tempat yang sama. Hal tersebut merupakan salah satu rutinitas Pak Gandor yang tidak bisa dirubah.
c. Teknik Dokumentasi
Peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi dalam penelitian ini.Peneliti mengambil beberapa dokumen yang berhubungan dengan profil
atau gambaran umum Desa Karangturi, jumlah masyarakat etnis Tionghoa dan etnis pribumi.Peneliti juga mendokumentasikan berupa gambar dan suara pada
saat peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan kamera digital, kamera handphone, dan alat perekam dalam handphone.Dokumentasi yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini adala foto –foto rumah kuno cina di
Karangturi, foto kegiatan Imlek di Kelenteng Poo An Bio Karangturi, foto festival Lampion, kampung lampion dan kirab Barongsai. Dokumen foto
digunakan sebagai sumber data tambahan sekaligus sebagai pelengkap dari data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan sumber tertulis
lainnya.
F. Teknik Validitas Data
Pelaksanaan validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Menurut Patton dalam Moleong, 2010:330-331 triangulasi
sumber dicapai dengan membandingkan data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan cara:
1 Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;
Peneliti membandingkan data hasil pengamatan mengenai pola hidup masyarakat Tionghoa di Desa Karangturi di mana interaksi yang terjalin
antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Jawa sudah membaur dengan sangat baik.Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Mustari yang
merupakan sesepuh masyarakat Tionghoa kemudian Bapak Muhari selaku Kepala Kelurahan Karangturi yang menerangkan hal yang sama tentang
membaurnya masyarakata Tionghoa dengan masyarakat Jawa. Bapak Mustari mengatakan bahwa masyarakat pribumi mampu menerima dengan baik
kedatangan etnis Tionghoa, interaksi yang kemudian terjalin juga sangat baik.Hampir tidak ada perbedaan dalam kegiatan bersosialisasi antara
masyarakat pribumi dengan etnis Tionghoa.Seperti halnya bapak Mustari, bapak Muhari sebagai kepala Kelurahan Karangturi juga mengatakan hal yang
serupa bahwa masyarakat Tionghoa mampu beradaptasi dengan baik, meskipun jumlah mereka yang minoritas.Peneliti juga menanyakan hal yang
sama pula kepada Bapak Gandor selaku sesepuh masyarakat Tionghoa mengenai pola hidup masyarakat Tionghoa yang telah membaur dengan
masyarakat asli Jawa. Bapak Gandor mengatakan bahwa masyarakat pribumi mampu menerima perbedaan kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat
Tionghoa dan mereka juga sangat menghargai perbedaan suku agama dan ras yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat mereka sehari-hari. Hasil
perbandingan antara pengamatan dengan hasil wawancara hampir semuanya sama atau sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
2 Membandingkan apa yang dikatakan informan pada saat peneliti
melakukan penelitian dengan sepanjang waktu; Peneliti dalam hal ini membandingkan informasi dari Bapak Gandor
mengenai pola hidup orang Tionghoa di Desa Karangturi yang sangat membaur dengan masyarakat asli Jawa.Beliau menerangkan bahwa dalam
setiap kegiatan yang diadakan oleh etnis Tionghoa selalu melibatkan etnis Jawa.Seperti pada perayaan Imlek tanggal 18 Februari 2015, etnis Jawa
diundang secara khusus untuk mengikuti serangkaian acara seperti baca puisi, seni tari yang semua melibatkan etnis Jawa.Kegiatan tersebut sudah
berlangsung dari tahun ke tahun sejak adanya etnis Tionghoa di Desa Karangturi dan sampai sekarang hubungan etnis Tionghoa dengan etnis Jawa
terjalin dengan sangat baik. Hasil perbandingan antara data wawancara informan pada saat peneliti melakukan penelitian dengan sepanjang waktu
hampir semuanya sama atau sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
G. Teknik Analisis Data