PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH (WET CUPPING THERAPY) TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI SERANGAN & SKALA NYERI PADA PENDERITA MIGRAIN DI KLINIK BEKAM JETIS MALANG

(1)

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH (

WET CUPPING THERAPY

)

TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI SERANGAN & SKALA

NYERI PADA PENDERITA MIGRAIN DI KLINIK BEKAM JETIS

MALANG

SKRIPSI

Oleh :

DESI DWI ASTUTI 08060018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

2012


(2)

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH (

WET CUPPING THERAPY

)

TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI SERANGAN & SKALA

NYERI PADA PENDERITA MIGRAIN DI KLINIK BEKAM JETIS

MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

DESI DWI ASTUTI 08060018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH (WET CUPPING THERAPY) TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI SERANGAN & SKALA NYERI

PADA PENDERITA MIGRAIN DI KLINIK BEKAM JETIS MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

DESI DWI ASTUTI NIM. 08060018

Skripsi Ini Telah Disetujui Tanggal Oktober 2012

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Nurul Aini., S.Kep, Ns., M.Kep.

NIP. UMM. 11205010419

Pembimbing II,

Nurul Aini., S.Kep, Ns., M.Kep

NIP. UMM. 11205010419

Pembimbing I,

Prof. DR. Sujono., M.Kes.


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH (WET CUPPING THERAPY) TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI SERANGAN & SKALA NYERI

PADA PENDERITA MIGRAIN DI KLINIK BEKAM JETIS MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

DESI DWI ASTUTI NIM. 08060018

Diujikan

Tanggal 14 November 2012

getahui

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep.Sp.Mat

NIP. UMM. 11293110304

Penguji I,

Prof. DR. Sujono., M.Kes.

NIP. UMM. 131877094

Penguji II,

Nurul Aini., S.Kep, Ns., M.Kep

NIP. UMM. 11205010419

Penguji III,

Yoyok Bekti P, M.Kep.,Sp.Kom

NIP. UMM. 11203090405

Penguji IV,

Tri Lestari Handayani,M.Kep.,Sp.Mat


(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Desi Dwi Astuti

NIM : 08060018

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Frekuensi Serangan & Skala Nyeri Pada Penderita Migrain Di Klinik Bekam Jetis Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 14 November 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Desi Dwi Astuti NIM.08060018


(6)

v

MOTTO

“ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah

untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita

menemukan dan mencoba membangun kesempatan

untuk berhasil “

( Mario Teguh )

“ Tidak setiap yang kita hadapi dapat kita ubah,

tetapi tidak ada satupun yang dapat kita ubah

sampai kita menghadapinya”

( James Baldwin )

\

“ Banyak kegagalan dalam hidup ini

dikarenakan orang

orang

tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan

saat mereka menyerah “


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Papa dan Mama tercinta yang slalu memberikanku semangat, terima kasih atas segala kasih sayang dan pengorbanannya. Skripsi ini aku persembahkan sebagai wujud baktiku atas setiap tetesan keringatmu.

Saudara – saudaraku tersayang : Alm. Kakakku Eko Arianto, yang selama masa hidupnya selalu memberikanku kasih sayang dan slalu memotivasiku, doaku selalu teriring untukmu. Adikku Tria & Laras yang selalu aku rindukan dan selalu memberikanku dukungan.

Keluarga besarku tanpa terkecuali baik keluarga besar di Sumbawa maupun di Aceh, yang selalu memberiku motivasi untuk terus maju dan selalu

mendoakan Q.

Kehangatan dan dukungan keluarga

adalah kunci utama, pemacu semangatku

untuk terus berkarya,mengerti hidup dan kehidupan.

Someone special (calon pendamping hidup Q kelak) dimanapun dirimu berada, terima kasih untuk segala – galanya.

Buat teman –teman seperjuangn PSIK’08 khususnya PSIK A : kebersamaan

dan keakraban selama 4 tahun sungguh merupakan hal terindah.

Kekeluargaan yang begitu erat memberikan begitu banyak kenangan yang gak mungkin bisa dilupakan.


(8)

vii

Khusus buat Cippirilly Community ( Detty, Rora, Mita, Dwi, Dini, Putri, Leni, Nona, Stella & Indrut) bahagia bisa mengenal & bersahabat bersama kalian. Mudah – mudahan persahabatan kita tetap terjalin. *Big Hug For U All…, ^__^

Teman – teman kost cemara ( Memey, Dita, Rora + Ken , Mbak Dhara, Mbak

Mitha, Mia, Dika ) senang bisa berada satu atap dengan kalian semua. Keluarga baruku selama berada di Malang…., ^_____^

Terima kasih untuk semua teman – teman ku dimanapun kalian berada, doa

dari kalian semua sangatlah berarti untukku.

Terakhir buat seluruh dosen yang telah memberikan banyak cobaan selama aku berada di kampuz ini..,v(^_^)v terima kasih karena dengan itu banyak pula ilmu dan bimbingan yang telah diberikan.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Frekuensi Serangan & Skala Nyeri Pada penderita Migrain di Klinik Bekam Jetis Malang ”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Tri Lestari Handayani, M. Kep., Sp. Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Prof. DR. Sujono, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan

ilmunya.

