – 5.4

Lemak tubuh anak = (1.51 x IMT) – (0.70 x USIA) – (3.6 x JENIS KELAMIN) + 1.4

JENIS KELAMIN : Pria = 1 ; Wanita = 0 , dan hasil pengiraan dinilai berdasarkan gambar dibawah :

Gambar 2.1 Klasifikasi Presentase Lemak tubuh Sesuai Usia (Sumber : Deurenberg, 2000)

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi

IMT (kg/m2)

Risiko Ko-Morbiditas Lingkar Perut <90 cm (laki-laki)

<80 cm (Perempuan)

>90 cm (laki-laki) >80 cm

(Perempuan)

Berat Badan Kurang

<18,5 Rendah (risiko meningkat pada masalah klinis lain)

Sedang

Normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat

Overweight Berisiko Obes I Obes II ≥ 23 23,0-24,9 25,0-29,9 ≥30 Meningkat Moderat Berat Moderat Berat Sangat berat 60-79 0%

0 % 10% 20% 30% 40%


(20)

2.1.2. Etiologi dan Faktor Risiko

Menurut Sherwood (2001), obesitas terjadi jika, selama periode waktu tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, dan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak. Sebagian faktor yang mungkin berperan adalah

a. Gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan rasa puas lainnya

b. Pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah yang berlebihan akibat pemberian makanan berlebihan

c. Gangguan pusat pengatur kenyang-selera makan ( satiety-appetite center) di hipotalamus

d. Kecenderungan herediter

e. Kelezatan makanan yang tersedia f. Kurang berolahraga

Sedangkan menurut Fauci, et al. (2009), obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan masukan energi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Selain itu, Akumulasi lemak tubuh berlebihan sangat dipengaruhi lingkungan, faktor genetik, faktor sosial, dan kondisi ekonomi . Faktor genetik dianggap menentukan kerentanan terhadap timbulnya obesitas, dan 30-50 % variasi penyimpanan lemak tubuh total.

Penyebab sekunder obesitas dapat berupa kerusakan hipotalamus, hipotiroid, Cushing’s syndrom, dan hipogonadisme. Penggunaan obat-obatan juga dapat menimbulkan penambahan berat badan seperti penggunaan obat antidiabetes (insulin, sulfonylurea, thiazolidinepines), glukokortikoid, agen psikotropik, mood stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics, monoamine oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) atau obat-obat anti epilepsi (volproate, gabapentin, carbamazepin). Selain itu,


(21)

Insulin-secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan berlebihan sehingga menimbulkan obesitas (Fauci, et al., 2009)

2.1.3. Komplikasi

Faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit adalah kelebihan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada tubuh. Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas sentral, sangat erat hubungan nya dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan satu kelompok kelainan metabolik yang, selain obesitas, meliputi resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, abnormalitas trigliserida dan hemostasis, disfungsi endotel dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dengan manifestasi penyakit jantung koroner dan/atau stroke. Mekanisme dasar bagaimana komponen-komponen sindrom metabolik ini dapat terjadi pada seseorang dengan obesitas sentral dan bagaimana komponen-komponen ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan vaskular, hingga saat ini masih dalam penelitian (Sugondo, 2007).

2.2. Kadar Gula Darah 2.2.1. Definisi

Kadar gula darah (KGD) adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma (Dorland, 2002).

2.2.2. Metabolisme Glukosa

Glukosa tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut sebelum diubah oleh reaksi ATP menjadi glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh enzim heksokinase yang tidak spesifik dan juga oleh enzim glukokinase yang spesifik di dalam hati. Reaksi ini, dalam arah sebaliknya, hidrolisa sederhana glukosa 6- fosfat menjadi glukosa,


(22)

dikatalis oleh glukosa 6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).

Glukosa dapat dikonversi menjadi glikogen untuk disimpan di hati setelah diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa yang tidak dikonversi menjadi glikogen hati dapat dioksidasi menjadi glikogen otot atau dikonversi menjadi lemak dan disimpan dalam depot-depot lemak setelah melalui sirkulasi sistemik jaringan. Glikogen di dalam hati berfungsi sebagai cadangan karbohidrat dan akan melepaskan glukosa ke sirkulasi jika terjadi penurunan konsentrasi glukosa di dalam darah. Glikogen otot dikonversi menjadi asam laktat oleh glikolisis anaerob karena otot tidak memiliki enzim glukosa 6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).

Oksidase glukosa atau konversi karbohidrat menjadi lemak dan protein dapat melalui proses konversi Glukosa 6- fosfat, triosa fosfat, dan fosfoenol piruvat kemudian diubah menjadi piruvat pada jalur glikolitik Embden-Mayerhof untuk fosforilasi oksidatif. Selain itu, jalur metabolisme oksidasi glukosa melalui jalur heksosa monofosfat yang membentuk NADPH2 dan bukan NADH2. Fruktosa dan

galaktosa setelah mengalami fosforilasi oleh fruktokinase dan galaktokinase akan memasuki jalur metabolisme karbohidrat yang umum dengan pangkalan metabolisme umum pada siklus krebs dimana residu karbon, protein, karbohidrat, atau lemak dapat dioksidasi dengan melepaskan energi atau dikonversi dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).

Dasar biokimia metabolisme glukosa dan hubungannya dengan metabolisme protein dan lipid dapat dilihat ada gambar di bawah ini:


(23)

Gambar 2.2 Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. Glukosa 6- Fosfat diproduksi dari glukosa dan dapat dikonversi menjadi glikogen atau dimetabolisme melalui pentose-phosphate pathway. Glycerol-phosphate digunakan untuk sintesis triacylglycerol and phospholipid s. Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus krebs. Prekursor untuk sintesis asam lemak berupa glutamin dan aspartat diperoleh dari siklus ini 1. hexokinase/glucokinase; 2. pentose-phosphate pathway; 3 glycogen synthesis; 4 lactate dehydrogenase; 5. alanine aminotransferase; 6, pyruvate dehydrogenase; 7, ATP-citrate lyase; 8, fatty acid synthesis; 9, glutamine synthetase; 10, aspartate aminotransferase; 11, citrate synthetase.


(24)

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

Kadar glukosa plasma pada suatu saat sangat ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan jumlah yang meninggalkannya. Oleh karena itu, penentu utama masukan adalah dari diet; kecepatan pemasukan ke dalam sel otot, jaringan adiposa, dan organ-organ lain; dan aktivitas glukostatik hati. Lima persen dari glukosa yang dikonsumsi langsung dikonversi menjadi glikogen di dalam hati, dan 30-40 % dikonversi menjadi lemak. Sisanya dimetabolisme di otot dan jaringan-jaringan lain. Pada waktu puasa, glikogen hati dipecah dari hati untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Jika terjadi puasa yang lebih panjang, glikogen hati habis dan terjadi glikoneogenesis dari asam amino dan gliserol di dalam hati (Ganong, 2001).

