Usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Mempromosikan Pariwisata Di Kota Medan

(1)

USAHA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA MEDAN DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA

DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

KRIS PRIAMBODO

NIM : 082204074

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

USAHA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA MEDAN DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA

DI KOTA MEDAN

OLEH

KRIS PRIAMBODO

082204074

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Solahuddin Nasution, S.E.,MSP

Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP

NIP. 19590907 198702 1 002


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : USAHA DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA KOTA MEDAN DALAM

MEMPROMOSIKAN PARIWISATA DI

KOTA MEDAN

OLEH

: KRIS PRIAMBODO

NIM

: 082204074

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, MA.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, SE., M.Si

NIP. 19640821 199802 2 001


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur disampaikan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kesehatan dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan kertas karya ini. Shalawat dan salam disampaikan pula kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir yang sangat diharapkan safaatnya di akhirat kelak.

Apa yang termuat dalam kertas karya ini pasti telah dikuasai dan dipahami oleh banyak orang yang mungkin saja sebagian diantaranya berpendapat bahwa apa yang dituliskan di sini bahkan tidaklah cukup untuk dapat disebut sebagai karya ilmiah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih jauh dari sempurna, dimana hal ini tidak terlepas dari keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam memyelesaikan kertas karya ini masih banyak kendala dan hambatan yang penulis temukan, baik dalam mengumpulkan data baik maupun pengolahannya, disamping literature yang berkaitan dengan judul belum begitu banyak ditemukan di perpustakaan dan toko-toko buku, tetapi semuanya dapat ditanggulangi dengan bantuan dari berbagai pihak.


(5)

Akhirnya betapapun awamnya dan sederhananya kertas karya ini, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tulisan ini.

Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika,S.E.,M.Si selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Solahuddin Nasution,SE,MSP selaku Koordinator Praktek Program Studi Pariwisata Bidang Usaha Wisata.

4. bang Ilal, selaku Administrasi Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Solahuddin Nasution,SE,MSP, selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan pengarahan-pengarahan dan saran selama penulis menyusun kertas karya ini.

6. Drs. Haris S Lubis. M.SP, selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 7. Bapak Pimpinan/Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera

Utara.

8. Bapak Kepala Dinas Pariwisata Tingkat II Medan.


(6)

10. Bapak/Ibu Guru yang telah banyak mendidik penulis sejak dari Sekolah Dasar sampai kejenjang pendidikan yang telah di kecap penulis.

11. Ayahanda Waspodo, yang telah menggoreskan tinta keimanan dalam hati penulis dan terus mendukung penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 12. Ibunda Rosita Amelia, yang sangat aku sayangi, yang telah melahirkan,

membesarkan, dan mengiringi penulis dengan doanya yang tulus dari hati yang paling dalam.

13. Dengan segala kasih dan cinta penulis kepada Mbakku Lia Octarina yang telah banyak membantu dalam penulisan kertas karya ini.

14. Yang teristimewa untuk kekasihku Rini Anggraini yang terus memberikan semangat baru dalam hari-hari yang aku jalani, memberikan motivasi dan dukungan sepenuh hati kepada penulis.

15. Buat sahabat-sahabat terbaikku anak-anak DE DOOM,anak-anak CHERETONINE dan anak-anak UW '08.

16. Buat abang-abang di Tauko Medan bang anggi,bang patra,bang doni,bang aldi,bang Feby dan abang-abang yang tidak dapat disebutkan semua nya terima kasih untuk bantuannya selama ini.

17. Buat Geng Lenje-Lenje Aira Koko Pratama,Niken Saraswati dan Mouna ixora. 18. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu penulis


(7)

Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 Juni 2011 Penulis,

Kris Priambodo NIM. 082204074


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Kegunaan Penelitian... 5

1.6 Metode Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS PARIWISATA ... 7

2.1 Pengertian Dan Bentuk Pariwisata ... 7

2.1.1 Pengertian Pariwisata... 7

2.1.2 Bentuk Pariwisata... 8


(9)

2.2.2 Sarana Kepariwisataan... 12

2.3 Dampak Positif dan Negatif Kepariwisataan ... 12

2.3.1 Dampak Positif Kepariwisataan... 12

2.3.2 Dampak Negatif Kepariwisataan... 13

2.4 Citra Tempat Tujuan Wisata ... 14

2.5 Promosi Pariwisata... 15

2.6 Strategi Promosi... 17

2.6.1 Promosi Sebagai Variabel Kunci... 17

2.6.2 Pengembangan Strategi Promosi Daerah... 18

BAB III GAMBARAN TENTANG KOTA MEDAN DAN PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN KOTA MEDAN ... 21

3.1 Gambaran Umum Kota Medan ... 21

3.2 Perkembangan Kepariwisataan Kota Medan ... 22

3.3 Usaha Pengembangan Pariwisata Di Kota Medan ... 24

3.4 Klasifikasi Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kota Medan ... 25

BAB IV USAHA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN ... 33

4.1 Perkembangan Arus Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Kota Medan ... 33


(10)

4.2 Kegiatana Promosi Yang Dilakukan Dinas Kebudayaan Dan

Pariwisata Kota Medan ... 36

4.3 Hal-Hal Yang Telah Dicapai Dalam Melakukan Promosi ... 38

BAB V PENUTUP ... 42

5.1 Kesimpulan... 42


(11)

ABSTRAK

Pengertian pemasaran adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukan

permintaan dan penawaran sehingga para pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) akan mendapatkan keuntungan. Kegiatan ini terlaksana semenjak suatu barang/jasa selesai diproduksi dan distribusinya sampai ke tangan konsumen terakhir. Suksesnya kegiatan pemasaran tidak tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan, kebijaksanaan yang tepat, pelayanaan serta distribusi yang cepat tetapi banyak tergantung pada pembinaan hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan.

Pariwisata sebagai industri yang menghasilkan jasa – jasa sebagai produk yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travelers pada umumnya. Dan industri pariwisata ini tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu membutuhkan suatu sistem distribusi yang bisa menyampaikan produknya kepada para wisatawan, di sinilah diperlukan Pemasaran Pariwisata. Pemasaran Pariwisata merupakan proses manajemen yang dilakukan secara sistematis dan terkoordinir antara usaha – usaha yang bergerak dan terkait pada sektor pariwisata, masyarakat dari segenap lapisan dan instansi pemerintah pada semua tingkatan. Oleh karena merupakan proses manajemen yang terkoordinir dan sistematis, maka pemasaran pariwisata harus dilaksanakan secara terus menerus, bertahap dan terkoordinir.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal akan kebudayaan dan alamnya. Begitu banyak hal-hal yang dapat kita pergunakan dari kebudayaan dan alam tersebut. Mulai dari gas alam, minyak bumi, kekayaan dalam laut, dan lain-lain. Selain kekayaan alam, bangsa Indonesia juga kaya akan sumber daya tarik wisata seperti flora dan fauna, sumber daya inilah yang dapat dikelola menjadi suatu wadah untuk dijadikan industri demi kemakmuran masyarakat dan pemerintah. Industri pariwisata inilah yang nantinya akan menjadi salah satu tempat bagi masyarakat sekitarnya untuk mencari nafkah.

Bagi pemerintah industri pariwisata ini adalah lahan untuk memperkenalkan sosial budaya, kekayaan alam, dan penghasil devisa negara. Selain itu sumber daya manusianya juga dapat menghasilkan karya manusia, peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal bagi pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di Indonesia. Modal tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memberikan kesempatan berusaha dan


(13)

mendayagunakan objek dan daya tarik wisata di Indonesia, serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. ( UU RI No.9/1990 ). Dengan demikian diharapkan kepariwisataan di Indonesia akan mampu bersaing dengan produk wisata yang dapat diandalkan baik kualitas maupun harganya dan dapat memberikan kesempatan kerja serta kesempatan berusaha, sehingga akhirnya dapat memberikan sumbangan yang lebih berarti terhadap perekonomian bangsa menjelang tinggal landas nanti.