5. Bapak Bayu selaku pemilik klinik, yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di klinik miliknya.


(10)

ix

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, 14 November 2012


(11)

x

Pengaruh Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Frekuensi Serangan dan Skala Nyeri Pada Penderita Migrain di

Klinik Bekam Jetis Malang

Desi Dwi Astuti1, Prof.DR.Sujono,M.Kes2, Nurul Aini,S.Kep.M.Kep3

INTISARI

Latar belakang : Migrain merupakan suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodic yang memiliki efek jangka panjang dapat berpengaruh pada prestasi, kesuksesan kerja, produktifitas, kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Banyak masyarakat yang menderita migrain menggunakan terapi bekam. Teknik pengobatan terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) adalah suatu proses membuang darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi bekam basah terhadap penurunan frekuensi serangan dan skala nyeri pada penderita migrain.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest design yang meneliti hubungan antara variabel sebelum dan sesudah terapi bekam. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli - september 2012 di Klinik Bekam Jetis malang. Populasi adalah semua pasien dengan migrain di Klinik Bekam Jetis malang. Jumlah sampel sebanyak 23 responden, diambil dengan metode non probability sampling dengan tehnik purposive sampling. Variabel bebas adalah terapi bekam basah. Variabel terikat adalah frekuensi serangan dan skala nyeri. Data dikumpulkan menggunakan alat ukur kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji-T dependen dengan tingkat signifikansi α <0,05.

Hasil : Hasil Analisis statistik dependen dengan menggunakan Uji-T berpasangan didapatkan 23 respoden dengan rata-rata serangan 13 kali sebulan dan sesudah terapi adalah 3,304 kali. Pada pengukuran skala nyeri sebelum terapi bekam adalah 7,260 artinya rata-rata responden mengalami nyeri kepala skala berat dan sesudah terapi adalah 2,087 artinya rata-rata responden mengalami penurunan nyeri kepala sampai skala ringan. Pada uji hipotesis dengan menggunakan Uji-T dependen didapatkan thitung frekuensi serangan lebih besar dari ttabel (7,118 > 2,074) dan nilai signifikansi kurang dari alpha (0,000 < 0,050), begitu pula thitung pada skala nyeri lebih besar dari ttabel (17,750 > 2,074) dan nilai signifikansi kurang dari alpha (0,000 < 0,050). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada perbedaan hasil antara variabel sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan dengan menggunakan terapi bekam basah.

Kesimpulan : Terapi bekam basah berpengaruh terhadap penurunan frekuensi serangan dan skala nyeri pada penderita migrain di klinik Bekam Jetis Malang. Rerata penurunan nyeri sebesar 9,965 kali serangan dalam kurun waktu 1 bulan dan rerata penurunan skala nyeri sebesar 5,434 yang artinya rata-rata pasien mengalami penurunan skala nyeri yang sangat drastis .

Kata Kunci : Migrain, Frekuensi Serangan, skala nyeri, Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy)


(12)

xi

The Effect of Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Against the Decrease of Attack frequency and Scale of Migraine Pain in Patients at Clinic

Cupping Jetis Malang

Desi Dwi Astuti1, Prof.DR.Sujono,M.Kes2, Nurul Aini,S.Kep.M.Kep3 ABSTRACT

Background: Migraine is a chronic condition with an episodic attack that has long-term effects and can affect performance, job achievement, productivity, mental health, family and social relationships. Many people who suffer from migraine use cupping therapy. Terapi Bekam Basah treatment techniques (Wet Cupping Therapy) is a process of throwing dirty blood from the body through the skin surface. The purpose of this study is to determine the effectiveness of wet cupping therapy to decrease the frequency of attacks and pain scale in patients with migraine.

Methods: This study is a pre experimental research with one group pretest-posttest design to examine the relationship between the variables before and after cupping therapy. The research was conducted in July - September 2012 at the Clinic Cupping Jetis Malang. The population was all patients with migraine in Clinic Cupping Jetis Malang. The total sample was 23 respondents, taken by non probability sampling with purposive sampling technique. The independent variable was wet cupping therapy. The dependent variable was the frequency of attacks and pain scale. Data were collected using questionnaires measuring instruments. Data were analyzed using T-test dependent and paired with a significance level of α <0.05.

Results: From the dependent statistical analysis result using paired T-test, 23 respondents were obtained with an average attack of 13 times a month and after treatment the average was 3.304 times. Pain scale measurement was 7.260 before cupping therapy which means the average respondent suffered severe headaches, and after therapy the scale was 2.087, which means that the average respondent has decreased headache to mild scale. In hypothesis testing using the dependent T-test, it is acquired that tcount the frequency of attacks is bigger than ttable (7.118> 2.074) and the significance value is less than alpha (0.000 <0.050), while tcount on pain scale is greater than ttable (17.750> 2.074) and the significance value is less than alpha (0.000 <0.050). Then H0 is rejected and H1 is accepted, it means that there is no difference in outcome among the variables before treatment and after treatment using wet cupping therapy.

