DATA NASIONAL NATIONAL DATA 1.
DAFTAR TABEL
XLVI Jakarta Dalam Angka 2010
Halaman Page 13.11. Distribusi
Persentase PDRB Penggunaan atas Dasar Harga Berlaku, 2006 – 2010 Semester I
574 Percentage Distribution of GRDP at Current Market Price by Expenditure
Components, 2006 – 2010 Semester I 13.12. Distribusi
Persentase PDRB Penggunaan atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 – 2010 Semester I
575 Percentage Distribution of GRDP at 2000 Constant Market Price by
Expenditure Components, 2006 – 2010 Semester 1 13.13. Laju Pertumbuhan PDRB Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 – 2010
Semester I 576
The Growth Rate of GRDP at Current Market Price by Expenditure Components, 2006 – 2010 Semester I
13.14. Laju Pertumbuhan PDRB Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 – 2010 Semester I
577 The Growth Rate of GRDP at 2000 Constant Market Price by Expenditure
Components, 2006 – 2010 Semester I 13.15. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
KabupatenKota Adm. 2005 - 2009 578
Gross Regional Domestic Product at Current Market Prices by Regency Municipality, 2005 - 2009
13.16. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut KabupatenKota Adm, 2005 - 2009
579 Gross Regional Domestic Product at 2000 Constant Prices by Regency
Municipality, 2005 - 2009 13.17. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut KabupatenKota Adm, 2005 - 2009 580
The Growth Rate of Gross Regional Domestic Product at 2000 Constant Prices by MunicipalityRegency, 2005 - 2009
13.18. Distribusi Persentase
Terhadap Total Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kabupaten Kota Adm. Atas Dasar Harga Berlaku, 2005 - 2009 581
Percentage Distribution of Total Gross Regional Domestic Product by RegencyMunicipality at Current Market Prices, 2005 - 2009
14. DATA NASIONAL NATIONAL DATA 14.1.
Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia, 2005 - 2009 587
Inflation Rate Based on 66 Cities in Indonesia, 2005 - 2009 14.2.
Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Negara, 2007 - 2009 589
Actual Revenues and Expenditures of Government Finance, 2007 - 2009
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
LIST OF TABLE
Jakarta In Figures 2010
XLVII
Halaman Page 14.3.
Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, 2007 - 2009
591 Gross Domestic Product of Indonesia at Current Market Price and 2000
Constant Price by Economic Sectors, 2007 - 2009 14.4.
Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan, 2007 - 2009
593 Gross Domestic Product of Indonesia at Current Market Price and 2000
Constant Price by Expenditure Components, 2007 - 2009 14.5.
Nilai Ekspor Indonesia Menurut Lapangan Usaha, 2005 - 2009 595
Export Value of Indonesia by Economic Sectors, 2005 - 2009 14.6.
Volume Ekspor Indonesia Hasil Sektor Pertanian Menurut Komoditi, 2005 - 2009
596 Export Volume of Indonesia Agricultural Products by Commodities,
2005 - 2009 14.7.
Nilai Ekspor Indonesia Hasil Sektor Pertanian Menurut Komoditi, 2005-2009 597 Export Value of Indonesia Agricultural Products by Commodities,
2005 - 2009 14.8.
Volume Ekspor Hasil Sektor Industri di Indonesia Menurut Komoditi, 2005 – 2009
598 Export Volume of Indonesia Industrial Products by Commodities, 2005 - 2009
14.9. Nilai Ekspor Hasil Sektor Industri di Indonesia Menurut Komoditi,
2005 - 2009 599
Export Value of Indonesia Industrial Products by Commodities, 2005 - 2009 14.10. Volume Ekspor Indonesia Hasil Tambang Tidak Termasuk Migas,
2005 - 2009 600
Export Volume of Indonesia Mining Products Exluding Oil Gas, 2005 - 2009
14.11. Nilai Ekspor Indonesia Hasil Tambang Tidak Termasuk Migas, 2005-2009 601
Export Value of Indonesia Mining Products Exluding Oil Gas, 2005 - 2009
14.12. Nilai Impor Barang Konsumsi Indonesia Menurut Kelompok Barang, 2005 - 2009
602 Import Value of Indonesia Consumption Goods by Commodity Group,
2005 - 2009 14.13. Nilai Ekspor Indonesia Menurut Kelompok Komoditi Primer dan Bukan
Primer, 2005 - 2009 603
Export Value of Indonesia by Primary and Non Primary Commodity Groups, 2005 - 2009
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
DAFTAR TABEL
XLVIII Jakarta Dalam Angka 2010
Halaman Page 14.14. Nilai Impor Indonesia Menurut Negara Asal 2005 - 2009
604 Import Value of Indonesia by Country of Origin 2005 – 2009
14.15. Nilai Impor Indonesia Menurut Golongan Barang Ekonomi 2005 - 2009 606
Import Value of Indonesia by Broad Economic Categories, 2005 - 2009 14.16. Nilai Impor Barang Modal Indonesia, 1995 - 2009
607 Import Value of Indonesia Capital Goods, 1995 - 2009
14.17. Rencana dan Realisasi Pembangunan Rumah RSH Perum Perumnas Menurut Provinsi, 2009
608 Planning and Realization of Housing Development by Perum Perumnas by
Province, 2009 14.18.
