1
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa sekarang, semua orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi oleh setiap insan. Pendidikan yang diperoleh manusia akan menjadi bekal untuk hidup di era modern ini. Hal ini sejalan dengan Kunandar 2007, hlm.
10 “pendidikan adalah kunci modernisasi atau pendidikan adalah investasi manusia untuk memperoleh pengakuan dalam kalangan ahli”.
Sesuai dengan pernyataan di atas pendidikan itu memang dirasa sangat penting dan bermanfaat untuk masa depan. Terutama pendidikan dasar yang dapat
diperoleh di Pendidikan Anak Usia Dini dan Sekolah Dasar. Di sekolah dasar siswa dapat memperolah pendidikan dasar dari lima mata pelajaran pokok antara
lain : Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia. Dari lima mata pelajaran pokok tersebut,
pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang penting di sekolah dasar.
“Matematika adalah ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyatan dalam matematika bersifa
t konsisten” Depdiknas 2002, hlm. 1. Dalam pembelajaran matematika terkadang siswa sekolah dasar mengalami
kesulitan, karena siswa belum memahami konsep matematika seutuhnya. Matematika bagi siswa sekolah dasar diberikan mulai anak duduk di
tingkat dasar kelas satu sampai kelas 6. Menurut Kurikulum 2013 setiap jenjang kelas di Sekolah Dasar mata pelajaran matematika diberikan 5 jam pelajaran
untuk setiap minggu. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika sangatlah penting bagi siswa sekolah dasar, sehingga jumlah jam pelajaran di
setiap kelas lebih banyak dibanding pelajaran lainnnya.
2
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan
menengah menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu : 1Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyususn bukti, ata menjelaskan gagasan dan penyataan
matematika. 3Memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan mamahami masalah, merancang model, menafsirkan solusi yang diperoleh.
4Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam memperlajarai matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah Berdasarkan tujuan dari mata pelajaran yang dijelaskan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan penalaran merupakan salah satu kemampuan yang diharapkan muncul setelah pembelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Stacey 2012, hlm 14 yang menyebutkan tiga pengetahuan dan kemampuan yang merupakan karakteristik utama dari pemikiran matematis, yaitu
: 1 pemahaman matematika yang mendalam, 2 kemampuan penalaran, dan 3 pengetahuan tentang strategi heuristic. Selain itu hal senada juga diungkapkan
oleh Leron 2004, hlm 26 yang mendefinisikan pemikiran matematis sebagai kemampuan untuk membangun penalaran serta komunikasi gagasan. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran merupakan aspek penting dalam berpikir matematis.
Menurut Hardjosatoto dan Asdi 1979, hlm.10 penalaran adalah sebagai b
erikut, “Penalaran adalah proses dari budi manusia yang berusaha tiba pada suatu keterangan baru dari sesuatu atau beberapa keterangan lain yang telah diketahui
dan keterangan yang baru itu mestilah merupakan urutan kelanjutan dari sesuatu atau beberapa ke
terangan yang semula itu.” Pada intinya penalaran itu adalah
3
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bentuk pemikiran tentang suatu hal yang baru yang diperoleh dari suatu pengetahuan yang telah ia ketahui sebelumnya ataupun suatu pengetahuan yang
baru. Dalam penalaran juga ada beberapa indicator yang harus dikuasai oleh
siswa. Hal ini sejalan dengan Sumarmo 2004, hlm.12, indikator penalaran matematika pada pembelajaran matematika antara lain, siswa dapat: Menarik
kesimpulan logis; Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat- sifat dan hubungan; Memperkirakan jawaban dan proses solusi; Menggunakan pola dan
hubungan untuk menganalisis situasi matematik; Menyusun dan menguji konjektur; Merumuskan contoh penyangkal
counter example
; Mengikuti aturan inferensi, memeriksa
validitas argumen
; Menyusun argumen yang valid; dan Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi
matematika. Indicator-indikator penalaran matematika tersebut sangat penting untuk dicapai oleh siswa, namun salah satu indicator yang paling penting yaitu
menyusun dan menguji konjektur. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil dari
tes soal penalaran matematika Matematika di salah satu Sekolah Dasar yang terletak di Kabupaten Bandung Kecamatan Ciparay, diperoleh data bahwa siswa
tidak terbiasa mengerjakan soal-soal penalaran. Soal-soal yang diberikan sudah mencakup 8 indikator penalaran di atas. Soal mengenai menyusun dan enguji
konjektur yang diberikan adalah “ Sebuah gallon berisi
16 �����. Doni setiap hari minum sebanyak 1,5 liter, tetapi pada hari rabu Doni main futsal dan
menghabiskan air 2,5 liter. Kira-kira hari apa sebaiknya doni membeli gallon agar air gallon pas habis ?” dan “Sebuah toko kue membeli sekarung terigu 18 kg
untuk 12 hari. Setiap hari toko tersebut membuat kue getuk, donat dan pukis. Jika pada hari ke 7 cetakan kue pukis rusak, maka saya menduga tepung terigu itu