Conclusion: Wet cupping therapy affects the decrease in attack frequency and scale of pain in migraine sufferers in clinic Cupping Jetis Malang, with a mean reduction of 9.965 times attack within one month and the mean reduction in pain scale of 5.434, which means that on average patients experienced a reduction in the pain scale drastically.

Keywords: Migraine, attack frequency, pain scale, Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy)


(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.3.3Bagi Perawat ... 4

1.3.4Bagi Masyarakat ... 5

1.3.5Bagi peneliti ... 5

1.3.6Bagi Penderita Migrain ... 5

1.3.7Bagi Institusi UMM ... 5

1.4 Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengobatan Alternatif 2.1.1 Definisi ... 7

2.1.2 Jenis Pengobatan Alternatif ... 7

2.2 Konsep Bekam 2.2.1 Pengertian ... 8

2.2.2 Jenis, Manfaat dan Cara Bekam ... 8

2.2.3 Titik Bekam ... 11

2.2.4 Lamanya Melakukan bekam ... 14

2.2.5 Tinjauan Fisiologi tentang titik bekam ... 15

2.2.6 Perbandingan Laboratorium antara Darah Pembuluh dengan Darah Bekam ... 17

2.2.7 Efek samping dan kontraindikasi ... 18

2.2.8 Mekanisme Kerja Bekam Secara Medis ... 19

2.3 Konsep Nyeri 2.3.1 Tinjauan umum pada pasien nyeri kepala ... 22

2.3.2 Struktur Nyeri Kepala ... 23

2.3.3 Mekanisme Nyeri Kepala ... 23

2.4 Konsep Migrain 2.4.1 Definisi ... 24


(14)

xiii

2.4.3 Jenis – jenis Migrain ... 26

2.4.4 Ciri – ciri Sakit Kepala Migrain ... 28

2.4.5 Patofisiologi ... 28

2.4.6 Patogenesis Migrain ... 29

2.4.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi serangan migrain ... 31

2.4.8 Gejala yang menyertai serangan migrain ... 34

2.5 Gambaran Klinis Migrain ... 35

2.6 Mekanisme Bekam Pada Penderita Migrain ... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... 40

3.2 Hipotesis Penelitian ... 41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 42

4.2 Kerangka penelitian ... 42

4.3 Populasi dan Sampel ... 43

4.3.1 Populasi ... 43

4.3.2 Sampel ... 44

4.3.3 Kriteria Sampel ... 45

4.3.4 Teknik Sampling ... 45

4.4 Variabel Penelitian ... 45

4.4.1 Variabel Bebas (Independent)... 46

4.4.2 Variabel Terikat (Dependent)... 46

4.4.3 Variabel Perancu (Confounding)... 46

4.5 Definisi Operasional ... 46

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

4.7 Instrumen Penelitian ... 48

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 48

4.9 Analisis dan Pengolahan Data ... 49

4.9.1 Analisa Univariat ... 49

4.9.2 Analisa Bivariat ... 50

4.10 Etika Penelitian ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik sampel ... 52

5.1.1 Karateristik Usia ... 52

5.1.2 Karateristik Jenis Kelamin ... 53

5.1.3 Karateristik Tingkat Pendidikan ... 54

5.1.4 Karateriskik Riwayat Penyakit lain ... 54

5.1.5 Karateristik Bersarkan Riwayat Minum Obat ... 55

5.2 Analisa Data ... 56

5.2.1 Distribusi Frekuensi Serangan Migrain Sebelum (Pre test) dilakukan Terapi Bekam Basah ... 56

5.2.2 Distribusi Frekuensi Serangan Migrain Setelah (Post Test) dilakukan Terapi Bekam Basah ... 57

5.2.3 Distribusi Skala Nyeri Migrain Sebelum (Pre test) dilakukan Terapi Bekam Basah ... 58


(15)

xiv

5.2.4 Distribusi Skala Nyeri Migrain Setelah (Post Test)

dilakukan Terapi Bekam Basah... 59

5.2.5 Distribusi Penurunan Frekuensi Serangan Nyeri Setelah Bekam Basah pada penderita Migrain di Klinik bekam Jetis Malang... 60

5.2.6 Distribusi Penurunan Skala Nyeri Setelah Bekam basah Pada Penderita Migrain Di Klinik Bekam Jetis Malang ... 61

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Sampel ... 62

6.1.1 Karateristik Usia ... 62

6.1.2 Karateristik Jenis Kelamin ... 63

6.1.3 Karakteristik Penggunaan Obat Migrain ... 64

6.2 Hubungan Teknik Relaksasi Terhadap Stres Pada Migrain ... 65

6.3 Frekuensi dan Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Bekam Basah... 66

6.4 Frekuensi dan Skala Nyeri sebelum dilakukan terapi bekam Basah... 67

6.5 Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Penurunan Frekuensi Serangan dan Skala Nyeri Pada Penderita Migrain ... 68

