EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM BASAH (WET CUPPING THERAPY) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PADA PENDERITA GOUT DI KLINIK BEKAM JETIS MALANG
EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM BASAH (
WET CUPPING
THERAPY
) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
DALAM DARAH PADA PENDERITA
GOUT
DI KLINIK
BEKAM JETIS MALANG
SKRIPSI
Oleh :
AURORA NURZUDA PERMATASARI 08060054
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2012
(2)
ii
EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM BASAH (
WET CUPPING
THERAPY
) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
DALAM DARAH PADA PENDERITA
GOUT
DI KLINIK
BEKAM JETIS MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memeperolah Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadyah Malang
Oleh :
AURORA NURZUDA PERMATASARI 08060054
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2012
(3)
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aurora Nurzuda Permatasari
NIM : 08060054
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Efektifitas Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Di Klinik Bekam Jetis Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 30 April 2012 Yang Membuat Pernyataan,
Aurora Nurzuda Permatasari NIM. 08060054
(5)
v
Berbuat Kesalahan adalah Kelemahan manusia.. Dan..
Belajar dari kesalahan adalah kekuatan manusia..
Bara No Nay Hayana (J-Drama)
MOttO
Ketika Kegagalan datang, jangan biarkan kegagalan
mengalahkanmu..
Happy Feet 2 (Movie)
Petani Sejati Tidak akan menyalahkan tanah yang tandus…
Pemusik sejati tidak akan menyalahkan alat musiknya… Dan dalam menjalani hidup yangan menyalahkan apa yang Qt dapat…
The moon embrace the sun (K-Drama)
(6)
vi
Skripsi ini saya pesembahkan untuk:
PERSEMBAHAN
Ayah dan Mama yang selalu menyayangi, memberi semangat dan mendoakanku serta bersedia menjadi sponsor dalam penelitian ini. Ananda hanya bisa berdoa agar Allah SWT membalas semuanya dengan sesuatu yang lebih dari segalanya.
Buat adik Q yang selalu mau menemani Q ketika Q pusing dengan segala urusan skripsi. Terima kasih untuk semua bantuannya, mulai dari menemani bolak balik kampus sampai minjemin duit.
Buat tante, Om, mbah kakung, mbah putri, pakde dan bude di malang yang selulu mendoakan sehingga menjadi sebuah semangat hidup qu.
Sayangku, yang selalu menemaniku, membantuku mengurus skripsi ini.
Hujan, panas, angin badai tetap bersedia membantu sampai jatuh sakit.
Terimakasih atas semua bantuan dan kasih sayang yang telah diberikan... ..
(7)
vii
Buat teman2 PSIK’08 khususnya PSIK A Chayo, keakraban kita selama 4 tahun banyak memberikan pelajaran yang nggak bisa aku dapatkan dari teman lain karena PSIK’08 sangat ISTIMEWA dan ini bukan jadi akhir dari segalanya
tapi merupakan awal untuk langkah baru….
Khusus buat geng Cippirilly (detty, ewi, dini, dwi, nona, indri, putri, ela, mimut, leni) semoga persahabatan kita bisa terus terjalin...
^_________^
TemanQ Kos Cemara (ewi, memey, dika, dita n mbak dara) sungguh sangat beruntung bisa jadi satu atap dengan kalian dan seperti keluarga sendiri...
Terimakasih buat teman-teman yang ada di malang ini, jejak langkah Q selama disini sangat berarti karena ada kalian semua yang memberikan warna dalam hariku…
Trakir buat dosen-dosen yang telah memberi cobaan he,, tapi terima kasih banyak ilmu dan bimbingannya,.
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Bekam Basah (Wet Cupping
Terapy) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Di Klinik Bekam Jetis Malang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Tri Lestari Handayani, M. Kep., Sp. Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini S. Kep., Ns., M. Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Prof. DR. Sujono., M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Rohmah Susanto S. Kep., Ns dan Henik Tri Rahayu, S. Kep., Ns, selaku
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.
6. Pasien asam urat di Klinik bekam Jetis Malang yang telah bersedia menjadi responden.
(9)
ix
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Malang, 30 April 2012
(10)
x
ABSTRAK
Efektifitas Terapi Bekam Basah (Wet Cupping Therapy) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Di Klinik
Bekam Jetis Malang
Aurora Nurzuda Permatasari1, Prof.DR.Sujono,M.Kes2, Rohmah Susanto,S.Kep,Ns3 Latar Belakang : Bekam basah adalah metode pengobatan alternatif dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit ari. Pengobatan ini banyak digunakan oleh masyarakat karena lebih murah, langsung, dan bersahabat, serta pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa pengobatan dengan bahan kimia sintetis selain dapat mengobati suatu penyakit, juga menimbulkan penyakit bawaan yang lain sebagai efek samping buruk dari bahan kimia. Gout merupakan salah satu penyakit yang dapat disembuhkan melalui terapi bekam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita gout.
