Upaya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kota Medan

(1)

WISATAWAN DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

OBED ALFREDO MANURUNG

112204053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA

MEDAN.

OLEH

OBED ALFREDO MANURUNG

112204053

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Dr. Asmyta Surbakti, M.Si.

NIP. 19600325 198601 2 001


(3)

Judul Kertas Karya

: UPAYA DINAS KEBUDAYAAN

DAN PARIWISATA KOTA

MEDAN DALAM

MENINGKATKAN KUNJUNGAN

WISATAWAN DI KOTA MEDAN

Oleh

:

Obed Alfredo Manurung

NIM

: 112204053

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 1511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001

Arwina Sufika, SE, M.Si.


(4)

i

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang sangat indah dan memiliki beranekaragam budaya. Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Utara, telah berkembang menjadi kota metropolitan dan mengandung banyak historis dan berbagai suku/etnis yang ada. Kota Medan sampai saat ini terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong banyak orang dan investor untuk berkunjung ke Kota Medan dalam rangka tujuan wisata maupun bisnis. Untuk menjadikan Medan sebagai daerah tujuan wisata, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan melalui pemasaran dan melakukan kegiatan promosi pariwisata.

Key word : Objek Wisata, Pemasaran, Promosi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan


(5)

ii

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang merupakan tugas akhir dan salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam rangka memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III, Bidang Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya. Adapun judul tugas akhir ini “ Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kota Medan” yang disusun dalam bentuk yang sederhana dan penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metode maupun materi penulisan, hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, disamping masih kurangnya pengalaman penulis dalam membuat suatu kertas karya ilmiah.

Dalam penulisan kertas karya ini tidak terlepas dari bantuan, arahan, bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui kesempatan ini dengan segalah kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E, M.Si. selaku ketua Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.


(6)

iii

3. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing dalam menyusun kertas karya ini yang membimbing penulis dengan baik.

4. Bapak Budi Santoso, S.Sos. selaku Dosen Pembaca dan kordinator Usaha Wisata 2011 yang telah membimbing kami melakukan studi wisata di dalam maupun luar negeri.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Kak Julie dan Kak Tri selaku admin di kantor jurusan Program Studi Pariwisata. 7. Kepada yang saya sayangi kedua orang tua saya bapak dan mamak, serta

kakak-adik saya Wenny, Dani, dan Debi yang telah banyak memberikan doa, perhatian, dukungan motivasi dan lainnya sehingga saya berhasil dalam menulis kertas karya ini.

8. Teman-teman NIRVANA yang selalu memberikan dukungan dan tempat serta motivasi yang sangat berkesan, Andreas, Arbi, Agung, Ones, Adel, Lala, Sari, Richard, Jokeng, Nicky, dan Ferry.

9. Kepada teman saya yang telah membantu saya dalam mengumpulkan bahan dan data-data dalam menyusun kertas karya ini, Rido Steven Ambarita.

10.Teman-teman saya seperjuangan segenap mahasiswa pariwisata stambuk 2011, khususnya Ismail, Benvri, Dwi, Edwin, Tokek, Falyaz, Rivan, Tiara, Nur, Cika, Nanda, dan Ayu

11.Teman-teman dari tim futsal IMAPA, Abdi, M.Rizki, Fadhlan, Dean, dkk yang telah sama-sama berjuang memperoleh tiga piala selama masa kuliah aktif.


(7)

iv

Monica.

13.Kepada WekaWekaFamily yang selalu menghibur dan memberikan semangat baru yang tiada habisnya, @hendrawkwk, @foswkwk, @samuelwkwk, @rerewkwk, @jujuwkwk, dan @gandhiwkwk

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian kertas karya ini dan penulis berharap semoga kertas karya ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya mahasiswa Pariwisata Program Studi Usaha Wisata.

Medan, 4 Maret 2015 Penulis

OBED ALFREDO 112204053


(8)

v DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL ……… vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 3

1.3 Tujuan Penelitian ……… 3

1.4 Kegunaan Penelitian ……… 4

1.5 Metode Penelitian ……… 4

1.6 Sistematika Penulisan ……… 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata……… 7

2.2 Pengertian Wisatawan………...… 9

2.3 Prasarana Pariwisata……… 11

2.4 Sarana Pariwisata…. ……… 12

2.5 Sapta Pesona Wisata ……… 13

2.6 Pengertian Pemasaran……….. 14

2.7 Pengertian Jasa ……… 15

2.8 Pengertian Promosi ……… 15

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN ORGANISASI 3.1 Gambaran Umum Kota Medan ……… 17


(9)

vi

3.4 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan ……… 24 3.5 Visi Misi Disbudpar ……… 24 3.6 Fungsi dan Tugas Pokok Disbudpar ……… 26

BAB IV UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN

WISATAWAN

4.1 Peranan Penting Pariwisata di Kota Medan ……… 28 4.2 Upaya - Upaya Yang Telah Dilakukan ……… 30 4.3 Hal Yang Telah Dicapai Dalam Melakukan Upaya……. 35 4.4 Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan …...……… 36

4.5 Data Realisasi Kunjungan Wisatawan ……… 39

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……… 43 5.2 Saran ……… 44

DATA INFORMAN DAFTAR PUSTAKA


(10)

vii

DAFTAR TABEL

TABEL 3.3 OBJEK WISATA……… 22 TABEL 4.5 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN…………..……… 41


(11)

i

Indonesia merupakan negara yang sangat indah dan memiliki beranekaragam budaya. Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Utara, telah berkembang menjadi kota metropolitan dan mengandung banyak historis dan berbagai suku/etnis yang ada. Kota Medan sampai saat ini terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong banyak orang dan investor untuk berkunjung ke Kota Medan dalam rangka tujuan wisata maupun bisnis. Untuk menjadikan Medan sebagai daerah tujuan wisata, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan melalui pemasaran dan melakukan kegiatan promosi pariwisata.

Key word : Objek Wisata, Pemasaran, Promosi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Peluang tersebut didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti: letak dan keadaan geografis (lautan dan daratan sekitar khatulistiwa), lapisan tanah yang subur dan panorama (akibat ekologi geologis), serta berbagai flora dan fauna yang memperkaya isi daratan dan lautannya. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena global dengan melibatkan jutaan manusia baik di kalangan masyarakat industri pariwisata maupun penggunanya. Usaha individu untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonominya menjadikan mereka berusaha untuk menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan potensi lain, seperti pariwisata. Kegiatan pariwisata dan obyek wisata di suatu daerah akan menyebabkan terciptanya lapangan kerja baru, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya. Peranan pariwisata bagi Indonesia semakin terasa, terutama setelah melemahnya peranan minyak dan gas.

Persaingan dalam sektor pariwisata dengan skala kecil, menengah, dan besar sangat ketat. Bisnis pariwisata yang tidak mengikuti persaingan, secara otomatis akan


(13)

tersingkir. Dalam keadaan kompetitif, setiap bidang bisnis membutuhkan kunci sukses untuk dapat bertahan, bersaing, dan menguasai pasar. Salah satu kunci sukses dalam bersaing di bidang kepariwisataan yaitu fokus terhadap wisatawan, serta berupaya mencari dan menambah wisatawan baru. Dikarenakan wisatawan merupakan aset utama, maka keberadaannya benar-benar harus dipertahankan. Kebutuhan dan keinginan wisatawan harus selalu dipenuhi dengan berbagai cara. Misalnya, menggunakan bantuan perlengkapan dan peralatan yang akurat dan cepat, menyediakan produk-produk wisata yang bermanfaat dan lengkap serta menerima masukan yang diberikan wisatawan, sehingga wisatawan akan tetap percaya dan puas terhadap layanan yang diberikan.