akan habis dalam 15 hari.bagaimana menurut mu?”. Siswa-siswa merasa
kebingungan ketika diberikan soal-soal tersebut. Sebagian besar peserta didik merasa kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah penalaran matematis yang
disajikan dalam bentuk soal cerita. Pada soal pertama dan kedua siswa merasa kebingungan dalam menentukan cara atau metode yang tepat dalam memecahkan
4
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
masalah-masalah penalaran dengan indikator menyusun dan menguji konjektur. Pada soa pertama siswa tidak bisa membuat konjektur dalam kira-kira pada hari
apa Doni membeli gallon. Siswa juga merasa kebingungan bagaimana cara yang tepat dalam menyelesaikan soal tersebut. Sebagian besar siswa tidak mengisi soal
tersebut. Selain itu, bedasarkan hasil wawancara dengan dua guru kelas
menginformasikan bahwa mereka sering merasa kesulitan dalam mengajarkan soal cerita untuk setiap pokok bahasan. Beberapa guru tersebut juga
mengungkapkan bahwa siswa pun sering merasa kesulitan dalam mengerjakan soal cerita untuk setiap pokok bahasan. Menurut guru-guru tersebut siswa
terkadang kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal cerita apa harus ditambah, dibagi, dikali, dibagi atau harus diselesaikan dengan cara apa. Untuk mengerjakan
soal-soal atau masalah-masalah matematis memang harus didukung oleh kemampuan penalaran matematis yang baik salah satunya kemampuan menyusun
dan menguji konjektur matematika. Hal ini menujukan bahwa peserta didik Sekolah Dasar yang terletak di Kabupaten Bandung Kecamatan Ciparay kurang
memiliki kemampuan menyusun dan menguji konjektur. Selain kemampuan kognitif, kemampuan afektif juga penting untuk
ditingkatkan. Salah satunya adalah kepercayaan diri siswa atas pengetahuan dan kemampuan yang dia miliki dalam mengerjakan soal, menyelesaikan masalah, dan
mengikuti pembelajaran. Kemampuan ini lebih dikenal dengan
self-confidence
. Hal ini sesuai dengan Sumarmo 2013 yang menyatakan bahwa
self-confidence
adalah sikap positif yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran, karena
self-confidence
ini merefleksikan bagaimana seseorang berpikir akan sesuatu Menurut hasil wawancara dengan dua guru rasa percaya diri
self confidence
ini lebih menekankan pada keyakinan terhadap diri sendiri. Hal ini sejalan dengan Dariyo 2004, hlm.15 secara sederhana mendefenisikan
self confidence
berarti memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. Tingginya rasa percaya diri siswa akan berdampak pada tingginya keyakinan terhadap apa-apa
yang dilakukan oleh siswa tersebut. Hal ini bisa terlihat ketika siswa dapat mengungkapkan pendapat atau temuan yang telah ditemukan dan ketika siswa
5
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yakin dengan jawaban dari setiap permasalahan matematika serta tidak mudah percaya dengan jawaban teman yang belum tentu benar.
Menurut Yates 2010, hlm. 43
self-confidence
sangat penting bagi siswa agar berhasil dalam belajar matematika. Pernyataan sejalan dikemukakan oleh
Hannula 2014, hlm.13 yang menyatakan bahwa kepercayaan siswa pada matematika dan pada diri mereka sebagai siswa yang belajar matematika akan
memberikan peranan penting dalam pembelajaran dan kesusksesan mereka dalam matematika. Dengan adanya rasa percaya diri, maka siswa akan lebih termotivasi
dan lebih menyukai belajar matematika, sehingga pada akhirnya diharapkan prestasi belajar matematika yang dicapai juga lebih optimal. Hal ini didukung oleh
beberapa penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
self-confidence
dalam belajar matematika dengan hasil belajar matematika Hannula, 2004; Sehendri, 2012; Maryati, 2013; Yusmanto, 2015;
Edison, 2015 artinya hasil belajar matematika untuk setiap siswa yang memiliki
self-confidence
yang tinggi pula. Oleh sebab itu, rasa percaya diri perlu dimiliki dan dikembangkan pada setiap siswa.
Perlunya
self-confidence
dimiliki siswa dalam belajar matematika ternyata tidak dibarengi dengan fakta yang ada. Masih banyak siswa yang memiliki
self- confidence
yang rendah. Hal ini ditunjukan oleh studi TIMSS pada 2012 yang menyatakan bahwa dalam skala internasional hanya 14 siswa yang memiliki
self-confidence
tinggi dan kemampuan matematika yang tinggi pula. Sedangkan 45 siswa termasuk dalam kategori sedang dan sisanya termasuk dalam katagori
rendah. Hal serupa juga terjadi pada siswa Indonesia. Hanya 3 siswa yang memiliki
self-confidence
tinggi dalam matematika, sedangkan 52 termasuk dalam kategori siswa dengan
self-confidence
sedang dan 45 termasuk dalam kategori siswa dengan
self-confidence
rendah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh guru dalam meningkatkan
kemampuan menyusun dan menguji konjektur serta
self-confidence
siswa dalam belajar matematika adalah menerapkan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan menyusun dan
6
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menguji konjektur serta
self-confidence
siswa adalah model pembelajaran
discovery learning.
