Bab III Modifikasi mesin wire drawing

(1)

Tugas Akhir 23 Assembling

Pengujian prestasi Mesin Wire Drawing

Selesai Kesimpulan Pemilihan Load Cell

Kriteria Disain Mulai

Proses Modifikasi

BAB III

MODIFIKASI MESIN

WIRE DRAWING

3.1 Diagram Alir Proses Modifikasi

Berikut ini diagram alir untuk proses modifikasi mesin wire drawing.

Gambar 3.1 Diagram alir proses modifikasi mesin wire drawing.

YA

TIDAK Hasil Pengujian

Evaluasi Data Mesin Sebelumnya


(2)

Tugas Akhir 24 3.2 Kriteria Disain

Sebelum melakukan proses modifikasi mesin wire drawing, perlu adanya kriteria disain terlebih dahulu. Kriteria disain dalam modifikasi mesin wire drawing pada laboratorium teknik produksi ialah: a) Gaya maksimum penarikan material tembaga dengan nilai

koefisien pengerasan regangan K = 320 MPa, n = 0,54.

b) Arah gaya penarikan mesin wire drawing.

c) Kapasitas beban maksimum load cell.

d) Proses assembling.

Setelah keempat kriteria diatas telah didapat, maka langkah proses modifikasi mesin wire drawing dapat dilakukan.

3.3 Evaluasi Mesin Wire Drawing Sebelum Dimodifikasi 3.3.1 Instalasi mesin wire drawing

Sebelum melakukan modifikasi, terlebih dahulu harus mengetahui sketsa gambar instalasi mesin wire drawing serta bagian-bagian pada mesin wire drawing tersebut. Dibawah ini adalah gambar sektsa instalasi mesin wire drawing sebelum dimodifikasi.

Gambar 3.2 Instalasi mesin wire drawing.

9

6 8

5

4 7

2

1 3


(3)

Tugas Akhir 25 Pada (gambar 3.2), diatas terdapat beberapa bagian-bagian utama dari mesin wire drawing yaitu diantaranya:

1. Motor listrik

2. Reduser

3. Tabung penggulung

4. Dies Holder

5. Sling baja 6. Rangka

7. Jaw (penjepit kawat tembaga) 8. Pegas

9. Mistar

3.3.2 Spesifikasi mesin wire drawing

Setelah mengetahui instalasi mesin wire drawing, maka spesifikasi mesin wire drawing dapat diketahui. Dibawah ini adalah spesifikasi mesin wire drawing sebelum dimodifikasi:

a) Daya Motor : 1,5 Hp b) Putaran motor : 910 rpm c) Diameter sling baja : 4 mm d) Beban patah minimum : 9290 N 3.3.3 Hasil pengujian

Setelah mengetahui spesifikasi mesin wire drawing, selanjutnya adalah mengetahui prosedur pengujian dan data hasil pengujian mesin wire drawing sebelum dimodifikasi.

a) Prosedur pengujian

 Pengujian dilakukan dengan menggunakan 1 spesimen tembaga.

 Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan menggunakan 5 buah dies dengan nilai diameter lubang

dies yang berbeda dari tiap-tiap dies secara berurutan. Jenis material yang digunakan pada dies ialah material baja K100 yang memiliki komposisi unsur 2% C, 0,2% Si, 0,3%


(4)

Tugas Akhir 26

Mn, dan 11,5% Cr. Baja tersebut termasuk dalam kriteria baja karbon rendah.

Gambar 3.3 Dies.

 Pengujian dilakukan dengan 2 kali perhitungan, yaitu dengan perhitungan secara teori dan perhitungan berdasarkan percobaan.

b) Data hasil pengujian  Data yang diketahui

1. Panjang awal spesimen L0 : 200 mm

2. Diameter awal spesimen D0 : 5 mm

3. Konstanta pegas k : 137,5 N/mm 4. Semi cone angle α : 7˚ (radian)

5. Koefisien gesek µ : 0,05

6. Koefisien pengerasan regangan K : 320 MPa, :0,54 7. Kecepatan penarikan v : 0,01 m/s

 Data hasil perhitungan

Tabel 3.1 Data hasil pengujian mesin wire drawing sebelum dimodifikasi.