Metode : Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental dengan pendekatan one group pre test and post test tanpa kelompok kontrol. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Semua subjek diberikan perlakuan bekam dengan frekuensi yang sama sebanyak dua kali dengan interval waktu 1 bulan. Sampel darah diambil melalui darah kapiler kemudian diukur menggunakan rapid test untuk pengujian kadar asam urat sebelum dilakukan bekam dan 1 jam setelah diberi perlakuan bekam kedua. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik T-test dependen dengan tingkat signifikansi α <0,05.
Hasil : Hasil uji statistik Uji-T Dependen (paired sample test) didapatkan rata-rata penurunan kadar asam urat dari pengukuran pertama dan kedua adalah 1,43 mg/dl. Nilai T hitung sebesar 9.11 dan signifikansi/P value sebesar 0.0001. Karena t hitung > t tabel (9.115 > 2,074) dan nilai signifikansi < alpha ( 0.0001 < 0.05 ), maka hipotesis H1 diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum dan sesudah perlakuan.
Kesimpulan : Terapi bekam basah (wet cupping therapy) efektif terhadap penuruan kadar asam urat darah pada penderita gout di Kllinik bekam Jetis Malang.
Kata Kunci : Terapi bekam basah, kadar asam urat, gout.
1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadyah Malang 3. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadyah Malang
(11)
xi
ABSTRACT
Effectiveness of Wet Cupping Therapy against Decrease Uric Acid Levels in Blood of Patients with Gout In The Clinic Cupping Jetis Malang
Aurora Nurzuda Permatasari1, Prof.DR.Sujono, M.Kes2, Rohmah Susanto, S.Kep, Ns3 Background: Wet Cupping is a method of alternative medicine by removing the contaminated blood of toxins or oxidants in the body through the surface of the epidermis. This treatment is widely used by the public because it is cheaper, direct, and friendly, and the mindset of people who think that the treatment with synthetic chemicals in addition to treating a disease, congenital diseases also cause other adverse side effect of chemicals. Gout is a disease that can be cured by cupping therapy. This study aims to determine the effectiveness of wet cupping therapy to decrease uric acid levels in patients with gout.
Methods: The design in this study used pre experimental approach to one group pre test and post test without a control group. Sampling method using purposive sampling. Subjects in this study amounted to 20 people. All subjects were given cupping treatment with the same frequency as much as two times at intervals of 1 month. Blood samples were collected via capillary blood is then measured using a rapid test for testing levels of uric acid before cupping treated and 1 hour after the second cupping treated. Statistical analysis used in this study were T-test statistical analysis of dependent with significance level α <0.05.
Results: The results of statistical tests Dependent T-test (paired sample test) found an average decrease in uric acid levels of the first and second measurements was 1.43 mg / dl. T value of 9.11 and calculate the significance / P value of 0.0001. Because t
count> t table (9115> 2.074) and significance value <alpha (0.0001 <0.05), then the
hypothesis H1 is accepted means that there are significant differences between uric acid levels before and after treatment.
Conclusion: Wet cupping therapy is effective against the deterioration of blood uric acid levels in patients with gout in Malang Jetis Kllinik bruise.
Keywords: wet cupping therapy, the levels of uric acid, gout.
1. Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.
2. Lecturer Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang 3. Lecturer Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang
(12)
xii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul... ii
Lembar Pengesahan... iii
Lembar Peryataan Keaslian………... iv
Motto……….. v
Persembahan………... vi
Kata Pengantar... viii
Abstrak………... x
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel... xv
Daftar Gambar... xvi
Daftar Lampiran... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……... 1
1.2 Rumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum... 6
1.3.2 Tujuan khusus... 6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Perawat………... 6
1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya…... 6
1.4.3 Masyarakat... 7
1.4.4 Bagi Peneliti………... 7
1.4.5 Bagi Penderita Gout... 7
1.5 Keaslian Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Bekam (Cupping Therapy) 2.1.1 Pengertian Bekam... 9
2.1.2 Jenis, Manfaat dan Prosedur Bekam... 9
2.1.3 Efek Samping dan Kontra Indikasi Bekam... 12
2.1.4 Titik Bekam... 14
2.2 Konsep Asam Urat 2.2.1 Nukleotida Puin... 16
2.2.2 Pengertian Asam Urat... 17
2.2.3 Kadar Asam Urat... 18
2.2.4 Pembentukan Asam Urat... 18
2.2.5 Ekskresi Asam Urat... 20
2.2.6 Gangguan Metabolisme Asam Urat... 21
2.3 Konsep Gout 2.3.1 Pengertian Gout... 27
