Mata Pencaharian KEGIATAN PEREKONOMIAN

36

2.3.2 Mata Pencaharian

Manusia mempunyai kebutuhan hidup yang sifatnya tidak terbatas. Maka untuk memenuhi kebutuhannya itu diperlukan upaya manusia yang salah satunya yaitu dengan memiliki mata pencaharian atau bekerja. Mata pencaharian bisa juga dikaitkan dengan tenaga kerja, dalam ilmu ekonomi yang dimaksud dengan tenaga kerja manusia bukan semata-mata sumber daya manusia dari kekuatan fisiknya saja akan tetapi kemampuan dari mental atau non fisiknya juga Rosyidi, 1996. Macam-macam mata pencaharian di Indonesia menurut Mubyarto 1990 meliputi: 1 Petaninelayan Meliputi sawah, tegalan, tambak, kebunperkebunan, peternakan. Petani merupakan jenis mata pencaharian yang mayoritas digeluti oleh masyarakat Indonesia. Petani yang produksinya di bidang pertanian dan tinggal di pedesaan merupakan suatu kolektifitas desa koorporat yang kerjanya untuk menjamin suatu “pendapatan minimum” bagi para warganya, serta merupakan suatu unit fungsional fungsi-sungsi internalnya untuk meratakan kesempatan-kesempatan hidup dan resiko-resiko hidup para warganya. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat- alat penangkapan ikan ke dalam perahukapal motor, mengangkut ikan dari perahukapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan. Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002. 2 Buruh tani Meliputi buruh tani ternak, tambak, dan pengemudi traktor. Keberadaan buruh tani dapat diidentifikasi dari jumlah penduduk yang tidak memiliki tanah pertanian. Ciri dari buruh tani bukan pada kepemilikan tanah tetapi pada sikapnya yang menyerahkan diri kepada orang lain, dalam hal ini pemilik tanah. Buruh tani memperoleh penghasilan dari upah bekerja pada tanah pertanian milik orang lain atau petani penyewa tanah. Sebagian besar 37 buruh tani bekerja lepas dengan upah harian. Kegiatan ekonomi buruh tani berkisar pada pekerjaan pertanian yang mereka lakukan untuk tuan tanah besar dengan upah harian. Selepas masa panen, buruh tani dibebaskan untuk menanami tanah pertanian tersebut dengan sistem bagi hasil maro. Sewaktu senggang ketika mereka tidak dipekerjakan sebagai buruh, mereka melakukan usaha perdagangan kecil-kecilan dengan keuntungan yang kecil. 3 Buruh industri Meliputi buruh kasar industri, buruh pengrajin, operasi mesin, dan buruh pengolahan hasil pertanian. Definisi buruh berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah mereka yang bekerja atau menerima upahimbalan dalam bentuk lain. Istilah buruh ini kemudian diganti dengan tenaga kerja pada era Orde Baru karena konotasi buruh yang dinilai negatif sosialiskomunis. Tenaga kerja sendiri, adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 4 Usaha industri Meliputi pengelolaan hasil pertanian, tekstil, batik, jahit, industri plastik, industri makanan dan minuman, dan pandai besi. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. 5 Pedagang Meliputi pemilik toko, pelayan toko, pedagang keliling hasil pertanian, pedagang es dan pedagang bakso, kioswarung. Pedagang dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: a Pedagang Besar Distributor Agen Tunggal Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang wilayah daerah tertentu dari produsen. b Pedagang Menengah Agen Grosir 38 Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi daerah kekuasaan penjualan perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor. Contoh seperti pedagang grosir beras di pasar induk kramat jati. c Pedangan Eceran Pengecer Peritel Pengecer adalah pedangan yang menjual barang yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran. Contoh pedangang eceran seperti alfa mini market dan indomaret. d Importir Pengimpor Importir adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari luar negeri ke negaranya. Contoh seperti import jeruk lokam dari Cina ke Indonesia. e Eksportir Pengekspor Exportir adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari dalam negara ke negara lain. Contoh seperti ekspor produk kerajinan ukiran dan pasir laut ke luar negeri. 6 Pekerjaan angkutan Pekerjaan angkutan yaitu sopir, kenek, tukang becak, pengusaha angkutan, ojek dan lain-lain. Pengertian angkutan dalam Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Sedangkan didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1993 menyebutkan bahwa, definisi dari angkutan umum adalah pemindahan orang danatau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan untuk umum dengan dipungut bayaran. 7 Pekerjaan bangunan Pekerjaan bangunan yaitu pengusaha bangunan, tukang buruh bangunan, tukang kayu dan mandor bangunan. Mata pencaharian di bidang konstruksi antara lain tukang kayu, tukang batu, tukang besi, tukang las, tukang cat, tukang bor, tukang listrik, tukang pipa ledeng, tukang kapur, pekerja, mandor, 39 pengawas ahli teknik, ahli ukur, asisten ahli ukur, sopir, masinis, kernet pembantu sopir, buruh, tukang gali, juru godog aspal, dan penjaga. 8 Profesional Meliputi tenaga kesehatan PLKB, bidan, seniman, guru dosen, Pegawai Negeri, pamong, polisi, TNI, tenaga lain termasuk guru mengaji, pengurus masjid. Yang termasuk sebagai mata pencaharian profesional antara lain tenaga kesehatan, guru, dosen, pegawai negeri, Polisi, tentara dan seniman. Pegawai Negeri Sipil PNS adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di samping Anggota TNI dan Anggota Polri. Pengertian Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9 Pekerjaan jasa Meliputi pelayan rumah makan, pembantu rumah tangga, binatutukang cuci, penata rambut, dukun bayipijat, mencari barang di alam bebas, tenaga jasa lain tukang kebun, jasa keamanan bukan pegawai negeri dan tukang pikul. Pekerja jasa adalah pekerja yang menggunakan keahliannya untuk menghasilkan uang termasuk dalam kelompok ini adalah pelayan, pembantu rumah tangga, tukang cukur, tukang service alat elektronik, dan lain sebagainya. Menurut Silitonga 1997 mata pencaharian merupakan kegiatan- kegiatan dan cara-cara yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan guna memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan tersebut dapat dilakukan dengan cara bekerja. Pada umumnya seseorang yang sudah mampu bekerja dalam arti mencari nafkah sudah termasuk pada usia produktif, usia produktif di Indonesia pada umumnya antara umur 15 tahun sampai umur 64 tahun. Pekerjaan yang dilakukan seseorang atau lebih dapat bemacam-macam, ada yang melakukan satu pekerjaan misalnya petani dan ada yang melakukan lebih dari satu pekerjaanmata pencaharian ganda. 40 Selain itu, ada yang disebut dengan perubahan mata pencaharian yaitu adanya perubahan pekerjaan yang dilakukan baik dengan cara meninggalkan pekerjaan yang lama maupun tanpa meninggalkan pekerjaan lama dalam kurun waktu tertentu. Perpindahan penduduk dari tempat tinggal yang lama ke lokasi permukiman yang baru dapat merubah pekerjaan mata pencahariannya. Perubahan pekerjaan dapat meliputi antara lain :  Perubahan status, misalnya dari pekerja tani berubah menjadi buruh tani atau sebaliknya, atau di tempat tinggalnya yang lama rumah tangga petani memiliki sebidang tanah dan mengusahakannya sehingga kebutuhan hidupnya sehari-hari itu ditopang dari usaha tani, sedangkan di tempat tinggalnya yang baru rumah tangga itu berubah menjadi buruh tani.  Perubahan luas penguasaan dan pengusahaan tanah, maksudnya perubahan luas tanah yang dimiliki dan atau digarap oleh masing-masing rumah tangga yang mengakibatkan perubahan dalam besarnya curahan waktu yang diberikan untuk kegiatan itu beserta dengan cara pengolahan lahan pertaniannya.  Perubahan komposisi anggota rumah tangga, yaitu perubahan terhadap susunan rumah tangga. Misalnya, ada anggota rumah tangga yang tidak ikut berpindah atau berpindah ke tempat lainnya maka akibat perpindahannya itu akan mempengaruhi pembagian kerja diantara anggota rumah tangga tersebut karena terjadi perubahan komposisi keluarga rumah tangga. Menurut Sembiring 2004 dalam penelitiannya di Kecamatan Medan Tuntungan, bahwa alih fungsi lahan mampu meningkatkan daya serap terhadap tenaga kerja yang ditandai dengan berkembangnya unit-unit usaha seperti di sektor jasa, industri dan perdagangan. Wilayah yang lebih banyak mengalami perubahan alih fungsi lahan akan mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan wilayah yang sedikit mengalami perubahan lahan. Dengan perubahan lahan tersebut akan menggeser mata pencaharian penduduk dari bertani ke sektor lain seperti sektor dagang, industri rumah tangga, dan sektor lainnya yang secara umum yaitu dari penggunaan lahan yang kurang produktif ke penggunaan lahan yang lebih menguntungkan dari segi pendapatan keluarga. 41 Fauiza 2004 menambahkan bahwa alih fungsi lahan pertanian berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sejalan dengan munculnya berbagai aktifitas ekonomi yang membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Alih fungsi lahan mampu menyerap banyak tenaga kerja baik penduduk di wilayah yang mengalami perubahan fungsi lahan maupun penduduk di wilayah yang lahannya belum beralih fungsi. Dengan adanya alih fungsi lahan dapat menyebabkan pergeseran mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor non pertanian seperti industri, jasa, dan perdagangan. 42