Do D1 L0 L1 A0 A1 r ε σ Ft Fk Pt Pk

1 4,5 5 4,5 200 245 19,63 15,9 0,19 0,21 142,88 2272,4 6187,5 45 22,72 61,88 2 4,2 4,5 4,2 245 289 15,9 13,85 0,13 0,14 110,02 1524,3 6050 44 15,24 60,5 3 4 4,2 4 289 321 13,85 12,57 0,09 0,10 85,38 1072,9 4400 32 10,73 44 4 3,5 4 3,5 321 364 12,57 9,62 0,23 0,27 163,23 1570,4 5912,5 43 15,70 59,13 5 3 3,5 3 364 404 9,62 7,07 0,27 0,31 176,59 1248,3 5500 40 12,48 55,0

Gaya Penarikan

(N) Daya penarikan (W) Δx Diameter (mm) Panjang (mm) Luas penampang (mm²) Dies (mm) No Reduksi Penampang Tegangan penarikan (MPa) Regangan (%)


(5)

Tugas Akhir 27 1) Data hasil perhitungan berdasarkan teori:

a) Dies 4,5 mm

Gambar 3.4 Dies 4,5 mm.

 Regangan, (ε)

 Luas Penampang awal, A0

 Luas Penampang akhir, A1

 Reduksi Penampang,

 Maka,


(6)

Tugas Akhir 28  Tegangan alir rata-rata, ̅

̅

 Tegangan penarikan, (

̅ ( ) [ ( ) ]

( ) [ ( ) ]

 Gaya penarikan,

 Daya penarikan,

b) Dies 4,2 mm


(7)

Tugas Akhir 29

Regangan, (ε)

 Luas Penampang awal, A0

 Luas Penampang akhir, A1

 Reduksi Penampang,

 Maka,

 Tegangan alir rata-rata, ( ̅

̅

 Tegangan penarikan, (

̅ ( ) [ ( ) ]

( ) [ ( ) ]


(8)

Tugas Akhir 30  Gaya penarikan,

 Daya penarikan,

c) Dies 4 mm

Gambar 3.6 Dies 4 mm.

Regangan, (ε)

 Luas Penampang awal, A0

 Luas Penampang akhir, A1

 Reduksi Penampang,


(9)

Tugas Akhir 31  Maka,

 Tegangan alir rata-rata, ( ̅

̅

 Tegangan penarikan, (

̅ ( ) [ ( ) ]

( ) [ ( ) ]

 Gaya penarikan,

 Daya penarikan, (


(10)

Tugas Akhir 32 d) Dies 3,5 mm

Gambar 3.7 Dies 3,5 mm.

 Regangan, (ε)

 Luas Penampang awal, A0

 Luas Penampang akhir, A1

 Reduksi Penampang,

 Maka,

 Tegangan rata-rata, ( ̅

̅


(11)

Tugas Akhir 33  Tegangan penarikan, (

̅ ( ) [ ( ) ]

( ) [ ( ) ]

 Gaya penarikan, (

 Daya penarikan, (

e) Dies 3 mm

Gambar 3.8 Dies 3 mm.