Jumlah Perpustakaan, Koleksi Buku, Anggota , Pengunjung, dan Pustakawan
di Indonesia, 2007 - 2009
609
Number of Libraries, Books Collection, Member, Guests of Library, and Librarians in Indonesia, 2007- 2009
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
LIST OF PERFORMANCE INDICATOR OF ORGANIZATION LOCAL GOVERNMENT
Jakarta In Figures 2010 XLIX
DAFTAR INDIKATOR KINERJA SKPD LIST OF PERFORMANCE
INDICATOR OF ORGANIZATION LOCAL GOVERNMENT
No. Urusan
Indikator Kinerja Nomor Tabel
Halaman Affairs
Performance Indicator No of Table
Page 1. Pendidikan
a. Angka
Putus Sekolah
5.1.12. – 5.1.15 120 – 123 Education
Dropout rate
b. Jumlah
Sekolah Menurut
Jenjang Pendidikan 5.1.1. – 5.1.11. 109 – 119
Number of School by Level Education
2. Kesehatan a.
Jumlah Fasilitas Kesehatan
5.2.1 5.2.3. 129 131
Health Number of Health Facilities
b. Jumlah
Tenaga Kesehatan
5.2.2. 130
Number of Medical c. Jumlah Penderita oleh Penyakit
Menular 5.2.6. 134
Number of Patients by the Communicable Diseases
3. Pekerjaan Umum
a. Panjang Jalan 9.1.16 – 9.1.17. 432 – 433
Public Work Length of Road
b. Panjang dan Luas Trotoar 9.1.18.
436 Long and Wide Sidewalk
4. Perumahan Rakyat
Jumlah Rumah Susun 7.4.3 – 7.4.4.
359 – 360 Housing
Number of Flats 5.
Penataan Ruang Jumlah Pengajuan Ijin
7.4.1. 357
Spatial Bangunan
Number of Proposals City Buildings
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
DAFTAR INDIKATOR KINERJA SKPD
L Jakarta Dalam Angka 2010
No. Urusan
Indikator Kinerja Nomor Tabel
Halaman Affairs
Performance Indicator No of Table
Page 6. Perhubungan
Jumlah Koridor, Penumpang
9.1.7. 419
Transportation Bus Trans Jakarta
The number of corridors, Passenger Bus of Trans
Jakarta 7.
Lingkungan Hidup a. Produksi Kapasitas
5.7.1 – 5.7.6 216 – 221
Environment Angkut
Sampah Production Capacity Waste
Transport b. Jumlah dan Luas Taman
10.3.1. 484
Number and Parks Area 8.
Kependudukan dan Jumlah bayi ber akte
4.1.9. 79
Catatan Sipil
The number of babies who Population and Civil
have birth certificates 9. Keluarga
Berencana dan Keluarga
Jumlah Peserta KB Baru dan Aktif
5.2.7. – 5.2.9 135 - 137
Sejahtera Family Planning and
Family Welfare Number of new family planning
participants and Active 10. Sosial
a. Jumlah Penyandang
Kesejahteraan Sosial 5.4.2. 144
Social Number of Social Welfare of
Disabled b. Jumlah Panti Sosial
5.4.5. – 5.4.12. 148 - 159
Number of Social Institution 11. Ketenagakerjaan
a. Jumlah Penganggur Terbuka 4.3.1.
83 Man Power
Number of Open Unemployed b. Jumlah Tenaga Kerja yang
Terserap 4.3.10. 92
Number of absorbed Labor
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
LIST OF PERFORMANCE INDICATOR OF ORGANIZATION LOCAL GOVERNMENT
Jakarta In Figures 2010 LI No.