6.6 Implikasi Keperawatan... 72

6.7 Keterbatasan Penelitian ... 73

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan... 75

7.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Gejala- Gejala yang Menyertai Serangan Migraine Berat ... 35 Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 47 Tabel 5.1 Distribusi Sampel Menurut Usia Penderita Migrain di Klinik

Bekam Jetis Malang…………...……….... 52 Tabel 5.2 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Penderita Migrain

di Klinik Bekam Jetis Malang ……….. 53 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan riwayat penggunaan

obat migrain di Klinik bekam Jetis Malang………... 56 Tabel 5.4 Distribusi rata – rata frekuensi serangan migrain responden

sebelum dilakukan terapi bekam basah Di Klinik bekam Jetis

Malang………..… 56 Tabel 5.5 Distribusi rata-rata frekuensi serangan migraine responden

setelah dilakukan terapi bekam basah Di Klinik bekam

Jetis Malang………... 57 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi serangan migraine responden pada

pengukuran pertama dan kedua pada penderita migrain

di Klinik bekam Jetis Malang……… 58 Tabel 5.7 Distribusi rata-rata skala nyeri migraine responden sebelum

dilakukan terapi bekam basah……….. 58 Tabel 5.8 Distribusi rata-rata skala nyeri migraine responden setelah

dilakukan terapi bekam basah……….. 59 Tabel 5.9 Distribusi penurunan frekuensi serangan menurut pengukuran

pre-test dan post-test pada penderita migraine di Klinik

bekam Jetis Malang………. 60 Tabel 5.10 Distribusi penurunan skala nyeri menurut pengukuran

pre-test dan post-test pada penderita migraine di Klinik


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Proses Bekam ... 21

Gambar 2.2 Perjalanan penyakit migraine pada 73 anak sekolah selama 30 tahun……… 25

Gambar 2.3 Pathways of Migraine ... 29

Gambar 2.4 Diagram Patogenesis Serangan Migrain. ... 31

Gambar 2.5 Fase – fase serangan migraine……… 38

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian……….. .. 43

Gambar 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Penderita Migrain di di Klinik Bekam Jetis Malang………. 54

Gambar 5.2 Diagram Lingkaran Persentase Berdasarkan Riwayat Penyakit Lain pada Migrain di Klinik Bekam Jetis Malang ... . 55


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 2 Surat Pernyataan Penelitian dan Pengambilan Data Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Permohonan Inform Consent Lampiran 5 Kuisioner

Lampiran 6 Rekapbitulasi Data dan Hasil Penelitian Lampiran 7 Frekuensi Karakteristik Sampel

Lampiran 8 Analisa Data t-Test Dependent Dengan Perhitungan SPSS Lampiran 9 Tabel Nilai t-Tabel

Lampiran 10 Titik Bekam Penyakit Migrain Lampiran 11 Lampiran Photo

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Lampiran 13 Riwayat Hidup


(19)

DAFTAR PUSTAKA

A.Ahmadi, D.C.Schwebel & M.Rezaei. 2008. The Efficacy of Wet-Cupping in the Treatment of Tension and Migrain Headache. The American Journal of Chinese Medicine. Vol 36, No.1, 37 – 44.

A.C.Winter, K Berger, JE Buring & T Kurth. 2008. Body mass index, migraine, migraine frequency and migraine features in women. An International journal of headache. 29, 269–278

Barbara E. K. Klein, Ronald Klein, Stacy M. Meuer, and Lisa A. Goetz. 1993. Migraine Headache and Its Association With Open-Angle Glaucoma: The Beaver Dam Eye Study. Journal of Investigative Ophthalmology & Visual Science Vol. 34, No. 10 Chirali, I. Z. 1999. Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy. Ed 6. Churchill

Livingstone.

Dawn C. Buse, Phd; Marcia F. T . Rupnow, Phd; And Richard B . Lipton, Md. 2009. Assessing and Managing AU Aspects of Migraine: Migraine Attacks, Migraine-Related

Functional Impairment, Common Comorbidities, and Quality of Life.

Vol 84(5): 422-435

Hall, Gyuton. 2006. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Huijuan Cao, Mei Han, Xun Li, Shangjuan Dong, Yongmei Shang, Qian Wang, Shu Xu dan Jianping Liu. 2010. Clinical research evidence of cupping therapy in China: a systematic literature review. Research Article Complementary and Alternative Medicine. Vol. 10, pp. 70.

Isselbacher, dkk. 1999. Harrison Prinsip – prinsip Ilmu Penyakit dalam edisi 1 vol.13. Jakarta : EGC

Jamal A & Khalid S. 2006. Utility of cupping therapy Hijamat in Unani medicine. Indian Journal of Traditional Knowledge. Vol. 7(4), pp. 572 – 574

Jenie MN. 1991. Nyeri kepala dan wajah. Nyeri pengenalan dan tatalaksana. Semarang : Badan Penerbit UNDIP

Kasmui. 2011. Materi Bekam. Assunnah-qatar.com / phocadownload / PDF / BEKAM.pdf. Diakses 20 Oktober 2011.