Indonesia adalah negara yang kaya akan objek wisata alam dan buatan. Dalam hal ini sangat diperlukan peranan instansi pemerintah. Oleh karena itu untuk membangun dan menyejahterakan bangsa dan negara, pemerintah membentuk berbagai instansi sesuai dengan bidang masing- masing. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan bertanggung jawab atas pelestarian serta pemasaran kebudayaan dan objek wisata Kota Medan yang berupaya memenuhi tuntutan persaingan dengan terus mengikuti perkembangan dalam berbagai bidang.

Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjadi semakin penting bagi sektor pariwisata yang secara langsung mendukung perkembangan perekonomian daerah bahkan Indonesia. Dalam menjalankan perannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan bekerja sama dengan masyarakat Kota Medan untuk


(14)

3

melestarikan dan memasarkan aset-aset pariwisata di Kota Medan sehingga meningkatkan jumlah pendapatan dan kunjungan wisata di Kota Medan.

Dengan alasan-alasan tersebut di atas maka penulis ingin membahas mengenai bagaimana UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA MEDAN

1.2 Perumusan Masalah

Sebagaimana biasanya bahwa setiap penelitian selalu menghadapi suatu masalah yang akan dipecahkan. Agar masalah dalam penelitian menjadi jelas, maka terlebih dahulu harus dirumuskan dengan jelas dan tegas. Perumusan masalah tersebut bertujuan agar masalah tersebut menjadi jelas batasannya, yang membantu untuk lebih mudah mencari alternatif pemecahnya.

Mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis maka penulis membuat rumusan masalah sejauh mana upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan sektor pariwisata agar terjadi peningkatan kunjungan wisatawan di Kota Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari alasan pemilihan judul dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peranan penting pariwisata di Kota Medan, hal-hal apa saja yang telah dilaksanakan dan kendala apa saja yang dihadapi dalam mempromosikan sektor pariwisata di Kota Medan, serta untuk mengetahui


(15)

kegiatan-kegiatan pokok, fungsi dan upaya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menambah kajian tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah kepariwisataan dan kendala yang dihadapi di industri ini.

2. Untuk mengembangkan dan menambah wawasan penulis tentang upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan serta menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.

3. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III, Bidang Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.5 Metode Penelitian

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk proses pengumpulan fakta, bagi penerapan konsep ilmiah untuk mencapai kebenaran. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dimaksud, penulis menggunakan dua cara, yaitu:

1. Library Research (Riset Pustaka)

Library Research merupakan suatu cara pengumpulan data yang

dilakukan melalui studi kepustakaan, yakni berdasarkan buku-buku yang berhubungan dengan judul yang dipilih.


(16)

5

2. Field Research (Riset Lapangan)

Field Research merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan

melalui penelitian langsung ke lapangan. Melakukan wawancara langung dengan pihak yang mengetahui tentang masalah yang diperlukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan isi kertas karya ini, maka penulis membaginya ke dalam lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Uraian teoritis yang terdiri dari pengertian pariwisata, pengertian wisatawan, bentuk-bentuk pariwisata, sarana dan prasarana kepariwisataan, sapta pesona wisata, pengertian pemasaran, jasa dan promosi.

BAB III Gambaran umum badan organisasi yang mencakup gambaran umum tentang Kota Medan, perkembangan kepariwisataan, klasifikasi objek dan daya tarik wisata Kota Medan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.

BAB IV Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Medan, meliputi: peranan penting pariwisata di Kota Medan, upaya yang telah dilakukan, hal-hal yang telah dicapai dalam melakukan upaya


(17)

serta kendala yang dihadapi. Data realisasi kunjungan wisatawan.

BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DATA INFORMAN DAFTAR PUSTAKA


(18)

7 BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional layaknya pengertian wisatawan. Tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pitana (2009: 44) beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai berikut:

“Tourism comprises the ideas an opinions people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and what to do or nor to do, abaout how to relate to other tourists, locals and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas opinions” (Leiper, 1995, dalam Richardson & Flicker, 2004: 6).

“The activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes” (WTO, dalam Richardson & Flicker, 2004:6).

“The sum of the phenomena and relationship arising from the interaction of tourists, businesses, host governments, and host communities, in the process of attracting and hosting these tourists and other visitor” ( MacIntosh, 1980: 8)

“Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising from the interaction among tourists, business supplier, host goverment, host communities, origin governments, universities, community colleges and non-governenmental organisations, in the process of atracting, transporting, hosting, and managing these tourists and other visitors” (Weaver and Opperman, 2003: 3),


(19)

“Tourism is defined as the interrelated system that includes tourist and the associalted services that are propived and utilised (facilities, attractions, transportation, and acomodation) to aid in their movement” (Fannel,1994: 4).

“Tourism comprises the activities of persons, travelling to and staying in place outsides their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes” (UNWTO, 1995, dikutip dari Richardson dan Fluker, 2004: 7).

Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa ditemui pada berbagai disiplin ilmu lain.

Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok secara umum disepakati di dalam batasan pariwisata (khususnya pariwisata internasional), yaitu sebagai berikut:

1. Traveller, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas.

2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, dan penghidupan di suatu tempat tujuan.

3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi (WTO, dalam Pitana:2009).


(20)

9

Semua definisi yang dikemukakan selalu mengandung beberapa unsur pokok, yaitu:

1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain;

2. Adanya unsur ‘tinggal sementara’ di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya; dan

3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju (Richardson and Fluker 2004, dalam Pitana: 2009).

Selanjutnya, Mathieson and Wall (1982, dalam Pitana: 2009) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu:

1. a dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata ; 2. a static element, yaitu singgah di daerah tujuan, dan

3. a consequential element, atau akibat dari dua hal di atas (khususnya terhadap masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial, dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.

2.2 Pengertian Wisatawan

Pengertian wisatawan (tourist) menurut Yoeti (1985:123) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi berikut ini:


(21)

a. Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konperensi dan missi.

Theobald (2005, dalam Damanik: 2006) mengemukakan beberapa elemen yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan apakah seseorang dapat dikatakan sebagai wisatawan atau tidak menurut standar internasional, yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan perjalanan (purpose of trip). Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan selain untuk tujuan bisnis (leisure traveling), walaupun ada kalanya sebuah perjalanan bisnis juga dapat diikuti oleh kegiatan wisata (non-bisnis).

2. Jarak perjalanan dari tempat asal (distance traveled). Untuk tujuan statistik, ketika memerhitungkan jarak total ulang-alik (round trip) antar tempat tinggal dan tujuan wisata. Umumnya jarak yang dipakai bervariasi antara 0-160 km (0-100 mil) tergantung ketentuan masing – masing negara. Oleh karenanya, perjalanan yang dilakukan seseorang, walaupun bukan untuk bisnis, tetapi bila kurang dari ketentuan yang ditetapkan, maka orang tersebut tidak akan dihitung sebagai wisatawan.

3. Lamanya perjalanan (duration of trip). Umumnya definisi mengenai wisatawan yang mencakup perjalanan paling tidak satu malam (over night) ditempat yang menjadi tujuan perjalanan. Namun adakalanya


(22)

11

persyaratan ini dikesampingkan pada kasus perjalanan wisata yang memang didesain kurang dari 24 jam tetapi nyata–nyata berdampak pada kegiatan bisnis pariwisata, sebagai restoran, atraksi wisata, hotel, dan sebagainya, di daerah tujuan wisata.

