DOKTRINISASI MASYARAKAT ADAT BUTON DALAM KEMENANGAN PILKADES TAHUN 2004 (Studi Kasus di Desa Waeura Kec. Waplau Kab. Buru Prov. Maluku)

(1)

DOKTRINISASI MASYARAKAT ADAT BUTON

DALAM KEMENANGAN PILKADES TAHUN 2004

(Studi Kasus di Desa Waeura Kec. Waplau Kab. Buru Prov. Maluku)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

ABDUL BASARI BUTON 08230008

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 (Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku).

Nama : Abdul Basari Buton

NIM : 08230008

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S -1)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si) ( Dr. Vina Salviana, M.Si) Ketua Jurusan

Ilmu Pemerintahan


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Abdul Basari Buton

NIM : 08230008

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal: 07-04- 2012 Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Jaenuri. M.Si (...)

2. Dr. Asep Nurjaman. M.Si (...)

3. Dr. Tri Sulistyaningsih. M.Si (...)

4. Dr. Vina Salviana, M.Si (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Abdul Basari Buton

NIM : 08230008

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: “ Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004” adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar -benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 03-04- 2012 Yang menyatakan


(5)

ABSTRAKSI

Abdul Basari Buton, 08230008. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 ”. ( Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku), Pembimbing I: Dr Tri Sultyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Dr. Vina Salviana. M.Si.

Dalam pilkades Waeura tahun 2004 yang memenangkan pilkades adalah Bapak Latumu Papalia dari Marga Buton, kalau dipersentasekan sekitar 65% suara dari akumulasi suara yang ada, sisanya 35% itu diperoleh Bapak Hasan Lesbata. Kalau dilihat memang mayoritas Di Waeura adalah Marga Buton makanya jangan heran kalau yang memenangkan pilkades itu Marga Buton, akan tetapi Marga Buton juga sangat menghargai marga lain untuk menyatakan pendapatnya atau menyatakan sikap. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa bahwa BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat pemilihan kepala desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil wawancara yang dipaparkan oleh subyek yang diteleti, maka P enulis mengambil benang merah bahwa, pilkades yang dilaksanakan pada tahun 2004 yang dimenangkan oleh Marga Buton yaitu dengan menggunakan teori hegemoni Gramsci yaitu kelas dominan (Marga Buton) melakukan penguasaan kepada kelas bawah (Marga Sula, Jawa, Bugis) dengan menggunakan ideologi bahwa yang paling pantas jadi pemimpin adalah calon dari Marga Buton karena mempunyai kualitas, kapasitas, dan potongan pemimpin. Kelompok yang didominasi (Marga Sula, Jawa, Bugis) oleh kelompok lain (Marga Buton) tidak merasa ditindas dan merasa itu sebagai hal yang seharusnya terjadi Di Waeura. Proses doktrinisasi yang dilakukan oleh Marga Buton untuk memenangkan pilkades, Marga Buton melakukan doktrinisasi step by step yaitu: step pertama: Kepala Kaomu dari Marga Buton berkumpul untuk membicarakan target yang mau didoktrin, step ke dua: mendatangi warga dirumahnya satu per satu, step ke tiga: memainkan isu bahwa calon dari Marga Buton punya kualitas, dan kapabilitas, Step ke empat: jemput bola langsung ke Marga Buton (dominan), step ke lima: Dominan langsung mendoktrinisasi resistensi laten, resistensi laten (Marga Sula, Bugis,


(6)

dan Jawa) mengadakan perlawanan isu yang dimainkan oleh kaum dominan (Marga Buton) tetapi bentuknya tidak tampak, tampaknya didalam kamar, atau dalam rumah saja didepan publik tidak tampak, step kelima: menuju kemenangan oleh Marga Buton.

Merupakan suatu keunikan disebuah desa yang jauh dari Ibu Kota NKRI, ufuk timur Negri Seribu Pulau, masih tersimpan fenomena adat dan fenomena politik yang memang menjadi budaya warga setempat. Tetapi itulah sebuah realitas yang terjadi Di Waeura yang sudah turun temurun dari dulu hingga sekarang, harapan dengan adanya ilmu pengetahuan yang berkembang paradigma masyarakatpun ikut berkembang agar siapa saja boleh di nobatkan menjadi pemimpin asalkan mempunyai potongan pemimpin, kualitas dan mampu menyatukan warga Desa Waeura.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(7)

ABSTRACT

Abdul Basri Buton, 08230008. Muhammadiyah university of Malang. Faculty of social science and politic, major of governance science. “ Custom society doctrines of Buton in win of election of countryside head in 2004”. (Case study of Waeura countryside, sub district of Waplau sub-province of Buru, province of Maluku). Counselor of I: Dr. Tri Sultyaningsih, M.Si.; Counselor of II: Dr. Vina Salviana, M.Si.

In election of countryside head of Waeura in 2004 that winning election of countryside head is your Mr Latumu Papalia from is clan of Buton, if percentage about 65% vote of existing vote accumulation, the rest 35% that obtained by Mr Hasan Lesbata. Indeed, if seen majority in Waeura is clan of Buton, hence don't surprise if winning election of countryside head is from clan of Buton. But then clans of Buton also very respect other clan to express its opinion or express its attitude. Pursuant to government regulation of republic of Indonesia of number 72 in 2005 about countryside that BPD process election of countryside head, at longest 4 month (four) before ending its tenure of countryside head. Countryside head selected direct by resident of countryside of eligible candidate of election of countryside head have the character of directly, public, free, secret, honest and fair. Election of countryside head executed to through nomination phase and election phase.

