Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci

91 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 3. Menghayati Tradisi Gereja a. Banyak orang setelah melihat pagelaran suatu tradisi tidak merasa mendapatkan apa-apa bahkan sekalipun ia ikut terlibat di dalamnya, ia seolah pulang dengan kosong, kecuali rasa lelah. Tradisi seolah-olah tidak bermakna bagi hidupnya. Tentu hal tersebut sangat disayangkan. Oleh karena itu, supaya kalian tidak jatuh pada pengalaman yang sama, rumuskan bersama teman-temanmu: sikap dan tindakan apa yang perlu dikembangkan agar kita semakin menghayati Tradisi yang ada b. Salah satu bentuk tradisi adalah sakramen; yang salah satunya adalah Sakramen Ekaristi. Dalam suasana hening, coba releksikan kembali makna Sakramen Ekaristi bagi kehidupan imanmu, sejauhmana dirimu selama ini sungguh-sungguh merayakan sakramen tersebut? Apa yang perlu ditingkatkan dalam dirimu agar Tradisi Suci tersebut makin bermanfaat dalam memperkembangkan imanmu Doa Mazmur 11: 1-7 1 Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: “Terbanglah ke gunung seperti burung” 2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. 3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? 4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di Surga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. 5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. 6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. 7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. 92 Kelas X SMASMK Bab IV Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Kerajaan Allah Kitab Suci dan Tradisi dapat dipahami sebagai pintu masuk untuk lebih mengenal dan memahami Yesus Kristus. Ia adalah sumber utama imani akan Yesus Kristus. Pada Bab ini kita akan lebih mendalami Yesus Kristus yang kita imani itu. Yesus yang kita imani ialah Yesus Kristus sebagai utusan Bapa untuk mewartakan Kerajaan Allah dan mewujudkannya. Misi Yesus mewartakan Kerajaan Allah rupanya bukan tugas yang mudah. Sebelum Yesus tampil di muka umum, sudah banyak paham Kerajaan Allah yang hidup dan berkembang dalam masyarakatnya. Paham-paham Kerajaan Allah yang berkembang saat itu tidak bisa dilepaskan dari situasi dan kondisi yang dialami bangsa Yahudi, yang langsung maupun tidak langsung . berpengaruh pula pada sikap dan perilaku masing-masing kelompok dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam relasi mereka dengan sesama, maupun dengan Tuhan. Di tengah berbagai paham Kerajaan Allah itu, Yesus mewartakan Kerajaan Allah sesuai dengan yang dihayati-Nya sendiri. Dalam mewartakan Kerajaan Allah tersebut, Yesus berusaha agar pewartaan-Nya dapat dipahami dengan mudah. Itulah sebabnya kerap kali Ia menggunakan perumpamaan. Tetapi Yesus tidak hanya mengajarkan dan menjelaskan Kerajaan Allah, melainkan menunjukkan tanda-tanda kehadirannya melalui tindakanNya. Untuk lebih memahami perjuangan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah, dua pokok bahasan berikut akan digumuli bersama: A. Gambaran tentang Kerajaan Allah pada zaman Yesus B. Yesus mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah. 93 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Gambaran Kerajaan Allah Pada Zaman Yesus

Setiap kelompok masyarakat tentu mempunyai impian tentang masa depan yang ideal, yang ingin diwujudkan. Gambaran tentang impian masa depan tersebut biasanya sangat diwarnai oleh latar belakang situasi yang dialami oleh masyarakat tersebut. Impian masa depan otomatis terkait juga dengan igur pemimpin yang diharapkan. Pada saat Yesus memulai misi mewartakan Kerajaan Allah, bangsa Yahudi hidup di bawah penjajahan bangsa Romawi. Selain ditindas oleh para penjajah, mereka juga ditindas oleh bangsa sendiri, terutama oleh raja-raja boneka yang diangkat oleh para penjajah. Situasi tersebut menyebabkan kemiskinan semakin meluas, korupsi