PERPOLISIAN INTERNASIONAL Paper Semnas Boy Salamudin

resmi, dalam artian yang tidak dikelola oleh pemerintah di seluruh pantai Indonesia yang panjangnya lebih dari 100.000 km terpanjang ke-2 di dunia. 15 Hal ini membuat kegiatan international policing pada dimensi kemaritiman Indonesia menjadi sangat menantang. Gambar 2.1 Peta Tol Laut Indonesia

III. PERPOLISIAN INTERNASIONAL

Secara etimologis kata ‘polisi’ memiliki kosa kata berbeda- beda. Beda negara beda pula kosa katanya yang terkait dengan polisi. Yunani adalah negara yang pertama kali memperkenalkan kata polisi.Di Yunani Kuno, “politea” berarti warga negara dari kota Athena atau seluruh pemerintahan negara kota.Kemudian pengertian itu berkembang menjadi kota dan dipakai untuk menyebut semua usaha kota. 16 Oleh karena pada zaman itu kota merupakan negara yang berdiri sendiri yang disebut dengan istilah polis, maka politea atau polis diartikan sebagai semua usaha dan kegiatan negara, juga termasuk kegiatan keagamaan. Selanjutnya, diawal abad ke-18 di Eropa Kontinental, kata la Police dan die Politzei digunakan dalam kaitannya dengan administrasi internal, kesejahteraan, proteksi dan pengamatan teritori. 17 Kosa kata ‘polisi’ juga sering berbeda dan digunakan secara resmi di beberapa negara. Di negara-negara koloni, kosa kata itu akan sangat tergantung dengan negara kolonialnya. 15 http:www.antaranews.comberita487732garis-pantai-indonesia-terpanjang-kedua-di-dunia 16 Emsley, The English Police, A political and social history, second edition, Routledge, New York 1996, Hal 3 17 Ibid Negara-negara bekas koloni Jerman di Afrika akan menggunakan kosa kata Polizei. Bekas koloni Belanda akan menggunakan ‘politie,’ yang kemudian diserap kedalam kosa kata bahasa Indonesia sebagai ‘polisi.’ Syurthiyyun, bauliisun adalah kosa kata bahasa Arab yang berarti polisi. Jepang menyebutkan polisi sebagai keisatsu. Policia adalah terjemahan polisi didalam Spanyol dan Portugis.kata policija dipakai pada negara-negara bekas Yugoslavia seperti Bosnia Herzegovina, Slovenia, Kroasia, demikian juga di negara-negara Lithuania, Latvia dan di sekitarnya. Poliisi adalah arti dari kata polisi dalam bahasa Suomi, bahasa yang dituturkan oleh sebagian besar warga Finlandia. Agak sedikit berbeda dengan negara tetangganya, Denmark menggunakan politi, yang berasal dari bahasa Dansk. Uniknya kata police itu sendiri yang merupakan kata dasar didalam bahasa Inggris yang dikenal sampai sekarang, awalnya merupakan kata yang kurang disukai di Inggris. Hal ini dinyatakan olehEmsley 1996: “ the word ‘police’ was not popular in England as it smacked of absolutism … but the word was increasingly used towards the end of the eighteenth century” 18 . Pemahaman awal tentang polisi menjadi mendasar dan penting, karena di Indonesia tidak hanya Polri sebagai alat negara yang menjalankan fungsi pemerintahan di bidang kepolisian, tetapi ada institusi lainnya yang menjalankan tugas- tugas kepolisian, misalkan polisi kehutanan, polisi pamong praja, polisi khusus kereta api dan juga polisi militer. Demikian juga dalam konteks adat budaya masyarakat di Indonesia dikenal juga lembaga-lembaga adat atau masyarakat yang menjalankan fungsi kepolisian, di Bali dikenal dengan nama Pecalang. Jenkins 2013 mengutip Alemikayang menyimpulkan bahwa keberadaan dan praktek-praktek perpolisian diluar organisasi atau institusi formal disebutnya sebagai informal policing. 19 Dia mengakui bahwa istilah ini masih problematik dan informal dalam konteks organisasi kepolisian kontemporer. Mereka berakar didalam budaya dan menjadi bagian struktur peradilan pidana tradisional. 20 Apa yang berlangsung sampai 18 Ibid, hal 3 19 Jenkins, Sarah, Securing Communities Summary of Key Literatures on Community Policing, odi.org, 2013 20 Ibid, halaman 5 dengan saat ini, seperti keberadaan pecalang di Bali membenarkan bahwa keberadaan dan praktek perpolisian informal ada dan masih diterima oleh komunitas masyarakat tradisional tertentu. Jenkins juga menyebutkan dalam Baker 2002 tentang non state policing dalam prakteknya serupa dengan satuan keamanan perusahaan, kelompok ronda kampung, sampai dengan kelompok-kelompok sadar masyarakat . 