2.3.2 Epidemologi Gout... 28
2.3.3 Tanda dan Gejala Gout...28
2.3.4 Etiologi Gout... 29
(13)
xiii
2.3.6 Patogenesis Gout... 34
2.3.7 Manifestasi Klinis... 35
2.3.8 Pengobatan Gout Secara Medis... 36
2.3.9 Komplikasi Gout... 38
2.4 Mekanisme Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Dengan Bekam... 39
2.5 Pearan Perawat dalam Terapi Bekam... 44
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual... 46
3.2 Hipotesis Penelitian... 49
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian... 50
4.2 Kerangka Penelitian... 51
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi... 52
4.3.2 Sampel... 52
4.3.3 Kriteria Sampel... 53
4.3.4 Teknik Sampling... 53
4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Bebas (Independent)... 54
4.4.2 Variabel Tergantung (Dependent)... 54
4.5 Definisi Operasional... 54
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian... 55
4.7 Instrumen Penelitian... 55
4.8 Prosedur Pengumpulan Data... 56
4.9 Analisa dan Pengolahan Data 4.9.1 Analisis Univariat... 57
4.9.2 Analisis Bivariat... 58
4.10 Etika Penelitian... 58
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karateristik Sampel 5.1.1 Berdasarkan Usia... 60
5.1.2 Berdasarkan Pendidikan... 61
5.1.3 Berdasarkan Jenis Kelamin... 62
5.1.4 Berdasarkan Frekuensi Bekam…... 62
5.1.5 Berdasarkan Konsumsi Diet Tinggi Purin... 63
5.1.6 Berdasarkan Berat Badan... 64
5.1.7 Berdasarkan Penggunaan Obat... 64
5.2 Analisa Data 5.2.1 Distribusi Kadar Asam Urat Penderita Gout Sebelum (Pre test) Dilakukan Terapi Bekam Basah... 66
5.2.2 Distribusi Kadar Asam Urat Penderita Gout Setelah (Post test) Dilakukan Terapi Bekam Basah... 67
5.2.3 Distribusi Penurunan Kadar Asam Urat Dalam darah Setelah Bekam Basah Pada Penderita Gout... 68
(14)
xiv
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karateristik Sampel
6.1.1 Berdasarkan Usia... 70
6.1.2 Berdasarkan Jenis Kelamin... 71
6.1.3 Berdasarkan Konsumsi Diet Tinggi Purin... 72
6.1.4 Berdasarkan Berat Badan... 73
6.1.5 Berdasarkan Penggunaan Obat... 73
6.2 Kadar Asam Urat Sebelum Dilakukan Terapi Bekam Basah... 75
6.3 Kadar Asam Urat Setelah Dilakukan Terapi Bekam Basah... 76
6.4 Efektifitas Penurunan Kadar Asam Urat Dalam... 77
6.5 Implikasi Penelitian... 81
6.6 Keterbatasan Penelitian... 82
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan... 83
7.2 Saran... 84 Daftar Pustaka
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Penyebab Hiperurisemia... 22
2.2 Daftar Kandungan Purin pada Beberapa Bahan Makanan... 32
2.3 Obat-obatan yang Meningkakan Kadar Asam Urat... 33
4.1 Definisi Operasional... 55
5.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia Di Klinik Bekam Jetis Malang... 60
5.2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Di Klinik Bekam Jetis Malang... 61
5.3 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Di Klinik Bekam Jetis Malang... 62
5.4 Distribusi Responden berdasarkan Frekuensi Bekam Di Klinik Bekam Jetis Malang... 63
5.5 Distribusi Responden berdasarkan Konsumsi Diet Tinggi Purin Di Klinik Bekam Jetis Malang... 63
5.6 Distribusi Responden berdasarkan Berat Badan Di Klinik Bekam Jetis Malang... 64
5.7 Distribusi Responden berdasarkan Riwayat Penggunaan Obat Di Klinik Bekam Jetis Malang... 65
5.8 Distribusi responden yang mengunakan obat asam urat dan tidak... 65
5.9 Distribusi Kadar Asam Urat Penderita Gout Sebelum (Pre Test) Dilakukan terapi bekam basah... 66
5.10 Distribusi Kadar Asam Urat Penderita Gout Setelah (Pre Test) Dilakukan terapi bekam basah... 67
5.11 Distribusi Kadar Asam Urat Penderita Gout Pada Pengukuran Pertama dan Kedua... 67
5.12 Distribusi Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Setelah Bekam Basah Pada Penderita Gout Sebelum... 68
(16)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Rasio Penyakit yang dapat Disembuhkan oleh Terapi Bekam... 10
2.2 Struktur Kimia Asam Urat... 17
2.3 Pembentukan Asam Urat... 19
2.4 Komplikasi Pada Penderita Gout... 39
2.5 Titik Bekam Asam Urat... 40
2.6 Pusat vasomotor terhadap sistem sirkulasi... 41
2.7 Mekanisme pembentukan urin oleh ginjal... 42
3.1 Kerangka Konsep... 46
4.1 Pola Penelitian... 50
(17)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 2 Surat Pernyataan Penelitian dan Pengambilan Data Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar Permohonan Inform Consent Lampiran 5 Kuisioner
Lampiran 6 Rekapbitulasi Data dan Hasil Penelitian Lampiran 7 Standar Pemeriksaan Kadar Asam Urat Lampiran 8 Standar Operasional Bekam
Lampiran 9 Frekuensi Karateristik Sampel dan Uji Normalitas Lampiran 10 Analisa Data t-Test Dependen dengan Perhitungan SPSS Lampiran 11 Tabel nilai T Tabel
Lampiran 12 Lampiran Photo Lampiran 13 Lembar Konsultasi Lampiran 14 Riwayat Hidup
(18)
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2008. Majalah Farmacia Edisi Desember : Strategi Efektif Atasi Kegagalan Terapi Gout.hal 20.