Model pembelajaran
discovery learning
adalah salah satu model
pembelajaran yang
melibatkan partisipasi
aktif siswa
dalam mengeksplorasi
dan menemukan
sendiri pengetahuan
mereka serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah. Menurut Fasco 2010, hlm. 46 dengan menerapkan model pembelajaran
discovery learning
akan memberikan efek sebagai berikut, 1 memberikan pengalaman awal untuk minat siswa dalam
bertanya tentang masalah, konsep, situasi, atau ide; 2 memberikan siswa situasi manipilatif dan materi untuk memulai jalan eksplorasi; 3 menyediakan sumber
informasi untuk pertanyaan siswa; 4 menyediakan materi dan perangkat yang memicu mendorong
discovery learning
dan hasil siswa; 5 memberikan waktu bagi siswa untuk menipulasi, mendiskusikan, mencoba, gagal dan berhasil; 6
memberikan bimbingan, jaminan, dan penguatan untuk gagasan-gagasan siswa dan hipotesis; 7 menghargai dan mendorong strategi solusi yang dapat diterima.
Suasana positif yang menunjang hasil terbaik bagi kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematika serta
self-confidence.
Kemampuan menyusun dan menguji konjektur rasa percaya diri
self confidence
dinilai rendah karena siswa tidak terbiasa menemukan pengetahuanya sendiri. Sebagaian besar siswa hanya mendapatkan instruksi-instruksi dari guru
dan menjalankanya. Hal ini terkesan
procedural
karena siswa hanya mengerjakan apa yang diinstruksikan oleh gurunya. Sebaiknya siswa-siswa tersebut dapat
menemukan pengetahuan atau solusi-solusi dalam permasalahan secara mandiri. Menurut
Brunner 1966,
hlm. 87
dalam metode
penemuan mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematka, siswa harus menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukan. “menemukan” di sini terutama adalah “menemukan lagi”
discovery
, atau dapat menemukan yang sama sekali baru
invetion
. Oleh karena itu, materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaianya. Dalam pembelajaran ini, guru harus
lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan dengan pemberi tahu. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2013, hlm. 3, Dalam mengaplikasikan metode
Discovery Learning
7
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing
dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang
teacher oriented
menjadi
student oriented.
Discovery Learning
adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri Kemendikbud, 2013, hlm. 2. Pendapat di atas menjelaskan bahwa dalam Discovey Learning itu
pembelajaran yang lebih menekankan pada penemuan sendiri yang ditandai dengan siswa dapat mengorganisasikan sendiri pengetahuan atau pelajaran.
Peneliti mencoba menggunakan pendekatan
Discovery Learning
ini karena pada hakehatnya model ini adalah suatu pembelajaran salah satu
prinsipnya mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang ada. Dengan pembelajaran yang seperti ini akan membiasakan
siswa untuk menyusun dan menguji konjektur matematika. Penelitian mengenai pengaruh
discovery learning
terhadap penalaran matematika sudah banyak dilakukan Ribowo . hasil dari penelitian dengan judul
Peningkatan Penalaran Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Discovery Learning Pada Siswa Kelas Vii Semester Genap Smp Al-Islam Pakis
Tahun 20142015 adalah terdapat perbedaan
kemampuan penalaran siswa dan hasil belajar yang menggunakan pembelajaran
discovery learning
dengan yang tidak menggunakan
discovery learning.
Selain itu Ari 2009 juga melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Penerapan Metode Discovery Learning terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa kelas VIII di SMP Negeri 23
Pekanbaru.
Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat perbedaan kemampuan penalaran siswa yang menggunakan pembelajaran
discovery learning
dengan yang tidak menggunakan
discovery learning.
Wulan 2014 menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan
metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang mendapat
8
Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN
MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran konvensional dan peningkatan self confidencesiswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing
lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Selain itu Sari 2016 menyebutkan dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh model
pembelajaran discovery terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan self confidence siswa yaitu bahwa terdapat perbedaan self
confidence siswa yang mendapatkan pembelajaran yang menerapkan model discovery learning dengan yang pembelajaran konvensional.
Berdasarkan permasalahan dan fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis bermaksud mengkaji pengaruh penerapan pendekatan
Discovery Learning
terhadap kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematika siswa. Untuk itu peneliti merumuskan judul penelitian yaitu Pengaruh
Pembelajaran Matematika
Menggunakan
Discovery Learning
terhadap Kemampuan Menyusun Dan Menguji Konjektur Matematika Serta
Self Confidence.
B. Rumusan Masalah