This research is conducted by using qualitative approach with method of descriptive. Technique of data collecting through: interview and observation and also documentation. After done by inspection of its authenticity, data analyzed by presentation of data is at the same time analyzed and withdrawal of

conclusion.

Result of interview explained by researched subject, hence writer take red yarn that, election of executed countryside head in 2004 won by is clan of Buton that is by using hegemony theory of Gramsci that is dominant class (clan of Buton) conducting domination at lower class (clan of Sula, Jawa, Bugis) by using ideology that most proper become leader is candidate from is clan of Buton because having quality, capacities, and leader figure. Predominated group (clan of Sula, Jawa, Bugis) by other group (clan of Buton) do not be under pressure and feel that as matter which ought to happen in Waeura. Doctrine process conducted by is clan of Buton to win election of countryside head. Clan of Buton conducts step-by-step doctrine that is: first step: your head of Kaomu from clan of Buton gather to discuss goals, which will doctrine, second step; visiting its house citizen one per one; third step: playing issue that candidate from is clan of Buton have quality, and capabilities. Fourth step; fetch direct ball to be clan of Buton (dominant). Fifth step; direct dominant of latent resistance


(8)

doctrine, latent resistance (clan of Sula, Jawa, Bugis), performing a resistance of issue played by dominant clan (clan of Buton) but its for do not see, in room, just or within doors in front of public do not see. Sixth step; going to victory by is clan of Buton.

Representing a unique countryside, which far from state's capital unity of republic of Indonesia. Country east horizon a thousand islands still are on file of custom phenomenon and political phenomenon, which is true, become local citizen culture. But that's a reality that happened in Waeura which have is hereditary of old until now, expectation with existence of science expanding society paradigm follow to expand whosoever to may inauguration become leader so long as having leader figure, quality of and can unite countryside citizen of Waeura.

Approval,

Counselor of I, Counselor of II,


(9)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“ Gerak, Gerak, & Gerak Menuju Sebuah Restorasi Yang Nyata ” “ Lampaui sejarah menuju sebuah peradaban yang lebih baik ”

(A.Basari Buton)

“ Ketika orang tidak lagi di beri ruang kecuali untuk melawan, maka intelektual pun menjadi pemberontak ”

(Corneles Lay) PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada :

v Ibunda dan Ayahanda yang telah membimbing jalan masa depanku. v Keluarga yang di kampung halaman (Namsina & Waeura) Bapa Jamin,

Kakak Wamondo, Kakak Yana, Kakak Wati, Kakak Endang, Kakak Sari, Kakak Alim, Kaka Udin, Kaka Utam, Kaka Johan, Adik Tuti, Adik Juri, Adik Rini, yang tiada hentimya memberikan dorongan, motivasi dan doanya, sehingga keberhasilan dan kesuksesan selalu datang padaku.

v Bpk La Tumu, Bpk Landoa, Bpk La Wua, Bpk Aldo Galela, dan Bpk Marjan yang telah banyak memberikan pengetahuan dan sumbangsih data tentang penulisan karya ilmiah ( Skripsi ).

v Kawan-kawan Liga Mahasiswa Nasdem “ Perubahan Restotasi Indonesia Belajar, Berpatai & Berbakti ”.

v Sobat-sobat intelektual muda HIPMA-BURU MALANG “ Retemena Bara Sehe”


(10)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 ( Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku dengan lancar. Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasisw i Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat berarti bagi peneliti.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini. 2. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima

kasih dan rasa simpati Penulis atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian skripsi ini.


(11)

3. Ibu Dr. Vina Salviana, M.Si kepada beliau juga kami sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses bimbingan skripsi

4. Bapak Drs. Imam Hidajat, M.Si, selaku penguji terimakasi atas masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Krisno Hadi, MA, selaku penguji terimakasi atas masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini

6. Bapak Aldo Galela, Bapak La tumu Papalia, Bapak Nurdin Buton, Bapak Lawua, dan Bapak Alim, terima kasih atas kerja samanya dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan kalangan yang tertarik dengan kajian politik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 04-04- 2012


(12)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Kata pengantar ... v

Abstraksi ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Definisi Konseptual ... 8

1.6Definisi operasional ... 9

1.7Metode Penelitian ... 9

1.7.1 Jenis Penelitian ... 9

1.7. 2 Subyek Penelitian ... 10

1.7. 3 Lokasi Penelitian ... 10

1.7. 4 Teknik Pengumpulan Data ... 1.7.5 Sumber Data ... 11

1.7. 6 Metode Pengumpulan Data…………..……. …….……….. 12

1.7.7 Teknik Analisa Datsa ………. 14

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Teori ... 16

2.1.1 Teori Kekuasaan dalam Menyoroti Persoalan Doktrinisasi ... 16

2.1.2 Teori Hegemoni ... 20

2.1.3 Teori Resistensi ... 24

2.2 Masyarakat dan Politik ... 26


(13)

