13
ENDO KOSASIH , 2014
EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DALAM PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SKL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL
DI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
di Jawa Barat dan sekitarnya yang mengungkapkan bahwa menurut penilaian mereka 55.3 sebagian besar siswa memiliki kemampuan komunikasi bahasa
Inggris yang rendah; 34.9 sedang; dan hanya 9.9 saja yang tinggi. Padahal dalam Standar Kompetensi Lulus SKL SMP, para lulusan SMP harus mampu
memperlihatkan keterampilan-keterampilan berbahasa yang berterima walau sederhana, baik dalam keterampilan menyimak listening skills, berbicara
speaking skills, membaca reading skills, maupun menulis writing skills. Jika dilihat dari hasil rata-rata UN tahun 2012 secara nasional yang sebagian
besarnya menguji keterampilan membaca reading skills dalam SKL, mata pelajaran Bahasa Inggris menempati urutan terakhir dari empat mata pelajaran
yang diujian-nasionalkan, yaitu: 6,80. Sementara mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematik dan IPA rata-rata nilainya jauh berada di atas mata
pelajaran Bahasa Inggris, yang masing masing mencapai nilai 8,02; 7,53; dan 7,54 Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud, 2012.
Ketidakmampuan para siswa di sekolah-sekolah formal termasuk sekolah berstandar nasional untuk menunjukkan kemampuan berkomunikasi bahasa
Inggris secara memadai sesuai dengan Standar Kompetensi Lulus SKL, menandakan adanya masalah dalam hal efektivitas pembelajaran. Pembelajaran
yang tidak efektif atau tidak mencapai SKL menandakan kurang atau tidak adanya efektivitas dalam pengembangan kurikulum. Keefektifan yang dimaksud
dapat dilihat dari implementasinya.
B. Identifikasi Masalah
Berkenaan dengan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan pada lemahnya pencapaian Standar Kompetensi Lulusan SKL dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi lemahnya pencapaian SKL tersebut sebagai berikut:
14
ENDO KOSASIH , 2014
EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DALAM PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SKL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL
DI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Kurikulum. Kurikulum merupakan hal yang paling pokok dari pelaksanaan
pendidikan formal karena kurikulum memberikan arah tentang tujuan yang perlu dicapai, cara mencapai tujuan itu dapat tercapai, dan bagaimana
mencapai tujuan, serta cara menentukan ketercapaian tujuan tersebut. Dengan kata lain, kurikulum menentukan tujuan, materi, metode, dan evaluasi
pendidikan. 2.
Guru. Kualifikasi guru sebagai pelaksana kurikulum sangat berpengaruh terhadap kualitas implementasi kurikulum di dalam kelas. Semakin qualified
guru, maka semakin tinggi pula kemungkinan guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang dimaksudkan oleh kurikulum, sehingga,
siswa dapat mencapai SKL yang maksimal. Hamied dalam Yani 2012 mengungkapkan, hanya kurang dari 35 guru-guru bahasa Inggris yang
memenuhi kualifikasi pengajaran. Hal ini juga diperkuat oleh Jalal dkk dalam Yani A 2012 yang menyebutkan, dari 2.783.325 guru di Indonesia,
sebanyak 62,4 dari mereka 1.739.484 tidak memenuhi kualifikasi akademik yang telah ditetapkan pemerintah. Rendahnya kualifikasi
akademik guru-guru termasuk di dalamnya guru bahasa Inggris memengaruhi kualitas pembelajaran yang terlaksana, yang pada gilirannya membuat
pencapaian SKL-nya pun rendah. Kualifikasi akademik guru harus sesuai karena peran-peran yang perlu dimainkan guru juga banyak dan menantang
yang memerlukan penguasaan kompetensi yang mumpuni. 3.
Pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas tinggi memungkinkan para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, pembelajaran yang berkualitas quality instruction bergantung antara lain
pada kemampuan guru menerjemahkan SKL dan standar isi ke dalam indikator pencapaian SK dan KD, pemilihan materi ajar yang sesuai dengan
indikator pencapaian tersebut, pemilihan kegiatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, evaluasi pembelajaran yang
15
ENDO KOSASIH , 2014
EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DALAM PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SKL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL
DI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dapat memetakan siswa ke dalam kelompok yang dapat dan belum mencapai KD dan perbaikan pembelajaran remedial berdasarkan informasi tersebut.
4. PenilaianEvaluasi Pembelajaran. Penilaian pembelajaran yang bermutu tidak
hanya memberikan informasi yang bermanfaat bagi pendidik untuk mengambil keputusan pembelajaran, melainkan juga memotivasi siswa untuk
belajar lebih baik lagi. Dengan penilaian pembelajaran yang bermutu tersebut, baik pendidik maupun siswa tidak hanya dapat memperoleh bukti
to prove pencapaian SKL melainkan juga membantu meningkatkan to improve pencapaian SKL. Sanjaya 2005:180 mencatat bahwa terdapat dua
hal penting yang harus dipahami tentang evaluasi pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi. Pertama, evaluasi merupakan kegiatan
integral dalam suatu proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Kedua, evaluasi bukan hanya
tanggung jawab guru, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab siswa. Siswa harus
memiliki kesadaran
pentingnya evaluasi
untuk memantau
keberhasilannya sendiri dalam proses pembelajaran. 5.
Sumber belajar. Ketersediaan sumber-sumber belajar yang memadai dengan kualitas tinggi dapat memfasilitasi para siswa untuk belajar lebih baik lagi.
Dengan demikian, para siswa dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan bahasanya listening, speaking, reading, dan writing skills sesuai dengan
yang ditetapkan SKL. Kusumah 2013:3-4 mengungkapkan 6 fungsi sumber belajar, yaitu: 1 meningkatkan produktivitas pembelajaran; 2
memungkinkan pembelajaran yang sifatnya lebih individual; 3 memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran; 4 lebih memantapkan
pembelajaran; 5 memungkinkan belajar seketika; 6 memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas. Ketersediaan sumber belajar yang
memadai yang dapat diakses pembelajar memungkinkan interaksi pembelajar dan sumber belajar yang tinggi dan produktif yang pada gilirannya membantu
pencapaian SKL secara maksimal.
16
ENDO KOSASIH , 2014
EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DALAM PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SKL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL
DI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
C. Pembatasan Masalah