Katherine.A & Anthony P. 2009. 100 Tanya Jawab Mengenai Migrain edisi 2. Jakarta : Indeks


(20)

Khosro F, D.C.Schwebel, Morteza S, Mansour C, Reza M & Alireza A. 2009. The effectiveness of wet-cupping for nonspecific low back pain in Iran: A randomized controlled trial. Complementary Therapies in Medicine Journal 17, 9—15

Lance JW. 1993. Mechanism and Management of Headache. London : Butterworth

Masjid, Busyroal. 2009. Mujarab! Teknik Penyembuhan Penyakit dengan Bekam Berbasis Wahyu Bersendi Fakta Ilmiah. PT Sunda Kelapa Pustaka : Jakarta.

Muhammad Bilal, Rafeeq A.K, Asif Ahmed & Syeda Afroz. 2011. Partial evaluation of technique used in cupping therapy. Journal of Basic and Applied Sciences Vol. 7, No. 1, 65-68

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Jakarta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salembe Medika.

Rasmussen. 1993. Prognosis in Olesen at all editor the headache. Raven Press

Romy L, Holger C, Claudia H, Kyung-Eun Choi, Thomas R, Felix J.S, Frauke M, Jost L & Gustav D. 2011. The Effect of Traditional Cupping on Pain and Mechanical Thresholds in Patients with Chronic Nonspecific Neck Pain. Hindawi Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine Volume 2012

Solomon GD, Skobieranda FG. 1993. Quality of Life and Well being of Headache Patient : Measurement by The Medical Outcome Study Instrument.Vol.35

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suryawati, Herlina. 1999. Kualitas Hidup Penderita Migrain. UNDIP : Semarang Widharto. 2007. Pengobatan Alternatif. PT Sunda Kelapa Pustaka : Jakarta.

Yatim, Faisal. 2004. Sakit Kepala, Migrain dan Vertigo. Jakarta : Pustaka Populer Obor Zhen. 2011. Bekam/Al Hijamah. http://www.maszhen.com/2011/04/26/bekam.


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri kepala hampir dialami oleh semua orang dan mengenai 40% manusia di seluruh dunia per tahunnya. Nyeri kepala sering menjadi penyebab menurunnya kualitas hidup dan mempunyai dampak besar di bidang sosial ekonomi. Diperkirakan masalah ini membawa akibat dengan hilangnya hari kerja sebesar 100.000 hari per 100.000 penderita nyeri kepala, sehingga nyeri kepala menduduki peringkat ke-3 dalam pengeluaran terbanyak di bidang Neurologi setelah demensia dan stroke (Herlina,1999).

Salah satu jenis nyeri kepala yang sangat mengganggu yaitu migrain. Migrain merupakan suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodic, tanpa adanya ancaman kehidupan, tetapi keadaan ini dapat mempengaruhi fungsi dan kesehatan sebagai akibat langsung serangan. Efek jangka panjang dapat berpengaruh pada prestasi, kesuksesan kerja, produktifitas, kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Nyeri kepala migrain sering menimbulkan ketidakmampuan selama dan diantara serangan, tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi individu tetapi juga menimbulkan dampak dibidang sosial dan ekonomi. Selain menimbulkan rasa nyeri

dan ketidakmampuan, migrain juga menyebabkan terganggunya aktifitas sehari – hari.

Laporan penelitian pada 290 penderita migren di Northcot Neurological Center Sydney, Australia menunjukkan bahwa : 1) 101 penderita termasuk jenis migrain yang klasik disertai gejala tidak bisa bicara, rasa kesemutan (baal), dan gangguan penglihatan seperti melihat kilau cahaya di depan mata, 2) 49 kasus didahului dengan sakit kepala biasa, 3) 52 orang penderita mengeluh migrain


(22)

2

bersama-sama dengan keluhan sakit kepala (Yatim, 2004). Di Indonesia sendiri menurut data yang diperoleh dari RSUP Dr. Kariadi Semarang, oleh Tjipto (1993) dilaporkan ada 551 kasus nyeri kepala di Poliklinik Saraf, sebesar 10,16% merupakan penderita dengan sindroma migrain. Kalianda (1988) mendapat kasus migrain sebesar 10,55% dari 788 penderita baru nyeri kepala di RS Hasan Sadikin, dan Sugeng (1983) mendapat 110 kasus dengan nyeri kepala vaskuler tipe migrain dari 916 penderita baru nyeri kepala di RSUD Dr. Soetomo.

Pengobatan Komplementer dan Alternatif (Complementary and Alternative

Medicine) termasuk terapi bekam atau cupping therapy akhir-akhir ini menjadi lebih populer di masyarakat dan mendapatkan kredibilitas dalam dunia biomedis kesehatan (Hill, 2003). Hal ini disebabkan karena pengobatan alternatif yang jauh lebih murah dan bersifat langsung, serta pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa pengobatan dengan bahan kimia sintetis selain dapat mengobati suatu penyakit, juga menimbulkan penyakit bawaan yang lain sebagai bentuk efek samping buruk dari sifat bahan kimia.

Beberapa hasil riset yang telah dilakukan, diantaranya penelitian yang diterbitkan dalam bahasa Persia dengan menggunakan metode bekam basah untuk mengobati 85 kasus migrain dan 65 kasus non-migrain, didapatkan hasil 91,8% pasien migrain dan 89% pasien non-migrain memiliki respon positif terhadap pengobatan dengan metode bekam basah (Azizkhani, 2000). Penelitian kedua dilakukan di Cina pada 100 kasus sakit kepala migrain dengan mengkombinasikan antara pengobatan bekam dan akupuntur dan didapatkan hasil 94% pasien memiliki respon positif terhadap pengobatan ini (Duo, 1999).

Bekam untuk menyembuhkan migrain dilakukan dengan cara mengeluarkan darah kotor pada titik-titik tertentu. Titik ini disedot menggunakan alat bekam dan


(23)

3

mengeluarkan darah yang disebut darah kotor. Menurut Abu Hana (Klinik Bekam Nabawi, 2011) bekam untuk pasien migrain dilakukan pada titik Kaahil (Punuk), kepala bagian belakang (sebelah kanan/kiri), pelipis (kanan/kiri), serta Ummu Mughits (Puncak kepala). Khusus untuk pembekaman di bagian belakang kepala maka harus tepat lokasinya dan jangan dilakukan di daerah otak kecil (bagian bawah). Lokasi pembekaman lainnya disesuaikan dengan penyebab migrain itu sendiri, begitu juga jika migrain disertai dengan penyakit-penyakit lain (komplikasi) maka titik bekamnya bisa berbeda untuk tiap orangnya.

Sesuai dengan hasil studi pendahuluan di Klinik Bekam Jetis Malang jumlah pasien mencapai 6-10/hari atau 180-300 orang per/bulan dengan 10% merupakan pasien sakit kepala (migraine). Solusi yang ditawarkan penulis untuk masalah sakit kepala migrain yang terjadi di masyarakat saat ini bisa dengan menggunakan alternatif terapi bekam, selain mengonsumsi obat-obatan juga dengan tetap menjaga gaya hidup sehat serta menjaga pola makan penderita migrain juga harus menghindari lingkungan yang dapat memicu timbulnya migrain seperti asap rokok, suara bising dan bau yang menyengat.

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang efektifitas terapi bekam terhadap penyembuhan sakit kepala migrain. Berdasarhan gambaran latar belakang di atas maka peneliti menentukan judul penelitian tentang

Efektifitas Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Frekuensi


(24)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang bisa

dirumuskan adalah : Bagaimana pengaruh terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy)

terhadap penurunan frekuensi & skala nyeri pada penderita migrain.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Bekam Basah (Wet Cupping

Therapy) terhadap Penurunan Frekuensi & Skala Nyeri Pada Penderita Migrain di Klinik Bekam Jetis Malang.

2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui perbedaan frekuensi serangan nyeri migraine sebelum dan

setelah dilakukan terapi bekam basah.

2) Mengetahui perbedaan skala nyeri migraine sebelum dan setelah

dilakukan terapi bekam basah.

3) Menganalisa perbandingan penurunan frekuensi nyeri responden migrain

sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam.

4) Menganalisa perbandingan penurunan skala nyeri responden migrain

sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Meningkatkan pengetahuan perawat mengenai manfaat terapi bekam, dan dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pada penderita migrain.


(25)

5

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai pengobatan alternatif dengan metode bekam terhadap keefektifannya dalam menyembuhkan penyakit migrain. Sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan selain pengobatan medis.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang terapi bekam pada pada penderita migrain. Dan juga menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan untuk diaplikasikan kepada diri sendiri dan masyarakat.

4. Bagi Penderita Migrain

Memberikan informasi dan alternatif pengobatan kepada penderita migrain dalam menyembuhkan penyakit migrain yang diderita dengan menggunakan metode bekam.

5. Bagi Institusi UMM

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan pemikiran ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang pengaruh terapi bekam untuk menurunkan frekuensi nyeri migrain.

1.5 Keaslian Penelitian

Beberapa hasil penelitian terdahulu dan landasan teori di antaranya adalah :

1. Dalam jurnal penelitian oleh Alireza Ahmadi, David C. Schwebel dan

Mansour Rezaei (2008) tentang efek terapi bekam basah dalam pengobatan sakit kepala dan migraine yang dikombinasi dengan terapi akupuntur


(26)

6

dilakukan di salah satu klinik di Kermanshah ( Iran ). Dengan obyek sebanyak 70 kasus sakit kepala migrain yang diobati dengan bekam basah. Didapatkan hasil: keparahan sakit kepala pasien mengalami penurunan sebesar 66%. Perawatan pasien dengan sakit kepala migraine juga mengalami penurunan hingga 12,6 hari lebih sedikit setiap bulan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa bekam basah menyebabkan manfaat yang relevan klinis untuk pasien perawatan primer dengan sakit kepala.