2.3 Prasarana Pariwisata

Prasarana (infrastuctures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya (Yoeti, 1985).

Salah Wahab, (dalam Yoeti, 1985) dalam bukunya Tourism Management

membagi prasarana menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Prasarana umum meliputi: sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur-jalur lalu lintas, sistem pembangunan limbah dan system telekomunikasi.

b. Kebutuhan pokok pola hidup modern misalnya: rumah sakit, apotek, bank, pusat-pusat perbelanjaan, salon, kantor-kantor pemerintahan dan pompa-pompa bensin.

c. Prasarana yang diperuntukkan bagi wisatawan adalah:

• Tempat Penginapan Wisatawan

Hotel, motel, rumah susun, kamar keluarga yang disewakan, bangunan wisata sosial (desa wisata, tempat perkemahan, pondok remaja dan sebagainya).


(23)

Agen perjalanan dan biro perjalanan umum, penyewaan kendaraan dan

tour operator lokal.

• Kantor Informasi dan Promosi

Kantor penerangan wisata di pintu-pintu masuk suatu Negara, kota atau daerah tertentu. Di Indonesia dikenal dengan Tourist Information Service

• Tempat-tempat Rekreasi dan Sport

• Sarana Transportasi Penunjang seperti kapal udara, laut, sungai, kereta api dan alat transportasi darat lainnya.

2.4 Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan.

Sarana pariwisata menurut Karyono (1997: 74-77) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Sarana pokok kepariwisatan adalah perusahaan yang kehidupannya bergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan seperti:

Travel Agent dan Tour Operator, Perusahaan-perusahaan Angkutan Wisata, Hotel dan jenis akomodasi lainnya, Bar dan Restoran serta rumah makan lainnya, Objek Wisata dan Atraksi Wisata.

b. Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi sarana pokok


(24)

13

kepariwisataan dan membuat para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata seperti: sarana olahraga dan sarana pelengkap lainnya.

c. Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tinggal lebih lama namun agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang dikunjunginya seperti: Night Club dan Casinos.

2.5 Sapta Pesona Wisata

Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia. Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah : 1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang

artinya keselamatan jiwa dan fisik.

2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.

3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.


(25)

4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi, dengan adanya penghijauan.

5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang mata.

6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.

7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.

Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.

2.6 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (1999) yang dikutip oleh I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok dari sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Untuk berhasilnya pemasaran perlu dibuat perencanaan strategik yang dibutuhkan sebagai proses untuk mengembangkan dan memelihara strategi yang cocok antar sasaran serta kemampuan organisasi dan


(26)

15

peluang pemasaran yang berubah-ubah. Tujuan perencanaan strategik adalah mencari jalan yang memungkinkan organisasi menggunakan kekuatannya dengan baik dan mamanfaatkan peluang yang menarik yang ada di lingkungan .

Menurut Wahab (1989), fungsi pemasaran dalam organisasi pariwisata nasional atau dalam suatu badan usaha pariwisata lain, (hotel, perusahaan angkutan, usaha-usaha perjalanan dan sebagainya) harus tunduk pada pola pikir dan kaidah-kaidah manajemen modern, yang mencakup:

1. Mengorganisir fungsi pemasaran 2. Menyediakan staf organisasi pemasaran

3. Mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah 4. Memimpin operasi pemasaran

5. Mengukur penampilan dan melakukan pengawasan.

2.7 Pengertian Jasa

Menurut Kotler (1993) “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik”.

2.8 Pengertian Promosi

Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan. Menurut Kotler (1995) “Promosi merupakan kegiatan komunikasi dimana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha mempengaruhi calon pelanggan agar bersedia


(27)

untuk membeli produk yang ditawarkan”. Dalam kegiatan promosi, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Efek komunikasi

Penggunaan surat, pembagian brosur-brosur objek wisata, telepon, faksimili,

e-mail dan alat penghubung non-personal lain untuk berkomunikasi secara langsung atau mendapatkan tanggapan langsung dari wisatawan.

2. Advertising

Merupakan setiap bentuk komunikasi non personal dan dibayar melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, radio dan sebagainya.

3. Promosi penjualan

Melibatkan semua aktifitas yang menawarkan insentif untuk mempengaruhi konsumen, perantara produk atau mencapai target penjualan.

4. Personal selling

Merupakan usaha untuk mendapatkan keuntungan melalui bentuk face to face atau telepon antara perwakilan penjual dengan calon pembeli.

5. Hubungan Masyarakat


(28)

17 BAB III

GAMBARAN UMUM BADAN ORGANISASI

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2014 diperkirakan telah mencapai 2.731.607 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' lintang utara dan 98 35'-98 44' bujur timur. Posisi Kota Medan ada di bagian utara Provinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan.


(29)

3.2 Perkembangan Kepariwisataan Kota Medan

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat satu Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2011 menurut sektor/lapangan usaha adalah sektor jasa-jasa sebesar 9,22% kemudian sektor keuangan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,02% transportasi dan telekomunikasi sebesar 7,74%. Dari besaran nilai ketiga sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada ketiga sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.

Berbagai macam potensi pendukung bidang usaha potensial di Kota Medan adalah:

1. Perdagangan, hotel dan restoran

Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis. Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. bagi Kota Medan,


(30)

19

kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.

2. Pelabuhan laut Belawan

Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor kabupaten/kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut. 3. Hasil industri kecil

Terdapat sepuluh produk yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari segi pasarnya. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana, inisialnya perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dari industri kecil makanan inisialnya kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu


(31)

produk makanan ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung ke Kota Medan.

4. Pengembangan kawasan industri

Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota besar pada umumnya, Kota Medan memiliki kawasan industri. Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, pemerintah Kota Medan menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas listrik 120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Selain itu, Kota Medan dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.

5. Pariwisata

Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang sejuk, Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota Medan di antaranya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor buaya aneka jenis. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan adalah bangunan tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan.


(32)

21

3.3 Klasifikasi Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Medan

Dalam UU No.9 / 1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Dalam bahasa Inggris disebut attraction yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non fisik. Beberapa pengertian objek wisata adalah :

1. Menurut PP No. 24 / 1979, objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, cara hidup manusia, seni dan budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

2. Menurut SK Menparpostel No. KM 98 / PW.102 / MPT-87, objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dapat dibangun sehingga memiliki daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

3. Menurut UU No. 9 / 1990 pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam :

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu objek wisata adalah : 1. Something To See

Adalah adanya sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan. 2. Something To Do


(33)

Adalah adanya kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan dan dapat menyenangkan wisatawan tersebut.