Kadar gula darah juga bervariasi pada waktu-waktu tertentu seperti pada kehamilan, saat menstruasi, dan pada pagi hari. Pada pagi hari terjadi dawn phenomenon dimana terjadi peningkatan kadar hormon glukagon, epinefrin, hormon pertumbuhan, dan kortisol sebelum seseorang bangun. Pengeluaran hormon-hormon antagonis terhadap insulin tersebut meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengeluaran glukosa dari hati dan menghambat tubuh menggunakan glukosa. Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan hipoglikemia sebab alkohol menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati (Klapp, 2011).

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres seperti fisik (trauma, pembedahan, panas, atau dingin hebat); fisiologis (olahraga berat, syok perdarahan, nyeri); psikologis atau emosi (rasa cemas, ketakutan, kesedihan); dan sosial (konflik pribadi, perubahan gaya hidup) memicu pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol yang juga menyebabkan pelepasan glukosa hati sebagai respon “fight-or-flight” untuk meningkatkan ketersediaan glukosa, asam amino, dan asam lemak untuk digunakan jika diperlukan (Sherwood, 2001).


(25)

Peningkatan kadar gula darah juga terjadi bila terjadi infeksi. Hal ini penting untuk menjaga ketersediaan energi untuk pertahanan dalam melawan agen penyebab infeksi.

2.2.4. Mekanisme Pengaturan Kadar Gula Darah

Sangatlah penting bagi tubuh untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah karena secara normal, glukosa merupakan satu-satunya bahan makanan yang dapat digunakan otak, retina, epithelium germinal dari gonad. Sebaliknya, konsentrasi glukosa darah perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena glukosa sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler, dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan akan dapat menimbulkan dehidrasi seluler. Selain itu, sangat tingginya konsentrasi glukosa dalam darah menyebabkan keluarnya glukosa dalam air seni. Keadaan-keadaan tersebut menimbulkan diuresis osmotik oleh ginjal, yang dapat mengurangi cairan tubuh dan elektrolit (Guyton dan Hall, 2006).

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah adalah salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan sangat berkaitan erat dengan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempunyai efek meningkatkan ambilan glukosa di jaringan seperti jaringan adiposa dan otot. Sekresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hiperglikemi, kerja insulin ini disebabkan oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 4) dari bagian dalam sel membran plasma. Sedangkan kerja glukagon berlawanan dengan kerja insulin, hormon glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan mengatifkan enzim fosforilase. Glukagon bekerja dengan menghasilkan cAMP (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).

Hormon-hormon pankreas merupakan zat pengatur terpenting dalam metabolisme bahan bakar normal. Namun, beberapa hormon lain juga memiliki efek metabolik langsung walaupun kontrol sekresi


(26)

mereka dikaitkan dengan faktor-faktor di luar transisi antara keadaan kenyang dan puasa. Efek hormon tiroid pada metabolisme intermediat bermacam-macam. Hormon ini merangsang efek anabolik dan katabolik serta laju metabolisme keseluruhan. Hormon-hormon stres, efinefrin dan kortisol, keduanya meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak dalam darah.. Selain itu, kortisol dan hormon pertumbuhan berperan penting dalam mempertahankan kadar gula darah selama keadaan kelaparan jangka panjang (Sherwood, 2001).

Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Glukagon dan Insulin

(Sumber : Sherwood, 2001)

2.3.Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah

Penelitian Zhong, et al (2011) menunjukkan terjadi peningkatan kadar trigliserida, pernurunan kadar kolesterol HDL, resistensi insulin, dan peningkatan kadar faktor-faktor inflamasi pada pasien obesitas. Terjadi


(27)

peningkatan mRNA Lipopolysaccharides (LPS)-induced TNF-α factor (LITAF) dan kadar protein seiring dengan peningkatan IMT mengindikasikan hubungan paralel antara LITAF dan gangguan metabolik. Menurut penelitian tersebut, LITAF teraktivasi pada pasien obesitas dan berperan terhadap perkembangan obesitas yang menginduksi inflamasi dan resistensi insulin, berdasarkan fakta bahwa LITAF berperan dalam proses inflamasi dalam mengatur ekspresi dari TNF-α, IL-6 and MCP-1 yang mengakibatkan resistensi insulin, dan TLR4, salah satu reseptor LITAF pada makrofag juga bisa distimulasi oleh asam lemak bebas, yang dapat menimbulkan proses inflamasi pada pasien obesitas.

Menurut Hotamisligil, et al (1995) dalam Zhong, et al (2011), LITAF merupakan pengatur traskripsi TNF-α, yang seharusnya berperan pada mekanisme imun terhadap infeksi. Gen LITAF terletak pada 16p13.13, dan secara signifikan terdapat di limfa, kelenjar getah bening, dan leukosit darah perifer. TNF-α adalah pemicu kuat adipositokinin proinflamasi seperti IL-6, MCP-1, leptin dan PAI-1, dan hal ini sangat terlibat dalam proses inflamasi pada pasien obesitas. Peningkatan TNF-α yang diobservasi pada jaringan lemak pasien obes menunjukkan hubungan langsung timbulnya resistensi insulin pada pasien obesitas.

Insulin berikatan dan beraksi terutama melalui reseptor insulin, dan juga reseptor insulinlike growth factor–1 (IGF-1). Aksi insulin secara seluler menimbulkan efek yang bervariasi pada jalur postreseptor dalam sel-sel target. Resistensi insulin adalah gangguan respon biologis normal terhadap insulin (Dorland, 2002). Menurut Lee, et al (2010) dalam Olatunbosun (2011), obesitas adalah penyebab resistensi insulin tersering yang berhubungan dengan penurunan jumlah reseptor dan kegagalan post-reseptor untuk mengaktivasi tirosin kinase yang merupakan subunit b pada reseptor insulin yang teraktivasi ketika insulin berikatan dengan sub unit a. Aktivasi kompleks ini akan mengaktivasi autofosforilase dan aksi termediasi insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Kegagalan dalam penghantaran sinyal untuk meregulasi kadar gula darah ini menimbulkan hiperinsulinemia, gangguan glukosa darah


(28)

puasa, impaired glucose tolerance (IGT), dan diabetes tipe 2 (Olatunbosun, 2011).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1. Obesitas

Obesitas adalah peningkatan massa sel lemak guru-guru SMP Negeri 3 Medan dari hasil perhitungan persentase lemak tubuh berdasarkan IMT > 39 % untuk wanita usia 20-39 tahun dan > 25 % untuk pria usia 20-39 tahun dan pada wanita usia 40-59 tahun sebesar > 40% dan > 28% untuk pria.

Cara ukur : Perhitungan IMT dengan rumus IMT =

Obesitas

Berat badan (kg) [Tinggi Badan]2 (m2)

Perhitungan Persentase Lemak tubuh / Body Fat (%BF) dewasa dengan rumus :


(30)

% BF = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) – (10.8 x JENIS KELAMIN) – 5.4 JENIS KELAMIN : Pria = 1 ; Wanita = 0

Alat ukur : Timbangan , Meteran Tinggi Badan Hasil ukur : Obesitas

Usia 20-39 tahun : % BF > 39% (wanita) atau > 25 % (pria)

Usia 40-59 tahun : % BF > 40% (wanita) atau > 28% (pria)

Non Obesitas

Usia 20-39 tahun : % BF < 39% (wanita) atau < 25 % (pria)

Usia 40-59 tahun : % BF < 40% (wanita) atau < 28% (pria)

Skala Pengukuran : Skala Nominal

3.2.2. Kadar gula darah

Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah puasa.

