Solusi Model Untuk Skenario Tahun 2011

148 Pengusahaan budidaya bandeng intensif ternyata memerlukan curahan tenaga kerja dan biaya yang sangat besar, sehingga dari potensi biaya dan tenaga kerja yang tersedia ternyata tidak mencukupi untuk itu. Hal itu terbukti dari deviasi yang negatif untuk kedua jenis sumberdaya tersebut sebagaimana nampak pada Tabel 43. Tabel 43. Kondisi Sumberdaya Setelah Dialokasikan Pada Kondisi Jika Tidak Ada Hutan Mangrove Deviasi No. Jenis Sumber Daya Satuan RHS Value Deviasi 1 Biaya Petani 000 655 761 788.000 - 315 327 952.420 2 Tenaga Kerja HOK 7 077 000.000 - 2 064 485.360 3 Tenaga Kerja Untuk Garam HOK 10 000.000 - 4 Luas Satuan Lahan 1 Ha 6574.800 - 5 Luas Satuan Lahan 2 Ha 9191.400 - 6 Luas Satuan Lahan 3 Ha 175.300 - 7 Luas Satuan Lahan 4 Ha 261.695 - 8 Hutan Mangrove Lestari 1 Ha 124.700 - 9 Hutan Mangrove Lestari 2 Ha 160.640 - 10 Luas Lahan Seluruhnya Ha 16 488.535 0.000

7.5. Solusi Model Untuk Skenario Tahun 2011

Solusi alokasi penggunaan lahan untuk skenario pembangunan ekonomi tahun 2011 disajikan pada Tabel 44. Disini tidak banyak terjadi pergeseran penggunaan lahan dibandingkan dengan skenario yang sama tahun 2006, kecuali untuk pola usaha udang organik dari 3 457.784 ha 2006 menjadi 2 505.499 ha 2011 serta pola usaha udang semi intensif dari 5 734.797 ha 2006 menjadi 5 523.330 ha 2011. Pergeseran ini berdampak pada meningkatnya alokasi laha n untuk hutan mangrove dari 721.154 ha 2006 menjadi 2 419.031 ha 2011. Hal tersebut mengindikasikan semakin pentingnya mempertahankan kualitas lingkungan dengan memperbesar alokasi lahan untuk hutan mangrove. Sementara 149 untuk kepentingan ekonomi dicerminkan dengan besarnya porsi alokasi lahan untuk usaha udang semi intensif, karena pola usaha ini menjanjikan hasil produksi udang yang relatif tinggi dibandingkan dengan pola usaha udang organik. Memperbesar alokasi lahan untuk hutan mangrove bukan berarti akan menghilangkan kesempatan masyarakat untuk memperoleh peningkatan pendapatan. Kita tahun bahwa hutan mangrove disamping memiliki manfaat eksistensi dia juga memiliki manfaat langsung dan tidak langsung yaitu sebagai penghasil kayu bakar, kupang dan kerang yang selama ini dikenal memiliki pasar cukup baik. Dari pengusahaan hutan mangrove tersebut dapat diperoleh keuntungan ekonomi yang cukup besar yaitu Rp 6 505 500hatahun. Tabel 44. Alokasi Penggunaan Lahan Untuk Skenario Tahun 2011 Luas Ha Variabel Keputusan Strategi Pengembangan Lahan Solusi Tahun 2006 Solusi Tahun 2011 X1 Bandeng intensif + U. Campur 6 556.552 6 556.552 X2 B intensif + U Cmpr – Tumpang gilir dg Garam 18.248 18.248 X3 Bndg + U Organik + U Cmpr 3 457.784 2 505.499 X4 U Intensif 0.00 0.000 X5 Semi Intensif 5 734.797 5 523.330 X6 Eksploitasi Campuran Ht Mangrove 721.154 2 419.031 Total 16 488.535 17 022.660 Tabel 45 menyajikan informasi tentang deviasi pencapaian target produksi barang dan jasa untuk tujuan skenario pembangunan ekonomi tahun 2011. Secara umum skenario ini masih menjanjikan penghasilan yang tinggi bagi masyarakat. Hal itu terbukti dengan kelebihan keuntungan dari yang ditargetkan yang mencapai Rp 212 595 582 270 atau ada peningkatan sebesar 72.2 persen lebih. Namun peningkatan ini tidak sebesar pencapaian oleh skenario yang sama tahun 150 2006 yang mencapai 98.99 persen. Diduga penurunan kenaikan keuntungan dari target ini karena terlalu besarnya alokasi lahan untuk tujuan hutan mangrove. Tabel 45. Deviasi Target Untuk Skenario Tahun 2011 Deviasi Target No. Barang dan Jasa Yang Ditargetkan Satuan Target 2011 Deviasi 1 Bandeng 000th 176 775 201.000 + 74 596 531.901 2 Udang Organik 000th 310 084 160.000 - 273 214 010.890 3 Udang Intensif 000th 0.000 0.000 4 Udang Campuran 000th 100 052 260.000 - 45 899 420.706 5 Kupang 000th 13 084 944.000 + 38 125 672.726 6 Kerang 000th 7 490 250.000 + 12 479 817.172 7 Garam 000th 251 914.560 0.000 8 K Bakar mangrove 000th 675 000.000 + 2 033 105.022 9. Jasa Lingkungan 000th 3 241 159.250 + 5 169 714.209 10 Keuntungan 000th 295 206 358.000 + 212 595 582.270 Seluruh potensi sumberdaya dapat teralokasikan secara penuh kecuali untuk tenaga kerja dimana masih ada potensi tenaga kerja yang tidak terpakai yaitu sebesar 446 265.852 HOK atau ada sisa sebesar 6.3 persen dari yang ditargetkan. Dibandingkan tahun 2006, berarti ada peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar sebesar 8.7 persen dari potensi tenaga kerja yang tidak terserap yang mencapai 15 persen. Kondisi perekonomian tahun 2011 bisa dikatakan mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal itu terbukti dari seluruh potens i dana yang ada di masyarakat, semuanya terserap habis untuk kegiatan investasi di sektor pesisir. Adanya penambahan tanah oloran tanah timbul sebesar 534.125 ha selama kurun waktu lima tahun 2006-2011 ternyata juga habis dialokasikan untuk memperluas hutan mangrove, lihat Tabel 46 Ternyata sinyal perubahan harga- harga yang terjadi baik untuk harga input maupun harga output selama kurun waktu lima tahun akan mengarahkan para 151 pelaku ekonomi untuk mengalokasikan lahan pesisir untuk tujuan pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan kepentingan untuk tetap menjaga kualitas lingkungan. Tabel 46. Kondisi Sumberdaya Setelah Dia lokasikan Untuk Skenario Tahun - 2011 Deviasi No. Jenis Sumber Daya Satuan RHS Value Deviasi 1 Biaya Petani 000 655 761 788.000 0,000 2 Tenaga Kerja HOK 7 077 000.000 - 446 265.852 3 Tenaga Kerja Untuk Garam HOK 10 000.000 0.000 4 Luas Satuan Lahan 1 Ha 6574.800 0.000 5 Luas Satuan Lahan 2 Ha 9191.400 0.000 6 Luas Satuan Lahan 3 Ha 424.420 0.000 7 Luas Satuan Lahan 4 Ha 546.700 0.000 8 Hutan Mangrove Lestari 1 Ha 124.700 0.000 9 Hutan Mangrove Lestari 2 Ha 160.640 0.000 10 Luas Lahan Seluruhnya Ha 17 022.660 0.000

7.6. Solusi Model Untuk Skenario Konsep RTRW 2002 – 2011