3. Something To Buy

Adalah adanya sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan. (Yoeti, 1993)

Beberapa objek wisata yang memenuhi syarat-syarat untuk dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata di Kota Medan tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Objek Wisata

No Nama Objek Jenis Objek Alamat / Lokasi

1. Istana Maimun Budaya/Sejarah Jl. Bridjend Katamso 2. Mesjid Raya Al-Mahsun Budaya/Sejarah Jl. Mesjid Raya 3. Gereja Katolik Budaya/Sejarah Jl. Pemuda

4. Klenteng Hindu Sri Marlaman Budaya/Sejarah Jl. H.Zainul Arifin 5. Mesjid Labuhan Budaya/Sejarah Labuhan Deli 6. Kebun Binatang Rekreasi/Fauna Sunggal

7. Tempat Pelelangan Ikan Rekreasi Medan Labuhan 8. Taman Sri Deli Rekreasi Jl. Sisingamangaraja 9. Taman Ahmad Yani Rekreasi Jl. Jenderal Sudirman 10. TamanBuaya/ Penangkaran Rekreasi/Fauna Jl. Sunggal Desa Asam


(34)

23

Buaya Kumbang

11. Danau Siombak Indah Alam /Bahari Medan Marelan 12. Ocean Fasifik Alam /Bahari Belawan

13. Perumahan Nelayan Indah Alam /Bahari Medan Labuhan 14. Rahmat Galery Rekreasi/Fauna Jl. S.Parman 15. Tanaman Bunga Angrek Rekreasi/Flora Jl. Ahmad Yani 16. Pekantan Kuliner Jl. Pandu 17. Merdeka Walk Kuliner Jl. Balai Kota 18. Taman Lili Suhery Kuliner Jl. Listrik 19. Pagaruyung Square Kuliner Jl. Pagaruyung 20. Balai Kota Budaya/Sejarah Jl. Balai Kota 21. Menara PDAM Budaya/Sejarah Jl. SM.Raja 22. Kantor Pos Induk Budaya/Sejarah Jl. Balai Kota 23. Klenteng Budha Budaya/Sejarah Jl. Jendral Sudirman 24. Titi Gantung Budaya/Sejarah Stasiun PJKA


(35)

26. Musium Negeri Sumut Budaya/Sejarah Jl. H.M.Joni 27. Musium Bukit Barisan Budaya/Sejarah Jl. H.Zainul Arifin 28. Pusat Industri Kecil Menteng Kerajinan Jl. Rahmat Menteng 29. Pabrik Bakaran Batu 1 Kerajinan Jl. Bromo

30. Rumah Tjong A Fie Budaya/Sejarah Jl. Ahmad Yani 31. Gereja Immanuel Budaya/Sejarah Jl. Diponegoro 32. Kesawan Town Budaya/Sejarah Jl. Ahamad Yani 33. London Sumatera Indonesia Budaya/Sejarah Jl. Kesawan Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Medan (2015)

3.4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan Sejak tahun 1991 telah terbentuk Dinas Pariwisata Kota Medan, kemudian Pada tahun 2001 ditambah urusan kebudayaan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan SK Walikota Medan No. 20/2002 tentang Tujuan dan Fungsi Dinas dan Kebudayaan Kota Medan. Dan perubahan terakhir dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah


(36)

25

RI No. 38 tahun 2007. Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merupakan instansi Pemerintah Kota Medan yang bergerak dalam bidang kebudayaan dan pariwisata yang berlokasi di Jalan Prof. H.M. Yamin, SH no. 40/42.

3.5 Visi Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Adapun visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah kemajuan kebudayaan dan pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan daerah dengan mewujudkan supremasi hukum, dan pemerintah yang bersih, mengupayakan pertumbuhan dalam bidang ekonomi, pembangunan, pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan kerukunan kehidupan beragama, pelestarian budaya dan pemerataan pembangunan disegala bidang. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merumuskan visi yaitu “Menjadikan Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata”.

Misi memberikan gambar untuk terwujudnya visi agar organisasi dapat terlaksana seperti apa yang diharapkan, maka diharapkan dari berbagai kalangan terutama pihak yang berkepentingan untuk mengetahui dan mendukung program serta hasil yang akan diperoleh. Dinas kebudayaan dan pariwisata mempunyai misi sebagai berikut:


(37)

a) Melindungi, melestarikan aset-aset kebudayaan daerah yang datangnya dari warisan leluhur dan memberikan kebebasan berekspresi dan berkreasi dalam kesenian budaya dengan mengacu kepada nilai-nilai agama dan alat budaya yang ada.

b) Meningkatkan, menampilkan atraksi budaya lokal dan kesenian daerah. Generasi-generasi penerus dari sejak dini harus diperkenalkan dan dididik untuk mempelajari budaya dan kesenian yang ada dan ditampilkan sesering mungkin untuk diketahui, diperkenalkan ke mancanegara.

c) Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata.

Objek wisata yang telah ada, sarana dan prasarana seperti jalan, penunjuk arah ke lokasi objek dibuat sebaik mungkin dan membangun kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk pembangunan objek wisata baru terutama wisata rekreasi yang masih sangat minim di Kota Medan.

d) Meningkatkan pelayanan kepariwisataan terutama sadar wisata masyarakat di daerah tujuan wisata. Seluruh komponen pelaku pariwisata harus menyadari bahwa kepariwisataan dapat mengangkat harkat, martabat dan kesejahteraan rakyat, serta meningkatkan sistem informasi/ promosi baik dalam bentuk publikasi manual maupun elektronik dan melibatkan stakeholder untuk saling menunjang dibidang masing-masing yang dilakukan secara profesional.

e) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan dalam bidang kepariwisataan.

f) Melaksanakan sosialisasi hukum dalam upaya peningkatan kesadaran hukum masyarakat terhadap kepariwisataan.


(38)

27

3.6 Fungsi dan Tugas Pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Fungsi dan tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dituangkan dalam surat keputusan WaliKota Medan Nomor : 20 Tahun 2002.

Dalam Bab II Pasal 12 berbunyi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah unsur pelaksana pemerintah Kota Medan dalam bidang budaya dan pariwisata yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah dan pada Pasal 3 menyebutkan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebahagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kebudayaan dan kepariwisataan serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi :

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis, dibidang kebudayaan dan kepariwisataan.

2. Menyelenggarakan pemberian perizinan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan.

3. Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan perundang-undangan dibidang kebudayaan dan kepariwisataan.

4. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan mempunyai tugas pokok dalam kegiatan-kegiatan pariwisata seperti :


(39)

1. Mengadakan pertemuan koordinasi dan konsultasi secara berkala untuk mendiskusikan , mengevaluasi, memecahkan masalah yang timbul dalam pengembangan pariwisata di Kota Medan.

2. Menggalakkan kelompok-kelompok masyarakat dalam meningkatkan ‘sadar wisata masyarakat’ melalui program pembudayaan sapta pesona.

3. Mempromosikan investasi pariwisata dengan cara mengusahakan menarik investor dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya disektor pariwisata.

4. Memberikan masukan-masukan yang aktual dan saran-saran kepada Pemerintah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan fasilitas prasarana dan sarana pariwisata.

5. Menggerakkan/mengkoordinir usaha-usaha pariwisata untuk melaksanakan promosi pariwisata. (https://medan-tourism.com)

BAB IV

UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

4.1 Peranan Penting Pariwisata di Kota Medan

Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Indonesia dengan keberagaman budaya merupakan tempat yang menarik bagi wisatawan sebagai alternatif tujuan wisata. Dewasa ini kepariwisataan semakin memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong


(40)

29

pemerataan pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa.

Industri pariwisata Kota Medan semakin tumbuh dan berkembang dengan ditetapkannya Kota Medan sebagai salah satu kota tujuan MICE (Meeting, Incentive, Convention, & Exhibition) oleh pemerintah Kota Medan. Industri MICE memiliki potensi dan prospek yang sangat besar untuk mendorong perkembangan ekonomi di daerah. Pemerintah Kota (Pemko) Medan bertekad terus memantapkan posisi ibukota Provinsi Sumatera Utara itu sebagai salah satu kota tujuan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran. Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Pemerintah Kota Medan melakukan upaya dan penerapan program pemantapan Kota Medan sebagai kota MICE. Dengan begitu, Kota Medan akan semakin dikenal dan bertambah banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Untuk menjadikan Kota Medan sebagai daerah tujuan wisata, tentu harus didukung oleh segenap komponen yang ada, tidak cukup hanya dengan mengandalkan potensi dan kemampuan Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, tetapi harus didukung oleh seluruh komponen yang ada di Kota Medan antara lain kesiapan sarana transportasi,


(41)

stakeholder kepariwisataan seperti ASITA, PHRI, sarana prasarana pendukung meliputi antara lain hotel, restoran, objek wisata, dan pramuwisata.