Becker & Meenaskshi J. 2005. Clinical Gout and Phatogenesis Of Hyperuricemia, Arthritis and Allied Conditions. A tekxbook of Rheumatology 13th Ed, Vol 2 pp
2303-2339.
Budiman H. 2005. Peranan Gizi Pada Penyakit Arthritis, majalah Kedokteran Atma Jaya. Vol 4 No 3 hal 129-135.
Carter MA. 2006. Gout, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ,Volume 2 Edisi 6. EGC : Jakarta.
Chirali, I. Z. 1999. Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy. Ed 6. Churchill Livingstone.
Dermawan J. 2007. Hasil Jangka Pendek, Menengah dan Panjang pada Gout Kronik dengan Pengobatan Arthritis Gout Akut/Kronik dan Hiperurisemia. http://www.lupusarthritisindonesia.org. Diakses 20 Oktober 2011.
Hall, Gyuton. 2006. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
Hardjasasmita P. 2000. Metabolisme Purin Dan Pirimidin,Ikhtisar Biokimia Dasar. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Hidayat R. 2009. Gout dan Hiperurisemia, Majalah Medicinius. Vol 2 No 1 hal 47-50. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Huijuan Cao, Mei Han, Xun Li, Shangjuan Dong, Yongmei Shang, Qian Wang, Shu Xu dan Jianping Liu. 2010. Clinical research evidence of cupping therapy in China: a systematic literature review. Research Article Complementary and Alternative Medicine. Vol. 10, pp. 70.
Iryaningrum MR. 2005. Artritis Gout, Diagnosis dan Pengelolaan, Majalah Kedokteran Atma Jaya. Vol 4 No. 3, hal 203-210.
Jeffwarber. 2009. Clinical and experimental rheumatology. http://drjeffhealthcenter.com/ihpages/pages/gout.html#top. Diakses 20 Oktober 2011.
Jhonstone A. 2005. Gout The Disiase and Drug Tretment. Hospital Pharmacist. Vol 12 pp 391-393.
(19)
xix
K. Ullah, A. Younis & M. Wali. 2007. An investigation into the effect of Cupping Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health Promotion. The Internet Journal of Alternative Medicine. 2007 Volume 4 Number 1.
Kasmui. 2011. Materi Bekam. Assunnah-qatar.com/phocadownload/ PDF/BEKAM.pdf. Diakses 20 Oktober 2011.
Kelley WN, Wortmann RL. 1997. Gout and Hiperurisemia, in Textbook of Rheumatology, 5th edn, WB Saunder comp, Philadelphia, pp 1314-50.
Kertia N. 2009. Asam urat, B First. PT Bentang Pustaka : Yogyakarta.
Masjid, Busyroal. 2009. Mujarab! Teknik Penyembuhan Penyakitdengan Bekam Berbasis Wahyu Bersendi Fakta Ilmiah. PT Sunda Kelapa Pustaka : Jakarta.
Messwati ED. 2008. Asam Urat : Penyakit kaum Pria. http://yppassalaam.net. Diakses 20 Oktober 2011.
Misnadiarly. 2007. Rematik : Asam urat, Hiperurisemia, Arthritis gout. Edisi 1. Pustaka Obor Populer : Jakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Jakarta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salembe Medika.
Paul T Williams, Am J Clin Nutr 2008;87:1480 –7. Printed in USA. © 2008 American Society for Nutrition
Putra TR. 2006. Hiperurisemia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi IV. Balai Penerbitan FKUI : Jakarta.
Rodwall VM. 2003. Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin, Biokimia Harper. EGC : Jakarta.
Sanders S, Wortmann RL. 2005. Gout, Current Rheumatology Diagnosis and Tretment, First Edition. Mc Graw Hill Compenies, United States of America. Pp 314.
Schumacher HR. 2005. Hyperuricemia and Gout : A Prevalent and Chronic Disease. Http://donburns.net. Diakses 2011.
Stryer, Lubert. 2000. Biokomia (Biochemestry) Ed. 4 vol. 2. EGC : Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Taufik, agis. 2010. Abstrak penelitian Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Pasien Hipertensi Di Klinik An-Nahl Purwokerto.
(20)
xx
http://agismine.blogspot.com/2010/07/pengaruh-terapi-bekam-terhadap.html. Diakses 20 Oktober 2011.
Tehupeiory ES. 2006. Artrritis Pirai(Arthritis Gout), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jidil I Edisi 3. Balai Penerbitan FKUI : Jakarta.
Umar, Wadda A.. 2010. Bebas Stroke Dengan Bekam. Thibbia : Surakarta. Widharto. 2007. Pengobatan Alternatif. PT Sunda Kelapa Pustaka : Jakarta.