Urusan Indikator Kinerja
Nomor Tabel Halaman
Affairs Performance Indicator
No of Table Page
12. Penanaman Modal Realisasi PMA dan PMDN
11.1.6. – 11.1.9. 501 - 504 Investment
Realization of Domestic and Foreign Investment
13. Kebudayaan Jumlah Museum
5.3.1 – 5.3.3. 138 - 140
Culture Number of Museum
14. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Jumlah Penduduk Miskin 5.4.1.
141 - 143 Community and
Village Empowerment Number of Poor
15. Pariwisata a. Jumlah
Kunjungan Wisatawan 10.2.2. 481
Tourism Mancanegara
Number of Visits Foreign Tourism
b. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara
10.2.3. 482 Number of Visits Local
Tourism 16. Perikanan,
Kelautan dan Peternakan
Produksi Ikan Tangkapan 6.2.1. – 6.2.17.
248 - 274 Fisheries, Marine and
Animal Husbandry Production of Marine
Fisheries 17. Perdagangan
a. Realisasi Ekspor
8.1.1. – 8.1.7. 377 - 387
Trading Realization of Expor
b. Realisasi Impor 8.1.8. – 8.1.9.
388 - 389 Realization of Impor
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
LIST OF FIGURE
Jakarta In Figures 2010 LIII
DAFTAR GAMBAR LIST OF FIGURE
Halaman Page
1. Luas Wilayah DKI Jakarta Menurut KabupatenKota. Adm, 2009
Land Area of DKI Jakarta by RegencyMunicipality, 2009 5
2. Suhu Udara MaksimumMinimum dan Rata-Rata Menurut Stasiun
Pengamatan, 2009 MaximumMinimum and AverageTemperature by Observation Station, 2009
19
3.1. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah dan di Luar
Lingkungan Pemerintah Daerah Menurut Tingkat Pendidikan, 2009 Number of Local Government Employees and Non Local Government
Employees by Education Level, 2009 33
3.2. Persentase Empat Besar Partai Pemenang Pemilihan Legislatif Menurut Nama
Partai, 2004 dan 2009 Percentage of Winning Big Four Party Legislative Election by Name of Party,
2004 and 2009 35
4.1. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan KabupatenKota Adm, 2009
Population by Sex and RegencyMunicipality, 2009 67
4.2. Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja dan Mencari Pekerjaan,
2005 - 2009 Population of 15 years at Age and Over Who Worked and Seek Job,
2005 - 2009 69
5.1. Jumlah Murid Menurut Jenis Sekolah, 20082009 dan 20092010
Number of Pupils by Kind of School, 20082009 dan 20092010 107
5.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin, 2005-2009
Number of The Poor and Percentage of The Poor, 2005-2009 109
6.1. Produksi Ikan Menurut Tempat Pelelangan Ikan, 2007-2009
Production of Fish by Location of Fish Auction, 2007 - 2009 233
6.2. Jumlah Pemasukan Daging Hewan Menurut Asal dan Jenisnya, 2007 – 2009
Number of Meat Supplies by Source, 2007 - 2009 235
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
DAFTAR GAMBAR
LIV Jakarta Dalam Angka 2010
Halaman Page
7 Jumlah IMB, Bangunan dan Luas Bangunan, 2008-2009
Number of IMBPermit Issued, Building and Floor Space , 2008-2009 301
8.1.
Perkembangan Nilai Ekspor Melalui DKI Jakarta, Ekspor Produk DKI Jakarta, dan Nilai Impor Melalui DKI Jakarta, 2007-2009
383
Trend Value of Export Pass Through DKI Jakarta, Export of DKI Jakarta Product and Value of Impor Pass Through DKI Jakarta, 2007-2009
8.2. Nilai Ekspor Produk Utama DKI Jakarta, 2008 – 2009
385 Export Value of Main Product of DKI Jakarta, 2008 – 2009
9.1. Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Terdaftar Tidak Termasuk TNI, Polri dan
CD Menurut Jenisnya, 2005 - 2009 421
Number of Registered Motor Vehicles Excluding Army, Police and CD by its Type, 2005 - 2009
9.2. Persentase Rumahtangga Yang Memiliki Telepon Selular, 2006 - 2009
423 Percentage of Households Who have the Mobile phone, 2006 - 2009
10. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Yang Datang Ke DKI Jakarta dan
Indonesia, 2005 - 2009 485
Foreign Tourist Arriving in DKI Jakarta and Indonesia, 2005 - 2009 11.
Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008 – 2009 505
Inflation Rate by Expenditure Groups, 2008 - 2009
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
HISTORY OF JAKARTA
Jakarta In Figures 2010 LV
SEJARAH KOTA JAKARTA HISTORY OF JAKARTA
1. Kota Jakarta sudah berdiri sejak abad
yang silam, tepatnya pada awal abad XVII persisnya tahun 1527. Dimulai
dari nama “GEMEENTE dan STAD- GEMEENTE BATAVIA” kemudian
berubah menjadi “JAKARTA TOKU- BETSUSHI“. Pada jaman pendudukan
Jepang sampai Indonesia merdeka dan sekarang lebih dikenal dengan KOTA
METROPLITAN JAKARTA. Awal abad ke-XIV di daerah Jawa
Barat, yang terletak di dekat kota Bogor sekarang, berdiri sebuah
kerajaan bernama Pajajaran yang diperintah oleh Sri Baduga Maharaja.
Di Muara kali Ciliwung yang merupakan batas sebelah Utara
Kerajaan Pajajaran terletak sebuah bandar bernama Sunda Kelapa yang
pada waktu itu berfungsi sebagai kota perdagangan. Seperti diketahui, pada
masa itu sebagian besar perdagangan di semenanjung Malaka dikuasai oleh
bangsa Portugis, yang selalu berusaha mengembangkan kegiatannya di Asia
Tenggara. Tahun 1522 utusan Portugis tiba di Sunda Kelapa, dengan maksud
mengadakan persahabatan dengan Raja Pajajaran. Maksud perutusan Portugis
itu disambut baik oleh raja Pajajaran, karena mengharapkan bantuan apabila
ada bahaya dari kerajaan-kerajaan lain yang sedang berkembang di Jawa
bagian timur pada waktu itu. Beberapa tahun kemudian, dugaan tersebut
menjadi kenyataan, kerajaan Demak yang cukup dikenal dengan kekuatan
agama Islamnya mengadakan 1.
Jakarta city was established over 460 year ago, in 1527‘s. During its history
it was not even called Jakarta but born the name given it by the Dutch and
administrators who settled there:
“Gemeente en Stadgemeente Batavia“ or simply “Batavia“. Since Japanese
occupation in World War II, it was called “Jakarta Toku-betsushi“.
Following the struggle for independence in 1949 is finally taken
on its current and popular name, Jakarta Metropolitan City.
In the early 14
th
century some of area around Jakarta was controlled by
Pajajaran Kingdom under its leader Sri Baduga Maharaja. The capital of
this kingdom was located near Bogor city. The northern boundary was
Ciliwung river estuary where Sunda Kelapa an ancient seaport was located.
This was also a time when trading in the Malaca Straits was dominated by
Portuguese merchant who was always trying to expand their influence further
into South East Asia. In 1522 a Portuguese mission arrived at Sunda
Kelapa for seeking trade ties with the Kingdom of Pajajaran. The King
welcomed the delegation, not only for trading but also for helping potential
threats from other kingdoms, especially from the East Java Kingdoms.
Nevertheless increasingly powerful, Islamic Kingdom in Central and East
Java at that time has been influenced to the western part of Java. The Islamic
Kingdom was Demak Moslem Kingdom which was trying to expand its power.
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
SEJARAH KOTA JAKARTA
LVI Jakarta Dalam Angka 2010
2. perluasan kekuasaan dan menyebarkan
pengaruhnya ke sebelah Barat Falatehan seorang guru agama terkenal
dari Kerajaan Demak, dapat merebut Banten dan Sunda Kelapa dari tangan
Pajajaran dengan bantuan tentara Portugis. Sebelumnya Kerajaan
Pajajaran telah memberikan persetujuan kepada Portugis untuk
mendirikan benteng pertahanan. Kedatangan tentara Portugis untuk
merealisir pembangunan benteng menimbulkan perang terbuka dengan
tentara Islam Demak, yang merupakan musuh kerajaan Pajajaran. Peperangan
ini berakhir dengan kekalahan pihak Portugis meskipun telah bekerjasama
dengan Kerajaan Pajajaran. Falatehan mengganti nama Bandar Sunda Kelapa
dengan Jayakarta, yang berarti “Kemenangan Akhir” dan tanggal 22
Juni 1527 dinyatakan sebagai tanggal dikuasainya oleh Falatehan. Akhirnya
Jayakarta disingkat menjadi ‘ Jakarta ‘. Falatehan kemudian lebih dikenal
dengan nama Fatahillah, segera menunjuk pembantunya untuk
memerintah kota. Tahun 1596 untuk pertama kalinya Bandar Jakarta
didatangi oleh 4 buah kapal Belanda, yang akan memulai melakukan
perdagangan dengan Bangsa Indonesia. Maksud Belanda ini
mendapat hambatan dari Hasanuddin putra Fatahillah selaku raja Kerajaan
Islam Banten, terletak sebelah barat Bandar Jakarta. Hasanuddin tidak
setuju dengan adanya usaha dagang dengan pihak Belanda karena
diperkirakan dapat merusak mempengaruhi budaya penduduk yang
2. Falatehan noted Ulama from Demak
Kingdom occupied the Sunda Kelapa and Banten Port with the of portuegese
troops. Eventhough the King of Pajajaran had given approval of the
Portuguese Government to set defense fortifications in West Java already.