21 Kata polisi bermakna ganda dan dipengaruhi juga pemaknaannya oleh obyek atau sifat dari kata yang mendampinginya. Polisi berarti suatu lembaga atau institusi yang diberikan kewenangan untuk melakukan fungsi, peran dan tindakan-tindakan kepolisian. Polisi adalah seseorang atau lebih dari seorang yang menjadi salah satu bagian dari lembaga atau institusi kepolisian yang menjalankan mandat perpolisian atau pemolisian. Perpolisian atau pemolisian merupakan terjemahan atau tafsiran bebas arti kata policing. Terdapat perbedaan tafsir atau kata policing ini.Satu pihak menafsirkannya sebagai perpolisian dengan argumentasi bahwa perpolisian adalah setiap kegiatan kepolisian dalam rangka menjalankan mandat atau kewenangannya. Tafsiran ini mempertimbangkan adanya kesetaraan atau kesejajaran status polisi dan masyarakat egalitarian dalam mewujudkan rasa aman di lingkungan masyarakat. Policing by consent perpolisian yang dilandasi oleh kepercayaan, legitimasi atau mandat yang diberikan oleh masyarakat sebagai pemangku kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan filosofi yang melandasi hubungan egaliter diantara dua komponen sosial ini. Sehingga kepatuhan sosial, ketertiban umum dan tegaknya hukum dimungkinkan terjadi karena masyarakat bertanggung jawab atas norma hukum dan norma sosial yang ditegakkan oleh polisi. Undang-undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 adalah wujud dari consent tersebut. UU itu disusun oleh pemerintah dan DPR sebagai manifestasi pemangku kepentingan politik atas Polri. Consent atau permission atau ijin yang diperoleh dari masyarakat menjadi hal yang mendasar dalam konteks perpolisian. 21 Ibid, halaman 6 Pemolisian sedikit berbeda dengan polisi. Pemaknaan dan penerapannya polisi sebagai lembaga atau institusi yang lebih superior, memposisikan diri sebagai penguasa dengan kedudukan hukum yang lebih tinggi. Sementara masyarakat atau pemangku kepentingan lebih ditempatkan sebagai obyek kepolisian. Pemolisian dianalogikan atau dikonstruksikan sama dengan kata ‘pemukulan’ yang merupakan kata jadian dari awalan pe-, kata dasar –pukul- dan akhiran –an. Pemukulan diartikan sebagai kegiatan atau pekerjaan memukul terhadap obyek tertentu. Disini obyek berada dalam posisi pasif, menjadi sasaran atau tidak berperan aktif. Pemolisian dimaknai sebagai suatu proses atau kegiatan sepihak polisi yang melakukan kegiatan kepolisian, antara lain menegakkan hukum dan ketertiban umum, mencegah atau memberantas kejahatan, mengawasi aktifitas komunitas sosial, dengan menempatkan masyarakat sebagai obyek. Hubungan diantara keduanya lebih bersifat vertically top-down. Tidak ada pemberdayaan atau perlibatan pemangku kepentingan dalam mencapai kepentingan rasa aman masyarakat. Agak sedikit rancu kata dan makna perpolisian dengan pemolisian. Polri sendiri menggunakan dua kata yang berbeda untuk fungsi kepolisian pemolisian masyarakat atau komunitas yang merupakan terjemahan dari community policing. Dalam konteks yang berbeda, democratic policing diterjemahkan sebagai perpolisian demokratis. Demikian juga paper ini menggunakan kata perpolisian internasional yang diterjemahkan dari international policing. Secara semantik perpolisian merupakan imbuhan gabungan per–polisi-an. Contoh: jangan perdebatkan lagi masalah ituPerdebatkan artinya jadikan bahan perdebatan. Peribadatan hal cara dan sebagainya beribadat KBBI. Pemakzulan artinya proses, cara, perbuatan memakzulkan. Definisi perpolisian didalam Peraturan Kapolri nomor 7 tahun 2008 dinyatakan sebagai segala hal ihwal tentang penyelenggaraan fungsi kepolisian, tidak hanya menyangkut operasionalisasi taktikteknik fungsi kepolisian tetapi juga pengelolaan fungsi kepolisian secara menyeluruh mulai dari tataran manajemen puncak sampai dengan manajemen lapis bawah, termasuk pemikiran-pemikiran filsafati yang melatarbelakanginya. 22 Kata pemolisian muncul sebagai salah satu komponen utama Perpolisian Masyarakat Polmas yang diperkenalkan oleh Polri melalui Peraturan Kapolri nomor 7 tahun 2008, yang artinya pemberdayaan segenap komponen dan segala sumberdaya yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan tugas atau fungsi kepolisian guna mendukung penyelenggaraan fungsi kepolisian agar mendapatkan hasil yang lebih optimal. 23 Polmas diakronimkan dari kata perpolisian masyarakat yang merupakan terjemahan bebas dari kata community policing , meskipun lebih tepat diistilahkan perpolisian komunitas . Polmas dalam hal ini dimaksudkan sebagai toPolicetheCommunitydanpadasaatyang sama to make members of community to police their own community. 