Regangan, (ε)

 Luas Penampang awal, A0


(12)

Tugas Akhir 34  Luas Penampang akhir, A1

 Reduksi Penampang,

 Maka,

 Tegangan rata-rata, ( ̅

̅

 Tegangan penarikan, (

̅ ( ) [ ( ) ]

( ) [ ( ) ]

 Gaya penarikan, (


(13)

Tugas Akhir 35  Daya penarikan, (

2) Data hasil perhitungan berdasarkan percobaan: a) Dies 4,5 mm

 Gaya penarikan, (

 Daya penarikan, (

b) Dies 4,2 mm

 Gaya penarikan, (

 Daya penarikan, (

c) Dies 4 mm

 Gaya penarikan, (


(14)

Tugas Akhir 36  Daya penarikan, (

d) Dies 3,5 mm

 Gaya penarikan, (

 Daya penarikan, (

e) Dies 3 mm

 Gaya penarikan, (

 Daya penarikan, (

Dari data pengujian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa besarnya gaya tarik hasil perhitungan secara teori dan hasil perhitungan bedasarkan percobaan sangat berbeda jauh, dikarenakan umur mesin sudah tua yang mengakibatkan melemahnya nilai konstanta pegas yang terdapat pada tabung skala ukur. Sehingga perlu adanya modifikasi pada alat ukur mesin wire drawing.


(15)

Tugas Akhir 37 3.4 Pemilihan Load Cell

Load cell adalah sebuah tranduser yang digunakan untuk mengubah gaya menjadi sinyal-sinyal listrik. Didalam sebuah load cell

terdapat strain gage yang akan mengalami deformasi bila load cell

diberi beban. Besarnya deformasi tersebut sebanding dengan besarnya beban yang diterima oleh load cell. Setelah mengetahui data hasil perhitungan percobaan, maka load cell dapat dipilih sesuai dengan dengan gaya tarik maksimum mesin wire drawing pada saat melakukan pengujian dengan menggunakan spesimen tembaga (K=320 MPa n=0,54), dengan reduksi maksimum 19%. Sehingga didapat nilai gaya tarik terbesar adalah: 6.187,5 N, maka load cell

yang digunakan iayalah Load cell type-S PST dengan kapasitas beban maksimum 10.000 N.

Gambar 3.9 Load celltype-S PST. 3.5 Proses Modifikasi

3.5.1 Alat ukur mesin wire drawing sebelum dimodifikasi.

Sebelum memodifikasi, sebaiknya melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap alat ukur mesin wire drawing sebelum dimodifikasi. Dari hasil pengamatan dan data tugas akhir sebelumnya, alat ukur mesin wire drawing masih menggunakan pegas dan mistar sebagai skala ukur atau instrument, sehingga perlu adanya modifikasi, dapat dilihat pada (gambar 3.10) bagaimana instalasi alat ukur mesin wire drawing sebelum dimodifikasi.


(16)

Tugas Akhir 38 Gambar 3.10 Alat ukur mesin wire drawing sebelum dimodifikasi. 3.5.2 Alat ukur mesin wire drawing setelah dimodifikasi

Setelah mengetahui kontruksi alat ukur mesin wire drawing dan alat yang digunakan, dengan melihat kelemahan pada alat ukur mesin wire drawing sebelum dimodifikasi, terutama pada komponen pegas yang sering mengalami deformasi elastis, sehingga dapat mengakibatkan melemahnya nilai konstanta pegas tersebut dan tidak dapat dikalibrasi ulang kecuali dengan cara menggantinya. Maka penulis mencoba mengubah alat ukur pada mesin wire drawing dengan menambahkan load cell, display weighing indicator dan rangka rumah load cell sebagai alat ukur mesin wire drawing.


(17)

Tugas Akhir 39 Pada (gambar 3.11) dapat dilihat alat ukur wire drawing

yang telah dimodifikasi.

3.5.3 Proses pembuatan dan pemilihan

Pada proses modifikasi ada beberapa bagian yang harus dibuat dengan proses permesinan dan pengelasan, yaitu: Rangka load cell dan dudukan load cell.

a) Rangka alat ukur

Rangka alat ukur berfungsi sebagai rumah load cell dan dudukannya, material yang digunakan untuk pembuatan rangka alat ukur adalah baja ST-37.

Gambar 3.12 Rangka alat ukur.

Untuk pembuatan rangka alat ukur seperti pada gambar yang telah dirancang (lampiran), melibatkan proses permesinan dan pengelasan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.2 Proses pembuatan rangka alat ukur.

Nama proses Pembuatan Keterangan

Proses Cutting Memotong benda kerja sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan.

Proses Drilling Membuat lubang pada bagian yang telah ditentukan yang berfungsi sebagai lubang baut, sling baja, dan spesimen uji.

 9 lubang M8


(18)

Tugas Akhir 40 Pengelasan Menyambungkan

material batang dan pelat.

 Jenis Las SMAW

 Electroda E6013 Arus pengelasan 100 Ampere. Proses Grinding Menghilangkan terak

sisa pengelasan.

b) Dudukan load cell

Dudukan load cell berfungsi sebagai penghubung load cell

dengan sling baja yang terhubung dengan dies holder, material yang digunakan untuk pembuatan dudukan load cell

adalah baja ST 37.

Gambar 3.13 Dudukan load cell.

Untuk pembuatan dudukan load cell seperti pada gambar yang telah dirancang (lampiran), melibatkan proses permesinan dan pengelasan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Proses pembuatan dudukan load cell.

Nama proses Pembuatan Keterangan

Proses Cutting Memotong benda kerja sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan. Proses Drilling Membuat lubang pada

bagian yang telah ditentukan yang berfungsi sebagai lubang baut.

 2 lubang M10

 4 lubang M8

 2 lubang M12


(19)

Tugas Akhir 41 material batang atau

pelat.

 Electroda E6013 Arus pengelasan 100 Ampere. Proses Grinding Menghilangkan terak

sisa pengelasan.

Sedangkan komponen rod end ball joint, load cell dan display weighing indicator dapat dibeli dengan spesifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan.

c) Rod end ball joint

Rod end ball joint berfungsi sebagai sumbu untuk mengubah arah dari sudut gaya penarikan, sehingga posisi load cell

dapat menyesuaikan arah gaya penarikan. Rod end ball joint

yang digunakan adalah jenis SA12E, yang ditunjukan pada (gambar 3.14) dibawah ini.

Gambar 3.14 Rod end ball joint SA12E. Dibawah ini adalah spesifikasi dari rod end ball joint type

SA12E:

1. Diameter lubang : 12 mm 2. Diameter ulir : M12 3. Lebar : 18 mm 4. Diameter luar : 30 mm 5. Panjang Ulir : 25 mm 6. Jarak pitch : 1,5 mm 7. Beban dinamik : 10.000 N 8. Beban Statik : 23.000 N


(20)

Tugas Akhir 42 d) Load cell

Load cell yang digunakan ialah type-S PST dengan kapasitas beban maksimum 10.000 N yang yang mempunyai dimensi Panjang 70 mm, lebar 70 mm dan tebal 25 mm. Sehingga proses perakitan antara load cell dengan rangka alat ukur dan dudukan penarikan dapat dilakukan dengan baik.

Gambar 3.15 Load celltype-S PST yang telah dipasang

pada rangka alat ukur. e) Display weighing indicator

Display weighing indicator adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pengolah sinyal listrik yang dihasilkan oleh load cell

dan dirubah menjadi angka atau sebuah nilai yang dapat ditampilkan pada display sehingga dapat dibaca besaraannya.


(21)

Tugas Akhir 43

Display weighing indicator yang digunakan adalah Display weighing indicator type YH-T3 dengan spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.4 Spesifikasi display weighing indicator YH-T3.

A/D Conversion Method Tri-Integral

A/D Conversion Speed ≥40 times/sec.

Max A/D Conversion 720,000

Input Signal Range 0mV~10mV

Input Sensitivity ≥1 μV/e

Loadcell Excitation DC 5V; I≤150mA

Max No of Loadcell

Connections 4 at 350Ω

Verified Counts 3000

Max External Counts 30,000

Max Internal Counts 150,000

Division Selection 1 / 2 / 5 / 10 / 20 / 50

Display 6 bits LED, 6 status indicators

Display Range -99990 ~ 99990 (e=10)

Communication Interface

Optional RS232C serial output with selectable baud rate by continuous sending method

Transmission Distance RS232C ≤ 30m

Power Supply AC 187~242V @ 49~51 Hz. Builtin

rechargable lead acid battery 6V/4Ah

3.6 Assembling

Setelah proses pembuatan dan pemilihan selesai, maka dilakukan proses perakitan (assembling). Urutan proses perakitan dapat dilihat pada (tabel 3.5) dibawah ini:


(22)

Tugas Akhir 44 Tabel 3.5 Urutan proses perakitan (assembling).

No Proses Gambar Keterangan

1

Perakitan rangka alat ukur dengan rangka

utama mesin wire drawing

Menggunakan 4 buah baut dan mur M8

ISO-4015

2

Perakitan dudukan rod

end ball joint dengan

rangka alat ukur

Menggunakan 4 buah baut dan mur M8

ISO-4015

3

Perakitan rod end ball joint, load cell, dan dudukan penarikan load

cell secara berurutan

Lakukan proses perakitan diluar rangka alat ukur untuk mempermudah

proses perakitan.

4

Setelah rod end ball joint, load cell, dan dudukan penarikan load

cell terpasang, maka masukan gabungan komponen tersebut kedalam rangka alat ukur

Jarak pitch ulir dalam dan luar load cell dan rod end ball joint 1,5

mm

5

perakitan rod end ball joint yang telah tepasang pada load cell

dengan dudukan rod end ball joint yang telah terpasang pada rangka

alat ukur

Menggunakan baut dan mur M12

ISO-4034

6

Perakitan sling baja dengan dudukan

penarikan

Diameter sling baja 4 mm


(23)

Tugas Akhir 45 3.7 Proses kalibrasi

Tujuan kalibrasi load cell adalah untuk mendapatkan nilai gaya yang akurat pada saat pengukuran beban penarikan.

Gambar 3.17 Diagram alir proses kalibrasi.

Ada beberapa langkah untuk melakukan kalibrasi load cell

menggunakan display weighing indicator, yaitu :

1. Sebelum melakukan kalibrasi, load cell harus dipastikan dalam kondisi tanpa beban. Ketika load cell brada pada kondisi tanpa beban dan display weighing indicator

dihidupkan, tombol # ditekan dan ditahan sampai display menunjukan angka 99999. Apabila display sudah menunjukan angka 99999 maka tombol # dapat dilepas.

2. Setelah tombol # dilepas, division atau tingkat kenaikan pembacaan beban yang diinginkan disetting. Division

diseeting dengan cara menekan tombol TARE. Tingkat kenaikan pembacaan beban (division) dipilih 1. Setelah tingkat kenaikan pembacaan beban (division) dipilih 1, tombol # ditekan.

3. Setelah tombol # ditekan, decimal point atau jumlah digit


(24)

Tugas Akhir 46 tombol TARE, selanjutnya decimal point dipilih 0. Setelah decimal point dipilih 0, tombol # ditekan.

4. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah mensetting full load atau beban maksimum yang diinginkan.

Full load disetting dengan cara menekan tombol TARE untuk memilih digit bit. Setelah digit bit dipilih, tombol ZERRO ditekan untuk menentukan nilai digit. Nilai digit yang dimasukan sebesar 1000 kg. Apabila nilai digit telah diset

1000 kg, tombol # ditekan.

5. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah kalibrasi nol. kalibrasi nol adalah kalibrasi load cell pada saat load cell

tidak diberi beban. Indikator yang menyatakan bahwa load cell

sudah dipastikan dalam kondisi tanpa beban adalah lampu indikator STABLE. Jika lampu indikator STABLE sudah menyala konstan maka tombol # ditekan.

6. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah kalibrasi

load cell berbeban. Kalibrasi load cell berbeban dilakukan dengan cara load cell diberi beban dengan berat tertentu atau nilai beban yang telah dikatahui besarannya. Setelah load cell

diberi beban, tombol TARE ditekan untuk mengatur digit bit. Apabila digit bit sudah diatur, tombol ZERRO ditekan untuk mensetting nilai digit. Nilai digit yang disetting disesuaikan dengan beban yang diberikan pada load cell. Indikator yang menyatakan bahwa load cell telah diberi beban adalah lampu indikator STABLE sudah menyala konstan maka tombol # ditekan.

7. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah menyimpan settingan kalibrasi. Settingan kalibrasi disimpan dengan cara menekan switch yang ada dibagian belakang


(1)

Tugas Akhir 41

material batang atau pelat.

 Electroda E6013 Arus pengelasan 100 Ampere. Proses Grinding Menghilangkan terak

sisa pengelasan.

Sedangkan komponen rod end ball joint, load cell dan display weighing indicator dapat dibeli dengan spesifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan.

c) Rod end ball joint

Rod end ball joint berfungsi sebagai sumbu untuk mengubah arah dari sudut gaya penarikan, sehingga posisi load cell dapat menyesuaikan arah gaya penarikan. Rod end ball joint yang digunakan adalah jenis SA12E, yang ditunjukan pada (gambar 3.14) dibawah ini.

Gambar 3.14 Rod end ball joint SA12E. Dibawah ini adalah spesifikasi dari rod end ball joint type SA12E:

1. Diameter lubang : 12 mm 2. Diameter ulir : M12

3. Lebar : 18 mm

4. Diameter luar : 30 mm 5. Panjang Ulir : 25 mm 6. Jarak pitch : 1,5 mm 7. Beban dinamik : 10.000 N 8. Beban Statik : 23.000 N


(2)

Tugas Akhir 42

d) Load cell

Load cell yang digunakan ialah type-S PST dengan kapasitas beban maksimum 10.000 N yang yang mempunyai dimensi Panjang 70 mm, lebar 70 mm dan tebal 25 mm. Sehingga proses perakitan antara load cell dengan rangka alat ukur dan dudukan penarikan dapat dilakukan dengan baik.

Gambar 3.15 Load celltype-S PST yang telah dipasang

pada rangka alat ukur. e) Display weighing indicator

Display weighing indicator adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pengolah sinyal listrik yang dihasilkan oleh load cell dan dirubah menjadi angka atau sebuah nilai yang dapat ditampilkan pada display sehingga dapat dibaca besaraannya.


(3)

Tugas Akhir 43

Display weighing indicator yang digunakan adalah Display weighing indicator type YH-T3 dengan spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.4 Spesifikasi display weighing indicator YH-T3. A/D Conversion Method Tri-Integral

A/D Conversion Speed ≥40 times/sec. Max A/D Conversion 720,000 Input Signal Range 0mV~10mV Input Sensitivity ≥1 μV/e

Loadcell Excitation DC 5V; I≤150mA Max No of Loadcell

Connections 4 at 350Ω Verified Counts 3000 Max External Counts 30,000 Max Internal Counts 150,000

Division Selection 1 / 2 / 5 / 10 / 20 / 50 Display 6 bits LED, 6 status indicators Display Range -99990 ~ 99990 (e=10)

Communication Interface

Optional RS232C serial output with selectable baud rate by continuous sending method

Transmission Distance RS232C ≤ 30m

Power Supply AC 187~242V @ 49~51 Hz. Builtin rechargable lead acid battery 6V/4Ah

3.6 Assembling

Setelah proses pembuatan dan pemilihan selesai, maka dilakukan proses perakitan (assembling). Urutan proses perakitan dapat dilihat pada (tabel 3.5) dibawah ini:


(4)

Tugas Akhir 44

Tabel 3.5 Urutan proses perakitan (assembling).

No Proses Gambar Keterangan

1

Perakitan rangka alat ukur dengan rangka

utama mesin wire drawing

Menggunakan 4 buah baut dan mur M8

ISO-4015

2

Perakitan dudukan rod end ball joint dengan

rangka alat ukur

Menggunakan 4 buah baut dan mur M8

ISO-4015

3

Perakitan rod end ball joint, load cell, dan dudukan penarikan load

cell secara berurutan

Lakukan proses perakitan diluar rangka alat ukur untuk mempermudah

proses perakitan.

4

Setelah rod end ball joint, load cell, dan dudukan penarikan load

cell terpasang, maka masukan gabungan komponen tersebut kedalam rangka alat ukur

Jarak pitch ulir dalam dan luar load cell dan rod end ball joint 1,5

mm

5

perakitan rod end ball joint yang telah tepasang pada load cell dengan dudukan rod end ball joint yang telah terpasang pada rangka

alat ukur

Menggunakan baut dan mur M12

ISO-4034

6

Perakitan sling baja dengan dudukan

penarikan

Diameter sling baja 4 mm


(5)

Tugas Akhir 45 3.7 Proses kalibrasi

Tujuan kalibrasi load cell adalah untuk mendapatkan nilai gaya yang akurat pada saat pengukuran beban penarikan.

Gambar 3.17 Diagram alir proses kalibrasi.

Ada beberapa langkah untuk melakukan kalibrasi load cell menggunakan display weighing indicator, yaitu :

1. Sebelum melakukan kalibrasi, load cell harus dipastikan dalam kondisi tanpa beban. Ketika load cell brada pada kondisi tanpa beban dan display weighing indicator dihidupkan, tombol # ditekan dan ditahan sampai display menunjukan angka 99999. Apabila display sudah menunjukan angka 99999 maka tombol # dapat dilepas.

2. Setelah tombol # dilepas, division atau tingkat kenaikan pembacaan beban yang diinginkan disetting. Division diseeting dengan cara menekan tombol TARE. Tingkat kenaikan pembacaan beban (division) dipilih 1. Setelah tingkat kenaikan pembacaan beban (division) dipilih 1, tombol #

ditekan.

3. Setelah tombol # ditekan, decimal point atau jumlah digit angka dibelakang koma disetting. Dengan cara menekan


(6)

Tugas Akhir 46

tombol TARE, selanjutnya decimal point dipilih 0. Setelah decimal point dipilih 0, tombol # ditekan.

4. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah mensetting full load atau beban maksimum yang diinginkan. Full load disetting dengan cara menekan tombol TARE untuk memilih digit bit. Setelah digit bit dipilih, tombol ZERRO

ditekan untuk menentukan nilai digit. Nilai digit yang dimasukan sebesar 1000 kg. Apabila nilai digit telah diset

1000 kg, tombol # ditekan.

5. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah kalibrasi nol. kalibrasi nol adalah kalibrasi load cell pada saat load cell tidak diberi beban. Indikator yang menyatakan bahwa load cell sudah dipastikan dalam kondisi tanpa beban adalah lampu indikator STABLE. Jika lampu indikator STABLE sudah menyala konstan maka tombol # ditekan.

6. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah kalibrasi load cell berbeban. Kalibrasi load cell berbeban dilakukan dengan cara load cell diberi beban dengan berat tertentu atau nilai beban yang telah dikatahui besarannya. Setelah load cell diberi beban, tombol TARE ditekan untuk mengatur digit bit. Apabila digit bit sudah diatur, tombol ZERRO ditekan untuk mensetting nilai digit. Nilai digit yang disetting disesuaikan dengan beban yang diberikan pada load cell. Indikator yang menyatakan bahwa load cell telah diberi beban adalah lampu indikator STABLE sudah menyala konstan maka tombol # ditekan.

7. Setelah tombol # ditekan, langkah selanjutnya adalah menyimpan settingan kalibrasi. Settingan kalibrasi disimpan dengan cara menekan switch yang ada dibagian belakang display weighing indicator.