However arrival of Portuguese troops had affected war between the Demak
Moslem Kingdom and Pajajaran Kingdom. The Portuguese troop
sustained big loses in the war eventhough they had already worked
together with Pajajaran Kingdom. Then Falatehan changed the name
Sunda Kelapa to ‘Jayakarta’. Its means “The Last Victory”. The founding of
Jayakarta, set historically as June, 22, 1527, represents the date when
Falatehan’s forces occupied Sunda Kelapa. Later, the name Jayakarta was
shortened to ‘Jakarta’. Falatehan, who has also known as
Fatahillah, rapidly developed a local administration and recommended his
assistant to rule this city. In 1596 four Dutch vessels visited the Jakarta port
first time. The Dutch East-Hindia Company attempted to spread trading
ties in the area. However, Hasanuddin, the son of Falatehan, as King of the
Islamic Empire in Banten which then included a large part of West Java
was suspicious of the Dutch intentions. He refused to grant exclusive trading
right to the Dutch since he felt a trading link would be only harm
existing trading with other nations. He also felt that too close tie could
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
HISTORY OF JAKARTA
Jakarta In Figures 2010 LVII
3. beragama Islam. Walaupun demikian
orang-orang Belanda berhasil secara paksa mendirikan sebuah Benteng
disekitar teluk Jakarta yang diberi nama Batavia
Benteng tersebut didirikan oleh Van Raay pada tanggal 20 Maret 1602 dan
merupakan pusat dari persekutuan Dagang VOC untuk wilayah Hindia
bagian timur. Semenjak itulah Belanda memulai penjajahannya di seluruh
kepulauan Nusantara yang berjalan selama tiga setengah abad.
Nama ‘Batavia‘ hanya dikenal di dunia International, sedangkan penduduk
aslinya mengenalnya dengan nama Betawi. Keadaan ini berjalan sampai
pada tahun 1942. Tanggal 5 Maret 1942 kota Betavia
jatuh ke tanggan tentara Jepang. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara Hindia
Belanda menyerah kepada Jepang yang akhirnya berperan sebagai penjajah
bangsa Indonesia. Untuk memperkuat kedudukannya di Indonesia, Jepang
mengeluarkan Undang-Undang no.42 Tahun 1942 tentang “Perubahan Tata
Pemerintahan Daerah” yang disebut ‘Syuu ’ Karesidenan dan Syuu dibagi
lagi dalam beberapa ‘ Shi ‘ Stad- gemeente. ‘Shi’ pada jaman Belanda
berperan hanya mengurus rumahtangga saja, tanpa melaksanakan urusan
Pamong Praja, sedangkan menurut UU No.42 Tahun 1942 , ‘Shi’ berwenang
untuk mengelola pemerintahan daerah didalam lingkungannya.
Urusan Pemerintahan Pamong Praja didalam Stadgemeente yang diurus
oleh Bupati, Wedana, Asisten Wedana, Lurah, Kepala Kampung atau
3. adversely affect the culture of the
Islamic religion. Even though, the Dutch managed to force into Indonesia,
and they constructed a fortification near Jakarta bay, in which called
“Batavia”. The Port was built by Van Raay and it
was completed on March 20, 1602. Batavia become the centre of trade
activities of the Dutch East Hindia Company VOC. From Batavia the
Dutch’s influence and colonialization spread to other parts of Indonesia, and
lasted, more or less intact for more three centuries. Actually, the name
“Batavia” was used only internationally. The indigenous
inhabitants called the city “Betawi”. On March 5, 1942 Batavia fell to the
Japanese troops. The Dutch formally surrendered to the Japanese
occupation forces on March 9, 1942 and rule of the colony was transferred
to the Japan. For strengthen its authority in Indonesia the occupation,
Government issued an Act No.42, 1942’s on the “ Restoration of the
Regional Administration System ”.Under this Act, Java was divided into
several regions called “Syuu” Resident Administration in which
Syuu were divided into several “Shi” City Administration. The
Administration affairs in each Syuu were managed by the Bupati Regent.