Wortmann RL. 2000. Gout dan Gangguan Metabolisme Purin Lain, Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 5 Edisi 13. EGC : Jakarta.
Zhang SJ, Liu JP dan He KQ. 2010. Treatment of acute gouty arthritis by blood-letting cupping plus herbal medicine. Journal Of Traditional Chinese Medicine. Vol. 30 (1), pp. 18-20.
Zhao QW, Liu J, Qu XD, Li W, Wang S, Gao Y dan Zhu LW. 2009. Observation on therapeutic effect of electroacupuncture plus blood-letting puncture and cupping combined with diet intervention for treatment of acute gouty arthritis. Jurnal article Chinese Acupuncture & Moxibustion. Vol. 29 (9), pp. 711-3.
Zhen. 2011. Bekam/Al Hijamah. http://www.maszhen.com/2011/04/26/bekam. Diakses 20 Oktober 2011.
(21)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Pengobatan alternatif/pengobatan tradisional semakin banyak diminati oleh masyarakat. Selain di Indonesia, pengobatan alternatif juga banyak diminati oleh masyarakat di dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Hill (2003), penggunaan pengobatan komplementer dan alternatif (CAM= Complementary and Alternative Medicine) akhir-akhir ini menjadi lebih populer di masyarakat dan mendapatkan kredibilitas dalam dunia Biomedis kesehatan. Survei menunjukkan bahwa penggunaan CAM ada sekitar sepertiga dari penduduk Inggris (Ernst, 1996) dan sedikit lebih tinggi di Amerika Serikat (Wootton dan Sparber, 2001).
Jenis pengobatan alternatif ini pun beragam, seperti mengonsumsi obat-obatan herbal, akupuntur, pijat, bekam dan lain-lain. Dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap pengobatan alternatif, maka tidak heran bila antrian pasien yang berada di klinik pengobatan alternatif sama banyaknya atau bahkan lebih banyak dari pada pasien yang datang ke puskesmas atau rumah sakit. Hal ini disebabkan karena pengobatan alternatif yang jauh lebih murah, langsung, dan bersahabat, serta pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa pengobatan dengan bahan kimia sintetis selain dapat mengobati suatu penyakit, juga menimbulkan penyakit bawaan yang lain sebagai bentuk efek samping buruk dari sifat bahan kimia.
Salah satu pengobatan alternatif yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini adalah pengobatan alternatif dengan terapi bekam (cupping
(22)
2
therapy). Sebenarnya metode ini bukanlah hal yang baru bagi kalangan masyarakat Indonesia. Metode ini telah digunakan ribuan tahun lalu mulai dari Timur Tengah hingga ke Daratan Cina. Bahkan, menurut riwayatnya dahulu Rasulullah telah menggunakan metode ini untuk mengatasi penyakit yang dideritanya. Di negeri-negeri barat (Eropa dan Amerika) melalui penelitian ilmiah, terus-menerus menyimpulkan fakta-fakta ilmiah tentang bekam yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit secara lebih aman dan efektif dibandingkan metode kedokteran modern. Sehingga bekam mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermunculan ahli bekam serta klinik bekam di kota-kota besar di Amerika dan Eropa. Bahkan pada tahun-tahun terakhir ini pengobatan dengan bekam telah dipelajari dalam kurikulum fakultas kedokteran di Amerika (Kasmui, 2011).
Pengertian bekam sendiri adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah Oxidant Release Therapy atau Oxidant Drainage Therapy atau istilah yang lebih populer adalah detoksifikasi (Kasmui, 2011). Bekam sendiri terbagi empat macam, yaitu bekam kering, bekam seluncur, bekam tarik dan bekam basah. Banyak penyakit yang dikatakan dapat disembuhkan dengan terapi bekam ini, seperti penyakit hipertensi, kolestrol, asam urat, stroke, anemia, radang paru-paru, ginjal, dibetes mellitus, astma, tumor, kanker, migraine, hepatitis dan lain-lain (Zhen, 2011). Walaupun saat ini terapi bekam telah banyak dipilih masyarakat sebagai terapi penyembuhan, namun ada pula sebagian orang yang ragu atau takut dilakukan bekam. Ketakutan dan keraguan akan bekam sebagian besar disebabkan dari proses bekam yang dibayangkan akan menyakitkan karena dilakukan perlukaan
(23)
3
dan pengeluran darah melalui sayatan serta keamanan yang didapat dari terapi ini. Terapi bekam akan memberikan banyak manfaat jika dilakukan menggunakan prosedur dan tehnik yang benar karena bekam hanya memiliki efek samping minimal (Erakita, 2011).
Berdasarkan laporan penelitian tentang pengobatan dengan metode bekam buku Ad Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh ilmuwan Damaskus Muhammad Amin Syaikhu dalam 300 kasus didapat data bahwa kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga mencapai batas normal, dalam kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal, kadar gula darah turun pada pengidap kencing manis dalam 92,5 % kasus, jumlah asam urat di darah turun pada 83,68% kasus. Darah bekam yang keluar, terlihat eritrosit didalam berbentuk aneh, tidak berfungsi normal dan menganggu kinerja sel lain.
