Pengaruh Terapi Bekam Basah Dengan Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Klinik Asy Syifa Prabumulih Suryanda

  

Pengaruh Terapi Bekam Basah Dengan Penurunan Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi Di Klinik Asy-Syifa Prabumulih

Suryanda¹, M. Amin², Mika Indriani³

  ¹Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan Keperawatan ²RS. Ernaldi Bahar Palembang

  ³Dinas Kesehatan Kota Prabumulih

  

Abstrak

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terapi bekam basah terhadap penurunan

tekanan darah pada pasien hipertensi di klinik Asy-Syifa Prabumulih.

  

Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross-sectional. Dilakukan hanya

menggunakan satu kelompok dan tidak menggunakan kelompok kontrol. Pengukuran subyek penelitian

diambil 15 menit sebelum dan sesudah pembekaman masing-masing sebanyak dua kali kemudian diambil

rata-ratanya. Total populasi penelitian 47 orang yang didiagnosa hipertensi dan mendapat terapi bekam

basah.

  

Hasil: Analisa statistik menggunakan uji t-berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95 % (a=0.5)

menunjukkan penurunan tekanan darah pada subyek penelitian dengan nilai p=0.000. Pengukuran

tekanan darah sistol pada 47 subyek sebelum dan setelah terapi bekam didapatkan rerata perbedaan

sebesar 9.362 mmHg dengan standar deviasi 7.042 (M±SD) (9.362±7.042). Pada pengukuran tekanan

darah diastol pada 47 subyek sebelum dan setelah terapi bekam didapatkan tren rerata perbedaan sebesar

10.319 mmHg dengan standar deviasi 5.843 (M±SD) (10.319±5.843).

  

Simpulan: Terapi bekam basah cukup efektif mengatasi dan mengontrol tekanan darah pada pasien

hipertensi. Penyebaran informasi tentang manfaat terapi alternatif bekam, manfaat yang di peroleh dapat

disebarluaskan. Penelitian-penelitian secara intensif dan lebih besar perlu dilakukan untuk melihat

manfaat yang lebih dalam maupun lebih luas.

  Kata Kunci : Terapi, Bekam Basah, Hipertensi

Abstract

  

Aims: The study aimed to determine the relationship between wet cupping therapy to decrease blood

pressure in hypertensive patients at Ash-Shifa clinic Prabumulih.

Methods: Descriptive analytic using cross-sectional method. Carried out using only one group and did

not use a control group. Measurement study subjects were taken 15 minutes before and after each

pembekaman twice then be averaged. The total population of the study 47 people were diagnosed with

hypertension and got wet cupping therapy.

  

Results: Statistical analysis using paired t-test with a confidence level of 95% (a = 0.5) showed a

decrease in blood pressure in study subjects with a value of p = 0.000. Systolic blood pressure

measurements on 47 subjects before and after cupping therapy gained an average difference of 9 362

mmHg with a standard deviation of 7,042 (M ± SD) (9362 ± 7042). At the diastolic blood pressure

measurements on 47 subjects before and after cupping therapy obtained trends mean difference of 10 319

mmHg with a standard deviation of 5,843 (M ± SD) (10 319 ± 5843).

  

Conclusion: The wet cupping therapy is effective enough to overcome and control blood pressure in

hypertensive patients. Dissemination of information about the benefits of alternative therapies bruise,

benefits obtained can be disseminated. Intensive research and a greater need to be done to see the

benefits of deeper and wider.

  Keywords: Therapy, Wet Cupping, Hypertension membuang darah kotor dari permukaan kulit. Darah kotor adalah darah yang tidak sempurna lagi kinerjanya karena mengandung toksin/endapan racun/zat kimia yang tidak dapat diuraikan oleh tubuh kita. Toksin ini berada pada hampir setiap orang. Toksin

  • – toksin ini berasal dari pencemaran udara, maupun dari makanan yang banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap rasa, pemanis buatan, pestisida sayuran, minuman beralkohol, dll .

  Prabumulih sejak tanggal 01 Juli 2006, jumlah pasien hipertensi yang berobat dan mendapat terapi bekam basah pada tahun 2009 berjumlah 94 orang, untuk tahun 2010 jumlah pasien hipertensi yang berkunjung berjumlah 65 orang, untuk jumlah kunjungan pasien di klinik Asy-Syifa Prabumulih tahun 2011 hingga 2014 rata-rata berjumlah 68 orang pasien hipertensi. Sedangkan hingga bulan Juni 2015 berdasarkan buku register kunjungan berjumlah 47 orang.

  Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang berobat ke klinik Asy- Syifa Prabumulih berdasarkan data kunjungan terakhir Juni 2015 berjumlah 47 orang. Sampel teknik probability sampling sehingga setiap anggota terbagi menjadi 2 yaitu usia muda dibawah 30 tahun memiliki kesempatan sama tetapi tidak bertujuan dan usia tua diatas 30 tahun. menggeneralisasi.

  hanya menggunakan satu kelompok dan tidak menggunakan kelompok kontrol. Pengukuran subyek penelitian diambil 15 menit sebelum dan sesudah pembekaman masing-masing sebanyak dua kali kemudian diambil rata-ratanya. kemudian dilanjutkan dengan analisa data menggunakan uji t- berpasangan.

  cross-sectional . Penelitian yang akan dilakukan

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode

  diteliti di Indonesia, salah satu manfaat terapi bekam basah yang sangat penting yaitu dapat menurunkan tekanan darah walaupun belum banyak bukti ilmiah dari terapi bekam dalam hubungan dengan penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

  6 Manfaat terapi bekam basah belum banyak

  5 Klinik Asy-Syifa yang berdiri di Kota

  PENDAHULUAN

  4 Bekam basah adalah suatu proses

  kekuasaan Fir’aun, sekitar 2.500 tahun sebelum masehi. Di Persia yakni bangsa Persi merupakan bangsa yang serumpun dengan bangsa Aria, India, Yunani, Romawi, Isbanji, Jerman, maupun rumpun Aria Eropa lainnya, yang hidup sekitar 3.000 tahun sebelum masehi- bekam berkembang bersama pengobatan fashid, yaitu pengobatan untuk mengeluarkan darah dari tubuh. Di Indonesia oleh para pedagang asing yang masuk ke Indonesia. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah- kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.

  akupunctur Di Mesir, bekam sudah ada sejak zaman

  Bekam sudah dikenal bangsa-bangsa purba sejak kerajaan Sumeria berdiri, sekitar 4.000 tahun sebelum masehi, lalu bekam berkembang di Babilonia, Mesir, Saba’ dan Persia. Sumeria adalah daerah sungai Trigis. Pada saat itu, para tabib menggunakan bekam untuk pengobatan para raja. Sedangkan di Cina, bekam berkembang sekitar2.500 tahun sebelum masehi, sebelum berkuasanya kaisar Yao. Dan di Cina inilah bekam berkembang dengan berdasarkan titik-titik

  Tren pengobatan hipertensi saat ini dengan menggunakan terapi alternatif dan komplementer semakin dilirik oleh masyarakat, salah satunya yaitu terapi bekam atau hijamah yang sudah digunakan semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu bekam sudah banyak dikerjakan para sahabat. Bahkan menjadi sunnah dan kebiasaan mereka. Di masa perkembangan Islam sekitar tahun 300 hijriah, di Baghdad, bekam merupakan pengobatan yang paling maju saat itu. ³

  Di Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk dan lebih dari 17.000 pulau yang terbentang seluas kurang lebih 9.000.000 km² serta banyak sekali suku bangsa, sehingga susah sekali untuk mendapatkan angka prevalensi hipertensi secara pasti. Sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya.²

  WHO (World Health Organization) 2001, pada akhir abad 20 penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama di dunia (Sanofi-Aventis 2006). Hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh. Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta per tahun), disamping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal.¹

METODE PENELITIAN

  Tabel.3

  Instrument pengumpulan data primer yang Distribusi Responden Berdasarkan Usia di digunakan dalam penelitian ini adalah kuestioner Klinik Asy-Syifa Prabumulih

  No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

  dan lembaran observasi. Lembar observasi

  responden (n) (%)

  digunakan untuk mencatat tekanan darah pasien

  1 Muda (< 30 tahun) 26 55,3 pada saat kunjungan dan proses pembekaman.

  Sedangkan data sekunder diperoleh dari data rekam

  2 Tua (> 30 tahun) 21 44,7

  medik di klinik berupa biodata, data riwayat

  Total 47 100

  hipertensi, hingga gambaran klinik Untuk variabel pekerjaan responden dalam HASIL PENELITIAN. penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu,

A. ANALISA UNIVARIAT kelompok bekerja dan kelompok tidak bekerja.

  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Dari hasil penelitian yang penulis lakukan distribusi berikut ini: selama bulan Mei 2015 s.d Juni 2015, dari 47 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai

  Tabel .4

  berikut: Terapi bekam basah pada responden, jenis

  Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di

  kelamin responden, usia responden, pekerjaan

  Klinik Asy-Syifa Prabumulih

  responden. Untuk variabel bekam basah pada

  No Jenis

  responden dalam hal ini penulis mengelompokkan

  Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

  menjadi dua yaitu kelompok ideal dengan 7 kali

  responden

  sedotan dan tidak ideal dibawah 7 kali sedotan yang

  1 Bekerja 32 55,3 dilakukan pada responden saat terapi bekam basah.

  2 Tidak bekerja 15 44,7 Tabel 1

  Total 47 100 Distribusi Bekam Basah Responden Klinik Asy-Syifa Prabumulih

  B. ANALISA BIVARIAT No Bekam Basah Frekuensi (n) Persentase (%)

  Pada tabel dibawah ini, terapi bekam basah

  1 Ideal (7 kali 23 48,9

  yang dilakukan pada responden di kelompokkan

2 Sedotan)

  menjadi dua bagian yaitu ideal bila 7 kali sedotan

  Tidak ideal ( < 7 24 51,1 kali sedotan)

  dan tidak ideal untuk kurang dari 7 kali sedotan dan

  Total 47 100 di tabulasi silang dengan penurunan tekanan darah.

  Tabel. 5

  Untuk variabel jenis kelamin responden

  Distribusi Penurunan Tekanan Darah terhadap

  dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok

  Terapi Bekam Basah

  yaitu, laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi berikut ini :

  Penurunan Tekanan Darah Total Bekam

  Tabel.2 Р- Turun Tidak Turun

  Basah Value Distribusi Responden Berdasarkan Jenis

  Jum % Jum % Jum % Kelamin di Klinik Asy-Syifa Prabumulih

  Ideal 21 44,7 2 4,3

  23

  49 No Jenis Kelamin 0,001 Tidak

  10 21,3 14 29,8

  24

  51 Frekuensi (n) Persentase (%) responden Ideal

  1 Laki 17 36,2

  • – laki

  Jumlah 31 65,9

  16

  34 47 100

  2 Perempuan 30 63,8 Total 47 100

  Penurunan tekanan darah setelah bekam basah terhadap usia responden dapat dilihat pada

tabel 5.6 dibawah ini, dimana tekanan darah di

  Dalam penelitian ini, pengelompokan usia kelompokkan menjadi dua bagian yaitu turun dan responden di ambil dari keriteria Depkes tahun 2002 tidak turun. Sedangkan kategori usia PEMBAHASAN dikelompokkan menjadi tua dan muda.

  Tabel. 6 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47

Distribusi Penurunan Tekanan Darah Setelah responden penderita hipertensi yang diberikan terapi

Bekam Basah terhadap Usia Responden bekam basah didapatkan rata-rata pengukuran

  tekanan sistol sebelum terapi bekam adalah 147,13

  Penurunan Tekanan

  mmHg dengan standar deviasi 9,310 mmHg. Pada

  Darah Usia

  pengukuran kedua yaitu setelah diberikan terapi

  Total Р- Tidak Respon

  Turun

  bekam didapatkan rata-rata tekanan sistol adalah

  Value Turun den

  137,77 mmHg dengan standar deviasi 10,468

  Jum % Jum % Jum %

  mmHg. Dari hasil uji T berpasangan terlihat nilai

  Muda 22 46,8 4 8,5 26 55,3

  mean perbedaan pengukuran tekanan sistol pertama

  Tua 9 19,1 12 25,5 21 44,6 0,007

  dan kedua adalah 9,362 mmHg dengan standar

  Jumlah 31 65,9

  16

  34 47 100

  deviasi 7,042 mmHg dan menghasilkan nilai p=0,000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tekanan sistol sebelum

  Pada tabel 5.7 dibawah, untuk jenis kelamin di diberikan terapi bekam dengan tekanan sistol kelompokkan menjadi dua bagian laki-laki dan setelah diberikan terapi bekam. Sedangkan untuk perempuan, sedangkan untuk tekanan darah menjadi pengukuran diastol, pada hasil pengukuran pertama turun dan tidak turun. dan kedua, didapatkan bahwa rata-rata tekanan diastol sebelum terapi bekam adalah 105,11 mmHg

  Tabel.7 dengan standar deviasi 4,603 mmHg. Distribusi Penurunan Tekanan Darah setelah