Sebagai pintu gerbang wilayah barat Indonesia, Kota Medan menjadi salah satu pilihan utama para wisatawan mancanegara. Medan memegang peranan strategis sebagai pintu masuk bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Danau Toba, Bukit Lawang, Berastagi dan Pulau Nias, sebagai empat destinasi wisata yang sudah sangat dikenal di mancanegara. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan bertugas melaksanakan pemasaran pariwisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sejalan dengan pelaksanaan tugas tersebut maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan melakukan kebijakan pemasaran untuk tercapainya apa yang diharapkan sesuai visi yang ada, yaitu “Mewujudkan Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata”

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merupakan fasilitator dalam kegiatan pariwisata di Kota Medan sehingga diharapkan mampu menciptakan dan melakukan usaha-usaha untuk lebih memajukan pariwisata Kota Medan seperti menutupi kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pariwisata Kota Medan. Apabila hal tersebut tidak cepat diatasi, maka akan menjadi ancaman bagi kegiatan-kegiatan pariwisata di Kota Medan. Oleh karena itu diharapkan kepada Pemerintah Kota Medan, harus tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul dan menjadikannya tantangan dalam pengembangan pariwisata ke depan.


(42)

31

4.2 Upaya - Upaya Yang Telah Dilakukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan memiliki fungsi dan tugas pokok yang salah satunya melakukan kegiatan pemasaran atau melakukan promosi wisata. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Disbudpar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

Strategi promosi merupakan siasat atau inisiatif kegiatan strategis yang akan dilakukan untuk merealisasikan tujuan promosi wisata yang telah ditetapkan. Didalamnya terkandung makna wawasan rencana kegiatan yang akan diselenggarakan dalam jangka menengah, yaitu dalam satu sampai dengan tiga tahun ke depan. Dalam hal ini sebaiknnya dihindari penyusunan inisiatif yang pelaksanaannya baru dapat direalisasikan dalam jangka panjang. (Yoeti, 1996: 25)

Untuk tujuan mempromosikan daerah tujuan wisata maka secara umum terdapat beberapa strategi utama yang dapat dijalankan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Strategi tersebut antara lain:

1. Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations 2. Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata 3. Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata 4. Penetrasi kegiatan public relations internasional.

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Informasi pada Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (pada tanggal 4 Februari 2015), Bapak Syofian, SE, upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kota Medan adalah dengan melakukan promosi/pemasaran pariwisata yaitu dengan


(43)

menyelenggarakan beberapa event tahunan dan mengadakan kegiatan MICE kepada para wisatawan yang akan mengadakan rapat atau pertemuan dan menginap di hotel-hotel Kota Medan, serta selalu mengikuti setiap event atau kegiatan baik di dalam maupun di luar Kota Medan berdasarakan undangan yang diterima.

Khusus dalam konteks tahun kunjungan wisata Kota Medan 2012 (Visit Medan Years), pihaknya telah mengagendakan beberapa event berskala internasional. Kegiatan itu, antara lain Festival Barongsai, Kejuaraan Paintball Indonesia Terbuka 2012, Festival Budaya Melayu, Ramadhan Fair dan pameran foto. Festival Barongsai dan Kejuaraan Paintball Indonesia Terbuka digelar pada 23-24 Juni 2012, serta diikuti belasan negara dari kawasan Asia Pasifik. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Drs. Busral Manan, menjelaskan, Kejuaraan Paintball

Indonesia Terbuka diikuti 14 tim luar negeri dan 18 tim dari dalam negeri. Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Benteng Medan tersebut digelar untuk memasyarakatkan olahraga paintball di Medan sebagai olahraga rekreasi sekaligus mempromosikan potensi wisata di kota ini. Selain itu keikutsertaan peserta luar negri diharapakan menjadikan Medan semakin dikenal sebagai salah satu kota MICE. Bersamaan dengan penyelenggaraan kejuaraan paintball, pihaknya juga melaksanakan penggelaran kesenian dan budaya, pameran pariwisata dan industri kerajinan rakyat, serta pameran foto. (https://www.medanmagazine.com)

Melihat semakin berkembangnya dunia kepariwisataan di Kota Medan saat ini yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah arus kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Medan maka Pemerintah Kota Medan berupaya terus meningkatkan pemasaran kepariwisataan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


(44)

33

Kota Medan. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Syofian, SE adalah sebagai berikut:

1. Sebagaimana terdapat dalam sapta kebijakan, maka dalam rangka untuk lebih memperluas jangkauan kepariwisataan, Disbudpar melakukan bermacam-macam promosi, yang pada dasarnya teknik promosi harus dilakukan seperti pembuatan brosur-brosur, poster, leafled, bookled, dan calendar of event. 2. Memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat di suatu daerah

wisata, agar dapat menerapkan sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan) dalam menerima kedatangan wisatawan nusantara, sehingga akan timbul kesan yang baik.

3. Bekerjasama dengan Dinas Bina Marga untuk melakukan perbaikan dan pelebaran jalan-jalan yang menuju ke objek wisata atau daerah wisata, sehingga menemukan jalur pariwisata baru di dalam dan antar wilayah.

4. Memberi masukan dalam penambahan frekuensi dan jalur penerbangan dalam dan luar negeri di Bandara Kuala Namu.

5. Mengadakan seminar-seminar dan rapat yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kepariwisataan di Kota Medan melalui MICE di hotel-hotel Kota Medan.

6. Mengikuti petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari segala kegiatan yang berhubungan dengan kepariwisataan.

7. Dengan menggalakkan “MEDAN BESTARI” yaitu Medan Kota Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi, dan Indah.


(45)

8. Bekerjasama kepada badan-badan swasta yang bergerak di bidang kepariwisataan, agar melaksanakan usaha pariwisatanya dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat banyak, selalu mengindahkan nilai-nilai luhur bangsa, memperhatikan dampak-dampak yang mungkin akan timbul dan pengaruh-pengaruh lainnya.

9. Menggali dan melestarikan nilai seni dan budaya daerah serta memelihara dan melestarikan gedung bersejarah di Kota Medan, misalnya Gedung London Sumatera dan Kantor Pos.

10.Mengikuti event/tourism bursa pariwisata International seperti : ITB

(International Travel Berlin) di Jerman, ATF (Asian Travel Forum), TIME

(Tourism Indonesia Mart & Expo), NATAS Fair (National Travel Association Singapore Fair), Tong-Tong Fair di Amsterdam, Pasar Malam Indonesia di Den Haag, Belanda.

11.Melakukan Familiarization Tour dengan mengundang Travel Writer dan Tour Operator seperti Canada, Jepang, Singapore, Amerika, Inggris, dan beberapa Negara Eropa Barat lainnya.

12.Mengirim/menyebarluaskan brochure, leaflet, folders, buku panduan tentang objek wisata dan hotel-hotel di Kota Medan.