2.3.1 Definisi Masyarakat Adat ... 28

2.3.2 Dinamika politik ... 31

2.4 Pilkades Waeura Dengan Relasi Normatif PP NO 72 2005 ... 32

BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.I. Kondisi Wilayah ... 36

3.I.I. Letak Geografis ... 36

3.1.2. Batas Wilayah ... 37

3.1.3 Peta Desa ... 37

3.I.4 Gambaran Masyarakat Adat Waeura di Tinjau dari Peta ... 38

3.2 Kondisi Perekonomiam Desa Waura ... 40

3.2.1 Potensi Perkebunan ... 40

3.2.2 Potensi Perindustrian ... 41

3.2.3 Potensi Pertanian ... 41

3.3 Mata Pencaharian ... 42

3.4. Demografis / Kependudukan ... 43

3.4.1. Laki / Perempuan ... 43

3.4.2. Tenaga Kerja ... 44

3.4.3. Pengangguran ... 44

3.5 Politik Marga Buton ... 45

3.6 Budaya Politik Warga Waeura ... 46

3.6.1 Sejarah Pilkades ... 46

3.6.2 Adat Desa Waeura ... 50

3.6.2.1 Mayarakat Adat yang Melakukan Adat Bakurung ... 50

3.6.2.2 Tradisi Cakalele Tampil dengan Pakian Perang ... 51

3.6.2.3 Perkawinan Adat Bugis dengan Buton ... 52

3.6.3 Awal Pilkades Menggunakan Parta i ... 52

3.6.3.1 Partai Dalam Pilkades Tahun 1992 ... 53

3.6.3.1.1 Partai Sagu ... 53

3.6.3.1.2 Partai Pala ... 54


(14)

BAB IV ANALISA DATA

4.I Pilihan Kepala Desa dalam Kemenangan Marga Buton ... 56

4.2 Makna Pilkades ... 57

4.3 Doktrinisasi Masyarakat Adat Dalam Pemilihan Kepala Desa ... 60

4.3.I Bentuk Doktrinisasi ... 60

4.3.2 Mekanisme Doktrinisasi ... 63

4.3.3 Media Doktrinisasi ... 66

4.3.4 Sasaran Doktrinisasi ... 67

4.4 Faktor Doktrinisasi Masyarkat Adat Buton kepada Marga Lain ... 70

4.4.1 Sisi Historis ... 70

4.4.2 Budaya Politik ... 72

4.4.3 Mayoritas Marga Buton ... 73

4.5 Pilkades Waeura dengan Menggunakan Teori Dominan ... 75

4.5. 1 Hegemoni ... 75

4.5.2 Resistensi ... 78

4.5.3 Skema Proses Doktrinisasi Di Waeura ... 80

BAB V PENUTUP ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Bocock, Robert. 2007. Pengantar Komprehensif Untuk Memahami Hegemoni. Penerjrmah Ikramullah Mahyudin. Yogyakarta: CV Jalasutra.

Budiardjo , Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Giddens, Anthoni. 2009. Masa Depan Politik Radikal. Penerjemah Dariyatno. Yogyakarta: CV Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research, jilid 1,2 UGM.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualititatifaplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. UMM Pres.

Hidajat, Imam. 2009. Teori -Teori Politik. Malang: Penerbit Setara Press.

Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi Aksara.

M Mahi, Hikmah. 2010. Komunikasi politik . Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2003.Metodologi Penelitianmemberi bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta

diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah -langkah yang benar.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nasution. 2004. Metode Research (Penelitian Ilmiah)“usul, tesis, desain penelitian, hipotesis, validitas, sampling, populasi, observasi, wawancara, dan angket”. PT. Bumi Aksara.


(16)

Sugiono. 2010. Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). Bandung: CV Alfabeta

Yap, Leman 2009. The Best of ChineseHeroic leaders. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Undang-undang Otonomi Daerah No 32 Thn 2004. Surabaya: PT Serba Jaya. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Kepala_Desa. di up-date tgl 20 oktober

2011.

http://utchanovsky.com/2008/08/teori-hegemoni. di up-date 1 desember 2011. http://www.artikata.com/arti-371709-kemenangan.htm. Di up-date tgl 24 oktober

2011

http://www.isi-dps.ac.id/berita/teori-hegemoni-sebuah-teori-kebudayaan-kontemporer. di up-date 1 desember 2011


(17)

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan kepala desa atau seringkali disingkat pilkades, adalah suatu pemilihan kepala desa secara langsung oleh warga desa setempat yang memang betul-betul berdomisili ditempat tersebut. Berbeda dengan lurah yang merupakan pegawai Negri Sipil, kepala desa merupakan jabatan yang dapat diduduki oleh warga biasa yaitu warga yang terpilih dalam pemilihan pilkades maka dia berhak menduduki jabatan kades karena sudah mendapat legitimasi dari masyarakat masa jabatan kepala desa 6 tahun ( PP No 72. 2005 ).

Pilkades dilakukan dengan mencoblos tanda gambar calon kepala desa. Pilkades telah dilakukan diberbagai daerah diindonesia demi mewujudkan sistem demokrasi yang dipandang baik untuk menata pemerintahan kedepan agar melahirkan kesehjahteraan untuk rakyat karena defenisi demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.1

Pilkades telah ada jauh sebelum era pilkada langsung. Akhir-akhir ini ada kecenderungan pilkades dilakukan secara serentak dalam satu kabupaten yang difasilitasi oleh pemerintah daerah sesuai dengan amanat konstitusi No 32 Thn 20042. Hal ini dilakukan agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien, dan lebih terkoordinasi dari sisi keamanan.

