10
Tabel 1: Nilai Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII UAS I Tahun Pelajaran 20062007
KELAS VIII A
VIII B VIII C
VIII D VIII E
RATA-RATA 17,73 16,79 19,44 20,28 19,21
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari data di atas tampak jelas bahwa kemampuan pemecahan siswa kelas VIII sangatlah rendah. Melihat
kenyataan tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan inovasi dalam pembelajaran agar kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi lebih baik. Salah satunya
adalah dengan menerapkan problem based learning di sekolah tersebut. Sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada orang yang meneliti mengenai
keefektifan model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 22 Semarang. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian
ini berjudul keefektifan model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 22 Semarang Kelas VIII Semester II
Tahun Pelajaran 20062007.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang belajar dengan model
problem based learning lebih baik daripada kemampuan pemecahan
masalah siswa yang belajar dengan metode ekspositori di SMP Negeri 22 Semarang Kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 20062007?
11
2. Bagaimana aktivitas siswa yang belajar dengan model problem based
learning dan aktivitas siswa yang belajar dengan metode ekspositori di
SMP Negeri 22 Semarang Kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 20062007?
C. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalahan di atas, pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah problem based learning. Sedangkan pada kelas
kontrol diterapkan pembelajaran dengan metode ekspositori. Selain menerapkan lima tahapan pembelajaran dalam problem based learning, guru juga membantu
siswa dalam menerapkan langkah-langkah penyelesaian masalah. Lima tahapan pembelajaran dalam problem based learning yaitu mengorientasi siswa kepada
masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individualkelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa, serta
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sedangkan langkah- langkah penyelesaian masalah yang diterapkan adalah memahami masalah,
memilih pendekatan atau strategi pemecahan, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusi.
Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa, guru memberikan tes tertulis yang berbentuk uraian berupa pretes dan postes kepada
siswa pada kedua kelas sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari skor pretes dan postes yang diperoleh, dihitung gain skor postes dikurangi skor pretes
12
yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran, guru mengamati mereka dan
menganalisis data yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang belajar dengan model problem based learning lebih baik daripada
kemampuan pemecahan masalah siswa yang belajar dengan metode ekspositori di SMP Negeri 22 Semarang Kelas VIII Semester II Tahun
Pelajaran 20062007. 2.
Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa yang belajar dengan model problem based learning
dan aktivitas siswa yang belajar dengan metode ekspositori di SMP Negeri 22 Semarang Kelas VIII Semester II Tahun
Pelajaran 20062007.
E. Manfaat Penelitian