  Pada pengukuran kedua didapatkan rata-rata

  Bekam Basah terhadap

  tekanan diastol sesudah terapi bekam adalah 94,79

  Jenis Kelamin Responden

  mmHg dengan standar deviasi 4,773 mmHg. Dan

  Penurunan Tekanan Darah Jenis Total

  dari hasil uji t dependen didapatkan nilai mean

  Р- Kela Turun Tidak Turun Value

  perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua

  min Jum % Jum % Jum %

  adalah 10,319 mmHg dengan standar deviasi 5,843

  Laki- 15 31,9 2 4,3 17 36,2

  mmHg. Sedangkan untuk nilai p yang didapat

  laki

  adalah p=0,000 hal ini bisa disimpulkan ada

  Pe

  16

  34 14 29,8 30 63,8 rem 0,035

  perbedaan yang signifikan antara pengukuran

  puan

  diastol sebelum terapi bekam dengan diastol

  Jum 31 65,9 16 34,1 47 100 sesudah terapi bekam. lah

  Hal ini menunjukkan bahwa terapi bekam cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah. Pada tabel dibawah, untuk status pekerjaan

  Penurunan tekanan darah setelah dilakukan terapi di kelompokkan menjadi dua bagian yaitu bekerja bekam dapat terjadi oleh karena perlukaan pada dan tidak bekerja sedangkan untuk tekanan darah pembuluh darah yang ada dibawah permukaan kulit tetap dua kelompok yaitu turun dan tidak turun. sehingga dapat mengurangi tekanan perifer

  7 Tabel. 8 pembuluh darah.

  Distribusi Penurunan Tekanan Darah

  Didalam melakukan pembekaman pada satu

  setelah Bekam Basah

  titik, maka di kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub

  terhadap Status Pekerjaan Responden

  kutis), fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan

  Penurunan Tekanan Darah Status

  dari sel mast/basofil dan lain-lain. Akibat kerusakan

  Total Tidak Р- Pekerja Turun

  ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin,

  Turun Value an histamin, bradikinin, slow reacting substance

  Jum % Jum % Jum %

  (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-

  Beker 26 55,3 6 12,8 32 68,1 ja

  zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi

  Tidak 5 10,6 10 21,3 15 39,9

  (pengembangan) kapiler dan arteriol serta flare

  0,004 Beker reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler ja

  juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat

  Jumlah 31 65,9 16 34,1 47 100

  

microcirculation saluran darah. Akibatnya timbul 10.319 mmHg dengan standar deviasi 5.843

  relaksasi otot-otot yang kaku serta akibat (M±SD) (10.319±5.843). vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah Dan dari uji continuity correction terhadap

  8 secara stabil.

  usia dengan tekanan darah didapatkan nilai p = Dan hal yang sama juga diungkapkan oleh 0,007, status pekerjaaan dengan tekanan darah

  Dunsmuir, pembekaman pada satu poin, di kulit didapatkan nilai p = 0,004, jenis kelamin dengan (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan tekanan darah didapatkan nilai p = 0,035, dan ototnya akan terjadi kerusakan dari sel mast/basofil banyaknya hisapan terhadap tekanan darah dan lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan didapatkan nilai p = 0,001. beberapa zat seperti serotonin, histamine, Dari hasil penelitian yang telah dilakukan

  bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

  zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini 1.

  Ada hubungan bermakna antara terapi menyebabkan terjadinya dilatasi (pengembangan) bekam basah dengan penurunan tekanan kapiler dan arteriol serta flare reaction pada daerah darah pada subyek yang menderita yang di bekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di hipertensi. tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini 2.

  Ada hubungan bermakna antara usia menyebabkan terjadi perbaikan microcirculation responden dengan penurunan tekanan pembuluh darah. Akibatnya timbul kesan relaksasi darah terhadap terapi bekam basah. otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum 3.

  Ada hubungan bermakna antara jenis akan menurun tekanan darah secara stabil maka kelamin responden dengan penurunan

  9

  terapi bekam ini dapat menyembuhkan hipertensi. tekanan darah terhadap terapi bekam Mekanisme kerja terapi bekam terjadi di basah. bawah kulit dan otot yang terdapat banyak titik 4.

  Ada hubungan bermakna antara status saraf. Titik-titik ini saling berhubungan antara organ pekerjaan responden dengan penurunan tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam dilakukan tekanan darah terhadap terapi bekam tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit namun basah.

  8 pada titik simpul saraf terkait.

  Pembekaman biasanya dilakukan pada permukaan kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub

  REFERENSI

  kutis) jaringan ini akan “rusak”. Kerusakan disertai keluarnya darah akibat bekam akan ikut serta keluar

  1. Anderson, W. Thomas, 100 diseases Threated beberapa zat berbahaya seperti serotonin, bistamin, .

  by cupping Methode

  bradiknin dan zat-zat berbahaya lainnya. Bekam

  2. Fatahillah, A. (2007) Keampuhan bekam, juga menjadikan mikrosirkulasi pembuluh darah

  Cetakan ke-III , Jakarta: Qultum Media.Brunner

  sehingga timbul efek relaksasi pada otot sehingga

  10

  & Suddart. (2001). Buku Ajar Keperawatan dapat menurunkan tekanan darah.

  Medikal Bedah . Jakarta: EGC.

  SIMPULAN satu titik. Solo . Al-Qowam.

  3. Umar, Wadda’A, dr. 2008, Sembuh dengan

  4. Marliani, dkk. (2007). 100 Questions & Answer Analisa statistik menggunakan uji t-

  Hipertensi . Jakarta: PT.Elex Media

  berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95 % Komputindo. (a=0.5) dengan hasil terjadinya penurunan tekanan

  5. Soeharto, I. (2002). Kolesterol & Lemak Jahat, darah pada subyek penelitian dengan nilai p=0.000.

  Kolesterol & Lemak Baik dan Proses

  Didapatkan 47 subyek yang mengikuti penelitian ini Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke . dengan perbandingan laki-laki (n = 22; 46,8%), Jakarta: PT.Pustaka Delapratasa. perempuan (n = 25; 53,2%). Pengukuran tekanan

  6. Klinik Asy-Syifa, 2009-2011, Catatan darah sistol pada 47 subyek sebelum dan setelah

  kunjungan pasien Klinik Asy-Syifa Prabumulih.

  terapi bekam didapatkan rerata perbedaan sebesar Prabumulih

  9.362 mmHg dengan standar deviasi 7.042 (M±SD) 7. Widyastuti, P. (2003). Manajemen Stres. (9.362±7.042). Pada pengukuran tekanan darah Jakarta: EGC. diastol pada 47 subyek sebelum dan setelah terapi

  8. Yasin,S.A. (2007), Bekam, Sunnah nabi dan

  mukjizat medis, Cetakan VIII , Jakarta: al-

  Qowam

  9. Dunsmuir, Ian. ( 2007). Acupuncture in the

  Treatment of Sports Injuries: A Western Perspective Terdapat dalam

  10. Setiawati, A., Bustami,ZS. Bustasmi. (2004) Anti hipertensi dalam Farmakologi dan terapi .

  Edisi IV. Jakarta : FKUI.Gray, dkk. (2003).

  Lecture Notes Kardiologi. Edisi ke-IV. Jakarta: Erlangga.

Dokumen yang terkait

The Value of Weather Information in Market Equilibrium (Nilai Informasi Cuaca Pada Keseimbangan Pasar)

0 0 27

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI (HYGIENES) DI SMP NEGERI 3 KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 NADI APRILYADI,S.Sos,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Pengaruh Pola

0 0 9

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA Pada Balita di Kelurahan SUKARAYA Kecamatan BATURAJA Timur Kabupaten Ogan Komering ULU Tahun 2013

0 1 8

Efektivitas Akupuntur terhadapPersepsi Nyeri Dan Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Ni Ketut,. M.Kes

0 0 7

Hubungan usia dengan kejadian Benigna prostitis Hiperplasia (BPH) Di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2014. Gunardi Pome. M. Kes

0 0 7

Arus Puncak Ekspirasi Pada pasien PPOK

0 0 5

Efektivitas Akupuntur terhadap Persepsi Nyeri Dan Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Kelurahan Sukaraya Ni Ketut Sujati,. M.Kes

0 0 7

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF EDUCATION, WORKING MOTHERS WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN EAST DISTRICT PRABUMULIH 2015 Suryanda Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Baturaja Abstract Background :Exclusive breastfeeding

0 1 7

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa di RSJP Soeroyo H.A. Gani,S.Pd,SKM.S.Kep.M.Kes

0 0 24

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Tumbuh Kembang Kemampuan Motorik Anak Nelly Rustiati, SKM, M.Kes

0 0 9