2. Identifikasi Klien
a. Data pribadi anak Nama Lengkap
: Dewi Tiara Savira Jenis Kelamin
: Dewi Tempat tanggal lahir
: Malang, 21 Oktober 1997 Agama
: Islam Jumlah Saudara
: 4 Anak yang ke
: 3 Alamat
: Perum Permata Asri Blok III Duduk di kelas
: 8 G Sekolah
: SMP Negeri 1 Wagir Kesekolah dengan
: Jalan Kaki Suku bangsa
: Jawa Kewarganegaraan
: Indonesia Bahasa sehari-hari
: Jawa dan Indonesia b.  Keadaan jasmani
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan :  38 kg
Warna kulit :  Sawo matang
Bentuk muka :  Bulat
Rambut :  Hitam, Bergelombang
Pakaian : Rapi
c. Keadaan kesehatan Keadaan fisik
: Normal Penglihatan
: -14 Pendengaran
: Baik Penyakit yang pernah diderita
: - Kesempatan istirahat
: Cukup Secara umum
: Baik Gizi yang di konsumsi
: Baik d. Identitas keluarga
Ayah
Nama : Hari Santoso Alm
Tempat tanggal lahir : Malang, 31 Agustus 1963
Agama : Islam
Alamat : -
Pekerjaan : -
Pendidikan :  -
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku Bangsa : Jawa
Bahasa sehari-hari : -
Ibu
Nama :  Nurul Khusniah
Tempat  tanggal lahir : Malang  18 September 1963
Agama :  Islam
Alamat : Perum Permata Asri Blok III
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTA
Alamat orang tua : Perum Permata Asri Blok III
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku Bangsa : Jawa
Bahasa sehari-hari : Jawa dan Indonesia
e. Keadaan di sekolah Di dalam kelas
: Aktif Sikap terhadap guru
: Sopan Sikap terhadap teman
: Mudah berkomunikasi dan bergaul Prestasi
: Bagus f. Rencana Masa Depan
Rencana pendidikan : Sekolah sampai di PT
Rencana pekerjaan : Pengajar  Guru
Rencana orang tua : -
3. GAMBARAN KEUNIKAN KASUS a. Penampilan fisik
Konseli mempunyai postur tubuh yang cukup tinggi. Warna rambut hitam bergelombang.   Warna   kulit   sawo   matang   dan   berkaca   mata.   Penampilannya
sederhana.
b. Penampilan psikis
Konseli selalu menunjukkan sikap yang ramah, tapi pada saat ada guru yang   pelajarannya   membosankan   dan   tidak   dimengerti,   konseli   akan   acuh
terhadap guru dan pelajaran tersebut. Klien gampang bergaul dengan orang lain, tapi teman yang dekat hanya itu-itu saja kelompoknya. Konseli sangat merespon
bila   di   ajak   berkomunikasi   dan   terbuka   karena   dia   merasa   bisa   meluangkan perasaan yang selama ini dia rasakan dan disimpan sendiri.
BAB II GEJALA DAN PEMILIHAN KASUS
A. GEJALA
Berdasarkan   hasil   wawancara   dan   data-data   yang   terkumpul   dan   berhasil dihimpun, bahwa siswa yang berkasus klien yang bernama Dewi adalah salah satu siswi
di SMP N 1 Wagir, setiap hari berangkat sekolah jalan kaki. Dalam sosialisasi dengan warga sekolah ia tergolong baik, hal ini terlihat dengan banyaknya teman yang ia miliki,
meskipun   ia   pernah   bertengkar   dengan   temannya   karena   tidak   mau   disalahkan   dan temannya yang sok berkuasa. Selain itu hubungan klien dengan guru juga tergolong baik.
Klien termasuk siswa yang penurut pada perintah guru. Berdasarkan wawancara , konseli tergolong siswa yang rajin tapi konseli tidak
terbiasa   dalam   hal   menulis   dan   mendengarkan   kalimat   atau   kata-kata   dalam   bahasa inggris   sehingga   konseli   selalu   mendapatkan   nilai   yang   kurang   memuaskan,   tetapi
disamping   itu   bahasa   inggrislah   pelajaran   yang   paling   dia   sukai.  Sewaktu   guru menerangkan   atau   memberi   materi   konseli   memperhatikan   tapi   kalau   pelajarannya
membosankan   dan   sulit   dimengerti   konseli   langsung   melakukan   hal   yang   lainnya. Konseli paling tidak suka dalam pelajaran PPKN karena cara penyampaian guru kurang
mengasyikkan   dan   membosankan.   Dan   pelajaran   yang   menurut   konseli   paling   sulit adalah Fisika. Hal tersebut mengakibatkan nilai tugasnya cenderung di bawah rata-rata.