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas umum dan fasilitas sosial, dan identifikasi alih fungsi lahan pertanian Kelurahan Purwawinangun. Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Hal tersebut sangat didukung oleh tingkat kesuburan yang baik, ketersediaan air maupun iklim serta faktor demografi yang secara turun temurun menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian rumah tangga. Dalam Masterplan Agropolitan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2005, bahwa Kabupaten Kuningan telah ditetapkan sebagai wilayah Agropolitan yaitu kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian agribisnis di wilayah sekitarnya. Hal ini tentunya memberikan peluang yang sangat besar bagi masyarakat setempat untuk memiliki usaha maupun pekerjaan dalam bidang pertanian sehingga berpengaruh terhadap produktivitas lahan dan tenaga kerja pertanian yang relatif tinggi. Sektor pertanian di Kabupaten Kuningan merupakan sektor dominan dalam struktur perekonomiannya. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi pada sektor pertanian merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan pendapatan petani dan mensukseskan pemerataan pembangunan pedesaan. Kecamatan Kuningan dilihat dari guna lahannya berbasis pertanian tetapi jika dilihat dari segi jumlah pekerja yang paling banyak terdapat pada sektor perdagangan. Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan kawasan perkotaan Kuningan yaitu semakin menyempitnya lahan persawahan setiap tahunnya, berkurangnya rata-rata kepemilikan lahan pertanian, serta berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian. Akibatnya kawasan perkotaan Kuningan khusunya di wilayah Kelurahan Purwawinangun mengalami perubahan secara struktural dan sosial.