13.Mengikuti event-event yang ada baik itu didalam kota maupun luar kota, seperti : Ramadhan Fair, Jakarta Fair, Pameran Pariwisata Jojga, Penang Fair, Gebyar Pariwisata Nusantara di Jakarta, Pekan Raya Medan, Medan Expo, Pekan Raya Jakarta, Olahraga Festival Wisata, Festival Layang-Layang,


(46)

35

Pameran Kendaraaan dan Barang-Barang Antik (Visit Medan Trail), Silahturahmi Sultan dan Nusantara di Istana Maimoon.

14.Mengikuti event-event internasional dengan tujuan untuk memperkenalkan kepariwisataan, mengikuti pameran-pameran yang diadakan yang mempunyai hubungan dengan pariwisata.

15.Mengikuti program MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang salah satunya terkait dalam bidang pariwisata dengan melakukan kegiatan pemasaran pariwisata di Kota Medan.

16.Mengadakan program tahunan terbaru yaitu Festival Multi Etnis 2014.

4.3 Hal Yang Telah Dicapai Dalam Melakukan Upaya

Menurut Kotler (1993:421), fungsi pemasaran dalam organisasi seharusnya tak hanya membuat rencana pemasaran yang efektif, tetapi juga melaksanakannya dengan baik. Pelaksanaan pemasaran merupakan proses merealisasikan rencana pemasaran ke usaha-usaha nyata, yang juga menunjukkan siapa mengerjakan apa, kapan dan bagaimana. Dalam hal ini, Disbudpar telah melaksanakan upaya pemasaran dan promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dan hasilnya cukup efektif. Untuk mengetahui hal-hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan memang agak sulit, tetapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sudah memperlihatkan kinerja yang baik dalam hal


(47)

melakukan beberapa usaha dalam memajukan pariwisata di Kota Medan. Beberapa hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam melakukan upaya, menurut hasil wawancara dari pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bidang Informasi, Bapak Armansyah, Amd (pada tanggal 4 Februari 2015), antara lain:

1. Telah berhasil menghimpun masalah-masalah kepariwisataan di Kota Medan dan didiskusikan secara bersama-sama dengan instansi terkait serta telah menghasilkan kesepakatan berbagai pihak terkait sehingga bermanfaat untuk tindak lanjut membangun kepariwisataan di Kota Medan.

2. Telah berhasil mengidentifikasikan masalah-masalah yang menghambat perkembangan kepariwisataan di Kota Medan, sekaligus memberikan cara jalan keluar permasalahan tersebut.

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah membuat / mencetak berbagai jenis promotional material pariwisata dan telah disebarluaskan ke negara-negara sumber wisatawan (tourist generating countries), seperti

brocure, folders, road map, CD room dan lain-lain.

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah menjadi motor penggerak kerja sama IMT-GT (Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle) di mana dari sekian banyak working on group tourism merupakan satu-satunya working group yang berhasil.

Berbagai hal lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tetapi dapat diketahui sangat bermanfaat bagi pengembangan kepariwisataan, antara lain : melakukan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan promosi pariwisata Kota Medan,


(48)

37

seperti mengundang tour operator, mengundang travel writer, kerja sama dengan TV3 Malaysia, bekerjasama dan mempromosikan hotel-hotel di Kota Medan untuk menyelenggarakan MICE bagi para wisatawan domestik untuk mengadakan pertemuan dan menginap beberapa hari, menjaga serta memelihara infrastruktur dari setiap bangunan bersejarah yang memiliki nilai jual yang tinggi.

4.4 Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Setelah melakukan upaya dan berbagai kegiatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan mengalami beberapa kendala yang sampai saat ini belum ditemukan solusinya. Berdasarkan hasil wawancara dari pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Promosi (pada tanggal 4 Februari 2015), Bapak Chris John Ginting, SE, adapun kendala-kendala yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melakukan upaya guna peningkatan jumlah wisatawan di Kota Medan antara lain sebagai berikut :

1. Minimnya anggaran dari pemerintah Kota Medan sehingga menghambat kegiatan promosi dan agenda yang sudah direncanakan.

2. Sulitnya berkoordinasi dengan instansi terkait di dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Medan sehingga membuat pariwisata di Kota Medan kalah ketinggalan dibandingkan dengan pariwisata di kota lain, seperti Kota Bali, Bandung dan Yogyakarta.


(49)

3. Beberapa sarana pariwisata Kota Medan telah mengalami penurunan kualitas pelayanannya, sehingga tidak dapat memuaskan perjalanan wisata dan membuat wisatawan tidak merasa nyaman dalam perjalanannya.

4. Rendahnya sadar wisata masyarakat tentang pentingnya peran dan arti kepariwisataan, sehingga menimbulkan masalah terhadap wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan.

5. Tingginya kriminalitas yang berdampak buruk bagi kepariwisataan di Kota Medan yang membuat wisatawan mancanegara menjadi takut untuk berkunjung.

Menurut hasil wawancara dari pegawai Bidang Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (pada tanggal 4 Februari 2015), Bapak Mahmuzar, SS, para wisatawan mengalami beberapa masalah dalam melakukan kegiatan wisata di Kota Medan, adapun secara umum alasan-alasan mereka adalah :

1. Masalah lalu lintas

Lalu lintas Kota Medan padat, tidak teratur, banyak pedagang kaki lima yang menyebabkan macet di jalan raya.

2. Masalah kebersihan

Masalah kebersihan kota juga menjadi indikator kepuasan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Medan, mereka menyatakan bahwa Kota Medan tidak bersih, terdapat sampah berserakan dimana-mana.


(50)

39

Yang dimaksud polusi disini adalah terkait dengan polusi udara yang dikeluarkan oleh kenderaan bermotor di jalan raya. serta keributan yang ditimbulkan oleh suara knalpot kendaraan bermotor yang sangat mengganggu pendengaran.

4. Masalah kenyamanan kota.

Kota Medan tidak merupakan kota yang nyaman, dimana terlihat ramainya lalu lintas, tidak bersih dan polusi serta merupakan kota yang tidak rapi (teratur).

5. Masalah karakter masyarakat Kota Medan

Sebagian para pengemudi kenderaan bermotor di Kota Medan tidak sabar, tidak sopan dan tidak disiplin, tidak mengikuti peraturan sehingga lalu lintas menjadi tidak teratur. Para wisatawan juga ada yang menyatakan bahwa mereka juga mempunyai pengalaman ditipu oleh masyarakat Kota Medan.

4.5 Data Realisasi Kunjungan Wisatawan

Tingginya capaian target sektor pariwisata sepanjang tahun 2013 semakin menguatkan bahwa prospek pariwisata yang semakin besar pada 2014. Tahun 2013 sektor pariwisata meraih kunjungan 8.802.129 wisata mancanegara atau tumbuh 9,42 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf mencatat dalam dua bulan terakhir November dan Desember 2013 kunjungan wisatawan mancanegara mencapai rekor tertinggi masing-masing sebesar


(51)

807.422 dan 860.655 wisatawan. Kunjungan wisatawan pada Desember 2013 tumbuh 12,22 persen dibandingkan Desember 2012 hanyalah berjumlah 766.966 wisatawan.