Oleh karena itu, untuk mencapainya kita harus menyimak apa yang menjadi harapan bangsa kita terhadap sektor pariwisata seperti yang ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1988 sebagai berikut :

1. Pembangunan pariwisata perlu diitingkatkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam dan kebudayaan Indonesia. Pembinaan dan pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional serta kelestarian linkungan hidup.

2. Pembinaan dan pengembangan pariwisata dalam negeri ditingkatkan dengan tujuan lebih mengenalkan alam dan kebudayaan bangsa dalam rangka memupuk cinta tanah air dan menanamkan jiwa, semangat serta nilai-nilai perjuangan 1945, disamping untuk memperluas lapangan kerja. 3. Dalam rangka pengembangan pariwisata perlu diambil langkah-langkah


(14)

antara lain berupa peningkatan kegiatan promosi dan pendidkan kepariwisataan, penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan mutu dan kelancaran pelayanan.

Usaha untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata ini tentunya diperoleh tidak dengan mudah. Untuk mencapainya perlu bekerja ekstra gigih tanpa bosan-bosan seperti yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata dengan jajarannya. Banyaknya devisa negara yang akan diperoleh tergantung pada tiga hal yang penting, yaitu :

Pertama : Harus diusahakan lebih banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Indonesia.

Kedua : Perlu dipikirkan bagaimana agar wisatawan lebih lama tinggal

(length of stay) di Daerah Tujuan Wisata yang tersebar luas di

seluruh Indonesia.

Ketiga : Yang lebih penting lagi adalah bagaimana mereka membelanjakan uangnya lebih banyak selama berada di Indonesia.

Dengan alasan-alasan tersebut diatas maka penulis ingin membahas mengenai bagaimana usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan sektor pariwisata. Hal-hal apa saja yang telah dilakukan agar pariwisata tetap berjalan dan tetap dapat lestari.


(15)

1.2 Perumusan Masalah

Sebagaimana biasanya bahwa setiap penelitian selalu menghadapi suatu masalah yang akan dipecahkan. Agar masalah dalam penelitian menjadi jelas, maka terlebih dahulu harus dirumuskan dengan jelas dan tegas. Perumusan masalah tersebut bertujuan agar masalah tersebut menjadi jelas batasannya, yang membantu untuk lebih mudah mencari alternatif pemecahannya.

Mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis maka penulis membuat rumusan masalah sejauh mana “ Usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Mempromosikan Pariwisata Kota Medan”.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian agar menjadi jelas dan terperinci untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian sehingga tidak sulit dalam pembahasan.

Permasalahan yang akan diteliti terbatas pada kegiatan promosi pariwisata Kota Medan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan secara tersendiri maupun dengan instansi pemerintah serta usaha-usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Termasuk hal-hal yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan dan juga kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi pariwisata.


(16)

1.4 Tujuan Penelitian

Dari alasan pemilihan judul dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : tingkat promosi kepariwisataan di Kota Medan pada saat sekarang ini. Hal-hal apa saja yang telah dilaksankan dan kendala apa saja yang dihadapi dalam mempromosikan sektor pariwisata di Kota Medan, serta untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pokok dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menambah kajian tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah kepariwisataan dan kendala yang dihadapi industri ini.

2. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis.

3. Sebagai salah satu persyaratan kelulusan akademis bagi penulis.

1.6 Metode Penelitian

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk proses pengumpulan fakta, bagi penerapan konsep ilmiah untuk mencapai kebenaran.

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dimaksud, penulis menggunakan 2 cara, yaitu :


(17)

1. Library Research ( Riset Pustaka )

Library research merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan, yakni berdasarkan buku-buku yang berhubungan dengan judul yang dipilih.

2. Field Research ( Riset Lapangan )

Field research merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian langsung ke lapangan. Melakukan wawancara langsung dengan pihak yang mengetahui tentang masalah yang diperlukan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan isi kertas karya ini, maka penulis membaginya ke dalam V BAB yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari alasan pemilihan judul, perumusan masalah, pembatasan masalah,tujuan penelitian,kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Uraian teoritis yang terdiri dari pengertian kepariwisataan, bentuk-bentuk kepariwisataan, sarana dan prasarana kepariwisataan,dampak positif dan negatif kepariwisataan.

BAB III Gambaran tentang Kota Medan,perkembangan Kepariwisataan,usaha pengembangan pariwisata di Kota Medan,klasifikasi objek dan daya tarik wisata, serta tugas-tugas pokok dan struktur organisasi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan.


(18)

BAB IV Usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan sektor pariwisata di kota Medan,meliputi : Perkembangan arus kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Medan, kegiatan promosi yang dilakukan, hal-hal yang telah dicapai dalam melakukan promosi, kendala yang dihadapi, promosi yang telah dilaksanakan, program kerja tahunan , dan data kunjungan wisatawan domestic maupun mancanegara.


(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS PARIWISATA

2.1 Pengertian dan Bentuk Pariwisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata

Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis menjelang bagian akhir abad ke-17. Pada tahun 1672, de St. Mauruce, seseorang bangsawan Perancis menerbitkan sebuah buku petunjuk The True Guide For Foreigners Traveling In France, To Appreciate it’s Beauties, Learn The Language and Take Exercise. Jadi, buku petunjuk perjalanan untuk orang asing untuk menikmati keindahan, dan mempelajari serta mempraktekkan bahasa Perancis. Di dalamnya diceritakan tentang keadaan di sepanjang jalan menuju kota Paris dan kota-kota lain yang dilalui. Ada dua macam perjalanan : Le Grand Tour ( perjalanan besar ) dan Le Petit Tour ( perjalanan kecil ). Petit Tour hanya meliputi Paris dan bagian barat daya Perancis, sedang Grand Tour, di samping itu juga meliputi daerah-daerah Perancis yang lain.

Profesor Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku Grundriss der

Allgemeinen Fremdenverkehrslehre mendefinisikan pariwisata sebagai :

“Keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di sesuatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk


(20)

melakukan suatu pekerjaan yang penting ( a major…activity ) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara”.

Pengunjung meliputi dua kategori, yaitu : wisatawan dan ekskursionis. Wisatawan ialah pengunjung yang setidak-tidaknya tinggal 24 jam di negara yang dikunjunginya, dan yang datang berdasarkan motivasi :

a. Mengisi waktu senggang ( untuk bersenang-senang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga ).

b. Bisnis, keluarga, perutusan, dan pertemuan-pertemuan.

Sedang yang disebut ekskursionis ialah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya.

Secara ekonomis pariwisata ialah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas. ( Pendit , 1994 :34 )

Menurut UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

2.1.2 Bentuk Pariwisata


(21)

1. Wisata Budaya

Adalah jenis wisata paling popular bagi tanah air kita. Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan atau adat istiadat mereka.

2. Wisata Olahraga

Wisata olahraga adalah wisatawan-wisatwan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara, misalnya Piala Eropa, Asian Games, Olimpiade, Pekan Olahraga Nasional dan lain-lain.

3. Wisata Kesehatan

Adalah perjalanan seseorang dengan tujuan untuk menukar keadaan dan kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan, misalnya mata air panas atau iklim udara yang sehat.

4. Wisata Komersil

Wisata ini termasuk kedalam perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersil, misalnya mengunjungi Pameran Dagang, Pameran Industri, Pekan Raya, dan Hasil Kerajinan.

5. Wisata Politik


(22)

6. Wisata Industri

Adalah perjalanan yang dilakukan rombongan pelajar atau mahasiswa untuk berkunjung ke suatu industri besar guna mempelajari dan meneliti industri tersebut.