Salah satu penyakit yang dapat disembuhkan dengan metode bekam adalah penyakit gout. Gout adalah suatu proses inflamasi karena adanya pengendapan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (Misnadiarly, 2007). Asam urat sendiri merupakan produk akhir dari penghancuran purin, yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Pada pemeriksaan laboratorium, asam urat tergolong normal bila pria dibawah 7 mg/dl dan wanita dibawah 6 mg/dl (Misnadiarly, 2007).
Jumlah penderita asam urat dari waktu ke waktu cenderung meningkat. Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia (Price
(24)
4
dan Wilson, 2005). Prevalensi gout di Amerika serikat dalam 1000 kasus dan 10% kasus gout terjadi pada hiperurisemia sekunder (Walker dan Edward, 2003). Peningkatan prevalensi diikuti dengan meningkatnya usia, khususnya pada laki-laki (Dipiro et al., 2005). Manifestasi gout tidak terbatas pada sendi, namun juga menimbulkan gangguan fungsi ginjal hingga kondisi gagal ginjal kronik. Sekitar 90% pasien gout primer adalah laki-laki yang umumnya yang berusia lebih dari 30 tahun, sementara gout pada wanita umumnya terjadi setelah menopause (Tierney et al., 2004).
Cara bekam menyembuhkan asam urat dilakukan dengan bekam basah, cara dengan mengeluarkan darah kotor pada titik-titik yang berkaitan dengan sendi atau lokasi yang sakit. Menurut Dr. Abu Hana (2011) bekam untuk asam urat dilakukan pada titik prosesus spinosus pada belakang lehel, kedua bahu dan daerah punggung setinggi ginjal kanan dan kiri hal ini dimaksudkan untuk merangsang sistem sirkulasi darah melalui persyarafan.. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi ginjal sehingga dapat memetabolisme dan membuang kelebihan asam urat dengan lebih baik. Setelah itu bekam dilakukan di sekitar tungkai/kaki agar aliran darah menjadi lebih lancar sehingga perfusi sel-sel dan jaringan diupayakan menjadi optimal sekaligus merangsang syaraf-syaraf agar bisa berfungsi dengan baik.
Penelitian Agis Taufik(2010), menyebutkan bahwa rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah terapi bekam berturut-turut 4,91 dan 4,33. Berdasarkan uji T perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam didapatkan ada perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam secara bermakna. Hasil studi pendahuluan di Klinik Bekam Jetis Malang menunjukkan jumlah pasien mencapai 5-7/hari atau +
(25)
5
150-210 orang/bulan dengan 17% merupakan pasien gout. Jumlah kunjungan pasien di klinik tersebut memang meningkat tiap bulannya dengan jumlah kunjungan pada bulan September 2011 yaitu 150-210 pasien dan pada bulan Maret 2012 menjadi 8 pasien/hari yaitu 240 pasien, data ini menunjukkan telah terjadi peningkatan + 20% dalam . Solusi yang ditawarkan oleh penulis, bila terapi dengan metode bekam ini memang efektif bagi penyembuhan gout maka metode ini bisa digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif pilihan untuk mengobati gout yang dideritannya. Selain tetap menjaga pola makan karena dalam tubuh terdapat potensi penumpukan asam urat, maka penderita harus tetap mengontrol makanan yang dikonsumsi atau menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang efektifitas terapi bekam terhadap penyembuhan asam urat. Berdasarkan gambaran latar belakang di atas maka peneliti menentukan judul penelitian tentang efektifitas terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat dirangkum adalah sebagai berikut : Bagaimanakah efektifitas terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan kadar asam urat darah penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang.
(26)
6
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan kadar asam urat darah penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Mengidentifikasi karateristik responden : usia, jenis kelamin, pendidikan, frekuensi bekam, konsumsi diet tinggi purin, berat badan dan penggunaan obat-obatan.
2.Mengetahui kadar asam urat responden sebelum dilakukan terapi bekam basah.
3.Mengetahui kadar asam urat responden setelah dilakukan terapi bekam basah.
4.Menganalisa penurunan kadar asam urat sebelum dan setelah terapi bekam basah.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.Bagi Perawat
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pembelajaran menenai penyakit gout serta menambah pengetahuan tentang perawatan komplementer melalui bekam yang dapat dimasukkan dalam asuhan keperawatan.
2.Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai rujukan penelitian yang lain agar pemanfaatan terapi bekam dapat berkembang.
(27)
7
3.Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pengobatan alternatif bekam terhadap keefektifannya dalam menurunkan kadar asam urat yang tinggi (hyperuricemia). 4.Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang terapi bekam basah pada pada penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang dan penelitian ini sangat berguna dalam penyusunan tugas akhir.
5.Bagi Penderita Gout
Memberikan informasi dan alternatif pengobatan bekam untuk dijadikan salah satu pilihan dalam menurunkan tingginya kadar asam urat (hyperuricemia) sehingga dapat mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kondisi
hyperuricemia yaitu gout. .
