2. One  shot atau  pengukuran  sekali  saja  dan  kemudian  hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan  yang  lain atau mengukur korelasi antara  jawaban dengan
pertanyaan. Untuk  uji    reliabilitas  terhadap  kuesioner  dilakukan dengan    menggunakan
bantuan    program  SPSS, yang    akan    memberikan    fasilitas    untuk    mengukur reliabilitas  dengan  uji statistik Cronbach Alpha  α . Reliabilitas suatu indikator
atau  kuesioner  dapat  dilihat  dari  nilai cronbach’s  alpha α,  yaitu  apabila  nilai cronbach’s  alpha
α    0,70,  maka  indikator  atau  kuesioner  adalah  reliabel, sedangkan apabila apabila nilai cronbach’s alpha α  0,70 maka indikator atau
kuesioner tidak reliabel Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011.
3.7 Uji Asumsi Klasik
Pada  teknik  analisis  regresi  berganda  digunakan  uji  asumsi  klasik  untuk memastikan  bahwa  pada  model  regresi  tidak  terjadi  penyimpangan  baik
multikolinieritas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas.
3.7.1 Uji Multikolinieritas
Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  model  regresi ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  independen.  Model  regresi  yang  baik
seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  di  antara  variabel  independen  Ghozali,  2011. Multikolinieritas terjadi jika ada hubungan linier yang sempurna antara beberapa
atau semua variabel independen dalam model regresi. Untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  multikolinieritas  di  dalam  regresi  yaitu
dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini  menunjukkan  setiap  variabel  bebas  manakah  yang  dijelaskan  oleh  variable
bebas lainnya. Nilai cutoff umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan  VIF  di  atas  10.  Apabila  nilai  tolerance  lebih  dari  0,10  atau  nilai  VIF
kurang  dari  10,  dapat  dikatakan  bahwa  variabel  independen  yang  digunakan dalam model dapat dipercaya dan objektif Ghozali, 2011.
3.7.2 Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan menguji  apakah  dalam  model  regresi  linear  ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 sebelumnya. Uji autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin – Watson. Dengan menggunakan uji Durbin – Watson maka dilakukan cara dengan
membandingkan  nilai  DW  dengan  nilai  table  dengan  menggunakan  nilai signifikansi 5, jumlah  sampel 100 n dan jumlah variabel independen  4 k=4
Ghozali, 2011.
3.7.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan  yang lain.
Jika variance dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain  tetap  maka disebut  homokedastisitas,  dan  jika  berbeda  disebut  heterokedastisitas.  Model
regresi  yang  baik  adalah  homokedastisitas  atau  tidak  terjadi  heterokedastisitas Ghozali, 2011.
Metode yang
digunakan untuk
menguji ada
atau tidaknya
heterokedastisitas  yaitu  dengan  menggunakan  uji Glejser.  Kaidah  pengambilan kesimpulan metode ini yaitu probabilitas signifikansi  0,05 Ghozali, 2011.
3.7.4 Uji Normalitas