7. Wisata Konvensi

Adalah seseorang yang melakukan perjalan ke suatu daerah atau negara bertujuan mengikuti konvensi atau konferensi. Wisata konvensi ini berkaitan dengan wisata politik. Disamping disediakannya tempat-tempat untuk konferensi. Biasanya juga ada Post Conference Tour, yakni acara berdarma wisata sesuai konferensi mengunjungi objek serta atraksi wisata.

8. Wisata Maritim dan Bahari

Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, seperti berselancar, menyelam, berenang, berlayar dan sebagainya.

9. Wisata Cagar Alam

Jenis wisata ini adalah kegiatan berkunjung ke daerah cagar alam. Disamping untuk mengunjungi binatang dan tumbuhan yang langka juga bertujuan untuk menghirup udara segar dan menikmati keindahan alam.

10.Wisata Pilgrim

Wisata ini dikaitkan dengan agama, kepercayaan atau adat istiadat dalam masyarakar. Wisata ini banyak dilakukan baik oleh perseorangan maupun rombongan, berkunjung ke tempat-tempat suci, makam-makam orang suci atau


(23)

11.Wisata Buru

Wisata ini dilakukan di negara yang memiliki daerah hutan untuk berburu yang telah disetujui oleh Pemerintah. Wisata ini diatur dalam bentuk safari berburu ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah setempat.

12.Wisata Bulan Madu

Wisata ini biasanya dilakukan oleh pasangan pengantin yang baru menikah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi menikmati perjalanan dan kunjungan mereka.( Pendit, 1994 : 41-47 )

2.2 Prasarana dan Sarana Kepariwisataan 2.2.1 Prasarana Kepariwisataan

Yang dimaksud dengan prasarana ialah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan kebutuhan. Adapun hal-hal yang dapat dikatakan sebagai prasarana adalah :

a. Prasarana umum yang meliputi : jaringan jalan raya yang dapat ditempuh melalui bus, jembatan, pelabuhan, airport, telekomunikasi dan lain-lain

b. Dasar kebutuhan hidup yang dibutuhkan wisatawan seperti : pelayanan rumah sakit, apotik, tempat tinggal (hotel), serta pelayanan dari institusi atau dinas pariwisata yang terkait.


(24)

2.2.2 Sarana Kepariwisataan

Yang dimaksud dengan sarana kepariwisataan adalah segala sesuatu yang disediakan oleh suatu perusahaan terhadap kebutuhan wisatawan dimana perusahaan tersebut bergantung kepada wisatawan. Adapun pembagian dari sarana adalah :

a. Sarana Pokok Kepariwisataan ( Main Tourism Suprastructure ) - Travel Agent ( Biro Perjalanan )

- Casino dan Hiburan

- Angkutan Wisata

- Objek Wisata dan Atraksi Wisata

b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan ( Supplementing Tourism Suprastructure ) - Fasilitas untuk rekreasi dan olahraga seperti golf, kolam renang, tennis. c. Sarana Penunjang Kepariwisataan ( Supporting Tourism Suprastructure )

- Night Club

- Souvenir Shop dan lain-lain.

2.3 Dampak Positif dan Negatif Kepariwisataan 2.3.1 Dampak Positif Kepariwisataan

Bermacam-macam dampak kepariwisataan yang dirangkum menjadi lima butir, oleh John M.Bryden dirumuskan sebagai berikut :


(25)

4. Dampak pada pembangunan ekonomi pada umumnya melalui dampak pergandaan ( multipler effect ).

5. Keuntungan sosial yang timbul karena perhatian rakyat pada umumnya terhadap masalah-masalah dunia bertambah luas dan karena adanya pemahaman baru tentang “orang asing dan selera asing”.

2.3.2 Dampak Negatif Kepariwisataan

Dalam setiap membuat perbuatan dan kegiatan akan selalu terjadi hal yang menguntungkan dan merugikan. Beberapa yang merugikan dengan dikembangkannya pariwisata yaitu :

a. Pencemaran Lingkungan Alam dan Lingkungan Hidup

Dalam menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan seringkali terjadi tidak diperhatikannya kelestarian alam, seperti pembangunan hotel, restoran, tempat rekreasi dan sebagainya yang dibangun pada tempat yang seharusnya dilindungi. Kurangnnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan yang ada mengenai pencemaran alam, hal ini menunjukkan bahwa pariwisata belum mampu menunjukkan kepemilikan pariwisata yang cinta lingkungan.

b. Timbulnya Pedagang Asongan

Di berbagai tempat yang menjadi pusat kegiatan wisatawan akan timbul pedagang asongan. Tetapi seringkali cara yang dilakukan oleh pedagang


(26)

dalam menawarkan dagangannya dapat mengganggu kenyamanan wisatawan dan dengan adanya pedagang tersebut akan menyebabkan kemacetan di jalan. c. Meningkatnya Tindak Pidana

Banyak pihak menganggap semua wisatawan yang berkunjung ke Indonesia merupakan orang-orang kaya di negaranya dan persepsi ini sering mengundang pihak-pihak untuk melakukan tindakan kriminal terhadap wisatawan. Disamping itu, tidak semua wisatawan juga memiliki kepribadian yang baik, dimana kegiatan kepariwisataan sering meningkatkan peredaran obat-obatan terlarang ( narkoba ) di suatu daerah, dimana hal ini telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah terhadap kerusakan mental generasi muda akibat narkoba.

d. Memudarkan Nilai Budaya dan Nilai-Nilai Sosial Masyarakat

Pola hidup masyarakat di daerah objek wisata sering berubah seiring kedatangan wisatawan mancanegara ke daerah tersebut, dimana hal ini sering memudarkan budaya dan nilai-nilai sosial pada metode masyarakat setempat. Hal ini hendaknya menjadi suatu hal yang digarisbawahi karena wisatawan yang datang ke suatu objek wisata tidak hanya ingin melihat keindahan alam, tetapi juga nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia.


(27)

informasi. Dalam hal citra mengenai tempat tujuan, pembentukannya bertolak dari berbagai sumber, antara lain bahan tertulis untuk promosi ( brosur perjalanan, poster ), pendapat orang lain ( keluarga/teman, agen perjalanan ) dan media ( Koran, majalah, televisi, buku, film ). Selain itu, kunjungan ke tempat tujuan akan berpengaruh pada suatu citra dan akan mengakibatkan perubahan pada citra bersangkutan, karena ada informasi langsung dan pengalaman dari lapangan.

Untuk sebagian besar produk dan jasa, sumber informasi sebagian besar bersifat untuk promosi. Peranan media dan perjalanan sekolah dalam pembentukan citra mengenai produk sangat terbatas. Akan tetapi, citra tempat tujuan tampaknya tercipta dari informasi yang lebih luas. Ini terjadi karena ada kaitan antara citra suatu negara bagi wisatawan dan citra nasional negara bersangkutan ( World Tourism Organization 1980 ; Kotler 1987 ). Ini berarti bahwa informasi yang terkumpul dari sumber-sumber di luar dunia perdagangan mengenai berbagai factor sejarah, politk, ekonomi dan sosial digabungkan dengan citra tempat tujuan tersebut.

2.5 Promosi Pariwisata

Tujuan promosi secara umum adalah sebagai berikut :

- Menimbulkan kesadaran konsumen akan produk yang ditawarkan kepada orang banyak.

- Mengelompokkan produk dan pelayanan yang ditawarkan dari produk-produk sejenis yang ditawarkan.


(28)

- Menyampaikan informasi kepada target pasar mengenai manfaat dari produk dan pelayanan yang ditawarkan.

- Menciptakan dan memelihara citra serta reputasi sehingga dapat memberi kesan positif terhadap produk yang ditawarkan.