Cara Ukur : Diukur dengan gluko meter digital dengan melakukan pengambilan sampel darah perifer dengan menggunakan lancet.

Alat ukur : Gluko meter Digital


(31)

Meningkat

Kadar Gula Darah Puasa > 100 mg/dl (Soegondo dan Gustavani, 2007)

Normal

Kadar Gula darah Puasa ≤ 100 mg/dl

Skala Pengukuran : Skala Nominal

3.3. Hipotesis

Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik observasional dan desain studi Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Medan. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri 3 Medan.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling, yaitu seluruh sampel yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi.

Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria-kriteria berikut:

Kriteria inklusi:

1. Guru-guru SMP Negeri 3 Medan usia 20- 59 tahun.

2. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan mengisi Informed Concent.


(33)

Kriteria Ekslusi:

1. Memiliki riwayat Diabetes Melitus/penggunaan obat anti diabetes 2. Memiliki riwayat penyakit pada pankreas dan hati

3. Memiliki riwayat gangguan hormonal seperti hormon pertumbuhan dan tiroid

4. Berolahraga sebelum pemeriksaan dilakukan 5. Stress sebelum pemeriksaan dilakukan

6. Menggunakan alkohol sebelum pemeriksaan dilakukan 7. Sedang hamil dan menstruasi

4.3.3. Besar Sampel Penelitian

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel untuk estimasi proporsi suatu populasi terbatas (Wahyuni, 2009), sebagai berikut:

Keterangan:

n = Besar sampel minimum

Z1- α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu P = harga proporsi di populasi

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = Jumlah populasi

Perhitungan besar sampel secara kasar: Z1- α/2 = 1,960

P = 0,5 d = 0,1 N = 100


(34)

= 49,24 ~ 49 orang

Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian adalah minimal 49 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah data guru obesitas yang didapat melalui hasil pemeriksaan persentase lemak tubuh / Body Fat kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa pada sampel yang telah dipilih. Sedangkan data sekunder penelitian ini adalah data jumlah guru SMP Negeri 3 Medan yang diperoleh dari SMP Negeri 3 Medan.

Sebelum data diukur, subjek penelitian yang diperiksa harus memenuhi semua kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peneliti akan meminta informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil. Semua subjek penelitian akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian diminta kesediaan untuk dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, kemudian ditentukan pasien obesitas atau tidak dengan melakukan perhitungan % BF. Selanjutnya sampel diminta untuk berpuasa selama minimal 8 jam sebelum dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran kadar gula darah keesokan harinya.

Untuk mengukur kadar gula darah puasa dilakukan dengan pengambilan sampel darah perifer. Pertama-tama dilakukan desenfeksi dengan menggunakan alkohol 96 % pada salah satu jari tangan sampel. Kemudian dengan menggunakan hemolet, tusukkan lanset pada ujung jari sampel yang sudah didesinfeksi tadi. Kemudian darah yang keluar diletakkan di atas test card untuk ditentukan kadar gula darahnya dengan glukometer digital dan bersihkan tangan subjek penelitian dengan kapas alkohol. Kemudian hasil pemeriksaan dicatat dan dimasukkan pada lembar data untuk kemudian dianalisis.


(35)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan analisis data secara tepat. Pada penelitian ini, data yang didapat akan diolah dan kemudian dianalisis menggunakan program SPSS.

Setelah dilakukan validasi dan pengelompokan data penelitian yang diperoleh, hasil pengamatan akan disusun dalam tabel 2x2 kemudian akan digunakan uji hipotesis Chi Square.

Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional Persentase Lemak

Tubuh

Kadar Gula Darah

Total Meningkat Normal

Obesitas A B A+B

Non Obesitas C D C+D

Total A+C B+D A+B+C+D

Tabel 2 x 2 menunjukkan hasil pengamatan pada studi cross sectional. Tabel 4.2. Rancangan uji hipotesis

No Ketentuan Rancangan

1 Variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah obesitas (kategorik) dengan

peningkatan kadar gula darah puasa (kategorik)

2 Jenis hipotesis Komparatif 3 Uji satu arah/dua arah Dua arah 4 Masalah skala variabel Kategorik

5 Pasangan/tidak berpasangan Tidak berpasangan (independen) 6 Jenis tabel B x K 2 x 2

Kesimpulan: Jenis tabel pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square atau uji Kai-Kuadrat (Uji x2)


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Medan terletak di Jalan Pelajar No. 69, Kelurahan Teladan Timur, Kecamatan Medan Kota, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Guru di SMP ini berjumlah 100 orang dengan rincian 68 orang guru pagi dan 32 orang guru siang. Berdasarkan teknik pengambilan subjek penelitian, jumlah subjek penelitian adalah 51 orang. Jumlah subjek penelitian yang diekslusikan (loss to follow up) pada penelitian ini adalah 14 orang (21,5%) dari 65 subjek penelitian.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden 5.1.2.1. Usia

Subjek penelitian ini terdiri atas para guru berusia 20-59 tahun. Berikut merupakan sebaran subjek penelitian berdasarkan usia : Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

20-29 2 3.9

30-39 4 7.8

40-49 29 56.9

50-59 16 31.4

Total 51 100.0

Persentase terbesar subjek penelitian sebanyak 45 orang (56,9%) berusia 40-49 tahun dan terkecil sebanyak 2 orang (7,8%) berusia 20-29 tahun.


(37)

5.1.2.2. Jenis Kelamin

Tabel 5.2. Distribusi Subjek penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-Laki 9 17.6

Perempuan 42 82.4

Total 51 100.0

Data menunjukkan subjek penelitian ini terdiri atas 9 orang guru laki-laki (17.6%) dan 42 orang guru perempuan (82,4%).

5.1.2.3. Suku Bangsa

Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Suku Bangsa

Data menunjukkan bahwa 40 orang (78,4%) sampel berasal dari suku bangsa batak. Jumlah tersebut adalah jumlah suku terbanyak dari total sampel.

Suku Bangsa Jumlah (Orang) Persentase (%)

Aceh 2 3.9

Batak 40 78.4

Jawa 4 7.8

Mandailing 1 2.0

Melayu 1 2.0

Minang 2 3.9

Nias 1 2.0


(38)

5.1.3. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Obesitas 5.1.3.1. Berat Badan

Tabel 5.4. Deskripsi Berat Badan Subjek penelitian Karakteristik Berat Badan Nilai (kg)

Nilai Minimum 45

Nilai Maksimum Mean Standar Deviasi

105 66.33 12.860

Data menunjukkan dari 51 subjek penelitian, berat badan terendah adalah 45 kg dan tertinggi adalah 105 kg. Rata-rata berat badan subjek penelitian ini adalah 66,33 kg dengan standar deviasi 12,86.

5.1.3.2. Tinggi Badan

Tabel 5.5. Deskripsi Tinggi Badan Subjek penelitian Karakteristik Tinggi Badan Nilai (cm)

Nilai Minimum 139.0

Nilai Maksimum Mean Standar Deviasi

170.2 153.749

5.8439

Deskripsi tinggi badan dari 51 subjek penelitian adalah terendah 139 cm dan tertinggi adalah 170,2 cm. Rata-rata tinggi badan subjek penelitian ini adalah 153,749 cm dengan standar deviasi 5,8439.


