32
II.11 EFISIENSI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Efisiensi dinyatakan sebagai : η =
=
∑
…………….………2.43 atau:
η = x 100..................................................2.44
dimana : Pout = Daya keluaran Watt
Pin = Daya masukan Watt
∑ −
= Pcu + Pci Pcu = Rugi tembaga Watt
Pi = Rugi inti Watt
1. Perubahan efisiensi terhadap beban Perubahab efisiensi terhadap beban dinyatakan sebagai
η = …………………………2.45
agar η maksimum, maka I
2
R
2ek
+ = 0 Jadi,
R
2ek
= Pi =
2
R
2ek
= Pcu………………………………….…………2.46 Artinya, untuk beban tertentu, efisiensi maksimun terjadi ketika rugi
tembaga = rugi inti.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Perubahan efisiensi terhadap factor daya Cos beban Perubahan efisiensi terhadap factor daya Cos beban dapat
dinyatakan Sebagai :
η = 1
−
∑ ∑
…………...….………2.47 η = 1 ̶
∑ ⁄
∑ ⁄
………………………..2.48 Bila
∑ 2 2
⁄
= X = konstan Maka,
η = 1 ̶ = 1 ̶
⁄ ⁄
………………………….2.4
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN
III.1 SISTEM DISTRIBUSI
Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit listrik sepeti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTD dan yang lainnya, dengan tegangan yang
pada umumnya merupakan tegangan menengah TM 6, 11, 20 kV. Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna tenaga listrik, untuk
menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit , maka diperlukan penggunaan tegangan tinggi TT yaitu 70 kV, 150 kV, atau tegangan ekstra tinggi TET yaitu
500 kV untuk Jawa dan 275 kV untuk Sumut. Tegangan yang lebih tinggi diperoleh dengan transformator penaik tegangan step up transformator akan
menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi diterapkan Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat
merupakan suatu daerah industri atau suatu kota. Tegangan melalui gardu induk GI diturunkan menjadi tegangan menengah TM 20 kV. Setiap gardu induk
GI sesungguhnya merupakan pusat beban untuk suatu daerah pelanggan tertentu, bebannya berubah-ubah sepanjang waktu sehingga daya yang dibangkitkan dalam
pusat-pusat listrik harus selalu berubah. Perubahan daya yang dilakukan di pusat pembangkit bertujuan untuk mempertahankan tenaga listrik tetap pada frekuensi
50 Hz. Proses perubahan ini dikoordinasikan dengan pusat pengaturan beban. Tegangan menengah dari gardu induk GI ini melalui saluran distribusi primer,
untuk disalurkan ke gardu-gardu distribusi GD atau pemakaian tegangan menengah TM. Dari saluran disribusi primer, tegangan menengah TM
diturunkan menjadi tegangan rendah TR 220 v380v melalui gardu distribusi GD. Tegangan rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan
rendah ke konsumen tegangan rendah.
Universitas Sumatera Utara