5.1 KEASLIAN PENELITIAN
Beberapa hasil penelitian terdahulu dan landasan teori di antaranya adalah : 1.Menurut penelitian Agis Taufik (2010) tentang pengaruh terapi bekam
terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada pasien hipertensi di klinik An-Nahl Purwokerto. Penelitian pre eksperimental dengan one group pre test and post test without control group design. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisa statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa statistik paired T-test, didapatkan rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah terapi bekam berturut-turut 4,91 dan 4,33. Berdasarkan uji T perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam didapatkan nilai t=2,46 ( p=0,02), nilai p lebih kecil
(28)
8
daripada (α= 0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam secara bermakna. 2.Dalam jurnal penelitian oleh Zhang SJ, Liu JP dan He KQ (2010) tentang
pengobatan arthritis gout akut dengan terapi bekam pelepasan darah (basah) ditambah dengan obat herbal. Jumlah obyek sebanyak 34 kasus gout arthritis akut yang diobati oleh bekam basah dan obat herbal, diddapatkan hasil: 21 kasus sembuh dan 13 kasus menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa efek terapi terapi untuk arthritis gout memuaskan.
3.Dalam jurnal penelitian oleh Zhao QW, Liu J, Qu XD, Li W, Wang S, Gao Y dan Zhu LW (2009) tentang observasi dari efek terapi elektroakupunktur ditambah bekam basah dan dikombinasikan dengan intervensi diet untuk pengobatan arthritis gout akut. Jumlah 60 kasus acak yang dibagi dalam kelompok observasi dan kelompok kontrol, 30 kasus ditiap kelompok. Diadapatkan hasil bahwa tingkat efektif sebanyak 96,7% pada kelompok observasi dan 86,7% pada kelompok kontrol (P <0,01). Setelah pengobatan, darah asam urat menurun secara bermakna pada kedua kelompok (keduanya P <0,01), kelompok yang diamati lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (P <0,01). Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan intervensi diet, elektroakupunktur ditambah bekam basah merupakan terapi yang lebih baik untuk artritis gout akut.
(1)
dan pengeluran darah melalui sayatan serta keamanan yang didapat dari terapi ini. Terapi bekam akan memberikan banyak manfaat jika dilakukan menggunakan prosedur dan tehnik yang benar karena bekam hanya memiliki efek samping minimal (Erakita, 2011).
Berdasarkan laporan penelitian tentang pengobatan dengan metode bekam buku Ad Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh ilmuwan Damaskus Muhammad Amin Syaikhu dalam 300 kasus didapat data bahwa kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga mencapai batas normal, dalam kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal, kadar gula darah turun pada pengidap kencing manis dalam 92,5 % kasus, jumlah asam urat di darah turun pada 83,68% kasus. Darah bekam yang keluar, terlihat eritrosit didalam berbentuk aneh, tidak berfungsi normal dan menganggu kinerja sel lain.
Salah satu penyakit yang dapat disembuhkan dengan metode bekam adalah penyakit gout. Gout adalah suatu proses inflamasi karena adanya pengendapan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (Misnadiarly, 2007). Asam urat sendiri merupakan produk akhir dari penghancuran purin, yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Pada pemeriksaan laboratorium, asam urat tergolong normal bila pria dibawah 7 mg/dl dan wanita dibawah 6 mg/dl (Misnadiarly, 2007).
Jumlah penderita asam urat dari waktu ke waktu cenderung meningkat. Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia (Price
(2)
dan Wilson, 2005). Prevalensi gout di Amerika serikat dalam 1000 kasus dan 10% kasus gout terjadi pada hiperurisemia sekunder (Walker dan Edward, 2003). Peningkatan prevalensi diikuti dengan meningkatnya usia, khususnya pada laki-laki (Dipiro et al., 2005). Manifestasi gout tidak terbatas pada sendi, namun juga menimbulkan gangguan fungsi ginjal hingga kondisi gagal ginjal kronik. Sekitar 90% pasien gout primer adalah laki-laki yang umumnya yang berusia lebih dari 30 tahun, sementara gout pada wanita umumnya terjadi setelah menopause (Tierney et al., 2004).
Cara bekam menyembuhkan asam urat dilakukan dengan bekam basah, cara dengan mengeluarkan darah kotor pada titik-titik yang berkaitan dengan sendi atau lokasi yang sakit. Menurut Dr. Abu Hana (2011) bekam untuk asam urat dilakukan pada titik prosesus spinosus pada belakang lehel, kedua bahu dan daerah punggung setinggi ginjal kanan dan kiri hal ini dimaksudkan untuk merangsang sistem sirkulasi darah melalui persyarafan.. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi ginjal sehingga dapat memetabolisme dan membuang kelebihan asam urat dengan lebih baik. Setelah itu bekam dilakukan di sekitar tungkai/kaki agar aliran darah menjadi lebih lancar sehingga perfusi sel-sel dan jaringan diupayakan menjadi optimal sekaligus merangsang syaraf-syaraf agar bisa berfungsi dengan baik.