2. Dalam jurnal penelitian oleh Dr.Mohamed M. Reslan Hssanien (2007)

tentang pengaruh terapi bekam dalam mengobati sakit kepala kronis dan sakit punggung kronis di "Al heijamah" Klinik HMC Qatar. Dengan obyek sebanyak 86 kasus, lebih dari setengah dari mereka adalah laki-laki (51,2%), 37 dari mereka menderita sakit kepala dan 49 dari mereka memiliki sakit punggung. Sebagian besar peserta diobati dengan terapi bekam basah (98,8%) dan hanya 1 dari mereka menggunakan bekam kering. 52 pasien hanya dilakukan 1 kali pembekaman sementara hanya 5 dari mereka dilakukan sampai dengan 3 kali pembekaman. Skor nyeri untuk pasien dengan sakit kepala mengalami penurunan hingga skala 8 - 4 setelah bekam diikuti oleh periode intermiten fluktuasi rasa sakit. Sementara itu skala nyeri untuk pasien dengan nyeri punggung bawah turun 7-3 setelah dua minggu dan tinggal konstan sampai akhir dari dua belas minggu. Sehingga peneliti menyimpulkan pengaruh terapi bekam (Al heijamah) untuk sakit kepala kronis dan sakit punggung menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam peserta sebagai hasil dari terapi cupping.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri kepala hampir dialami oleh semua orang dan mengenai 40% manusia di seluruh dunia per tahunnya. Nyeri kepala sering menjadi penyebab menurunnya kualitas hidup dan mempunyai dampak besar di bidang sosial ekonomi. Diperkirakan masalah ini membawa akibat dengan hilangnya hari kerja sebesar 100.000 hari per 100.000 penderita nyeri kepala, sehingga nyeri kepala menduduki peringkat ke-3 dalam pengeluaran terbanyak di bidang Neurologi setelah demensia dan stroke (Herlina,1999).

Salah satu jenis nyeri kepala yang sangat mengganggu yaitu migrain. Migrain merupakan suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodic, tanpa adanya ancaman kehidupan, tetapi keadaan ini dapat mempengaruhi fungsi dan kesehatan sebagai akibat langsung serangan. Efek jangka panjang dapat berpengaruh pada prestasi, kesuksesan kerja, produktifitas, kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Nyeri kepala migrain sering menimbulkan ketidakmampuan selama dan diantara serangan, tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi individu tetapi juga menimbulkan dampak dibidang sosial dan ekonomi. Selain menimbulkan rasa nyeri dan ketidakmampuan, migrain juga menyebabkan terganggunya aktifitas sehari – hari. Laporan penelitian pada 290 penderita migren di Northcot Neurological Center Sydney, Australia menunjukkan bahwa : 1) 101 penderita termasuk jenis migrain yang klasik disertai gejala tidak bisa bicara, rasa kesemutan (baal), dan gangguan penglihatan seperti melihat kilau cahaya di depan mata, 2) 49 kasus didahului dengan sakit kepala biasa, 3) 52 orang penderita mengeluh migrain


(2)

bersama-sama dengan keluhan sakit kepala (Yatim, 2004). Di Indonesia sendiri menurut data yang diperoleh dari RSUP Dr. Kariadi Semarang, oleh Tjipto (1993) dilaporkan ada 551 kasus nyeri kepala di Poliklinik Saraf, sebesar 10,16% merupakan penderita dengan sindroma migrain. Kalianda (1988) mendapat kasus migrain sebesar 10,55% dari 788 penderita baru nyeri kepala di RS Hasan Sadikin, dan Sugeng (1983) mendapat 110 kasus dengan nyeri kepala vaskuler tipe migrain dari 916 penderita baru nyeri kepala di RSUD Dr. Soetomo.

Pengobatan Komplementer dan Alternatif (Complementary and Alternative Medicine) termasuk terapi bekam atau cupping therapy akhir-akhir ini menjadi lebih populer di masyarakat dan mendapatkan kredibilitas dalam dunia biomedis kesehatan (Hill, 2003). Hal ini disebabkan karena pengobatan alternatif yang jauh lebih murah dan bersifat langsung, serta pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa pengobatan dengan bahan kimia sintetis selain dapat mengobati suatu penyakit, juga menimbulkan penyakit bawaan yang lain sebagai bentuk efek samping buruk dari sifat bahan kimia.

Beberapa hasil riset yang telah dilakukan, diantaranya penelitian yang diterbitkan dalam bahasa Persia dengan menggunakan metode bekam basah untuk mengobati 85 kasus migrain dan 65 kasus non-migrain, didapatkan hasil 91,8% pasien migrain dan 89% pasien non-migrain memiliki respon positif terhadap pengobatan dengan metode bekam basah (Azizkhani, 2000). Penelitian kedua dilakukan di Cina pada 100 kasus sakit kepala migrain dengan mengkombinasikan antara pengobatan bekam dan akupuntur dan didapatkan hasil 94% pasien memiliki respon positif terhadap pengobatan ini (Duo, 1999).