dan kriminalitas semakin banyak, dan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang memanfaatkan situasi tersebut demi kepentingan kelompoknya. Dalam situasi tertindas seperti itu, muncullah tokoh- tokoh yang menawarkan diri sebagai seorang pemimpin dengan mengusung paham masing-masing tentang impian masyarakat yang ideal. Perbedaan paham ini menyebabkan impian mereka tentang kondisi masyarakat yang ideal terpecah- pecah, sehingga dengan mudah dapat dipatahkan oleh penjajah. Doa Allah Bapa Mahakasih, Seringkali kami merasa prihatin atas kondisi masyarakat kami Yang masih diwarnai perseteruan, kesewenangan dan keserakahan. Tanamkanlah dalam diri kami dan para pemimpin kami Kerinduan bersama akan masyarakat yang lebih beradab Yang dilandasi nilai-nilai Kerajaan Allah Sebagaimana telah diperjuangkan oleh Yesus, Putera-Mu Dialah Juru Selamat kami sepanjang masa. Amin 1. Berbagai Gambaran Harapan Masyarakat Tentang Masa depan “Istilah “blusukan” saat ini menjadi sangat populer, terutama pada masa- masa kampanye para calon wakil rakyat. Selama masa kampanye, para calon wakil rakyat itu berusaha mendatangi kelompok masyarakat, bahkan di tempat-tempat 94 Kelas X SMASMK yang terpencil sekalipun, untuk berdialog dengan mereka. Dalam dialog tersebut, langsung maupun tidak langsung, biasanya terungkaplah gambaran , harapan atau impian mereka baik kelompok maupun perorangan tentang masa depan mereka. a. Perankan dirimu sebagai : kelompok pedagang kaki lima, atau buruh pelabuhan, atau petani, atau pengusaha, atau nelayan, atau guru, atau pelajar b. Kalau kalian menjadi mereka, harapan apa yang ingin kalian sampaikan kepada calon wakil rakyat yang datang ke tempatmu? c. Kalau kalian menjadi calon wakil rakyat, tanggapan atau jawaban apa yang akan kalian sampaikan kepada mereka? d. Coba perhatikan dengan baik harapantuntutan masing-masing kelompok masyarakat tersebut, lalu amati: adakah tuntutan mereka yang sama? adakah tuntutan masing-masing kelompok itu berisi harapan yang menyangkut harapan orang lain yang di luar kelompok mereka? e. Sekarang simpulkan: adakah keterkaitan antara isi tuntutan yang disampaikan masing-masing kelompok dengan latar belakang mereka? Seandainya kalian yang menjadi wakil rakyat: tuntutan siapa yang akan lebih diutamakan: apakah tuntutan kelompok atau kebutuhan rakyat banyak? 2. Pewartaan Yesus Tentang Kerajaan Allah Dalam Konteks Masyarakat Yahudi Pada Zaman-Nya Untuk memahami paham Kerajaan Allah yang diwartakan dan diperjuangkan oleh Yesus, kalian perlu memahami situasi zaman Yesus yang meliputi latar belakang geograis, politik, ekonomi, sosial, dan religiusnya. Hal itu perlu karena warta Kerajaan Allah yang diperjuangkan oleh Yesus tidak dapat lepas dari situasi- situasi yang terjadi dan melingkupi kehidupan bangsa Yahudi saat itu . Bacalah baik-baik uraian berikut Sambil membaca, berilah Tanda Tanya ? = untuk kata, kalimat, atau paragraf yang tidak belum dimengerti, dan Tanda Seru = untuk kata, kalimat, atau paragraf yang dianggap kunci dan penting Situasi bangsa Yahudi pada Zaman Yesus: Dari Segi Geograis Pada abad pertama masehi “tanah Israel” secara resmi disebut Yudea. Akan tetapi sesudah perang Yahudi tahun 135 disebut “Siria-Palestina”, lalu menjadi “Palestina”. Palestina pada zaman Yesus meliputi beberapa wilayah, yaitu Yudea, Samaria, dan Galilea. Wilayah Yudea terletak di Palestina Selatan dan merupakan daerah pegunungan yang terletak di sekitar Yerusalem dan Bait Allah. Lahan daerah ini gersang dan kering. Di sini dibudidayakan buah zaitun dan lain-lain, sedangkan peternakan kambing dan domba merupakan kegiatan yang tersebar luas. Wilayah Samaria terletak di Palestina bagian tengah. Daerah itu dihuni oleh orang-orang Samaria, yang menurut keyakinan orang Yahudi dianggap bukan Yahudi asli, melainkan sudah keturunan campuran antara orang Yahudi