(39)

5.1.3.3. Obesitas

Tabel 5.6. Klasifikasi Persentase Lemak Tubuh Subjek Penelitian Klasifikasi PLT Jumlah (Orang) Persentase (%)

Non Obesitas 34 66.7

Obesitas 17 33.3

Jumlah 51 100.0

Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) adalah 17 orang (33,3 %) dari 51 subjek penelitian. Sedangkan subjek penelitian dengan PLT underfat, healthy, dan overfat diklasifikasikan sebagai subjek non obesitas pada penelitian ini berjumlah 34 orang (66,7 %).

Tabel 5.7. Klasifikasi PLT Berdasarkan Usia Subjek Penelitian Usia

(tahun)

Persentase Lemak Tubuh

Total Obesitas Non Obesitas

20-29 0 (0%) 2 (3.9%) 2 (3.9%)

30-39 1 (2.0%) 3 (5.9%) 4 (7.8%) 40-49 11 (21.6%) 18 (35.3%) 29 (56.9%) 50-59 5 (9.8%) 11 (21.6%) 16 (31.4%) Total 17 (33.3%) 34 (66.7%) 51 (100.0%)

Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan usia dan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) adalah tertinggi sebanyak 11 orang (21,6 %)berusia 40-49 tahun.


(40)

Tabel 5.8. Klasifikasi PLT Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Persentase Lemak Tubuh

Total Obesitas Non Obesitas

Laki-Laki 3 (5.9%) 6 (11.8%) 9 (17.6%) Perempuan 14 (27.5%) 28 (54.9%) 42 (82.4%)

Total 17 (33.3%) 34 (66.7%) 51 (100.0%) Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan jenis kelamin dan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) lebih tinggi pada perempuan yaitu sebanyak 14 orang (27,5%)

dibandingkan laki-laki sebanyak 3 orang (5,9%).

5.1.4. Kadar Gula Darah Puasa

Tabel 5.9. Deskripsi Kadar Gula Darah Puasa Subjek penelitian Karakteristik KGD Puasa Nilai (mg/dl)

Nilai Minimum 64

Nilai Maksimum 220

Mean 105.92

Standar Deviasi 24.130

Data menunjukkan dari 51 subjek penelitian kadar gula darah (KGD) puasa terendah adalah 64 mg/dL dan tertinggi adalah 220 mg/dL. Rata-rata KGD puasa subjek penelitian ini adalah 105,92 mg/dL dengan standar deviasi 24.13.

KGD puasa dinyatakan meningkat apabila hasil pemeriksaan gula darah puasa > 100 mg/dL. Berikut merupakan distribusi peningkatan KGD pada subjek penelitian :


(41)

Tabel 5.10. Distribusi Peningkatan Kadar Gula Darah Subjek penelitian Penelitian

KGD Jumlah (Orang) Persentase (%)

Normal 20 39.2

Meningkat 31 60.8

Total 51 100.0

Data menunjukkan terjadi peningkatan KGD puasa pada subjek penelitian sebanyak 31 orang (60.8 %).

Tabel 5.11. Klasifikasi KGD Berdasarkan Usia Subjek Penelitian Usia

(tahun)

Kadar Gula Darah

Total Meningkat Normal

20-29 0 (0%) 2 (3.9%) 2 (3.9%)

30-39 3 (5.9%) 1 (2.0%) 4 (7.8%)

40-49 20 (39.2%) 9 (17.6%) 29 (56.9%) 50-59 8 (15.7%) 8 (15.7%) 16 (31.4%) Total 31 (60.8%) 20 (39.2%) 51 (100.0%) Dari penelitian diketahui angka tertinggi kejadian peningkatan kadar gula darah berdasarkan usia adalah pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu 20 orang (39,2 %).

5.1.5. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah

Tabel 5.12..Kejadian Obesitas dan Kejadian Peningkatan Kadar Gula Darah (KGD) Puasa

Persentase Lemak Tubuh

Peningkatan KGD Puasa

Total Meningkat Normal

Obesitas 15 2 17

Non Obesitas 16 18 34


(42)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada subjek penelitian dengan berat badan normal sebanyak 18 orang dimana 16 orang mengalami peningkatan KGD. Pada subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang subjek penelitian dan KGD normal pada 2 orang subjek.

Pada hasil uji Chi-Square, didapat nilai p value adalah 0,005. Confidence interval yang digunakan adalah 95%. Karena faktor peluang kurang dari 5% (α = 0,05), maka hasil ini bermakna jika nilai

p<α (p = 0,005) yang berarti terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah.

5.2. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) dalam Desky (2011) di 12 kota besar di Indonesia memperlihatkan bahwa 3,7% penduduk menderita obesitas. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sejumlah 17 orang (33,3 %) mengalami obesitas dari 51 subjek penelitian (Tabel 5.6.) dan 42 % subjek yang mengalami obesiatas adalah perempuan (Tabel 5.2.). Tingginya persentase ini mungkin terjadi karena tingginya jumlah subjek penelitian berusia 40-49 tahun sebanyak 56.9% (tabel 5.1.). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) dalam Desky (2011) di 12 kota besar di Indonesia yang menyatakan bahwa obesitas mencapai puncaknya pada kelompok umur 40-49 tahun dengan hasil penelitian kejadian obesitas terjadi pada 23,0% pada laki-laki dan 43,0% pada wanita.

Umur merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah pada kejadian obesitas. Kantachuvessiri et al. (2005) menyatakan bahwa pada umur 40-59 tahun seseorang cenderung obesitas dibandingkan dengan umur yang lebih muda. Hal ini diduga karena lambatnya metabolisme, kurangnya aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering. Selain itu, orang tua biasanya tidak begitu memperhatikan ukuran tubuhnya.


(43)

Pada penelitian lain disebutkan bahwa prevalensi obesitas umum dan obesitas sentral lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki (Al-Riyami&Afifi 2003;Martins&Marinho 2003; Gutierrez-Fisac et al. 2004; Yoon et al. 2006). Sonmez et al (2003) menyatakan bahwa obesitas sentral lebih umum dijumpai pada perempuan. Tingginya prevalensi obesitas pada perempuan menunjukkan bahwa kelebihan lemak pusat lebih banyak terdapat pada perempuan (Misra et al. 2001). Janghorbani et al. (2007) menyatakan bahwa tingginya prevalensi obesitas sentral pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki karena adanya perbedaan tingkat aktivitas fisik dan asupan energi pada laki-laki dan perempuan. Seiring dengan bertambahnya umur dan efek menopause, pada perempuan akan terjadi peningkatan kandungan lemak tubuh, terutama distribusi lemak tubuh pusat (Chang et al. 2000).