Bekam untuk menyembuhkan migrain dilakukan dengan cara mengeluarkan darah kotor pada titik-titik tertentu. Titik ini disedot menggunakan alat bekam dan


(3)

mengeluarkan darah yang disebut darah kotor. Menurut Abu Hana (Klinik Bekam Nabawi, 2011) bekam untuk pasien migrain dilakukan pada titik Kaahil (Punuk), kepala bagian belakang (sebelah kanan/kiri), pelipis (kanan/kiri), serta Ummu Mughits (Puncak kepala). Khusus untuk pembekaman di bagian belakang kepala maka harus tepat lokasinya dan jangan dilakukan di daerah otak kecil (bagian bawah). Lokasi pembekaman lainnya disesuaikan dengan penyebab migrain itu sendiri, begitu juga jika migrain disertai dengan penyakit-penyakit lain (komplikasi) maka titik bekamnya bisa berbeda untuk tiap orangnya.

Sesuai dengan hasil studi pendahuluan di Klinik Bekam Jetis Malang jumlah pasien mencapai 6-10/hari atau 180-300 orang per/bulan dengan 10% merupakan pasien sakit kepala (migraine). Solusi yang ditawarkan penulis untuk masalah sakit kepala migrain yang terjadi di masyarakat saat ini bisa dengan menggunakan alternatif terapi bekam, selain mengonsumsi obat-obatan juga dengan tetap menjaga gaya hidup sehat serta menjaga pola makan penderita migrain juga harus menghindari lingkungan yang dapat memicu timbulnya migrain seperti asap rokok, suara bising dan bau yang menyengat.

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang efektifitas terapi bekam terhadap penyembuhan sakit kepala migrain. Berdasarhan gambaran latar belakang di atas maka peneliti menentukan judul penelitian tentang Efektifitas Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Frekuensi & Skala Nyeri Pada Penderita Migren di Klinik Bekam Jetis Malang.


(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang bisa dirumuskan adalah : Bagaimana pengaruh terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan frekuensi & skala nyeri pada penderita migrain.

1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) terhadap Penurunan Frekuensi & Skala Nyeri Pada Penderita Migrain di Klinik Bekam Jetis Malang.

2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui perbedaan frekuensi serangan nyeri migraine sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam basah.

2) Mengetahui perbedaan skala nyeri migraine sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam basah.

3) Menganalisa perbandingan penurunan frekuensi nyeri responden migrain sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam.

4) Menganalisa perbandingan penurunan skala nyeri responden migrain sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat

Meningkatkan pengetahuan perawat mengenai manfaat terapi bekam, dan dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pada penderita migrain.


(5)

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai pengobatan alternatif dengan metode bekam terhadap keefektifannya dalam menyembuhkan penyakit migrain. Sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan selain pengobatan medis.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang terapi bekam pada pada penderita migrain. Dan juga menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan untuk diaplikasikan kepada diri sendiri dan masyarakat.

4. Bagi Penderita Migrain

Memberikan informasi dan alternatif pengobatan kepada penderita migrain dalam menyembuhkan penyakit migrain yang diderita dengan menggunakan metode bekam.

5. Bagi Institusi UMM

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang pengaruh terapi bekam untuk menurunkan frekuensi nyeri migrain.

1.5 Keaslian Penelitian

Beberapa hasil penelitian terdahulu dan landasan teori di antaranya adalah : 1. Dalam jurnal penelitian oleh Alireza Ahmadi, David C. Schwebel dan

Mansour Rezaei (2008) tentang efek terapi bekam basah dalam pengobatan sakit kepala dan migraine yang dikombinasi dengan terapi akupuntur


(6)

dilakukan di salah satu klinik di Kermanshah ( Iran ). Dengan obyek sebanyak 70 kasus sakit kepala migrain yang diobati dengan bekam basah. Didapatkan hasil: keparahan sakit kepala pasien mengalami penurunan sebesar 66%. Perawatan pasien dengan sakit kepala migraine juga mengalami penurunan hingga 12,6 hari lebih sedikit setiap bulan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa bekam basah menyebabkan manfaat yang relevan klinis untuk pasien perawatan primer dengan sakit kepala.

2. Dalam jurnal penelitian oleh Dr.Mohamed M. Reslan Hssanien (2007) tentang pengaruh terapi bekam dalam mengobati sakit kepala kronis dan sakit punggung kronis di "Al heijamah" Klinik HMC Qatar. Dengan obyek sebanyak 86 kasus, lebih dari setengah dari mereka adalah laki-laki (51,2%), 37 dari mereka menderita sakit kepala dan 49 dari mereka memiliki sakit punggung. Sebagian besar peserta diobati dengan terapi bekam basah (98,8%) dan hanya 1 dari mereka menggunakan bekam kering. 52 pasien hanya dilakukan 1 kali pembekaman sementara hanya 5 dari mereka dilakukan sampai dengan 3 kali pembekaman. Skor nyeri untuk pasien dengan sakit kepala mengalami penurunan hingga skala 8 - 4 setelah bekam diikuti oleh periode intermiten fluktuasi rasa sakit. Sementara itu skala nyeri untuk pasien dengan nyeri punggung bawah turun 7-3 setelah dua minggu dan tinggal konstan sampai akhir dari dua belas minggu. Sehingga peneliti menyimpulkan pengaruh terapi bekam (Al heijamah) untuk sakit kepala kronis dan sakit punggung menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam peserta sebagai hasil dari terapi cupping.