Bermacam-macam kegiatan promosi, antara lain : a. Personal Selling

Personal Selling digunakan sebagai suatu cara untuk menyampaikan informasi dan sekaligus membujuk calon pelanggan untuk melakukan pembelian. Personal Selling dilakukan dengan cara face-to-face atau dapat juga melalui pesawat telepon.

b. Adversiting

Seperti halnya personal selling, iklan (adversiting) dapat digunakan untuk menyampaikan informasi untuk melakukan bujukan pada potential customers untuk melakukan pembelian produk-produk yang ditawarkan. Iklan ditujukan kepada orang banyak atau dapat dikatakan bahwa iklan sebagai penjualan yang bersifat impersonal atau Mass-Based Selling.

Tidak seperti personal selling yang dapat kontak secara pribadi antara penjual dan calon pembeli, iklan merupakan komunikasi secara umum antara perusahaan dengan cara potential clients. Oleh karena itu, akan sangat ideal sekali kalau iklan


(29)

Pengertian sales promotion adalah aktivitas promosi selain iklan, personal

selling, dengan tujuan mendorong atau mempengaruhi pembeli atau pelanggan

untuk melakukan pembelian melalui kegiatan : display, exhibition, show, demonstrations dan kegiatan penjualan lainnya yang sifatnya tidak rutin.

Tujuan sales promotion untuk jangka pendek, sedangkan iklan lebih banyak bertujuan untuk jangka panjang. Para pakar pemasaran beranggapan bahwa kegiatan sales promotion merupakan suatau cara promosi paling sesuai untuk negara-negara berkembang, selain lebih murah, sales promotion dianggap jauh lebih efektif.

d. Public Relations

Tujuan public relations adalah membentuk citra positif perusahaan melakukan kegiatan promosi terhadap pelanggan potensial. Fungsi public

relations bukan untuk menjual produk, tetapi melapangkan jalan bagian

pemasaran supaya produk yang ditawarkan diterima target pasar.

2.6 Strategi Promosi

Strategi promosi terdiri dari bermacam-macam komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dan meyakinkan atau membujuk calon wisatawan yang potensial untuk melakukan perjalanan wisata. Dalam uraian berikut ini, promosi akan diuji dari sudut pandang strategi organisasi pariwisata daerah dalam arti yang lebih luas. Dasar-dasar dan prinsip-prinsip promosi dan pelaksanaan teknisnya harus


(30)

2.6.1 Promosi Sebagai Variabel Kunci

Promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan wisatawan.

Namun promosi dapat menjadi fungsi penghubung atau katalisator dalam strategi pemasaran dan sejak permintaan menjadi salah satu kekuatan yang tidak terawasi yang sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan untuk mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk melakukan perjalanan wisata.

2.6.2 Pengembangan Strategi Promosi Daerah

bagi suatu daerah seperti kabupaten atau kotamadya, perlu direncanakan strategi promosi secara terpadu yang terdiri dari beberapa metode yang mungkin dapat diterapkan pada daerah tersebut. Metode promosi seperti itu harus diciptakan untuk meyakinkan bahwa wisatawan dalam suatu target pasar tertentu dapat mengetahui secara persis apa yang ditawarkan oleh suatu daerah sebagai suatu DTW.

Tiap keputusan akan dipengaruhi oleh factor-faktor, baik internal maupun eksternal, secara obyektif atau secara subyektif dengan penjelasan bahwa :


(31)

tersebut, tingkat harga, keamanan dan ketertiban, dan harapan yang hendak dicapai calon wisatawan yang bersangkutan.

- Faktor Eksternal

Untuk sampai pada suatu keputusan, calon wisatawan banyak dipengaruhi faktor-faktor luar seperti informasi yang disampaikan dan advis yang diberikan selama proses pengambilan keputusan.

Berbagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap pilihan untuk melakukan strategi promosi antara lain adalah :

- Karakter wisatawan

- Informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh calon wisatawan - Karakter dari produk industri pariwisata sendiri

- Sumber-sumber daya yang dimiliki suatu daerah sebagai suatu DTW

- Ciri atau bentuk komunikasi yang digunakan untuk setiap komponen promosi yang dapat digunakan atau tersedia

- Posisi atau kedudukan dihadapkan dengan pesaing-pesaing utama

Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi suatu daerah adalah :

1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita akan lebih mudah


(32)

melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya mereka melakukan perjalanan wisata. 2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan. Maksudnya, jenis dan

macam promosi apa saja yang akan dilakukan, dan berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar tertentu.

3. Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan digunakan. 4. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan, mulai dari

ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang mengenai sasaran.

5. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotion yang akan dilakukan. 6. Perencanaan pembuatan Promotion Materials, termasuk bentuk-bentuk

hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan brosur yang berkualitas.

7. Rencana dan jadwal mengundang BPW, Tour Operator dan Travel Writer luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan produk-produk suatu DTW yang siap jual.

8. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang dituju.


(33)

BAB III

GAMBARAN TENTANG KOTA MEDAN DAN

PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN KOTA MEDAN

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan, seperti kita ketahui dengan objek wisata, hampir di setiap sudut kota terdapat objek wisata baik dalam bentuk situs-situs budaya maupun panorama gedung tua yg yang indah. Penduduk KotaMedan yang berpenduduk ± 2 juta jiwa. Masyarakat di Kota Medan terdiri dari atas 5 (lima) kelompok etnis utama yaitu :

1. Suku Melayu.

2. Suku Karo, Simalungun, Dairi, Batak Toba. 3. Suku Pesisir (Tapanuli Tengah).

4. Suku Mandailing / Angkola (Tapanuli Selatan). 5. Suku Nias.

Etnis asli Indonesia dari daerah lain yang menetap di kota Medan antara lain : Aceh, Padang, Sunda, Jawa, Banjar, Bugis, India, Cina dan lain-lain yang hidup berbaur dengan masyarakat asli kota Medan.

Kelompok masyarakat di kota Medan menganut berbagai agama, antara lain: 1. Agama Islam sekitar 63 %

2. Agama Kristen sekitar 33 % 3. Agama Budha sekitar 4 %


(34)

4. Agama Hindu sekitar 1 %

Sistem kemasyarakatan di kota Medan menarik garis keturunan ayah (patrinial) pada ujung nama diberikan Me-Her-Ga yang disingkat dengan marga yang artinya berharga, karena itu merupakan ciri khas di kota Medan untuk membedakan etnis memberi marga, dengan demikian kita dapat membedakan yang menunjukkan kedaerahan apakah ia orang Karo, Batak, Mandailing, dan hanya suku Melayu yang tidak bermarga.

3.2 Perkembangan Kepariwisataan Kota Medan

Kota Medan pada umumnya merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang memiliki potensi kepariwisataan untuk dikembangkan. Pola dasar pembanguan di Kota Medan menempatkan pariwisata sebagai prioritas kedua setelah pegawai.

Nilai-nilai potensi pariwisata di Kota Medan terbentuk karena Kota Medan memiliki keindahan alam, peninggalan bersejarah, penduduk yang heterogen, letak yang strategis, aneka ragam adat dan istiadat dan kebudayaan, sarana dan prasarana yang cukup memadai.

Dari kira-kira 20 jenis potensi wisata yang dimiliki oleh Kota Medan, kegiatan pariwisata juga terus dilakukan dalam upaya memelihara dan melestarikan kegiatan yang bersifat menjunjung tinggi filosofi bangsa yang tercermin dalam adat


(35)

Dari segi pariwisatanya merupakan pintu gerbang utama masuknya wisatawan mancanegara karena memiliki pelabuhan laut Belawan dan bandara internasional Polonia yang merupakan salah satu prasarana yang sangat menunjang arus kedatangan wisatawan ke Kota Medan.

