29
berbentuk sinusoidal pula. Karena fluks tersebut mengalir melalui inti yang mana pada inti tersebut terdapat belitan primer dan sekunder, maka pada belitan primer
dan sekunder tersebut akan timbul ggl gaya gerak listrik induksi, tetapi arah ggl induksi primer berlawanan dengan arah ggl induksi sekunder. Sedangkan
frekuensi masing-masing tegangan sama dengan frekuensi sumbernya.
II.6 SPESIFIKASI UMUM TEGANGAN PRIMER TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI
Tegangan primer sesuai dengan tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan menengah JTM yang berlaku di lingkungan ketenagalistrikan yaitu 6
KV dan 20 KV. Dengan demikian ada dua macam transformator distribusi yang dibedakan oleh tegangan primernya, yaitu :
a. Transformator distribusi bertegangan primer 6 KV b. Transformator distribusi bertegangan primer 20 KV
Catatan: Pada sistem distribusi tiga phasa, 4 kawat, maka pada transformator phasa
tunggal yang dipasang tentunya mempunyai tegangan pengenal, misalnya untuk 20 KV yaitu :
√
=
12 kV.
II. 7 SPESIFIKASI TEGANGAN SEKUNDER TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI
Tegangan sekunder ditetapkan tanpa disesuaikan dengan tegangan nominal sistem jaringan tegangan rendah JTR yang berlaku dilingkungan PLN 127 V
220 V untuk sitem phasa tunggal dan 127220 V dan 220380 V untuk sistem tiga phasa, yaitu 133231 V dan 231 400 V pada keadaan tanpa beban. Dengan
demikian ada empat macam transformator distribusi yang dibedakan oleh tegangan sekundernya, yaitu :
a. Transformator distribusi bertegangan sekunder 133231 V b. Transformator distribusi bertegangan sekunder 231400 V
c. Transformator distribusi bertegangan sekumder 133231 V dan 231400 V yang dapat digunakan secara serentak
Catatan :
Universitas Sumatera Utara
30
Bilamana dipakai tidak serentak maka dengan bertegangan sekunder 231400 V daya transformator tetap 100 daya pengenal, sedang
tegangan sekunder 133231 V dayanya hanya 75 daya pengenal d. Transformator distribusi bertegangan sekunder 133231 V yang
digunakan terpisah.
II. 8 SPESIFIKASI
UMUM PENYADAPAN
TAPING TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI
Ada tiga macam penyadapan tanpa beban STB, yaitu : a. Sadapan tanpa beban tiga langkah : 21 ; 20 ; 19 kV
b. Sadapan tanpa beban lima langkah : 22 ; 21 ; 20 ; 19 ; 18 kV c. Sadapan tanpa beban lima langkah : 21 ; 20,5 ; 20 ; 19,5 ; 19 kV
Penyadapan dilakukan dengan pengubah sadapan komutator pada keadan tanpa beban pada sisi primer
Catatan : Nilai-nilai tegangan sadapan, khususnya penyadapan utama principle
tapping, adalah nilai-nilai yang bersesuaian dengan besaran-besaran pengenal.
II. 9 SPESIFIKASI
UMUM RUGI-RUGI
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Berbagai nilai dari rugi-rugi transformator distribusi menurut SPLN 50 tahun 1997 dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini :
KVA Rating Rugi Besi Watt Rugi Tembaga Watt 25
115 700
50 190
1100 100
320 1750
160 400
2000 200
550 2850
315 770
3900 400
930 4600
Universitas Sumatera Utara
31
680 1300
6500 Table 3.1 Spesifikasi Umum Rugi_rugi Transformator Distribusi
II.10 REGULASI TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI