Latar belakang TuGaS TLS
8
KEMENTERIaN PENDIDIKaN DaN KEBuDaYaaN
Kelemahan peserta didik saat ini adalah kemampuan menganalisis data, baik be- rupa data uraian kalimat maupun data berupa angka cf. Samani, 2012. Padahal
menurut kajian Wagner 2008 kemampuan penting yang diperlukan pada perce- patan arus informasi seperti saat ini adalah kemampuan berpikir kritis critical
thinking, termasuk cara menganalisis informasi yang diterima untuk kemudian diolah dan disampaikan kembali. Dengan kata lain, kemampuan membaca kritis
dalam kegi atan literasi menjadi hal yang paling mendasar dan perlu ditanamkan bagi anak didik di sekolah, terutama peserta didik Sekolah Menengah Pertama.
Literasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari pendidikan karena men- jadi sarana untuk mengenal, memahami, dan mengaplikasikan pengetahuan yang
didapat di ling kungan sekolah ataupun di rumah.
Salah satu alasan penguatan budaya literasi dengan pembiasaan membaca di rumah adalah pandangan dari perspektif perkembangan kognitif menurut teori
Piaget. Dikatakan bahwa pada usia remaja 12–17 tahun seorang anak telah men- capai kemampuan berpikir logis dari berbagai gagasan yang abstrak. Usia SMP
MTs juga disebut sebagai usia seseorang mengalami perkembangan penalaran moral moral development, yang berkaitan dengan konvensi atau aturan tak ter-
tulis yang harus dilakukan dalam berinteraksi dengan dengan orang lain. Hal lain yang menonjol dalam usia remaja adalah berkurangnya durasi waktu untuk ber-
interaksi dengan orang tua dan lebih banyak menggunakan waktunya untuk ber- interaksi dengan dunia luas. Oleh sebab itu, pembiasaan membaca di rumah ini
diharapkan dapat dibangun hubungan komunikasi yang lebih baik di dalam kelu- arga sebagai upaya pengembangan budaya literasi di rumah.