Insidens obesitas bervariasi pada ras atau suku bangsa tertentu dikarenakan variasi gen uncoupling protein yang berpengaruh terhadap perbedaan keluaran energi dan obesitas pada berbagai ras (Asiah, 2009). Dari penelitian ini, sebagian besar subjek (78,4 %) merupakan suku bangsa batak (Tabel 5.3). Sementara pada penelitian Desky (2011) di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang dengan total subjek 100 orang, suku terbanyak adalah suku bangsa Jawa (40,6 %). Hal ini dapat berbeda karena perbedaan lokasi penelitian dan belum ada penelitian lebih lanjut tentang hubungan perbedaan suku bangsa dengan obesitas di Indonesia.

Dari hasil analisis data penelitian (Tabel 5.12.), didapatkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah (p < 0,05). Penelitian yang dilakukan Aryana, Kuswardhanil, Suastika, dan Santoso (2011) pada 23 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas juga menyatakan terjadi peningkatan rerata kadar gula darah puasa pada pasien dengan obesitas sentral.

Namun pada penelitian Amsriza (2007) hasil analisis regresi untuk kadar glukosa darah terhadap IMT menyatakan tidak ada pengaruh yang


(44)

bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Tidak adanya hubungan pada penelitian tersebut dipengaruhi oleh adanya kebiasaan olahraga dan pola konsumsi makanan pada subjek penelitian, sementara pada penelitian ini tidak dilakukan analisis terhadap kebiasaan tersebut. Perbedaan usia subjek penelitian, cara pemeriksaan dan metode klasifikasi juga berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian ini. Pada penelitian ini dilakukan pengklasifikasian obesitas berdasarkan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT).

Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penelitian ini adalah metode pengklasifikasian obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh yang lebih menggambarkan deposisi lemak dibandingkan jika klasifikasi berdasarkan IMT. Namun, kurangnya penelitian tentang rumus persentase lemak tubuh untuk asia menyebabkan penelitian ini masih menggunakan rumus persentase lemak tubuh eropa.

Kekurangan dalam penelitian ini salah satunya terletak pada aplikasinya. Penyebab obesitas adalah multifaktorial, dan pada penelitian tidak dinilai berbagai penyebab dan faktor risiko timbulnya obesitas. Selain itu, penelitian ini hanya melibatkan satu instansi untuk mempersempit lapangan penelitian, hal ini dapat menyebabkan keterbatasan aplikasi karena ada kemungkinan penelitian pada lokasi lain akan memberikan hasil yang berbeda disebabkan adanya pengaruh faktor lain. Namun sejauh ini hasil penelitian ini masih menunjukkan hasil yang sesuai dengan penelitian-penelitian lainnya.


(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Subjek penelitian terbanyak berusia 40-49 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dan sebagian besar berasal dari suku bangsa batak.

2. Pada subjek penelitian guru-guru SMP Negeri 3, jumlah subjek non obesitas lebih tinggi dibanding obesitas.

3. Subjek penelitian yang mengalami obesitas terbanyak berusia 40-49 tahun dan berjenis kelamin perempuan.

4. Terjadi peningkatan kadar gula darah pada sebagian besar subjek penelitian dan usia terbanyak terjadinya peningkatan KGD adalah pada rentang 40-49 tahun.

5. Pada subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada sebagian besar subjek.

6. Terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah berdasarkan analisa data dengan uji Chi-Square.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan metode pemeriksaan kadar gula darah yang lebih akurat yaitu dengan pengambilan subjek penelitian darah kemudian dilakukan pemeriksaan secara enzimatik.


(46)

2. Jumlah subjek penelitian yang sedikit mempengaruhi hasil ketepatan penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah subjek penelitian diperbanyak.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar gula darah selain obesitas.

4. Perbedaan karakteristik subjek penelitian akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Oleh sebab itu, sebaiknya subjek penelitian yang diteliti memiliki karakteristik usia dan jenis kelamin yang sama untuk menghindari bias karena faktor lain yang mempengaruhi obesitas. 5. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan hormonal kepada subjek penelitian

sehingga dapat lebih akurat dalam mengeklusikan subjek dengan masalah hormon yang dapat mempengaruhi kadar gula darah.

6. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan rumus Body Fat Percentage/Persentase lemak tubuh berdasarkan IMT khusus untuk orang Asia sehingga lebih akurat untuk mengestimasi lemak tubuh seseorang.

7. Interpretasi hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa hendaknya dapat dijadikan acuan merujuk subjek penelitian untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait dengan risiko menderita diabetes melitus.

8. Konseling untuk memperbaiki pola hidup terutama diet dan olahraga hendaknya dilakukan setelah penelitian sehingga subjek penelitian dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya penyakit degeneratif.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia , 307.

Al-Riyami, A., dan Afifi, M., 2003. Prevalence and Correlates of Obesity and Central Obesity Among Omani Adults. Dalam : Saudi Med J Volume

24:641-646. Available from :

Accessed

5 November 2011]

Amsriza, F. R., 2007. Pengaruh Obesitas terhadap Tekanan Darah dan Kadar Glukosa Darah pada Lansia. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Available from :

Accesed

25 March 2011]

Andreas, 2010. Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Methodist-2 Kota Medan Tahun 2010 tentang Faktor Risiko Penyebab Obesitas, Universitas

Sumatera Utara. Available from :

Accesed 31 March

2011]

Aryana, I. G. P. S., Kuswardhani, R. A. T., K Suastika2, dan Santoso, A., 2011. Korelasi Antara Obesitas Sentral dengan Adiponektin pada Lansia dengan Penyakit Jantung Koroner. Dalam : Jurnal Penyakit Dalam Volume 12

Nomor 2 Mei 2011. Available fom :

[Accessed 5 November

2011]

Asiah, N., 2009. Peran Genetik pada Penurunan Berat Badan. Dalam : Majalah Kedokteran Indonesia Volume 59 Nomor 7 : 323. Available from :


(48)

[Accessed 5 November 2011]

Chang, C.J., Wu, C.H., Yao, W.J., Yang, Y.C., Wu, J.S., dan Lu, F.H., 2000. Relationships of Age, Menopause And Central Obesity On Cardiovascular Disease Risk Factors In Chinese Women. Dalam : International Journal of

Obesity Volume 24 : 1699-1704. Available from :

Accessed 5

November 2011]

Chastanti, I., 2009. Pola Multifaktor Sidik Jari pada Penderita Obesitas di Daerah Medan dan Sekitarnya. Universitas Sumatera Utara.Available from

: Accesed 31 March

2011]

Dalimunthe, A. S., 2008. Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok yang Berisiko Tinggi DM Tipe 2 di Kota Medan . Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Available from :

[Accesed 27 May 2011]

Desky. 2011. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara . Available fom :

Accessed 5

Desember 2011]

Deurenberg, P., Deurenberg-Yap,M., Schmidt,G., dan Staveren, W. A. V., 2000. The Paradox of Low Body Mass Index and High Body Fat Percentage among Chinese, Malays and Indians in Singapore. Dalam : International Journal of Obesity Volume 24 Number 8 : 1011-1017. Available from :

Accessed 4


(49)

Dorland, W.A N., 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC. Fauci,A. S., et al., 2009. Obesity. In : Harisson’s Manual Of Medicine 17th

Edition . USA : The McGraw-Hill Companies, 939

Gallagher, D., Heymsfield, S., Heo, M., Jebb, S., Murgatroyd, P., dan Sakamoto, Y., 2000. Healthy Percentage Body Fat Ranges: An Approach For Developing Guidelines Based On Body Mass Index, Am J Clin Nutr72 (3):

694–701 Available from:

[Accessed 4 May 2011]

Ganong, W., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC , 280-281.

Gutierrez-Fisac, J. L., Lopez, E., Banegas, J.R., Graciani, A., dan Rodriguez-Artalejo. F., 2004. Prevalence of Overweight and Obesity in Elderly People In Spain. Dalam : Obesity Volume 12:710-715. Available from :

Accessed

5 November 2011]

Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC, 1022.

Imam, S., 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Janghorbani, M., et al., 2007. First Nationwide Survey of Prevalence of Overweight, Underweight, and Abdominal Obesity in Iranian Adults. Dalam : Obesity Volume 15 : 2797- 2808. Available fom :

[Accessed 5 November 2011]

Kantachuvessiri, A., Sirivichayakul, C., KaewKungwal, J., Tungtrongchitr, R., dan Lotrakul, M., 2005. Factors associated with obesity among workers in a metropolitan waterworks authority. Dalam : Southeast Asian Journal of


(50)

Tropical Medicine Public Health Volume 36 : 1057-1065. Available from :

Accessed 5 November

2011]

Klapp, E. A., 2011. Few Factors That Affect Your Blood Glucose Normal

Levels. The Diabetes Club. Available from:

Accessed 4

May 2011]

Martins, .I. S., dan Marinho, S. P., 2003. The Potential of Central Obesity Antropometric Indicators As Diagnostic Tools. Dalam : Rev Saúde Pública.

Volume 37 Nomor 6. Available from :

Accessed 5 November

2011]

Misra, A., Pandey, R.M., Devi , J.R., Sharma, R., Vikram , N.K., dan Khanna, N., 2001. High Prevalence Of Diabetes, Obesity and Dyslipidemia in Urban Slum Population in Northern India. Dalam : International J ournal of

Obesity Volume 25 : 1722-1729. Available fom :

Accessed 5

November 2011]

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., dan Rodwell, V. W., 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta : EGC, 195-205.

Olatunbosun, S. T., 2011. Insulin Resistance Overview. Available from :

Accesed

2 May 2011]

Pi-Sunyer., 2000. Overnutrition and Undernutrition as Modifiers of Metabolic Processes In Disease States. Dalam : American Journal Clinical Nutr ion

Volume 72 Nomor 2 : 533-7. Available fom :


(51)

Sherwood, L,. 2001. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC, 595-677.

Soegondo, S., dan Gustavani, R., 2007. Sindrom Metabolik. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI, 1849.

Sonmez K, et al., 2003. Which Method Should be Used to Determinate the Obesity in Patients with Coronary Artery Disease? (Body Mass Index, Waist Circumference or Waist-Hip Ratio). Dalam : International Journal Obese Relaedt Metabolic Disorder Volume 27: 341-346. Available fom :

Accessed 5

November 2011]

Sugondo, S., 2007. Obesitas. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI, 1919-1923.

Wahyuni, A.S., 2009. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication.

WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Dalam : Report of a WHO Consultation. Geneva Switzerland.. Available fom :

Accessed 5 November

2011]

Yoon , Y.S. , Oh, S.W, dan Park, H.S., 2006. Socioeconomic Status in Relation to Obesityand Abdominal Obesity in Korean Adults : A Focus On Sex Differences. Dalam : Obesity Volume 14 : 909-919.

Zhong, J. Z., Zhe, D., dan Cheng, X. Y., 2011. A New Tumor Necrosis Factor (TNF)-Α Regulator, Lipopolysaccharides- Induced TNF-α Factor, is Associated with Obesity and Insulin Resistance. Dalam : Chinese Medical Journal Volume 124 No. 2, China : 177-182. Available from :


(52)

Lampiran 1

DATA RIWAYAT HIDUP

Nama : Noviari Liara Justitia

Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 13 November 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. dr. Sumarsono No. 5 Kompleks USU , Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1996 lulus Taman Kanak-Kanak Raudathul Atfal Argamakmur Bengkulu Utara

2. Tahun 2002 lulus Sekolah Dasar Negeri 23 Argamakmur Bengkulu Utara

3. Tahun 2005 lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Argamakmur Bengkulu Utara

4. Tahun 2008 lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bengkulu

Riwayat Pelatihan : 1. Smart Soul Training PHBI FK USU 2009

2. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LAKI-LAKIMM) Lokal ISMKI - PEMA FK USU 2010

3. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LAKI-LAKIMM) Wilayah I ISMKI 2010

4. Basic Training (Latihan Kader 1) HMI Cabang Medan 2010

5. Intermediate Training (Latihan Kader II) HMI Cabang Medan 2010


(53)

Riwayat Organisasi : 1. Pengurus Divisi Kreativitas Kemahasiswaan Panitia Hari Besar Islam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Periode 2009-2010

2. Pengurus Divisi Eksternal BEM PEMA FK USU Periode 2009-2010

3. Wakil Sekertaris Umum Bidang Penelitian Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA) Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Periode 2009-2010

4. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Periode 2010-2011


(54)

Lampiran 2

PENELITIAN HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN

INFORMED CONSENT Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Selamat siang kepada Bapak/Ibu sekalian. Peneliti : Noviari Liara Justitia NIM : 080100071

Fak/Jurusan : Kedokteran / Pendidikan Dokter

Saya selaku mahasiswa dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan. Melalui penelitian ini, Bapak/Ibu dapat mengetahui apakah Bapak/Ibu mengalami obesitas dan berapa kadar gula darah Bapak/Ibu.

Sebelum dilakukan pengukuran kadar gula darah, terlebih dahulu akan diukur berat badan dan tinggi badan Bapak/Ibu. Sebelum pemeriksaan Bapak/Ibu melakukan puasa minimal 8 jam yaitu mulai dari jam 10 malam sampai diambil darah untuk pemeriksaan kadar gula darah. Adapun cara mengukur kadar gula darah adalah dengan mengambil sedikit darah pada ujung jari yang diletakkan di atas test card dan konsentrasi kadar gula darah akan dibaca dengan menggunakan glukometer digital. Cara ini dijamin aman dan tidak akan menyakitkan Bapak/Ibu. Biaya pemeriksaan ini tidak dibebankan kepada Bapak/Ibu.