Selain itu buku pelajaran serta catatan   juga terlihat kurang lengkap dalam pelajaran PPKN   dan   Fisika   tersebut,   klien   hanya   memiliki   buku   Paket   dan   beberapa   buku
penunjang. Kondisi perekonomian keluarganya dapat dikatakan masih lemah. Ayahnya yang
sudah meninggal sehingga hanya ibunyalah yang membiayai konseli. Konseli merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dalam belajar di rumah, konseli hanya mengandalkan
belajar sendiri dan belajar bersama teman dirumah. Konseli tidak mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, dia belajar pada malam hari, itupun jika ada PR atau ulangan.
Konseli memiliki kegiatan lain pada sore hari yaitu mengaji. Berdasarkan   data   yang   diperoleh   melalui   wawancara   konseli   mengemukakan
keluhan-keluhan: 1. Susah jika di beri tugas writing dan listening karena belum menguasai banyak vocabulary
dan tidak terbiasa mendengarkan melalui audio. 2. Mudah sekali merasa bosan.
3. Jika merasa penyampaian guru dalam pelajaran membosankan dan susah dimengerti konseli akan mengacuhkan.
4. Selalu khawatir dan cemas jika nilainya jelek. 5. Jika belajar dirumah ibu jarang menemani.
Berdasarkan keluhan dan hasil obsevasi tersebut praktikan mencoba mengklasifikasikan problem bahwa anak tersebut dapat diperkirakan mengalami masalah belajar, dan masalah
keluarganya
B. ALASAN PEMILIHAN KASUS
Dari   gejala   yang   tampak,   maka   jelaslah   bahwa   konseli   memang   memerlukan bantuan yang bersifat terus menerus untuk menyelesaikan masalahnya sehingga penulis
mengangkat masalah konseli untuk dijadikan kasus, karena masalah yang dihadapi. Dari gejala tersebut kiranya jelas bahwa konseli harus segera dibantu dan diperhatikan lebih
khusus agar konseli dapat segera menyelesaikan masalahnya. Jika tidak segera dibantu dikhawatirkan akan menghambat proses belajar dan perkembanganya.
C. ANCANGAN STUDI KASUS
Ancangan yang digunakan dalam membantu konseli yaitu ancangan trait and faktor yang dikembnagkan oleh E.G Williamson. Praktikan menggunakan ancangan ini karena
memandang konseli sebagai individu yang unik atau berbeda dengan individu lainnya. Selain itu, ancangan ini memliki tahap-tahap yang lengkap dan rinci sehingga memungkinkan
praktikan dapat memberi bantuan secara optimal dan praktikan merasa mampu untuk menggunakannya. Adapun tahap-tahap dalam trait and factor adalah sebagai berikut:
1. Analisis Analisis merupakan langkah untuk mengumpulkan informasi tentang diri konseli
beserta latar belakangnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang diri konseli  berhubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian
diri baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan dapat dipertanggung jawabkan, maka praktikan menggunakan
beberapa metode antara lain: studi dokumenter,  observasi, wawancara, pelancaran angket DCM, Studi Habit, tes Who Am I dan Sosiometri.
2. Sintesis Sintesis adalah usaha untuk merangkum, menggolong-golongkan dan
menghubungkan data yang telah terkumpul dalam tahap analisis. Dengan demikian dapat menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri konseli.
3. Diagnosis Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dari sustu masalah yang sedang
dihadapi konseli. Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan kesimpulan yang logis. Ada tiga langkah dalam tahap ini, yaitu: identifikasi masalah, etiologi
dan prognosis. 4. Prognosis
Prognosis adalah langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang diberikan kepada konseli serta memprediksi kemungkinan yang akan timbul atau yang
sedang dialami konseli sehubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya. 5. Treatment
Tahap ini merupakan tahap pengembangan strategi pemecahan masalah dalam konseling, praktikan membantu konseli menemukan sumber-sumber pada diri konseli.
Sumber-sumber dari lembaga dan masyarakat guna membantu kasus mencapai penyesuaian yang optimal. Melalui tahap ini praktikan memberikan alternative pemecahan masalah
dengan tetap mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternative yang mungkin dapat dilaksanakan.