24 Konsep dan praktek perpolisian internasional Polri tidak dapat dihindari dari adanya keterpengaruhan atau keterkaitan dengan kepentingan-kepentingan, bahkan keikutcampuran intervention para pemangku kepentingan, mereka berasal dari pemerintah eksekutif, kelompok legislatif, kelompok pengusaha atau aktor ekonomi, akademisi, organisasi sosial atau kemasyarakat, bahkan pemerintah negara lain. Realitasnya bahwa Polri adalah salah satu komponen pemerintah dan bangsa Indonesia. Tugas, kedudukan, fungsi dan peran perpolisian internasional Polri adalah bagian dari kepentingan nasional Indonesia, dalam hal ini terjaminnya rasa aman, tertib, damai yang menjadi prasyarat berlangsungnya pembangunan nasional dan kehidupan bernegara, berbangsa, bermasyarakat secara aman, damai, adil dan demokratis. Perpolisian internasional Perpolisian internasional sebagai alat politik dan strategi keamanan regional terus berkembang , tidak saja menguntungkan dan memperluas pemahaman tentang perpolisian itu sendiri, namun juga dapat menjadi model bagi implementasi perpolisian di negara-negara kawasan lainnya. Fokus pada reformasi kepolisian dan penerapan perpolisian demokratis yang menjadi nilai-nilai standar dan fundamental yang dilembagakan oleh Uni Eropa bagi perpolisian di era 22 Mabes Polri, Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Menyelenggarakan Tugas Polri, Jakarta, 2008 23 Ibid 24 Suparlan, Memantapkan Kepemimpinan Polri Guna Akselerasi Strategi Polmas Dalam Rangka Mewujudkan Kamdagri, Makalah untuk Seminar Nasional Sespati Polri Dik. Reg. Ke-13 dan Pasis Sespim Polri Dik. Reg. Ke-45 TA 2007, Bandung, 2007, hlm. 2. milinium menjadi suatu telahaan atau kajian penting dan mendasar bagi perkembangan kepolisian dan perpolisian internasional di Indonesia. Uni Eropa muncul sebagai aktor regional dalam berbagai tindakan perpolisian internasional. Di tataran Eropa, keduanya Dewan dan Komisi Eropa telah meningkatkan keterlibatannya dalam isu-isu terkait dengan perpolisian internasional. 25 Bowling and Sheptycki 26 mengkaji tentang Global Policing dan menyoroti tentang pemolisian global, yang maknanya suatu pemolisian atau pengaturan kehidupan global yang dilakukan oleh negara-negara super power atau negara- negara yang memiliki kekuatan-kekuatan tertentu. Dia menyoroti tentang rejim pelarangan global terhadap berbagai isu-isu terkait dengan kejahatan transnasional. Hal-hal yang disepakati dan dilembagakan secara internasional merupakan norma dalam hal pencegahan, pelarangan, pengendalian dan penindakan terhadap aksi-aksi kejahatan transansional. Penggunaan kata pemolisian disini dimaksudkan pengaturan berdasarkan norma- norma yang dilembagakan untuk mengatur atau mengendalikan masyarakat global dan kehidupannya berdasarkan rejim pelarangan global terutama terhadap kejahatan transnasional. Menurutnya Global Policing merujuk pada suatu kapasitas untuk menggunakan upaya paksa dan kekuatan pengamatan di seluruh dunia dalam cara-cara yang melintasi batas-batas negara. 27 Bowling dan Sheptycki menawarkan suatu definisi tentang perpolisian transnasional yang luas, yang mana mencakup dan termasuk memelihara ketertiban, penegakan hukum, pemeliharaan perdamaian, penyidikan kejahatan, pengumpulan intelijen, atau bentuk-bentuk lain dari pekerjaan polisi yang melibihi batas-batas negara. 28 Bahwa terdapat perbedaan antara perpolisian transnasional dengan gagasan-gagasan yang terkait dengan perpolisian global dan internasional. Sosiolog politis menggunakan istilah internasional untuk menggambarkan interaksi antara negara-negara bangsa, sementara transnasional menandai fenomena-fenomena yang menyimpang atau 25 Greener, ibid, hal 26 26 http:www.sagepub.comupm-data45138_Bowling_and_Sheptycki.pdf diunduh pada tanggal 9 Juni 2015 27 Bowling, Ben and Sheptycki, James , Global Policing, 2012, sage Publication, New York 28 Bowling and Sheptycki, ibid , hal 3 melanggar batas-batas negara. Dia menambahkan bahwa belakangan ini kolaborasi dan kerja sama telah meningkat semakin ambisius dalam beberapa hal terkait bentuk-bentuk perpolisian yang semakin mendunia. 29

IV. PERAN PERPOLISIAN INTERNASIONAL POLRI