Kota medan terletak pada ketinggian 2,5 meter (bagian utara) sampai 37,5 meter (bagian selatan) di atas permukaan laut. Daerah yang terbangun rata-rata berada pada ketinggian 20 meter. Sungai yang mengalir melalui kota Medan adalah sungai Deli, sungai Babura, sungai Belawan, sungai Kera, sungai Putih dan sungai Sikambing.

Jarak daerah bagian dari utara sampai pantai ±3 km, terdiri dari daerah rawa yang mempunyai kedalaman 0,5 meter sampai 2,5 meter ketika pasang dan surut. Tempat ini kurang sesuai untuk pembangunan gedung-gedung karena diperlukan biaya yang sangat besar untuk penimbunannya, tetapi dapat digunakan sebagai tempat rekreasi, perikanan darat, pelestarian alam dan lain-lain.

Curah hujan rata-rata antara 1.653,2 mm–2.097,3 mm per tahunnya. Banyaknya hari hujan antara 137 hari -223 hari per tahunnya. Lamanya penyinaran matahari perbulan antara 43,1 jam-304,7 jam per bulannya. Kecepatan angin rata-rata pada 2 meter selama 24 jam antara 0,43 m/det sampai 0,73 m/det setiap bulannya. Suhu maksimum antara 31,6°C dan suhu minimum antara 23,5°C sampai 22,4°C1.


(36)

Iklim di kota Medan baik itu mengenai suhu, kelembaban dan curah hujan tidak mengganggu terhadap usaha-usaha pengembangan dan kegiatan sehari-hari di dalam kota Medan tersebut.

3.3 Usaha Pengembangan Pariwisata Di Kota Medan

Dalam meningkatkan arus kunjungan wisatawan maka pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan menetapkan kebijakan-kebijakan dalam melakukan usaha-usaha pengembangan kepariwisataan di kota Medan yaitu :

1. Pengembangan dan pembinaan lingkungan objek wisata dengan cara mendorong usaha-usaha pariwisata dalam meningkatkan mutu produk pariwisata, menyederhanakan perizinan tanpa birokrasi yang berbelit-belit, memperluas pintu masuk wisatawan dan memperlama kunjungan wisatawan dengan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan.

2. Pengembangan daerah tujuan wisata diusahakan dengan menjaga keseimbangan dalam memanfaatkan kekayaan alam dan budaya asli setempat. 3. Peningkatan sumber daya manusia yang melayani jasa pelayanan di bidang

pariwisata dengan mengadakan penataran-penataran atau seminar-seminar serta kursus-kursus tentang cara menangani hal-hal yang berkenaan dengan kepariwisataan.


(37)

Pemerintah juga memiliki strategi dalam pengembangan kepariwisataan di Kota Medan yang biasa disebut dengan “Estrada” yaitu :

1. Menyusun strategi kebijaksanaan pengembangan di Kota Medan.

2. Membuat studi analisis dan market analis tentang pariwisata di Kota Medan. 3. Mengadakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan pengembangan

pariwisata di Kopta Medan.

4. Menyusun strategi promosi pariwisata Di Kota Medan.

5. Mengadakan upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat pariwisata.

6. Menjalin kerja sama dengan masyarakat pariwisata dengan memperkokoh Tri Pilar Pariwisata yaitu : Pemerintah, usaha-usaha pariwisata dan massa media yang ada.

Hal-hal tersebut di atas telah dilakukan untuk perkembangan industri pariwisata di Kota Medan yang memiliki potensi yang cukup baik sebagai penambah devisa.

3.4 Klasifikasi Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Medan

Dalam UU No.9 / 1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Dalam bahasa inggris disebut attraction yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non fisik.


(38)

Beberapa pengertian objek wisata adalah :

• Menurut PP No. 24 / 1979, objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, cara hidup manusia, seni dan budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

• Menurut SK Menparpostel No. KM 98 / PW.102 / MPT-87, objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dapat dibangun sehingga memiliki daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

Menurut UU No. 9 / 1990 pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam :

1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam 2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya 3. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Objek dan daya tarik wisata dibedakan dalam dua jenis yaitu :

1. Objek wisata dan daya tarik wisata yang bersifat tidak tetap, seperti : festival-festival, upacara-upacara adat, keagamaan, perayaan-perayaan olahraga, tari-tarian, seni musik dan sebagainya.

2. Objek dan daya tarik yang bersifat tetap, seperti : pemandangan alam, flora dan fauna, pantai, laut, taman-taman, bangunan-bangunan tua,


(39)

monumen-Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu objek wisata adalah :

o Something To See

Adalah adanya sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan.

o Something To Do

Adalah adanya kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan dan dapat menyenangkan wisatawan tersebut.

o Something To Buy

Adalah adanya sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan. ( Yoeti, 1993 ) Beberapa objek wisata di kota Medan yang dapat dilakukan dalam city sight seeing tour adalah sebagai berikut :

Daftar Objek Wisata di Kota Medan

No. Nama Objek Jenis Objek

1. Istana Maimoon Sejarah

2. Masjid Raya Bangunan

3. Pekan Raya Sumatera Utara Bangunan

4. Taman Morina Rekreasi

5. Balai Budaya Pusat Kesenian

6. Museum Sumatera Utara Budaya

7. Museum Bukit Barisan Budaya

8. Museum World Wild Life Rahmadsyah & Galerry Fauna

9. Asam Kumbang Taman Buaya

10. Kebun Binatang Rekreasi & Fauna


(40)

Objek wisata kota Medan yang sudah di masukkan dalam paket wisata oleh biro perjalanan wisata di Medan adalah sebagai berikut :

1. Istana Maimoon

Kira-kira 3 km dari Kantor Pos Besar Medan, yang dibangun oleh Sultan Makmun Al-Rasyid pada tanggal 28 Agustus 1888, dan dibuka pada tanggal 18 Mei 1891 yang kemudian sebagai pusat administrasi sampai perang dunia ke-II.

2. Masjid Raya

Letaknya 200 meter dari Istana Maimoon, masjid ini merupakan salah satu peninggalan Sultan Deli di Sumatera Utara setelah Istana Maimoon, yang dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Makmun Al-Rasyid dan untuk pertama kali digunakan pada tanggal 19 September 1909.

3. Desa Asam Kumbang

Merupakan suatu peternakan buaya yang terletak di daerah Sunggal, ±10 km dari pusat kota. Di tempat ini terdapat ±2.000 ekor buaya hidup yang di pelihara dalam kolam.

4. Museum Militer

Museum Militer di Jalan Zainul Arifin Menawarkan pemandangan yang berbeda. Tidak lagi mengandalkan pesona arsitektur, museum ini memiliki koleksi meriam serta berbagai senjata, termasuk senjata dari jaman perang


(41)

5. Kuil Sri Marriamman

Hanya beberapa ratus meter dari Museum Militer, anda bisa melihat sebuah candi Hindu bernama Sri Marriamman yang dibangun tahun 1884 untuk pemujaan salah satu dewa mereka. Kuil yang berwarna cerah ini adalah satu-satunya peninggalan Hindu yang masih dalam keadaan baik dan terawat. 6. Museum Sumatera Utara

Museum Sumatera Utara yang berada di Jalan HM. Joni. Museum ini didirikan 20 tahun yang lalu untuk menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan budaya Batak dan suku-suku lain yang mendiami Sumatera Utara. Seperti kebanyakan museum, Museum Sumatera Utara memiliki bangunan yang luas, informatif, dan tertata secara baik. Ada banyak koleksi yang bercerita tentang tanah Sumatera Utara dari zaman pra sejarah hingga saat ini. Beberapa koleksi penting Museum Sumatera Utara adalah beberapa batu kubur bertulis arab dari abad 8 masehi dan sebuah patung Budha terbuat dari batu yang ditemukan di sekitar Pecinan kota Medan.

