Sistem Pakar
Irfan Subakti – Sistem Berbasis Pengetahuan
18 What is the plan to reach the solution? For example, what remains to be established
before a final diagnosis can be determined?
Knowledge Refining System
Dengan adanya komponen ini pakar dapat menganalisis kinerja mereka, belajar daripadanya, dan meningkatkan kemampuannya pada konsultasi berikutnya.
3.3 Elemen Manusia dalam Sistem Pakar
Orang-orang yang terlibat dalam pengembangan dan penggunaan Sistem Pakar:
1. Pakar. 2. Knowledge Engineer.
3. User. Yang terdiri dari:
Klien yang bukan pakar yang menginginkan nasehat langsung. Disini Sistem Pakar bertindak sebagai konsultan atau advisorpenasehat.
Pelajar yang ingin belajar. Sistem Pakar disini bertindak sebagai instruktur. Pembangun Sistem Pakar yang ingin meningkatkan knowledge base-nya. Disini
Sistem Pakar bertindak sebagai partner. Pakar. Sistem Pakar disini bertindak sebagai kolega atau sebagai asisten.
4. Pihak lain. Misalnya: system builder, tool builder, vendor, staf pendukung. Lengkapnya
dapat dilihat pada gambar 3.3 di bawah ini:
TOOL BUILDER
TOOLS, LANGUAGES
VENDOR DOCUMENTED
KNOWLEDGE KNOWLEDGE
ENGINEER
SYSTEM BUILDER EXPERT
EXPERT SYSTEM SUPPORT STAFF
END-USER Build
Provide Use
Use Acquire
Knowledge Build
Test
Build Connect
Use Support
Tasks
Gambar 3.3 Diagram peranan manusia dalam Sistem Pakar
Sistem Pakar
Irfan Subakti – Sistem Berbasis Pengetahuan
19
3.4 Keuntungan Sistem Pakar
Pelbagai keuntungan potensial yang bisa diperoleh dari Sistem Pakar adalah: Meningkatkan output dan produktivitas.
Meningkatkan kualitas. Mengurangi waktu kerusakan downtime.
Mengatasi kelangkaan kepakaran. Fleksibelitas.
Pengoperasian peralatan lebih mudah. Menghilangkan kebutuhan akan peralatan yang mahal.
Operasi pada lingkungan yang membahayakan. Akses ke pengetahuan knowledge dan help desk sistem bantuan.
Kehandalan. Meningkatkan kemampuan pelbagai sistem terkomputerisasi lainnya.
Integrasi dari pelbagai opini para pakar. Kemampuan bekerja dengan informasi yang tidak komplit dan tak pasti.
Penyediaan pelatihan training. Peningkatan dalam hal penyelesaian masalah.
Kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks. Transfer pengetahuan ke lokasi yang berbeda.
Peningkatan kepada Sistem Informasi Berbasis Komputer lainnya.
3.5 Permasalahan dan Keterbatasan Sistem Pakar
Di bawah ini adalah pelbagai hal yang menghambat Sistem Pakar: Pengetahuan tak selalu tersedia.
Kepakaran sulit diekstraksi dari manusia. Pendekatan untuk setiap pakar pada situasi tertentu selalu berbeda, dan tak mesti
benar.
Sistem Pakar
Irfan Subakti – Sistem Berbasis Pengetahuan
20 Walaupun pakar tersebut memiliki ketrampilan yang tinggi, sukar untuk
mengabstraksikan kepakarannya pada situasi tertentu, apalagi pakar tersebut bekerja di bawah tekanan.
User dari Sistem Pakar memiliki batasan kognitif alamiah. Sistem Pakar bekerja baik hanya pada domain yang terbatassempit.
Kebanyakan pakar tak memiliki rasa pengertian pengecekan yang independen walaupun konklusi mereka masuk akal.
Kosa kata, atau jargon, yang digunakan pakar untuk mengekspresikan fakta dan relasinya biasanya jarang digunakan dan dimengerti oleh orang lain.
Help seringkali dibutuhkan oleh knowledge engineer yang biasanya jarang tersedia dan mahal biayanya – sebuah fakta yang dapat membuat pembangunan Sistem
Pakar lebih banyak memakan biaya. Kendala kepercayaan pada end-user bisa menghalangi penggunaan Sistem Pakar.
Transfer pengetahuan bergantung pada persepsi dan bisa bias dalam prasangka.
3.6 Jenis-jenis Sistem Pakar
Sistem Pakar muncul dalam pelbagai variasi, seperti tersebut di bawah ini:
Sistem Pakar vs. Knowledge-based Systems. Sistem Pakar mendapatkan
pengetahuannya dari para pakar, sedang KBS dari sumber-sumber terdokumentasi. KBS lebih murah dan lebih cepat dibangun dibandingkan Sistem Pakar.
Rule-Based Expert Systems. Pengetahuan direpresentasikan sebagai serangkaian
rule-rule production rules.
Frame-Based Systems. Pengetahuan direpresentasikan sebagai frame, yaitu
representasi dari pendekatan Pemrograman Berbasis Objek OOP.
Hybrid Systems. Melibatkan pelbagai pendekatan representasi pengetahuan, paling
tidak frame dan rule, tapi biasanya lebih dari itu.
Model-Based Systems. Tersusun di sekitar model yang mensimulasikan struktur dan
fungsi dari sistem yang dipelajari. Model digunakan untuk menghitung nilai-nilai, yang dibandingkan dengan sedang diamati. Pembandingan tersebut memicu aksi jika
diperlukan atau diagnosis lebih lanjut.
Sistem yang diklasifikasikan oleh sifat alamiahnya. Ada 3 jenis. 1 berhubungan
Sistem Pakar
Irfan Subakti – Sistem Berbasis Pengetahuan
21 dengan evidence gathering pengumpulan bukti-bukti, 2 stepwise refinement system.
Sistem ini berhubungan dengan sejumlah besar keluaran dari level-level detil sesudahnya. 3 stepwise assembly, dimana domain subjek dapat mempunyai jumlah
yang luar biasa besar keluaran yang mungkin. Jenis khusus dari ini disebut dengan catalog selection. Sistem ini berhubungan dengan masalah seperti pemilihan bahan
kimia, baja yang benar.
Sistem siap pakai Off-the-Shelf Systems. Sebagai hasil dari produksi masal
membuatnya lebih murah dibandingkan dengan sistem yang memenuhi keinginan user customized system. Sayangnya sistem ini bersifat terlalu umum, dan nasehatadvis
yang dihasilkan mungkin tak bernilai pada user yang dihadapkan pada situasi yang kompleks.
Real-Time Expert Systems. Sistem ini berkenaan dengan waktu, jadi harus cukup
cepat mengontrol proses terkomputerisasi. Sistem selalu menghasilkan respon sesuai waktu yang diperlukan.
Sistem Pakar
Irfan Subakti – Sistem Berbasis Pengetahuan
22
Membangun Sistem Pakar