Menurut UN-WTO selama periode 2005-2012 pertumbuhan wisatawan per wilayah tertinggi adalah ASEAN sebesar 8,3 persen atau di atas pertumbuhan pariwisata global sebesar 3,6 persen, sedangkan kontribusi ASEAN terhadap pariwisata global mencapai 7,5 persen atau sebesar 90,2 juta wisatawan. UN-WTO melihat bahwa prospek pariwisata ASEAN ke depan semakin cerah dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 10,3 persen pada 2030. Selain itu, untuk meningkatkan kunjungan wisman, pemerintah bersama stakeholder berusaha meningkatkan koneksitas penerbangan langsung dari negara sumber wisman ke destinasi pariwisata di Indonesia, seperti yang dilakukan Hainan Airlines dengan membuka rute baru Beijing-Denpasar, Bali mulai 15 Januari 2014. Semakin banyak penerbangan langsung akan mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan, hal ini karena lebih dari 65 persen wisatawan yang datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara. (http//www.travel.kompas.com)

Kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan kenaikkan dalam beberapa dasawarsa, sebagaimana yang diungkapkan oleh Santosa dalam Pitana (2005:6) :

Tahun 1969 Indonesia hanya dikunjungi oleh 86.067 wisman, kemudian meningkat menjadi 2.051.686 tahun 1990, dan 5.064.217 tahun 2000. Sejak 1969 jumlah kunjungan wisman hanya mengalami pertumbuhan negatif sebanyak empat kali, yaitu tahun 1982, 1998, 1999, dan 2001. Kedatangan wisman tersebut telah memberikan penerimaan devisa yang sangat besar kepada Indonesia.

Kota Medan sebagai kota besar dan pintu gerbang masuk wisatawan tentu memiliki pengaruh yang cukup besar dalam angka kunjungan wisatawan di


(52)

41

Indonesia. Pada Tahun 2009 tidak kurang dari 150 ribu orang, tahun 2010 tidak kurang dari 170 ribu orang, dan tahun 2011 tidak kurang dari 190 ribu wisatawan mancanegara datang ke Kota Medan. Angka ini terus bergerak naik dari tahun sebelumnya. Faktor penyebab kenaikan tersebut antara lain dikarenakan situasi kondisi keamanan dan politik dalam negeri yang cukup menguntungkan. Berbagai kebijakan telah ditempuh Pemerintah Kota Medan di bidang kepariwisataan, terutama kegiatan menyangkut peran Kota Medan sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara.

Untuk menciptakan kondisi kepariwisataan yang nyaman, hingga kini Kota Medan sendiri terus membenahi diri dengan mengembangkan pariwisata perkotaan yang dapat menjadikan kota ini, tidak sekedar hanya tempat transit para wisatawan. Sejumlah objek wisata terus dibenahi, sehingga layak juga untuk dikunjungi para turis asing. Fasilitas wisata hotel, konvensi dan pusat-pusat perbelanjaan juga didorong pemerintah untuk tumbuh pesat.

Adapun data realisasi kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Medan pada tahun 2009 s/d 2014 yang didata dari Kantor Imigrasi Kota Medan dan diolah kembali oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan terdaftar pada tabel 4.5 berikut:


(53)

Tabel 4.5 Data Realisasi Kunjungan Wisatawan Ke Kota Medan TAHUN 2009 S/D 2014

NO BULAN

TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. JANUARI 11.811 13.351 13.101 16.440 15.107 19.692 2. FEBRUARI 9.411 14.985 14.850 16.154 17.572 19.109 3. MARET 14.721 16.008 15.934 19.798 18.642 19.207 4. APRIL 11.822 14.219 15.392 16.959 15.649 16.676 5. MEI 13.061 15.031 16.978 18.664 21.308 20.316 6. JUNI 14.586 16.141 16.247 17.117 21.264 19.972 7. JULI 14.223 15.244 17.926 16.424 16.306 17.182 8. AGUSTUS 12.325 12.825 13.459 15.519 16.930 17.843 9. SEPTEMBER 10.111 13.319 15.129 17.395 18.857 18.589 10. OKTOBER 12.068 13.791 15.812 15.946 17.978 21.725 11. NOVEMBER 12.397 13.616 20.330 21.969 25.615 23.578 12. DESEMBER 16.479 17.038 22.604 22.357 28.770 29.752 JUMLAH 153.015 175.568 197.762 214.742 233.998 243.641

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (2015)

Dari data tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan mengalami peningkatan setiap tahunnya, meskipun pada tahun 2012 telah dilakukan program khusus dalam promosi pariwisata pada event


(54)

43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah meninjau, mempelajari dan menganalisis tentang Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kota Medan, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran yang kelak dapat berguna bagi kepariwisataan di Kota Medan dalam menetapkan kebijaksanaan untuk memasarkan kepariwisataan di Kota Medan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri pada masa-masa yang akan datang.

1. Di dalam dunia pariwisata kegiatan promosi memiliki fungsi dan peran penting yaitu sebagai sumber dan penyalur informasi tentang objek dan daya tarik wisata bagi calon wisatawan, sehingga dapat menarik peminat wisatawan untuk berkunjung.

2. Pemberian / informasi yang disajikan di dalam kegiatan promosi membentuk opini dan sikap perilaku calon wisatawan di dalam menentukan daerah / negara tujuan wisata.

3. Promosi pariwisata memiliki peran penting di dalam dunia kepariwisataan, dimana dapat mempengaruhi jumlah / arus kunjungan wisatawan ke suatu daerah / negara apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang baik dan menarik tentang suatu objek dan daya tarik wisata tersebut.


(55)

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam usaha mempromosikan kepariwisataan di Kota Medan belum dapat sepenuhnya menjalankan fungsi dan perannya secara optimal, karena belum memiliki faktor-faktor yang memadai. 5. Informasi yang disajikan dalam promosi pariwisata belum cukup memadai dan

kurang pengembangannya, khususnya dalam bidang pemasaran melalui situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, sehingga wisatawan sulit mencari informasi.

5.2 Saran

Dengan mengamati hasil penelitian dan kesimpulan, maka disusun saran yang diharapkan dapat membantu usaha peningkatan peran promosi di dalam mendorong pertumbuhan kepariwisataan Kota Medan sebagai berikut :

1. Agar dapat menjadikan Kota Medan sebagai kota wisata tentu saja terdapat beberapa faktor yang harus dibenahi dalam mengangkat citra pariwisata Kota Medan salah satunya adalah keseriusan pemerintah Kota Medan membenahi objek wisata di Kota Medan, mempromosikan objek wisata, dan memperbaiki infrastruktur yang belum optimal.

2. Kota Medan memiliki banyak potensi namun potensi ini menjadi tenggelam karena belum ada yang menggali. Salah satu cara untuk memulai penggalian potensi wisata Kota Medan sebagai ikon wisata Indonesia adalah dengan sedikit demi sedikit memperbaiki berbagai sarana dan prasarana. Jalan raya Kota Medan sudah saatnya mulai diprioritaskan. Selain itu, promosi tentang


(56)

45

berbagai destinasi wisata Kota Medan selayaknya disebarkan di dunia maya dan dengan teratur selalu diperbaharui.

3. Kemajuan wisata Kota Medan harus disadari oleh segenap warga dan dengan adanya kampanye sadar wisata menjadikan seluruh warga Kota Medan menjadi satu sinergi bersama-sama dengan pemerintah Kota Medan mengembangkan Kota Medan sebagai salah satu kota wisata di Indonesia. 4. Kota Medan seharusnya mempunyai agenda pariwisata, misalnya

menampilkan seni dan budaya etnis di kota itu khususnya Batak dan Melayu yang bisa ditonton wisatawan seperti halnya apabila wisatawan ke Yogyakarta atau daerah lain. Jika pemerintah Kota Medan dapat mempersiapkan semuanya maka tak dapat dipungkirin bahwa Kota Medan akan menjadi tujuan wisata bagi para pengunjung dari seluruh mancanegara.