7. Gereja Katedral

Gereja yang berada di jalan pemuda no.1 ini pada awal berdirinya tahun 1879, Gereja Katedral Medan adalah sebuah gubuk beratap daun rumbia dan ijuk tempat beribadat puluhan umat Katolik (yang mayoritas suku India-Tamil dan Belanda). Melihat perkembangan jumlah umat yang pada tahun 1884 sudah berjumlah 193 orang, maka sejak tahun itu sudah dipikirkan bagaimana


(42)

memperbaiki dan memperbesar gubuk beratap daun rumbia dan ijuk tersebut. Barulah pada tahun 1905, ketika umat Katolik sudah berjumlah 1200 orang, pembangunan Gereja yang sekarang ini mulai dilaksanakan.

Pembangunan gereja pada tahun 1905 tersebut diprakarsai dan dilaksanakan oleh para Pastor Ordo Jesuit yang bekerja di Medan. Gereja Katedral ini pada waktu itu dibangun dengan dinding batu, beratap seng dan sebagian masih beratap daun rumbia dan ijuk serta diresmikan pada bulan Nopember tahun itu juga.

8. Rahmat Gallery

Sekitar 5 km dari pusat kota tepatnya di jalan S. Parman no.309 medan terdapat tempat dimana bisa melihat ribuan lebih satwa yang beraneka ragam yang telah di awetkan.

9. Vihara Gunung Timur

Vihara Gunung Timur adalah dibangun pada ta Hang Tuah, sekitar 500 meter dari

10.Danau Siombak


(43)

pada mulanya merupakan daerah rawa-rawa. Danau buatan ini mempunyai sejarah tersendiri, yakni sekitar 1980 tanah di rawa-rawa itu dikeruk untuk menimbun pembuatan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) sepanjang 34 km.

Luas daerah yang dikeruk dari tanah milik masyarakat, kini menjadi danau itu memiliki luas sekitar 40 hektare dengan garis tengah 1.000 meter dan

memiliki kedalaman 10 meter. 11.Tjong A Fie

Tjong Fung Nam yang lebih populler dengan nama gelarnya dengan Tjong A Fie dilahirkan tahun 1860 di desa Sungkow daerah Moyan atau Meixien dan berasal dari suku Khe atau Hakka. Ia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya yang sudah tua memiliki sebuah toko kelontong. Bersama kakaknya Tjong Yong Hian, Tjong A Fie harus meninggalkan bangku sekolah dan membantu mejaga toko ayahnya. Walaupun hanya mendapatkan pendidikan seadanya, tetapi Tjong A Fie ternyata cukup cerdas dan dalam waktu singkat dapat menguasai kiat-kiat dagang dan usaha keluarga yan dikelolanya mendapat kemajuan.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan mempunyai tugas pokok dalam kegiatan-kegiatan pariwisata seperti :


(44)

1. Mengadakan pertemuan koordinasi dan konsultasi secara berkala untuk mendiskusikan , mengevaluasi, memecahkan masalah yang timbul dalam pengembangan pariwisata di Kota Medan.

2. Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan pariwisata, instansi-instansi lainnya untuk melaksanakan panel diskusi, pelatihan dalam rangka menciptakan tenaga terampil dan profesioanal.

3. Menggalakkan kelompok-kelompok masyarakat dalam meningkatkan ‘sadar wisata masyarakat’ melalui program pembudayaan sapta pesona. 4. Mempromosikan investasi pariwisata dengan cara mengusahakan menarik

investor dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya disektor pariwisata.

5. Memberikan masukan-masukan yang aktual dan saran-saran kepada Pemerintah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan fasilitas prasarana dan sarana pariwisata.

6. Menggerakkan / mengkoordinir usaha-usaha pariwisata untuk melaksanakan promosi pariwisata.


(45)

BAB IV

USAHA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA

MEDAN DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA DI KOTA

MEDAN

4.1 Perkembangan Arus Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kota Medan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Sumatera Utara memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Medan tahun ini masih naik sekitar 20 persen dan itu-pun masih sangat tergantung dengan keamanan di Indonesia.

"Tahun lalu hingga November, berdasarkan data sementara, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 172,194 orang atau bertumbuh 18,34 persen dari periode sama 2009," kata Ketua Asita Sumut, Solahuddin Nasution, di Medan, Minggu (23/1).

Prediksi kenaikan kunjungan itu diharapkan masih terbesar dari Malaysia dan Singapura seperti yang terjadi hampir di setiap

tahun."Peningkatan kunjungan bisa lebih besar lagi kalau kebijakan

penerbangan AirAsia yang membuka rute baru Hongkong dan Medan-Bangkok mulai awal tahun ini memberi dampak positif dengan naiknya


(46)

Turis Hongkong dan Bangkok, kata beliau, hingga dewasa ini diakui masih belum tergolong wisatawan 10 besar yang memasuki Kota Medan.Jadi dengan adanya rute ke negara itu diharapkan, wisatawan negara itu banyak berkunjung ke Kota Medan."Tetapi peningkatan kunjungan wisatawan sangat dipengaruhi dengan keamanan di dalam negeri," katanya.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Alimuddin Sidabalok, menyebutkan, setelah Malaysia dan Singapura, Belanda, adalah wisatawan terbesar ketiga yag mengunjungi Kota Medan.Setelah Belanda, baru Amerika Serikat dan Jerman.Meski tergolong besar atau mencapai 6.518 orang hingga November 2010, jumlah kunjungan dari negara itu termasuk turun dibandingkan di era tahun 1990-an.

Station Manager Hub Medan AirAsia, Mulyana, menyebutkan, manajemen perusahaan itu juga berharap, rute yang dibuka tersebut mendatangkan keuntungan ke pemerintah Kota Medan melalui naiknya kunjungan wisatawan dari kedua negara itu."Medan memang menjadi salah satu hubungan andalan penerbangan kami," katanya.Hingga 2011, AirAsia, sudah memiliki enam rute penerbangan dari Medan yakni ke Bandung, Surabaya, Kuala Lumpur, Penang, Bangkok dan Hongkong.


(47)

dibandingkan periode sama tahun lalu atau mencapai 95.223 orang.“Dari 95.223 orang wisman (wisatawan mancanegara) yang berkunjung ke kota Medan hingga Juni 2010, sebesar 57,60 persen atau sebanyak 54.848 orang

berasal dari Malaysia,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Alimuddin Sidabalok di Medan, Senin [02/08]. Hampir setiap tahun jumlah kunjungan turis dari Malaysia mengalami kenaikan, ujarnya.

Pada semester I 2010, jumlah kunjungan wisatwan asal Malaysia misalnya naik 5,36 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih 52.060 orang.“Warga Malaysia mengaku memilih berlibur ke kota Medan

antara lain karena jaraknya yang dekat, makanan yang enak dan tarif

bermain golf yang relatif lebih murah,” katanya. Setelah Malaysia,

pengunjung terbesar adalah warga Singapura dengan jumlah 5.624 orang dan

Belanda 2.469 orang.

“Dari tahun ke tahun komposisi kedatangan wisman ke kota Medan memang seperti itu, yakni terbesar dari Malaysia, Singapura dan Belanda,” katanya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumut


(48)

Medan karena makanan termasuk untuk berbelanja antara lain di “Pajak Ikan”, sebuah pusat penjualan bahan kain dan pakaian jadi serta

perlengkapan sholat.Tetapi, kata dia, dibandingkan kunjungan warga Medan

ke Malaysia, kedatangan warga negara tetangga itu dinilai masih relatif kecil.

“Memang harus ada terobosan-terobosan baru yang lebih kreatif lagi untuk

menarik minat kunjungan asal Malaysia dan negara lainnya dan itu tanggung

jawab ’stake holder’,” katanya.

Dia mengakui, objek wisata di kota Medan belum banyak mengalami perkembangan untuk semakin layak dijual ke wisatawan. “Infrastrukturnya misalnya masih jelek, sehingga wisatawan sudah keburu lelah dulu sebelum menikmati panorama di daerah tujuan wisata,” katanya.