(55)

Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi sampel penelitian dan disertakan dalam data penelitian. Adapun data individu

dalam penelitian ini tidak akan dipublikasikan.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur / Jenis Kelamin : Pekerjaan :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK* untuk menjadi sampel penelitian

“Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan” dandisertakan ke dalam data penelitian

Medan, 2011

Penulis Yang membuat pernyataan

(Noviari Liara Justitia) (………)


(56)

(57)

Lampiran 5

DATA INDUK SUBJEK PENELITIAN

No. Jenis

Kelamin

Umur (tahun)

Pekerjaan Suku BB

(Kg) TB (cm) PLT (%) KGD Puasa (mg/dL)

1. Laki-laki 48 Guru Batak 85 162.8 33.22 134

2. Laki-laki 47 Guru Batak 75 165.5 27.65 90

3. Perempuan 41 Guru Batak 89 158.6 46.92 121

4. Perempuan 40 Guru Jawa 60 149 36.22 99

5. Laki-laki 54 Guru Batak 75 170.2 27.3 115

6. Laki-laki 57 Guru Batak 86 163.7 35.81 112

7. Perempuan 52 Guru Batak 73 154.2 31.52 105

8. Perempuan 49 Guru Batak 58 151.8 35.99 106

9. Perempuan 48 Guru Nias 64 139 45.384 114

10. Perempuan 49 Guru Batak 63 149.8 39.87 220

11. Perempuan 54 Guru Batak 84 153 48.5 109

12. Perempuan 45 Guru Batak 68 153 39.81 70

13. Perempuan 50 Guru Batak 70 154 41.5 123

14. Perempuan 49 Guru Batak 60 149.5 38.078 114

15. Perempuan 52 Guru Batak 85 149.5 52.19 124

16. Perempuan 39 Guru Minang 50 147 31.32 96

17. Perempuan 27 Guru Jawa 50 154.2 26.03 86

18. Perempuan 55 Guru Batak 60 155 37.214 90

19. Perempuan 41 Guru Batak 60 144 38.758 95

20. Perempuan 39 Guru Batak 65 150.4 38.23 124

21. Perempuan 52 Guru Batak 56 151 35.96 101

22. Perempuan 41 Guru Batak 50 149 31.05 70

23. Perempuan 40 Guru Jawa 67 153.5 37.916 105

24. Laki-laki 42 Guru Batak 69 160.4 25.63 124

25. Laki-laki 34 Guru Melayu 72 156 27.11 115

26. Laki-laki 30 Guru Aceh 60 163.5 24.7 157

27. Laki-laki 28 Guru Aceh 65 155 22.706 90

28. Perempuan 48 Guru Batak 70 148.5 43.72 106

29. Perempuan 47 Guru Batak 67 148.2 42.01 115

30. Perempuan 41 Guru Batak 56 155 32.03 119

31. Perempuan 44 Guru Batak 58 156.5 33.13 116

32. Perempuan 46 Guru Batak 54 150 33.98 113

33. Perempuan 40 Guru Batak 73 155 40.16 101

34. Perempuan 53 Guru Minang 48 147 33.442 100

35. Perempuan 51 Guru Batak 59 154 35.024 90

36. Perempuan 40 Guru Batak 82 161.4 41.57 107

37. Perempuan 47 Guru Batak 56 157.8 32.72 95

38. Perempuan 41 Guru Batak 50 149.9 30.67 105

39. Perempuan 50 Guru Batak 52 151.5 33.46 80

40. Perempuan 41 Guru Batak 63 154.5 35.49 64

41. Perempuan 48 Guru Batak 75 158 41.688 152

42. Perempuan 51 Guru Batak 61 147.5 39.37 84

43. Perempuan 55 Guru Batak 45 147 31.634 99

44. Perempuan 52 Guru Batak 105 154 59.684 102

45. Laki-laki 47 Guru Batak 95 161 38.59 116

46. Perempuan 50 Guru Batak 55 151 35.04 86

47. Perempuan 49 Guru Batak 74 151.4 44.87 110

48. Perempuan 44 Guru Batak 69 150.2 41.416 99

49. Perempuan 51 Guru Batak 54 152 34.37 92

50. Perempuan 47 Guru Jawa 68 156.1 38.93 94


(58)

*Sampel Yang Terekslusi

52. * Perempuan 44 Pegawai Batak 55 148 34.852 99

53. * Laki-laki 43 Pegawai Batak 80 168.2 27.614 105

54. * Laki-laki 43 Pegawai Jawa 58 168 18.338 282

55. * Laki-laki 51 Guru Batak 56 168.8 19.35 115

56. * Laki-laki 45 Guru Batak 73 162.3 27.51 133

57. * Laki-laki 43 Guru Batak 70 163 25.38 133

58. * Perempuan 50 Pegawai Batak 52 149 34.2 133

59. * Laki-laki 38 Guru Batak 82 172.2 25.78 263

60. * Perempuan 41 Guru Nias 59 150 35.494 273

61. * Perempuan 51 Guru Minang 55 151.9 35.27 200

62. * Laki-laki 55 Guru Batak 76 175 26.222 90

63. * Perempuan 49 Guru Batak 62 153 37.57 186

64. * Laki-laki 49 Guru Batak 64 162 24.2 86


(59)

Lampiran 6

Output SPSS A.Deskripsi Karakteristik Responden

Usia Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-29 tahun 2 3.9 3.9 3.9

30-39 tahun 4 7.8 7.8 11.8

40-49 tahun 29 56.9 56.9 68.6

50-59 tahun 16 31.4 31.4 100.0

Total 51 100.0 100.0

Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 9 17.6 17.6 17.6

Perempuan 42 82.4 82.4 100.0

Total 51 100.0 100.0

Suku Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Aceh 2 3.9 3.9 3.9

Batak 40 78.4 78.4 82.4

Jawa 4 7.8 7.8 90.2

Mandailing 1 2.0 2.0 92.2

Melayu 1 2.0 2.0 94.1

Minang 2 3.9 3.9 98.0

Nias 1 2.0 2.0 100.0

Total 51 100.0 100.0

B.Deskripsi Berat Badan, Tinggi Badan, Kadar Gula Darah dan Obesitas

Deskripsi Berat Badan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Berat Badan 51 45 105 66.33 12.860


(60)

Deskripsi Tinggi Badan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tinggi Badan 51 139.0 170.2 153.749 5.8439

Valid N (listwise) 51

Deskripsi Kadar Gula Darah

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Kadar Gula Darah Puasa 51 64 220 106.92 24.130

Valid N (listwise) 51

Klasifikasi berdasarkan PLT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid healthy 12 23.5 23.5 23.5

overfat 22 43.1 43.1 66.7

obese 17 33.3 33.3 100.0

Total 51 100.0 100.0

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid obesitas 17 33.3 33.3 33.3

non obesitas 34 66.7 66.7 100.0

Total 51 100.0 100.0

Klasifikasi Berdasarkan KGD Puasa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normal 20 39.2 39.2 39.2

Meningkat 31 60.8 60.8 100.0


(61)

C.Data –Data Cross Tab Obesitas dan Kadar Gula Darah

Usia Subjek Penelitian * Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT Crosstabulation

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT

Total

obesitas non obesitas

Umur Subjek Penelitian

20-29 tahun Count 0 2 2

% of Total .0% 3.9% 3.9%

30-39 tahun Count 1 3 4

% of Total 2.0% 5.9% 7.8%

40-49 tahun Count 11 18 29

% of Total 21.6% 35.3% 56.9%

50-59 tahun Count 5 11 16

% of Total 9.8% 21.6% 31.4%

Total Count 17 34 51

% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Jenis Kelamin Subjek Penelitian * Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT Crosstabulation

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT

Total

obesitas non obesitas

Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Laki-Laki Count 3 6 9

% of Total 5.9% 11.8% 17.6%

Perempuan Count 14 28 42

% of Total 27.5% 54.9% 82.4%

Total Count 17 34 51


(62)

Usia Subjek Penelitian * Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa Crosstabulation

Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa

Total

Meningkat Normal

Umur Subjek Penelitian

20-29 tahun

Count 0 2 2

% within Umur Subjek Penelitian

.0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 3.9% 3.9%

30-39 tahun

Count 3 1 4

% within Umur Subjek Penelitian

75.0% 25.0% 100.0%

% of Total 5.9% 2.0% 7.8%

40-49 tahun

Count 20 9 29

% within Umur Subjek Penelitian

69.0% 31.0% 100.0%

% of Total 39.2% 17.6% 56.9%

50-59 tahun

Count 8 8 16

% within Umur Subjek Penelitian

50.0% 50.0% 100.0%

% of Total 15.7% 15.7% 31.4%

Total Count 31 20 51

% within Umur Subjek Penelitian

60.8% 39.2% 100.0%

% of Total 60.8% 39.2% 100.0%

D.Cross Tab dan Chi Square Test

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT * Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa Crosstabulation

Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa

Total

Meningkat Normal

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT

obesitas Count 15 2 17

Expected Count 10.3 6.7 17.0

non obesitas Count 16 18 34

Expected Count 20.7 13.3 34.0

Total Count 31 20 51


(63)

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

Exact Significance

(2-sided)

Exact Significance

(1-sided)

Pearson Chi-Square 8.061a 1 .005

Continuity Correctionb 6.426 1 .011

Likelihood Ratio 8.978 1 .003

Fisher's Exact Test .006 .004

Linear-by-Linear Association

7.903 1 .005

N of Valid Cases 51

a. 0 cells (,0%) expf < 5. Min exp = 6,67... b. Computed only for a 2x2 table


(1)

*Sampel Yang Terekslusi

52. * Perempuan 44 Pegawai Batak 55 148 34.852 99

53. * Laki-laki 43 Pegawai Batak 80 168.2 27.614 105

54. * Laki-laki 43 Pegawai Jawa 58 168 18.338 282

55. * Laki-laki 51 Guru Batak 56 168.8 19.35 115

56. * Laki-laki 45 Guru Batak 73 162.3 27.51 133

57. * Laki-laki 43 Guru Batak 70 163 25.38 133

58. * Perempuan 50 Pegawai Batak 52 149 34.2 133

59. * Laki-laki 38 Guru Batak 82 172.2 25.78 263

60. * Perempuan 41 Guru Nias 59 150 35.494 273

61. * Perempuan 51 Guru Minang 55 151.9 35.27 200

62. * Laki-laki 55 Guru Batak 76 175 26.222 90

63. * Perempuan 49 Guru Batak 62 153 37.57 186

64. * Laki-laki 49 Guru Batak 64 162 24.2 86


(2)

Lampiran 6

Output

SPSS

A.

Deskripsi Karakteristik Responden

Usia Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-29 tahun 2 3.9 3.9 3.9

30-39 tahun 4 7.8 7.8 11.8

40-49 tahun 29 56.9 56.9 68.6

50-59 tahun 16 31.4 31.4 100.0

Total 51 100.0 100.0

Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 9 17.6 17.6 17.6

Perempuan 42 82.4 82.4 100.0

Total 51 100.0 100.0

Suku Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Aceh 2 3.9 3.9 3.9

Batak 40 78.4 78.4 82.4

Jawa 4 7.8 7.8 90.2

Mandailing 1 2.0 2.0 92.2

Melayu 1 2.0 2.0 94.1

Minang 2 3.9 3.9 98.0

Nias 1 2.0 2.0 100.0

Total 51 100.0 100.0

B. Deskripsi Berat Badan, Tinggi Badan, Kadar Gula Darah dan Obesitas

Deskripsi Berat Badan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


(3)

Deskripsi Tinggi Badan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tinggi Badan 51 139.0 170.2 153.749 5.8439 Valid N (listwise) 51

Deskripsi Kadar Gula Darah

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Kadar Gula Darah Puasa 51 64 220 106.92 24.130 Valid N (listwise) 51

Klasifikasi berdasarkan PLT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid healthy 12 23.5 23.5 23.5

overfat 22 43.1 43.1 66.7

obese 17 33.3 33.3 100.0

Total 51 100.0 100.0

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid obesitas 17 33.3 33.3 33.3

non obesitas 34 66.7 66.7 100.0

Total 51 100.0 100.0

Klasifikasi Berdasarkan KGD Puasa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normal 20 39.2 39.2 39.2

Meningkat 31 60.8 60.8 100.0


(4)

C.

Data –Data Cross Tab Obesitas dan Kadar Gula Darah

Usia Subjek Penelitian * Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT Crosstabulation Klasifikasi Obesitas

Berdasarkan PLT

Total obesitas non obesitas

Umur Subjek Penelitian

20-29 tahun Count 0 2 2

% of Total .0% 3.9% 3.9%

30-39 tahun Count 1 3 4

% of Total 2.0% 5.9% 7.8%

40-49 tahun Count 11 18 29

% of Total 21.6% 35.3% 56.9%

50-59 tahun Count 5 11 16

% of Total 9.8% 21.6% 31.4%

Total Count 17 34 51

% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Jenis Kelamin Subjek Penelitian * Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT Crosstabulation Klasifikasi Obesitas

Berdasarkan PLT

Total obesitas non obesitas

Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Laki-Laki Count 3 6 9

% of Total 5.9% 11.8% 17.6%

Perempuan Count 14 28 42

% of Total 27.5% 54.9% 82.4%

Total Count 17 34 51


(5)

Usia Subjek Penelitian * Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa Crosstabulation Klasifikasi Peningkatan KGD

Puasa

Total Meningkat Normal

Umur Subjek Penelitian

20-29 tahun

Count 0 2 2

% within Umur Subjek Penelitian

.0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 3.9% 3.9%

30-39 tahun

Count 3 1 4

% within Umur Subjek Penelitian

75.0% 25.0% 100.0%

% of Total 5.9% 2.0% 7.8%

40-49 tahun

Count 20 9 29

% within Umur Subjek Penelitian

69.0% 31.0% 100.0%

% of Total 39.2% 17.6% 56.9%

50-59 tahun

Count 8 8 16

% within Umur Subjek Penelitian

50.0% 50.0% 100.0%

% of Total 15.7% 15.7% 31.4%

Total Count 31 20 51

% within Umur Subjek Penelitian

60.8% 39.2% 100.0%

% of Total 60.8% 39.2% 100.0%

D.

Cross Tab dan Chi Square Test

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT * Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa Crosstabulation

Klasifikasi Peningkatan KGD Puasa

Total Meningkat Normal

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan PLT

obesitas Count 15 2 17

Expected Count 10.3 6.7 17.0

non obesitas Count 16 18 34

Expected Count 20.7 13.3 34.0

Total Count 31 20 51


(6)

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

Exact Significance

(2-sided)

Exact Significance

(1-sided) Pearson Chi-Square 8.061a 1 .005

Continuity Correctionb 6.426 1 .011 Likelihood Ratio 8.978 1 .003

Fisher's Exact Test .006 .004

Linear-by-Linear Association

7.903 1 .005

N of Valid Cases 51

a. 0 cells (,0%) expf < 5. Min exp = 6,67... b. Computed only for a 2x2 table