5. Pengembangan pariwisata tidak bisa terlepas dari sarana dan prasarana pendukungnya, sehingga pemerintah daerah dituntut untuk lebih memperhatikan apabila ingin pariwisata bisa maju dan berkembang. Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tersedianya obyek dan daya tarik wisata, adanya fasilitas aksesbilitas yaitu sarana dan prasarana yang memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata dan tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan kenyamanan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, maka sangat penting sekali sarana dan prasarana pendukung pariwisata dalam menunjang keberhasilan pengembangan pariwisata, sehingga merupakan suatu keharusan bagi pemerintah untuk


(57)

menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka pengembangan pariwisata.

6. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas sumber daya alam. Dalam hal ini sumber daya manusia memegang peranan yang penting dalam pengembangan pariwisata. Suatu kegiatan tanpa didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan banyak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.

7. Adanya suatu jaminan keamanan dan pemberian pelayanan prima kepada para wisatawan. Untuk dapat mengembangkan pariwisata diperlukan adanya manajemen pelayanan tersendiri. Wisatawan merupakan pelanggan yang harus dilayani secara baik dan memuaskan sehingga mereka mempunyai kesan tersendiri dan akhirnya mempunyai keinginan untuk berkunjung kembali.


(58)

48

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori

ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Andi.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo

Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Kotler, Philip. 1995, Managemen Pemasaran. Jakarta :Salemba Empat

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia I. Jakarta : Salemba Empat Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta :Pradnya Paramita

Pitana, I. Gde. dan Putu G, Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta :Andi Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta : Andi.

Wahab, Salah. 1989. Tourism Management. Jakarta :Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 1985. Budaya Tradisional yang Nyaris Punah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yoeti, Oka A, 1993. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :Angkasa. Yoeti, Oka A, 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung :Angkasa. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan


(59)

47

Kepala Seksi Indormasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 2. Mahmuzar, SS

Staff Seksi Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 3. Armansyah, Amd

Staff Seksi Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 4. Chris John Ginting, SE


(1)

43

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah meninjau, mempelajari dan menganalisis tentang Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kota Medan, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran yang kelak dapat berguna bagi kepariwisataan di Kota Medan dalam menetapkan kebijaksanaan untuk memasarkan kepariwisataan di Kota Medan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri pada masa-masa yang akan datang.

1. Di dalam dunia pariwisata kegiatan promosi memiliki fungsi dan peran penting yaitu sebagai sumber dan penyalur informasi tentang objek dan daya tarik wisata bagi calon wisatawan, sehingga dapat menarik peminat wisatawan untuk berkunjung.

2. Pemberian / informasi yang disajikan di dalam kegiatan promosi membentuk opini dan sikap perilaku calon wisatawan di dalam menentukan daerah / negara tujuan wisata.

3. Promosi pariwisata memiliki peran penting di dalam dunia kepariwisataan, dimana dapat mempengaruhi jumlah / arus kunjungan wisatawan ke suatu daerah / negara apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang baik dan menarik tentang suatu objek dan daya tarik wisata tersebut.


(2)

44

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam usaha mempromosikan kepariwisataan di Kota Medan belum dapat sepenuhnya menjalankan fungsi dan perannya secara optimal, karena belum memiliki faktor-faktor yang memadai. 5. Informasi yang disajikan dalam promosi pariwisata belum cukup memadai dan

kurang pengembangannya, khususnya dalam bidang pemasaran melalui situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, sehingga wisatawan sulit mencari informasi.

5.2 Saran

Dengan mengamati hasil penelitian dan kesimpulan, maka disusun saran yang diharapkan dapat membantu usaha peningkatan peran promosi di dalam mendorong pertumbuhan kepariwisataan Kota Medan sebagai berikut :

1. Agar dapat menjadikan Kota Medan sebagai kota wisata tentu saja terdapat beberapa faktor yang harus dibenahi dalam mengangkat citra pariwisata Kota Medan salah satunya adalah keseriusan pemerintah Kota Medan membenahi objek wisata di Kota Medan, mempromosikan objek wisata, dan memperbaiki infrastruktur yang belum optimal.

2. Kota Medan memiliki banyak potensi namun potensi ini menjadi tenggelam karena belum ada yang menggali. Salah satu cara untuk memulai penggalian potensi wisata Kota Medan sebagai ikon wisata Indonesia adalah dengan sedikit demi sedikit memperbaiki berbagai sarana dan prasarana. Jalan raya Kota Medan sudah saatnya mulai diprioritaskan. Selain itu, promosi tentang


(3)

berbagai destinasi wisata Kota Medan selayaknya disebarkan di dunia maya dan dengan teratur selalu diperbaharui.

3. Kemajuan wisata Kota Medan harus disadari oleh segenap warga dan dengan adanya kampanye sadar wisata menjadikan seluruh warga Kota Medan menjadi satu sinergi bersama-sama dengan pemerintah Kota Medan mengembangkan Kota Medan sebagai salah satu kota wisata di Indonesia.

4. Kota Medan seharusnya mempunyai agenda pariwisata, misalnya

menampilkan seni dan budaya etnis di kota itu khususnya Batak dan Melayu yang bisa ditonton wisatawan seperti halnya apabila wisatawan ke Yogyakarta atau daerah lain. Jika pemerintah Kota Medan dapat mempersiapkan semuanya maka tak dapat dipungkirin bahwa Kota Medan akan menjadi tujuan wisata bagi para pengunjung dari seluruh mancanegara.

5. Pengembangan pariwisata tidak bisa terlepas dari sarana dan prasarana pendukungnya, sehingga pemerintah daerah dituntut untuk lebih memperhatikan apabila ingin pariwisata bisa maju dan berkembang. Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tersedianya obyek dan daya tarik wisata, adanya fasilitas aksesbilitas yaitu sarana dan prasarana yang memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata dan tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan kenyamanan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, maka sangat penting sekali sarana dan prasarana pendukung pariwisata dalam menunjang keberhasilan pengembangan pariwisata, sehingga merupakan suatu keharusan bagi pemerintah untuk


(4)

46

menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka pengembangan pariwisata.

6. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas sumber daya alam. Dalam hal ini sumber daya manusia memegang peranan yang penting dalam pengembangan pariwisata. Suatu kegiatan tanpa didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan banyak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.

7. Adanya suatu jaminan keamanan dan pemberian pelayanan prima kepada para wisatawan. Untuk dapat mengembangkan pariwisata diperlukan adanya manajemen pelayanan tersendiri. Wisatawan merupakan pelanggan yang harus dilayani secara baik dan memuaskan sehingga mereka mempunyai kesan tersendiri dan akhirnya mempunyai keinginan untuk berkunjung kembali.


(5)

48

Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Andi.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo

Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Kotler, Philip. 1995, Managemen Pemasaran. Jakarta :Salemba Empat

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia I. Jakarta : Salemba Empat Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta :Pradnya Paramita

Pitana, I. Gde. dan Putu G, Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta :Andi Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta : Andi.

Wahab, Salah. 1989. Tourism Management. Jakarta :Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 1985. Budaya Tradisional yang Nyaris Punah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yoeti, Oka A, 1993. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :Angkasa. Yoeti, Oka A, 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung :Angkasa. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan


(6)

47

DATA INFORMAN 1. Syofian, SE

Kepala Seksi Indormasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 2. Mahmuzar, SS

Staff Seksi Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 3. Armansyah, Amd

Staff Seksi Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 4. Chris John Ginting, SE