6. Evaluasi Tindak lanjut merupakan suatu tahap untuk mengikuti perkembangan konseli setelah
mendapatkan bantuan.
BAB III PROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN
A. ANALISIS
a. Wawancara dengan klien
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu Hidayah, 1998: 32.
Dalam   proses   wawancara   penulis   menciptakan   situasi   yang   bebas   terbuka   dan menyenangkan   sehingga   kasus   dapat   dengan   bebas   dan   terbuka   dalam   memberikan
keterangan. Dari hasil wawancara banyak data penting yang diperoleh yaitu :
- Konseli tinggal berlima bersama dengan ibu, 2 kakaknya dan 1 adik.
- Konseli merupakan anak ke 3.
- Fasilitas belajar dirumah cukup.
- Dalam pergaulannya dengan teman konseli memiliki seorang teman akrab di
sekolahnya maupun diluar sekolah. -
Konseli tidak suka pada teman yang sok berkuasa . -
Kasus tidak memiliki kegiatan yang gemar dilakukan karena dia gampang bosan. -
Pelajaran yang tidak disenangi adalah PPKN. -
Pelajaran yang paling sulit adalah FISIKA.
B. Sintesis
Sintesa adalah suatu usaha untuk merangkum dan mengorganisasikan data yang telah terkumpul pada tahap analisis sehingga diperoleh gambaran keseluruhan mengenai diri konseli.
Dapat disimpulkan bahwa konseli adalah kurang mendapatkan kata-kata dalam bahasa inggris yang   menunjang   belajar   pembelajaran,   tidak   terbiasa   mendengarkan   kalimat,   kata,   dan
percakapan   melalui   audiovisual.   Orang   tuanya   jarang   mengawasi   konseli   dalam   belajar. Kurangnya  fasilitas yang di dapat karena yang membiayai adalah ibu si konseli disebabkan
ayahnya meninggal. Konseli juga sering kali tidak dapat memusatkan perhatiannya saat pelajaran bahasa inggris berlangsung didalam kelas. Dan yang positif dari diri klien, dia mudah bekerja
sama dengan orang-orang baru. Dengan kata lain intensitas pergaulannya dengan teman sangat tinggi jika dibandingkan dengan tingkat usianya dan latar belakang pendidikan dan keluarganya.
Disekolah konseli sering kasus juga terlihat pergi kekantin bersama teman-temannya. Konseli pernah menjadi juara kelas. Konseli anak yang patuh dan rajin jika berada dirumah.
C. Diagnosis 1. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang sedang dialami kasus antara lain :
a. Gejala masalah moral.
Konseli   tidak   akan   menghiraukan   atau   acuk   terhadap   guru   jika   pelajarannya membosankan dan susah di mengerti, dia akan melakukan hal yang menurutnya lebih
menarik.
b. Gejala masalah keluarga.
Lemahnya perekonomian karena hanya ibu yang menjadi tulang punggung keluarga Karena ayahnya sudah meninggal dunia. Ini menyebabkan kurangnya fasilitas
yang di dapat dirumah maupun disekolah.
c. Gejala masalah kebiasaan belajar.
Tidak   ada   masalah   karena   konseli   rajin   belajar,   jam   belajarnya  +  2   jam sehari, hanya kurang perhatian dari ibunya, konseli hanya belajar bersama temannya.
2. Menentukan Sumber Penyebab Masalah Etiologi
Tahap etiologi merupakan tahap mencari factor-faktor penyebab masalah yang dihadapi kasus :
1. Interent : 2. Eksterent
- Orang tua yang kurang perhatian. Keluarga sangatlah berperan penting pada perkembangan anak, khususnya
orang tua harus tahu kebutuhan dan perkembangan anaknya, agar anak bisa dekat dan bercerita apapun yang ada di hatinya.
BAB IV USAHA-USAHA BANTUAN
A. Bantuan yang Direncanakan
1. Memberikan layanan konseling
Layanan   konseling   ini   direncanakan   secara   individual   dan   kelompok.   Dari rencana ini diharapkan akan mencapai hasil-hasil :
a.Konseli akan terbiasa dalam menulis bahasa inggris dan mendengarkan kata, kalimat atau percakapan bahasa inggris melalui media audiovisual.
b. Konseli akan menjadi pribadi yang bersemangat.
2. Home Visit