Penelitian Agis Taufik (2010), menyebutkan bahwa rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah terapi bekam berturut-turut 4,91 dan 4,33. Berdasarkan uji T perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam didapatkan ada perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam secara bermakna. Hasil studi pendahuluan di Klinik
(3)
150-210 orang/bulan dengan 17% merupakan pasien gout. Jumlah kunjungan pasien di klinik tersebut memang meningkat tiap bulannya dengan jumlah kunjungan pada bulan September 2011 yaitu 150-210 pasien dan pada bulan Maret 2012 menjadi 8 pasien/hari yaitu 240 pasien, data ini menunjukkan telah terjadi peningkatan + 20% dalam . Solusi yang ditawarkan oleh penulis, bila terapi dengan metode bekam ini memang efektif bagi penyembuhan gout maka metode ini bisa digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif pilihan untuk mengobati gout yang dideritannya. Selain tetap menjaga pola makan karena dalam tubuh terdapat potensi penumpukan asam urat, maka penderita harus tetap mengontrol makanan yang dikonsumsi atau menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang efektifitas terapi bekam terhadap penyembuhan asam urat. Berdasarkan gambaran latar belakang di atas maka peneliti menentukan judul penelitian tentang efektifitas terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat dirangkum adalah sebagai berikut : Bagaimanakah efektifitas terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan kadar asam urat darah penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang.
(4)
1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) terhadap penurunan kadar asam urat darah penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karateristik responden : usia, jenis kelamin, pendidikan, frekuensi bekam, konsumsi diet tinggi purin, berat badan dan penggunaan obat-obatan.
2.Mengetahui kadar asam urat responden sebelum dilakukan terapi bekam basah.
3.Mengetahui kadar asam urat responden setelah dilakukan terapi bekam basah.
4.Menganalisa penurunan kadar asam urat sebelum dan setelah terapi bekam basah.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.Bagi Perawat
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pembelajaran menenai penyakit gout serta menambah pengetahuan tentang perawatan komplementer melalui bekam yang dapat dimasukkan dalam asuhan keperawatan.
2.Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai rujukan penelitian yang lain agar pemanfaatan terapi bekam dapat berkembang.
(5)
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pengobatan alternatif bekam terhadap keefektifannya dalam menurunkan kadar asam urat yang tinggi (hyperuricemia). 4.Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang terapi bekam basah pada pada penderita gout di Klinik bekam Jetis Malang dan penelitian ini sangat berguna dalam penyusunan tugas akhir.
5.Bagi Penderita Gout
Memberikan informasi dan alternatif pengobatan bekam untuk dijadikan salah satu pilihan dalam menurunkan tingginya kadar asam urat (hyperuricemia) sehingga dapat mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kondisi hyperuricemia yaitu gout. .
5.1 KEASLIAN PENELITIAN
Beberapa hasil penelitian terdahulu dan landasan teori di antaranya adalah : 1.Menurut penelitian Agis Taufik (2010) tentang pengaruh terapi bekam
terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada pasien hipertensi di klinik An-Nahl Purwokerto. Penelitian pre eksperimental dengan one group pre test and post test without control group design. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisa statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa statistik paired T-test, didapatkan rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah terapi bekam berturut-turut 4,91 dan 4,33. Berdasarkan uji T perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam didapatkan nilai t=2,46 ( p=0,02), nilai p lebih kecil
(6)
daripada (α= 0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan kadar asam urat dalam darah sebelum dan sesudah terapi bekam secara bermakna. 2. Dalam jurnal penelitian oleh Zhang SJ, Liu JP dan He KQ (2010) tentang
pengobatan arthritis gout akut dengan terapi bekam pelepasan darah (basah) ditambah dengan obat herbal. Jumlah obyek sebanyak 34 kasus gout arthritis akut yang diobati oleh bekam basah dan obat herbal, diddapatkan hasil: 21 kasus sembuh dan 13 kasus menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa efek terapi terapi untuk arthritis gout memuaskan.
3.Dalam jurnal penelitian oleh Zhao QW, Liu J, Qu XD, Li W, Wang S, Gao Y dan Zhu LW (2009) tentang observasi dari efek terapi elektroakupunktur ditambah bekam basah dan dikombinasikan dengan intervensi diet untuk pengobatan arthritis gout akut. Jumlah 60 kasus acak yang dibagi dalam kelompok observasi dan kelompok kontrol, 30 kasus ditiap kelompok. Diadapatkan hasil bahwa tingkat efektif sebanyak 96,7% pada kelompok observasi dan 86,7% pada kelompok kontrol (P <0,01). Setelah pengobatan, darah asam urat menurun secara bermakna pada kedua kelompok (keduanya P <0,01), kelompok yang diamati lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (P <0,01). Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan intervensi diet, elektroakupunktur ditambah bekam basah merupakan terapi yang lebih baik untuk artritis gout akut.