1

Hidajat, Imam. 2009. Teori-teori Politik. Hlm 86. 2


(19)

2 Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa bahwa BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa3. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat pemilihan kepala desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.

Kepala desa menjabat maksimal dua kali untuk pencalonan dan pemilihan kepala desa, BPD membentuk panitia pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat. Panitia pemilihan melakukan pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan, melaksanakan pemungutan suara, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan kepala desa kepada BPD. Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon kepala desa sesuai persyaratan bakal calon kepala desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai calon kepala desa oleh panitia pemilihan. Calon kepala desa yang berhak dipilih diumumkan kepada masyarakat ditempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Calon kepala desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Calon kepala desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak panitia pemilihan kepala desa melaporkan hasil pemilihan kepala desa kepada BPD, calon kepala desa terpilih sebagaimana ditetapkan dengan keputusan BPD berdasarkan laporan dan berita

3


(20)

3 acara pemilihan dari panitia pemilihan. Calon kepala desa terpilih disampaikan oleh BPD kepada Bupati/Walikota melalui Camat untuk disahkan menjadi kepala desa terpilih. Bupati/Walikota menerbitkan keputusan Bupati/ Walikota tentang pengesahan pengangkatan kepala desa terpilih paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD. Kepala desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan keputusan Bupati/Walikota.

Dalam pilkades di Desa Waeura merupakan ajang paling esensial yang dinantikan oleh masyarakat Desa Waeura karena dengan adanya pilkades maka terjadilah pergantian kepemimpinan dari yang lama diganti dengan yang baru tetapi harusnya pemimpin yang baik. Menurut R.Wayne Pace,4 pemimpin yang baik harus dapat membantu menegakan, mempertahankan, dan meningkatkan motivasi para anggotanya.

Tetapi pilkades Di Waeura masyarakat tidak melihat dari calon pemimpin yang baik tetapi mereka melihat dari perspektif marga, ada segelintar orang yang tidak melihat dari marga tetapi pada pemimpin yang baik, tapi sebagian besar melihat dari marga inilah yang menjadi sesuatu yang harus direstorasikan. Pilkades di Desa Waeura yang paling urgen adalah masaalah strateginya yaitu permainan isu secara horisontal yang selalu membuat masyarakat sebagian merasa didiskriminasikan dengan adanya isu bahwa yang berhak menjadi kades adalah Marga Buton dengan adanya propaganda yang semakin hangat dimainkan oleh Marga Buton bahwa desa ini yang paling cocok atau yang paling ideal

4


(21)

4 dipimpin oleh Marga Buton karena dilihat Marga Buton mempunyai potongan pemimpin dan kapasitas.

Doktrinasasi yang di lakukan dalam pilkades di Desa Waeura sangat elegan kalau dihubungkan dengan teori hegemoninya Gramsci yaitu agar yang dikuasai mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya harus merasa mempunyai dan menginternalisasi nilai-nilai serta norma penguasa, lebih dari itu mereka juga harus memberi persetujuan atas subordinasi mereka5. Inilah yang

dimaksud Gramsci dengan “hegemoni” atau menguasai dengan “kepemimpinan

moral dan intelektual” secara konsensual.

Kristalisasi teori Gramsci dalam Pilkades Waeura yaitu penguasa dalam hal ini Marga Buton melakukan proses hegemoni dengan cara mendekati kepala-kepala adat atau kepala-kepala-kepala-kepala kaomu langsung ke rumahnya atau house to house (dari rumah ke rumah), dan mendekati warga satu demi satu dan juga melalui musyawarah desa proses hegemoninya dengan menggunakan kepemimpinan moral dan intelektualan yang mereka miliki, memainkan isu kepada seluruh warga bahwa yang cocok untuk menjadi Kepala Desa adalah Marga Buton agar yang dikuasai mematuhi penguasa (Marga Buton).

Kalau dilihat dari perspektif demokrasi pilkades tidak berjalan sesuai dengan asas demokrasi yaitu egaliter, positivistik, memberikan ruang kepada orang lain untuk menjadi pemimipin. Pilkades dilakukan dengan dengan cara demokrasi tetapi cuma formalitas untuk melegitimasi pemimpin yang terpilih.

5


(22)

5 berarti hukum adat mengkeberi demokrasi yang memang sudah di terapkan di Indonesia sejak paska kemerdekaan.

Dampak positif dari sistem demokrasi adalah memberikan peluang atau kesempatan bagi orang lain untuk menjadi pemimpin, lebih mengarah pada rakyat tanpa membedakan suku atau marga dalam pelayanan untuk menuju kesehjahteraan. Tetapi dampak negatifnya yaitu suara mayoritas menindas suara minoritas itulah yang menjadi problematika di negri ini.

Kalau dampak negatif dari sistem adat yaitu tidak memberikan peluang bagi orang lain untuk menjadi pemimpin, sifatnya turun temurun dari marga tersebut kalau di Desa Waeura yaitu Marga Buton memberikan peluang untuk marga lain untuk memimpin karena pernah terjadi marga sula menjadi kepala desa. Di lihat dari dampak positifnya yaitu menjaga nilai-nilai kebudayaan yang memang sudah tumbuh ratusan tahun, diantaranya nilai kekeluargaan, sopan santun, masohi ( bekerja bersama-bersama untuk melakukan sesuatu).

Pencalonan diri menjadi kepala desa sebanyak dua orang yaitu : Latumu Buton dan Hasan Lesbata. Pilkades berjalan secara aman dan damai itu secara yang tampak, tetapi yang tidak tampak didalam hati sanubari Warga Waeura sebagian merasa tidak aman dengan adanya propaganda yang semakin hangat dimainkan oleh Marga Buton bahwa desa ini yang paling cocok atau yang paling ideal dipimpin oleh Marga Buton karena mempunyai potongan pemimpin dan mempunyai kapasitas. Marga yang lain terabaikan seperti Sula, Bugis,dan Jawa, terbukti yang memenangkan pilkades pada tahun 2004 adalah Marga Buton.


(23)

6 Menurut pendapat seorang warga setempat bahwa awal berdirinya Desa Waeura itu diprakarsai oleh Marga Buton, seperti yang disampaikan sala satu warga sebagai berikut6 : ” bahwa dulu pada awal berdirinya Desa Waeura sekitar tahun 1927 itu diprakarsai oleh Marga Buton tetapi dibantu juga oleh Marga Sula yang sealau hidup berdampingan dengan Marga Buton”. berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat Permasalahan “ Doktrinisasi

Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 ”. ( Studi

Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang akan coba kemukakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan Pilkades thn 2004 ?

2. Mengapa doktrinisasi masyarakat Adat Buton di Lakukan dalam Pilkades

thn 2004 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan konsistensi penulis sebagai pertimbangan rasional upaya memberikan kontribusi. Tujuanmerupakan unsur yang diharapkan sebagai faktor penentu agar orang lain bisa mengetahui apa yang menjadi keinginan dari peneliti. Tujuan merupakan usaha mendasar atas kegiatan dari penelitian. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengeksplorasi secara mendasar

6


(24)

7 dan mendalam terhadap bahan yang akan dikaji untuk mendapat teori dan gagasan konsep. Adapun hasil yang ingin dicapai dari penilitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana doktrinisasi masyarakat adat dalam pemilihan kepala desa.

2. Untuk mengetahui alasan doktrinisasi masyarakat adat itu masih dilakukan oleh masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Secara akedemis penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan refensi dosen sekaligus untuk memperkuat konsep-konsep tentang perpolitikan diaras lokal. Dengan adanya penelitian ini juga mahasiswa ilmu pemerintahan diharapkan bisa mengetahui tentang perpoltikan di setiap daerah yang ada Indonesia karena Indonesia adalah negri seribu pulau yang terkenal dengan beragam budaya dan beragam politik dimasing-masing lokal. Penelitian ini juga berharap menjadi bahan pegangan dosen pada mata kuliah Analisis Politik Lokal. 2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis, merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian lapangan, minimal memberi kontribusi kepada objek yang diteili. Objek penelitian yang dimaksud ialah masyarakat, pemerintah desa namsina, lembaga teknis di desa dan organisasi yang ditunjuk sebagai perangkat pembantu berjalannya pemerintahan desa. Input dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi positif kepada para pejabat pemerintahan desa dalam peningkatan untuk mendesain sebuah demokrasi yang memberi ruang kepada


(25)

8 setiap Warga Negara dalam hal ini seluruh masyarakat desa agar terlihat demokrasinya lebih Inklusif.

E. Definisi Konseptual

Pengertian definisi konsep menurut J. Vrendeberg, adalah suatu istilah yang secara generalisasi mempersoalkan observasi yang konkrit. Jelaslah bahwa suatu konsep adalah abstraksi dari observasi tersebut. Selanjutnya penulis akan mengurakan definisi variabel-variabelnya saja, yaitu :

1. Doktrinisasi adalah suatu proses pengajaran kepada orang lain untuk meyakinkan bahwa itu layak dan benar

2. Masyarakat7 adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

3. Adat adalah aturan (perbuatan dsb) yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu

4. Buton adalah suku atau marga yang terdapat di Desa Waeura 5. Kemenangan adalah keunggulan proses untuk mencapai tujuan 6. Pilkades adalah pemelihan kepala desa berdasarkan PP No 72

Berdasarkan urain diatas dapat di tarik benang merah sebagai berikut : bahwa doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan pilkades tahun 2004 dapat diartikan sebagai sebuah strategi hegemoni untuk mencapi kemenangan dalam kompetisi pilkades.

7

http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia


(26)

9

F. Definisi Operasional

Doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan pilkades adalah proses pendoktrian masyarakat adat kepada marga-marga Non Buton untuk memilih Marga Buton sebagai kepala Desa Waeura, adapun variabel atau indikatornya sebagai berikut :

a.) Mendekati kepala-kepala adat atau kepala-kepala kaomu langsung ke rumahnya atau house to house ( dari rumah ke rumah).

b). Melakukan propaganda kepada seluruh warga bahwa yang cocok untuk menjadi kepala desa adalah Marga Buton.

c). Mendekati warga satu demi satu adan juga melalui musyawarah desa d). Menjanjikan jabatan kepada Marga lain kalau dia terpilih nanti, seperti

menjadi kaur ( kepala urusan) di masa kepemimpinannya.

e). Memberikan uang kepada pihak-pihak tertentu untuk memenangkan bakal calon, masing-masing tokoh-tokoh adat itu berkumpul berbicara untuk memenangkan calon yang diusungnya.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Masngi singarimbun dan Sofyan effendi8 bahwa : Pengertian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran terhadap fenomena sosial tertentu. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi , gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta

hubungan antar fenomena”. Penggunaan metode ini dipandang lebih mendukung

8


(27)

10 dalam memberi arti dan makna yang berguna dalam menyerap permasalahan yang berkaitan dengan fokus penelitian penggunaan penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta dan sifat populasi9.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan cakupan wilayah yang menjadi tempat peneliti (penulis) sebagai objek lapangan dimana peneliti mendapatkan informasi, gambaran, data-data yang diteliti dari tempat tersebut. Tempat penelitian yang dimaksud adalah Desa Waeura. Menurut Hamidi penjelasan lokasi penelitian pertama, menyebut tempat penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga tertentu. Kedua, yang lebih penting adalah mengemukakan alasan adanya fenomena sosial atau peristiwa yang dimaksud oleh kata kunci penelitian, terjadi di lokasi tersebut (yakni tidakan kontroversi). Terakhir, adanya kekhasan lokasi itu yang tidak dimiliki oleh lokasi lain sehubungan dengan atau yang terkait dengan penelitian10.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan subyek yang dapat secara valid memberikan data atau informasi sekaligus bahan sesuai dengan objek yang diteliti. Pengertian subyek yang dimaksud disini adalah para prangkat desa, tokoh adat, dan tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai aktor dalam pilkades.

9

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitianmemberi bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian

dengan langkah-langkah yang benar. Bumi Aksara Jakarta, 2003. Hlm. 82

10


(28)

11 Sebagaimana judul yang dikemukakan disini yaitu: doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan pilkades thn 2004. Hal ini sebagai unsur atau variabel penentu agar secara mudah untuk mendapatkan beberapa sumber data dari subyek yang diteliti.

Di bawah ini merupakan subyek yang diteliti sebagai nara sumber :

No Subyek Penelitian Jabatan

1 Latumu Papalia Kepala Desa

2 Nurdin Buton Ketua BPD

3 La Wua Tokoh Agama

4 Aldo Galela Tokoh Masyarakat

5 Alim Masiri Tokoh Masyarakat

6 Marjan Papalia Tokoh Pemuda

Sumber: Ibu Sari informan Desa Waeura.

Subyek yang dipilih untuk diteliti adalah orang yang faham betul tentang proses pilkades di Desa Waeura, di tambah lagi orang-orang ini mudah di jangkau karena mereka kerjanya di kampung kalau dipilih subyek lain kebanyakan mereka kerjanya di gunung jadi, sulit untuk temui mereka. Makanya untuk memudahkan dan memperlancar penulis untuk meneliti penulis memilih subyek yang sudah ditulis di atas agar penelitian bisa berjalan efektif dan efesien.

4. Sumber Data

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan


(29)

12 yang memerlukakannya. Data primer disebut juga data asli11. Data primer dipakai untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis, penulis melakukan penelitian langsung dilapangan, yaitu melakukan penelitian untuk memperoleh data maupun informasi dan permasalahan yang ada dilokasi penelitian. Dalam hal ini untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi, dengan demikian diharapkan dapat memperoleh gambaran yang sebenarnya pada lokasi yang menjadi objek studi. Sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendekati kebenaran

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data pembantu untuk peneliti

mengintepretasikan sekaligus menguatkan sumber informasi yang di dapatkan dari sumber primer. Banyak macamnya mengenai data-data sekunder menurut Nasution sember-seumber sekunder dapat terdiri atas berbagai macam, dari surat menyurat pribadi, kitab harian, notula rapat perkumpulan sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah12.

5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

11

Iqbal Hasan.. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Bumi Aksara jakarta, 2004. Hlm. 19

12

Nasution. Metode Research (Penelitian Ilmiah) “usul, tesis, desain penelitian, hipotesis,

validitas, sampling, populasi, observasi, wawancara, dan angket”. PT. Bumi Aksara Jakarta, 2004. Hlm. 143


(30)

13 Sugiyono13. metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberpa cara diantaranya :

a). Observasi (pengamatan langsung)

yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti di lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung dan nyata keadaan di lapangan.

b). Wawancara (interview)

hal ini dengan tujuan untuk menambah informasi dari jawaban-jawaban yang telah diberikan responden sehingga dapat diperoleh data yang secukupnya dari responden sehingga dapat mendekati kebenaran. Sutrisno Hadi ( 1986 ) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah bahwa subyek ( responden ) yang paling tahu tentang dirinya, bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti harus benar dan dapat dioercaya, bahwa intrepretasi subyek tentang pertnyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi sumber informan adalah Warga Desa Namsina.

c). Tehnik Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya adalah dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Iqbal

13


(31)

14 Hasan menjelaskan bahwa pedoman dokumentasi adalah daftar yang berisikan patokan-patokan atau panduan dalam menelusuri sebuah dokumentasi.

6) Teknik Analisa Data

Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam bukunya Iqbal Hasan data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Bentuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa kualitatif artinya analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistic, dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada tehnik pengelolaan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia , kemudian melakukan uraian dan penafsiran14. Penafsiran atas data temuan lapangan inilah yang paling penting untuk menghasilkan atas beberapa proposisi terhadap pembahasan secara komprehensif dan memperinci dan atau mempertegas dari daa-data untuk menjelaskan temuan yang di dapat dilapangan.

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan proposisi, kategori dan memberikan asumsi terhadap data-data. Analisa data merupakan metode untuk mengambil atau menarik benang penghubung antara data yang di dapat dengan meracik sedemikian rupa upaya menghasilkan suatu konsep, proposisi, variabel, hipotesa dan grand teori yang akhirnya dapat memberi suatu

14

Iqbal Hasan. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. PT Bumi Aksara Jakarta, 2004. Hlm. 29-30


(32)

15 kesimpulan. Analisis data merupakan tehnik penulis untuk memberikan penafsiran-penafsiran atas data untuk memperinci pada bagian-bagian subsistem dalam suatu pembahasan agar sistematika pembahasan dalam penulisan itu lebih tersistematis. Menurut Iqbal Hasan analisis data memiliki emapat (4) tujuan sebgai berikut :

a). Memecahkan masalah-masalah penelitian

b). Memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian

c). Memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian d). Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saran-saran yang

berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya15

Dari empat tujuan analisis data di atas merupakan upaya untuk memberi titik penjelasan dalam penelitian ini. Peneliti harus secara cermat, teliti dalam menarik hipotesis dan kesimpulan secara hati-hati karena, bagian terpenting dari penelitian ini adalah mampu mengetahui dialektika apa yang terjadi dikalangan masyarakat dalam doktrinisasi masyarakat adat dalam kemenangan Bapak Latumu pilkades tahun 2004. Tentu warga Desa Waeura harus dapat melihat bahwa hal ini disesuaikan denga kondisi yang ada di Desa Waeura, warga menginterpretasikan kemenangan yang diraih oleh marga buton penuh perjuangan yang cukup panjang. Maka Desa Waeura sangat dimungkinkan memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda.


(1)

10 dalam memberi arti dan makna yang berguna dalam menyerap permasalahan yang berkaitan dengan fokus penelitian penggunaan penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta dan sifat populasi9.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan cakupan wilayah yang menjadi tempat peneliti (penulis) sebagai objek lapangan dimana peneliti mendapatkan informasi, gambaran, data-data yang diteliti dari tempat tersebut. Tempat penelitian yang dimaksud adalah Desa Waeura. Menurut Hamidi penjelasan lokasi penelitian pertama, menyebut tempat penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga tertentu. Kedua, yang lebih penting adalah mengemukakan alasan adanya fenomena sosial atau peristiwa yang dimaksud oleh kata kunci penelitian, terjadi di lokasi tersebut (yakni tidakan kontroversi). Terakhir, adanya kekhasan lokasi itu yang tidak dimiliki oleh lokasi lain sehubungan dengan atau yang terkait dengan penelitian10.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan subyek yang dapat secara valid memberikan data atau informasi sekaligus bahan sesuai dengan objek yang diteliti. Pengertian subyek yang dimaksud disini adalah para prangkat desa, tokoh adat, dan tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai aktor dalam pilkades.

9

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitianmemberi bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Bumi Aksara Jakarta, 2003. Hlm. 82

10


(2)

11 Sebagaimana judul yang dikemukakan disini yaitu: doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan pilkades thn 2004. Hal ini sebagai unsur atau variabel penentu agar secara mudah untuk mendapatkan beberapa sumber data dari subyek yang diteliti.

Di bawah ini merupakan subyek yang diteliti sebagai nara sumber :

No Subyek Penelitian Jabatan

1 Latumu Papalia Kepala Desa

2 Nurdin Buton Ketua BPD

3 La Wua Tokoh Agama

4 Aldo Galela Tokoh Masyarakat

5 Alim Masiri Tokoh Masyarakat

6 Marjan Papalia Tokoh Pemuda

Sumber: Ibu Sari informan Desa Waeura.

Subyek yang dipilih untuk diteliti adalah orang yang faham betul tentang proses pilkades di Desa Waeura, di tambah lagi orang-orang ini mudah di jangkau karena mereka kerjanya di kampung kalau dipilih subyek lain kebanyakan mereka kerjanya di gunung jadi, sulit untuk temui mereka. Makanya untuk memudahkan dan memperlancar penulis untuk meneliti penulis memilih subyek yang sudah ditulis di atas agar penelitian bisa berjalan efektif dan efesien.

4. Sumber Data

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan


(3)

12 yang memerlukakannya. Data primer disebut juga data asli11. Data primer dipakai untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis, penulis melakukan penelitian langsung dilapangan, yaitu melakukan penelitian untuk memperoleh data maupun informasi dan permasalahan yang ada dilokasi penelitian. Dalam hal ini untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi, dengan demikian diharapkan dapat memperoleh gambaran yang sebenarnya pada lokasi yang menjadi objek studi. Sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendekati kebenaran

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data pembantu untuk peneliti mengintepretasikan sekaligus menguatkan sumber informasi yang di dapatkan dari sumber primer. Banyak macamnya mengenai data-data sekunder menurut Nasution sember-seumber sekunder dapat terdiri atas berbagai macam, dari surat menyurat pribadi, kitab harian, notula rapat perkumpulan sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah12.

5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

11

Iqbal Hasan.. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Bumi Aksara jakarta, 2004. Hlm. 19 12

Nasution. Metode Research (Penelitian Ilmiah) “usul, tesis, desain penelitian, hipotesis,

validitas, sampling, populasi, observasi, wawancara, dan angket”. PT. Bumi Aksara Jakarta, 2004. Hlm. 143


(4)

13 Sugiyono13. metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberpa cara diantaranya :

a). Observasi (pengamatan langsung)

yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti di lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung dan nyata keadaan di lapangan.

b). Wawancara (interview)

hal ini dengan tujuan untuk menambah informasi dari jawaban-jawaban yang telah diberikan responden sehingga dapat diperoleh data yang secukupnya dari responden sehingga dapat mendekati kebenaran. Sutrisno Hadi ( 1986 ) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah bahwa subyek ( responden ) yang paling tahu tentang dirinya, bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti harus benar dan dapat dioercaya, bahwa intrepretasi subyek tentang pertnyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi sumber informan adalah Warga Desa Namsina.

c). Tehnik Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya adalah dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Iqbal

13


(5)

14 Hasan menjelaskan bahwa pedoman dokumentasi adalah daftar yang berisikan patokan-patokan atau panduan dalam menelusuri sebuah dokumentasi.

6) Teknik Analisa Data

Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam bukunya Iqbal Hasan data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Bentuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa kualitatif artinya analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistic, dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada tehnik pengelolaan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia , kemudian melakukan uraian dan penafsiran14. Penafsiran atas data temuan lapangan inilah yang paling penting untuk menghasilkan atas beberapa proposisi terhadap pembahasan secara komprehensif dan memperinci dan atau mempertegas dari daa-data untuk menjelaskan temuan yang di dapat dilapangan.

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan proposisi, kategori dan memberikan asumsi terhadap data-data. Analisa data merupakan metode untuk mengambil atau menarik benang penghubung antara data yang di dapat dengan meracik sedemikian rupa upaya menghasilkan suatu konsep, proposisi, variabel, hipotesa dan grand teori yang akhirnya dapat memberi suatu

14

Iqbal Hasan. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. PT Bumi Aksara Jakarta, 2004. Hlm. 29-30


(6)

15 kesimpulan. Analisis data merupakan tehnik penulis untuk memberikan penafsiran-penafsiran atas data untuk memperinci pada bagian-bagian subsistem dalam suatu pembahasan agar sistematika pembahasan dalam penulisan itu lebih tersistematis. Menurut Iqbal Hasan analisis data memiliki emapat (4) tujuan sebgai berikut :

a). Memecahkan masalah-masalah penelitian

b). Memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian

c). Memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian d). Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saran-saran yang

berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya15

Dari empat tujuan analisis data di atas merupakan upaya untuk memberi titik penjelasan dalam penelitian ini. Peneliti harus secara cermat, teliti dalam menarik hipotesis dan kesimpulan secara hati-hati karena, bagian terpenting dari penelitian ini adalah mampu mengetahui dialektika apa yang terjadi dikalangan masyarakat dalam doktrinisasi masyarakat adat dalam kemenangan Bapak Latumu pilkades tahun 2004. Tentu warga Desa Waeura harus dapat melihat bahwa hal ini disesuaikan denga kondisi yang ada di Desa Waeura, warga menginterpretasikan kemenangan yang diraih oleh marga buton penuh perjuangan yang cukup panjang. Maka Desa Waeura sangat dimungkinkan memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda.


Dokumen yang terkait

Kajian Kearifan Tradisional Dan Ketergantungan Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Di Sekitar Suaka Margasatwa Dolok Surungan (Studi Kasus: Desa Lobu Rappa Kec. Aeksongsongan Kab. Asahan Dan Desa Meranti Timur Kec. Pintu Pohan Meranti Kab. Tobasa)

4 61 70

PERUBAHAN GAYA HIDUP MASYARAKAT PESISIR (Studi Pada Desa Waepoti, Kecamatan Waplao, Kabupaten Buru, Maluku)

1 32 31

Penetapan awal bulan qamariyah perspektif masyarakat Desa Wakal: studi kasus Desa Wakal, Kec. Lei Hitu, Kab. Maluku Tengeha, Ambon

10 140 105

Pran Tokoh Adat dalam Perubahan Struktur Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Desa Allang Pulau Ambon, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku)

0 5 133

PROSES PEMEKARAN WILAYAH PADA ERA OTONOMI DAERAH (STUDI KASUS PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN BURU SELATAN PROVINSI MALUKU TAHUN 2004-2008)

0 3 89

PENGEMBANGAN CIVIC CULTURE MELALUI PENDIDIKAN FORMAL DAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT SUKU NUAULU : Studi Etnografi pada Masyarakat Adat Suku Nuaulu di Pulau Seram, Negeri Nua Nea Kec. Amahai Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku.

0 3 34

PENGEMBANGAN CIVIC CULTURE MELALUI PENDIDIKAN FORMAL DAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT SUKU NUAULU : Studi Etnografi pada Masyarakat Adat Suku Nuaulu di Pulau Seram, Negeri Nua Nea Kec. Amahai Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku.

2 58 337

POLITIK DINASTI : STUDI KASUS KEMENANGAN DINASTI SAMIDIN DALAM PILKADES DI DESA BANJAR KEC. KEDUNGDUNG KAB. SAMPANG.

0 4 109

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU PERJANJIAN ADAT DALAM TRANSAKSI UTANG PIUTANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM (STUDI KASUS PADA UNIT SIMPAN PINJAM MASYARAKAT DI DESA TENGGAK KEC. SODOHARJO KAB. SRAGEN)

0 0 8

Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Desa, (Studi Kasus di Desa Tabulo, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo) - Tugas Akhir

0 0 8