4.2 Kegiatan Promosi Yang Dilakukan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan

Adapun kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan adalah sebagai berikut :


(49)

(Tourism Indonesia Mart & Expo), NATAS Fair (National Travel Association Singapore Fair), Sumatera International Travel.

2. Melakukan Familiarization Tour dengan mengundang Travel Writer, seperti Canada, Jepang, Singapore.

3. Melakukan Familiarization Tour dengan mengundang tour Operator Amerika, Singapore, United Kingdom, dan beberapa negara Eropa Barat. 4. Mengirim / menyebarluaskan brocure, leaf let, folders tentang objek wisata di

Kota Medan.

5. Mengikuti event-event yang ada baik itu didalam kota maupun luar kota, seperti : Ramadhan Fair, Gebyar Pariwisata Nusantara di Jakarta, Pekan Raya Medan, Medan Expo, Pekan Raya Jakarta, dan lain-lain.

Melihat semakin berkembangnya dunia kepariwisataan di kota Medan saat ini yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah arus kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Medan maka pemerintah Kota Medan berupaya terus meningkatkan pemasaran kepariwisataan melalui :

1. Sebagaimana terdapat dalam sapta kebijakan, maka dalam rangka untuk lebih memperluas jangkauan kepariwisataan, maka pemerintah mengadakan bermacam-macam promosi, yang pada dasarnya teknik promosi harus dilakukan seperti pembuatan brosur-brosur, poster, leafled, bookled, dan calendar of event.


(50)

indah, ramah, kenangan) dalam menerima kedatangan wisatawan nusantara, sehingga akan timbul kesan yang baik.

3. Dengan mengadakan perbaikan dan pelebaran jalan-jalan yang menuju ke objek wisata atau daerah wisata, serta menemukan jalur pariwisata baru di dalam dan antar wilayah.

4. Penambahan frekuensi dan jalur penerbangan dalam dan luar negeri.

5. Mengadakan seminar-seminar dan rapat yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kepariwisataan di kota Medan.

6. Membuat calender of event dari kepariwisataan di Sumatera Utara, misalnya Pesta Danau Toba.

7. Membuat dan menciptakan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari segala kegiatan yang berhubungan dengan kepariwisataan.

8. Menyediakan prasarana kepariwisataan seperti penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.

9. Dengan menggalakkan “MEDAN BESTARI” yaitu Medan Kota Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi, dan Indah.

10.Memberikan pengarahan kepada badan-badan swasta yang bergerak di bidang kepariwisataan, agar melaksanakan usaha pariwisatanya dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat banyak, selalu mengindahkan nilai-nilai luhur bangsa, memperhatikan dampak-dampak yang mungkin akan timbul


(51)

11.Mengikuti event-event internasional dengan tujuan untuk memperkenalkan kepariwisataan, mengikuti pameran-pameran yang diadakan yang mempunyai hubungan dengan pariwisata, misalnya Pekan Raya Sumatera Utara.

12.Menggali dan melestarikan nilai seni dan budaya daerah.

4.3 Hal-Hal Yang Telah Dicapai Dalam Melakukan Promosi

Untuk mengetahui hal-hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan memang agak sulit, tetapi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan sudah memperlihatkan kinerja yang baik dalam hal melakukan beberapa usaha dalam memajukan pariwisata di Kota Medan.

Beberapa hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan antara lain:

1. Telah berhasil menghimpun masalah-masalah kepariwisataan di kota Medan dan didiskusikan secara bersama-sama dengan instansi terkait serta telah menghasilkan kesepakatan berbagai pihak terkait sehingga bermanfaat intuk tindak lanjut membangun kepariwisataan di kota Medan.

2. Telah berhasil mengidentifikasikan masalah-masalah yang menghambat perkembangan kepariwisataan di kota Medan, sekaligus memberikan cara jalan keluar permasalahan tersebut.

3. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota medan telah membuat / mencetak berbagai jenis promotional material pariwisata dan telah disebarluskan ke


(52)

negara-negara sumber wisatawan (tourist generating countries), seperti brocure, folders, road map, CD room dan lain-lain.

4. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata kota Medan telah menjadi motor penggerak kerja sama IMT-GT (Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle) di mana dari sekian banyak working on group tourism merupakan satu-satunya working group yang berhasil.

Berbagai hal lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tetapi dapat diketahui sangat bermanfaat bagi pengembangan kepariwisataan, antara lain : melakukan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan promosi pariwisata kota Medan, seperti mengundang tour operator, mengundang travel writer, kerja sama dengan TV3 Malaysia dan lain-lain.

CALENDER EVENT DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN 2011

1. Pekan Raya Sumataera Utara (Maret-April (Event Tetap) PRSU Jl. Gatot Subroto 2. Pameran dan Bursa Tanaman (April-Mei (Event Tetap) Taman A. Yani Jl.

Sudirman

3. Festival Pendidikan (1 s/d Mei 2011) Carefour Medan 4. Pemilihan Jaka Dara (1 Juni-1 Juli) Carefour Medan

5. Lomba Fotografi Objek Wisata dan Bangunan Bersejarah (27 Juni-6 Juli) Balai Kota Lama /Hotel Aston


(53)

7. Duta Wisata (08 s/d 09 Agustus) Merdeka Walk (Medan)

8. Lomba Tarian Tradisional (15 s/d 16 Agustus) Bina Budaya Kota Medan 9. Perayaan Agama Buddha (Event Tetap) Chong A Fie Kesawan

10. Ramadhan Fair (Event Tetap) (29Juli s/d 29 Agustus) Kolam Sri Deli / Mesjid Raya

11. Pameran Lukisan (10 s/d 11 Oktober) Plaza Millenium

12. Pengembangan Tari dan Kesenian Daerah (10 s/d 11 Oktober) Bina Budaya 13. Lomba Pembuatan Souvenir Pariwisata (21 s/d 22 November) Merdeka Walk (Medan)

14. Festival Budaya dan Promosi Kota Medan (22 s/d 24 November) Istana Maimoon

Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi pariwisata di kota Medan antara lain sebagai berikut :

1. Minimnya anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan untuk mendanani kegiatannya.

2. Sulitnya berkoordinasi dengan instansi terkait didalam usaha mempromosikan pariwisata di kota Medan sehingga membuat pariwisata di kota Medan kalah ketinggalan dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain.

3. Beberapa sarana pariwisata kota Medan telah mengalami penurunan kualitas pelayanannya, sehingga tidak dapat memuaskan perjalanan wisata para wisatawan.


(54)

4. Rendahnya sadar wisata masyarakat tentang pentingnya arti kepariwisataan, sehingga menimbulkan masalah terhadap wisatawan yang berkunjung ke kota Medan.

5. Tingginya kriminalitas yang berdampak buruk bagi kepariwisataan di kota Medan yang membuat wisatawan mancanegara menjadi takut untuk berkunjung.


(55)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah meninjau, mempelajari dan menganalisis tentang Usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Mempromosikan Pariwisata di Kota Medan, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran yang kelak dapat berguna bagi kepariwisataan di kota Medan dalam menetapkan kebijaksanaan untuk memasarkan kepariwisataan Medan pada masa-masa yang akan datang.

1. Di dalam dunia pariwisata kegiatan promosi memiliki fungsi dan peran penting yaitu sebagai sumber dan penyalur informasi tentang objek dan daya tarik wisata bagi calon wisatawan, sehingga dapat menarik peminat wisatawan untuk berkunjung.

2. Pemberian / informasi yang disajikan di dalam kegiatan promosi membentuk opini dan sikap perilaku calon wisatawan di dalam menentukan daerah / negara tujuan wisata.

3. Promosi pariwisata memiliki peran penting di dalam dunia kepariwisataan, dimana dapat mempengaruhi jumlah /arus kunjungan wisatawan ke suatu daerah / negara apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang baik dan menarik tentang suatu objek dan daya tarik wisata tersebut.


(56)

4. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan dalam usaha mempromosikan kepariwisataan di kota Medan belum dapat sepenuhnya menjalankan fungsi dan perannya secara optimal, karena belum memiliki faktor-faktor yang memadai.

5. Informasi yang disajikan dalam promosi pariwisata belum cukup memadai dan kurang pengembangannya, sehingga pengaruhnya bagi wisatawan hanya sedikit

Saran

Dengan mengamati hasil penelitian dan kesimpulan, maka disusun saran yang diharapkan dapat membantu usaha peningkatan peran promosi di dalam mendorong pertumbuhan kepariwisataan kota Medan sebagai berikut :

1. Perlu memanfaatkan fungsi promosi sebagai sumber informasi secara maksimal di dalam membantu kepariwisatan di Kota Medan.

2. Agar Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan kepariwisataan di kota Medan menjalankan fungsi dan perannya secara optimal dengan meningkatkan koordinasi dengan usaha-usaha pariwisata daerah.

3. Membentuk suatu forum kerjasama antara usaha-usaha pariwisata dengan instansi terkait agar terbentuk suatu sinergi yang baik sehingga dapat


(57)

4. Perlu melibatkan lembaga-lembaga pendidikan kejuruan pariwisata, seperti SMIP, Akademi Pariwisata dalam kegiatan pariwisata.

5. Perlu memberikan penyuluhan tentang sapta pesona pada masyarakat dan kepada usaha-usaha pariwisata dengan lebih intensif oleh semua pihak terkait.

6. Perlu lebih memberikan informasi kepada Pemerintah Pusat agar memperhatikan kepariwisataan kota Medan, agar kepariwisataan di kota Medan dapat terurus dan lestari.

7. Perlu ditentukannya target pasar yang tepat dalam membangun suatu Daerah Tujuan Wisata.

8. Diperlukan kerja sama dan sinergitas yang baik dengan stakeholders dalam mempromosikan pariwisata kota Medan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara. 2008. Medan

Madjid, Mukhtar. 2003. Geografi Pariwisata Indonesia. Medan : Bartong Jaya Marpaung, Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Pendit, Nyoman, S. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita Sihotang, S, Is. 1999. Strategi dan Pengembangan Pariwisata Sumatera Utara Makalah Seminar Persaingan Bisnis Pariwisata Sumatera Utara.

Undang-Undang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. 1999. Surabaya : Karya Utama

Wahab, Salah. 1989. Manajemen Pariwisata. Yogyakarta : Kanisius Yoeti, A. Oka. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa


(1)

7. Duta Wisata (08 s/d 09 Agustus) Merdeka Walk (Medan)

8. Lomba Tarian Tradisional (15 s/d 16 Agustus) Bina Budaya Kota Medan 9. Perayaan Agama Buddha (Event Tetap) Chong A Fie Kesawan

10. Ramadhan Fair (Event Tetap) (29Juli s/d 29 Agustus) Kolam Sri Deli / Mesjid Raya

11. Pameran Lukisan (10 s/d 11 Oktober) Plaza Millenium

12. Pengembangan Tari dan Kesenian Daerah (10 s/d 11 Oktober) Bina Budaya 13. Lomba Pembuatan Souvenir Pariwisata (21 s/d 22 November) Merdeka Walk (Medan)

14. Festival Budaya dan Promosi Kota Medan (22 s/d 24 November) Istana Maimoon

Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi pariwisata di kota Medan antara lain sebagai berikut :

1. Minimnya anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan untuk mendanani kegiatannya.

2. Sulitnya berkoordinasi dengan instansi terkait didalam usaha mempromosikan pariwisata di kota Medan sehingga membuat pariwisata di kota Medan kalah ketinggalan dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain.

3. Beberapa sarana pariwisata kota Medan telah mengalami penurunan kualitas pelayanannya, sehingga tidak dapat memuaskan perjalanan wisata para wisatawan.


(2)

sehingga menimbulkan masalah terhadap wisatawan yang berkunjung ke kota Medan.

5. Tingginya kriminalitas yang berdampak buruk bagi kepariwisataan di kota Medan yang membuat wisatawan mancanegara menjadi takut untuk berkunjung.


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah meninjau, mempelajari dan menganalisis tentang Usaha Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Mempromosikan Pariwisata di Kota Medan, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran yang kelak dapat berguna bagi kepariwisataan di kota Medan dalam menetapkan kebijaksanaan untuk memasarkan kepariwisataan Medan pada masa-masa yang akan datang.

1. Di dalam dunia pariwisata kegiatan promosi memiliki fungsi dan peran penting yaitu sebagai sumber dan penyalur informasi tentang objek dan daya tarik wisata bagi calon wisatawan, sehingga dapat menarik peminat wisatawan untuk berkunjung.

2. Pemberian / informasi yang disajikan di dalam kegiatan promosi membentuk opini dan sikap perilaku calon wisatawan di dalam menentukan daerah / negara tujuan wisata.

3. Promosi pariwisata memiliki peran penting di dalam dunia kepariwisataan, dimana dapat mempengaruhi jumlah /arus kunjungan wisatawan ke suatu daerah / negara apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang baik dan menarik tentang suatu objek dan daya tarik wisata tersebut.


(4)

kepariwisataan di kota Medan belum dapat sepenuhnya menjalankan fungsi dan perannya secara optimal, karena belum memiliki faktor-faktor yang memadai.

5. Informasi yang disajikan dalam promosi pariwisata belum cukup memadai dan kurang pengembangannya, sehingga pengaruhnya bagi wisatawan hanya sedikit

Saran

Dengan mengamati hasil penelitian dan kesimpulan, maka disusun saran yang diharapkan dapat membantu usaha peningkatan peran promosi di dalam mendorong pertumbuhan kepariwisataan kota Medan sebagai berikut :

1. Perlu memanfaatkan fungsi promosi sebagai sumber informasi secara maksimal di dalam membantu kepariwisatan di Kota Medan.

2. Agar Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan kepariwisataan di kota Medan menjalankan fungsi dan perannya secara optimal dengan meningkatkan koordinasi dengan usaha-usaha pariwisata daerah.

3. Membentuk suatu forum kerjasama antara usaha-usaha pariwisata dengan instansi terkait agar terbentuk suatu sinergi yang baik sehingga dapat


(5)

4. Perlu melibatkan lembaga-lembaga pendidikan kejuruan pariwisata, seperti SMIP, Akademi Pariwisata dalam kegiatan pariwisata.

5. Perlu memberikan penyuluhan tentang sapta pesona pada masyarakat dan kepada usaha-usaha pariwisata dengan lebih intensif oleh semua pihak terkait.

6. Perlu lebih memberikan informasi kepada Pemerintah Pusat agar memperhatikan kepariwisataan kota Medan, agar kepariwisataan di kota Medan dapat terurus dan lestari.

7. Perlu ditentukannya target pasar yang tepat dalam membangun suatu Daerah Tujuan Wisata.

8. Diperlukan kerja sama dan sinergitas yang baik dengan stakeholders dalam mempromosikan pariwisata kota Medan.


(6)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara. 2008. Medan

Madjid, Mukhtar. 2003. Geografi Pariwisata Indonesia. Medan : Bartong Jaya Marpaung, Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Pendit, Nyoman, S. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita Sihotang, S, Is. 1999. Strategi dan Pengembangan Pariwisata Sumatera Utara Makalah Seminar Persaingan Bisnis Pariwisata Sumatera Utara.

Undang-Undang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. 1999. Surabaya : Karya Utama

Wahab, Salah. 1989. Manajemen Pariwisata. Yogyakarta : Kanisius Yoeti, A. Oka. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa