PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

14

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bajak subsoil adalah salah satu alat pengolahan tanah primer. Bajak subsoil berfungsi memotong lapisan keras tanah yang terbentuk akibat pemadatan oleh lalu lintas peralatan pengolahan tanah dan pengerasan karena pengaruh iklim. Lapisan tanah keras sangat tidak diinginkan pada lahan kering, karena cenderung menghambat laju penyerapan nutrisi, memperburuk drainase, dan aerasi tanah juga terhambat. Kegiatan pengolahan tanah menggunakan subsoiler merupakan kegiatan pengolahan tanah yang membutuhkan tenaga besar. Pada perkebunan tebu, operasi subsoiler dilakukan sebelum penanaman planecane. Pemakaian subsoiler pada tahap ini intensitasnya sangat rendah. Kendala dalam pengolahan tanah menggunakan subsoiler adalah draftnya besar maka kapasitas lapang rendah dan traktor dengan tenaga besar minimal 110 hp yang mampu mengoperasikannya. Salah satu cara untuk menurunkan tahanan tarik adalah dengan penggetaran. Penggetaran dilakukan dengan memanfaatkan putaran poros PTO traktor. Prototipe bajak getar menggunakan dua bilah bajak subsoil dengan penggetaran bilah chisel, telah dilakukan oleh Mulyana 2001 dan Taufik 2001. Hasil pengujian prototipe bajak getar dengan penggetaran bilah chisel di Kebun percobaan IPB di Leuwikopo dengan menggunakan traktor 72 hp dapat menurunkan draft sampai dengan 50 dan mampu mengolah pada kedalaman 32 cm. Hasil penurunan tahanan tarik yang didapat cukup baik, namun kendala yang terdapat pada bajak subsoil getar ini adalah getaran yang diteruskan ke badan traktor akibat penggetaran subsoiler cukup besar. Biwanto 2004 melakukan penelitian lanjutan, yaitu desain bajak getar tipe lengkung prabolik dengan penggetaran sayap prototipe-1. Pada prototipe- 1, hanya bagian sayap yang digetarkan sedangkan bilah bajak tidak digetarkan Hal ini dimaksudkan agar getaran yang diteruskan ke rangka dapat diminimalkan. Rizkianda 2005 melakukan pengujian lapang bajak getar prototipe-1 untuk mengukur tahanan tarik saat pengoperasian dengan getaran 15 dan tanpa getaran. Hasil pengujian di Kebun percobaan IPB di Leuwikopo dengan menggunakan traktor 72 hp menunjukkan bahwa tahanan tarik pembajakan dapat diturunkan sebesar 35.2 pada penggetaran dengan amplitudo 7.3 cm dan sebesar 31.2 pada penggetaran dengan amplitudo 6.4 cm. Penggetaran dapat menurunkan slip roda sekitar 33 dan kedalaman pengolahan mencapai 40 cm. Berdasarkan pengujian lapang di PG. Subang bajak getar prototipe 1 mampu bekerja pada kedalaman 40 cm, namun saat dilakukan pengujian lapang di PG. Jatitujuh hanya mampu bekerja pada kedalaman 25 cm. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan desain bajak subsoil getar prototipe-2 agar dapat bekerja pada kedalaman 35 cm di PG Jatittujuh. Bajak subsoil lengkung parabolik dengan penggetaran sayap prototipe 2 ini juga akan digandengkan dengan alat pemupuk mekanis, sesuai dengan permintaan PG. Jatitujuh. Adanya tambahan kontruksi bagian pemupuk maka batang getar diletakkan didepan. Hal ini dimaksudkan agar penggetar dapat bergerak bebas, tidak terganggu lubang pupuk yang diletakkan tepat dibelakang chisel. Mekanisme penggetaran pada subsoiler memakai sistem Grashof crank-rocker mechanism. Ilustrasi gambar mekanisme dan rancangan gambar desain penggetaran dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Penggandengan alat pemupuk mekanis pada subsoiler diharapkan dapat mengefektifkan pemakaian traktor karena ada penggabungan operasi subsoiling dan operasi pemupukan secara bersamaan, dan zat hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimasukkan ke tanah pada kedalaman 40 cm sehingga tidak mudah hilang karena erosi maupun penguapan. Gambar 1. Mekanisme penggetaran tipe engkol dan lengan ayun Norton,1992. 16 Gambar 2. Rencana skema mekanisme penggetaran pada subsoil getar. B. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat prototipe dan melakukan pengujian fungsional bajak subsoil getar tipe lengkung parabolik dengan sayap berpenggetar depan yang digandengkan dengan alat pemupuk mekanis. 17

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENGOLAHAN TANAH