Below Bupati were the Wedana District Head, Assistants Wedana
Sub District Head, Lurah Village Unit Head and Kepala Kampung
Kampung Chief. In Jakarta, however,
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
SEJARAH KOTA JAKARTA
LVIII Jakarta Dalam Angka 2010
4. Wijkmeester, sekarang termasuk dalam
kekuasaan “Schichoo “ Walikota. Disamping itu, sesuai dengan isi
Undang-Undang dimaksud “Guisenkan” Kepala Pemerintahan
Bala Tentara Jepang membentuk “Tokubetsu Shi” Stadgemeente Luar
Biasa. Tata cara pemerintahan ini tidak mengenal Dewan-Dewan, akan
tetapi langsung berada dibawah 1 satu orang sebagai Pemerintah
Tunggal. Pada tahun 1943 dalam Tata Pemerintahan Bala Tentara Jepang
diadakan perubahan dengan membentuk Badan Penasehat.
Badan Penasehat terdiri dari penduduk Jawa yang dianggap loyal dan setia
kepada Bala Tentara Jepang. Anggota penasehat tersebut terdiri dari
sebanyak-banyaknya 12 orang laki-laki berbangsa Indonesia. Diantara mereka
yang pernah terpilih menjadi Zyoyaku adalah Suwiryo dan Baginda Dahlan
Abdullah. “ Jakarta Tokubetsu Shi “ ini dipimpin oleh “Tokubetsu
Schichoo” dan beberapa orang “Zyoyaku” pegawai tinggi, yang
diangkat oleh Gunseiken. Sampai berakhirnya pendudukan Jepang tahun
1945, Jakarta merupakan satu-satunya “Tokubetsu Shi “ di Indonesia dan
“Schichoo”nya yang pertama adalah “Tsukamoto”, sedangkan yang terakhir
adalah Hasegawa. Pada upacara Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jl.
Pegangsaan Timur No.56 sekarang jalan Proklamasi, Suwiryo masih turut
hadir dan bertindak sebagai ketua panitia. Secara de facto Suwiryo diakui
4. all of these officials were under the
Schichoo Major. Besides that, in accordance with the law, there was
also Guisenken Head of the Japanese troops Administration. He was
responsible for setting up to the Tokubetsu Shi Special Municipality.
The effect of this system was a one-man rule with no councils of representative
bodies. In the 1943 the Japanese
Administration system was revised slightly and a special counseling body
was established. The special counseling body was
comprised of Javanese leaders regarded as loyal to Japanese. It
consisted of twelve Indonesians; among them are Suwiryo and Baginda Dahlan
Abdullah. The Jakarta Tokubetsu Shi was led by the “Tokubetsu Schicho”
Major and several “Zyoyaku” High Officials who were appointed during
the Japanese occupation until 1945. Jakarta city was the one of the
Tokubetsu Shi in Indonesia and the first schichoo is Tsukamoto and the last is
Hasegawa. Since Indonesia Independence was
proclaimed on August 17, 1945 at Pegangsaan Timur No.56 Jalan
Proklamasi, Suwiryo still presented and acted as committee chairman. At
that time, He recognized the first Major
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
HISTORY OF JAKARTA
Jakarta In Figures 2010 LIX
sebagai Walikota Jakarta pertama dan istilah “Jakarta Tokubetsu Shi” diganti
dengan Pemerintah Nasional Kota Jakarta tersebut berlangsung sampai
tanggal 21 Nopember 1945, karena pada waktu itu walikota Suwiryo
berikut stafnya ditangkap oleh NICA. Pada tanggal 27 Desember 1949
Pemerintah Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia
sebagai negara yang berbentuk Federasi dengan sebutan Republik
Indonesia Serikat. Dengan adanya pengakuan tersebut,
Pemerintah Nasional Kota Jakarta dihidupkan kembali, dan sebagai
Walikota dijabat oleh Mr.Sastro Mulyono. Untuk mendirikan suatu
majelis baru yang mencerminkan keadaan masyarakat Jakarta yang
sebenarnya pada saat itu, maka dibentuklah apa yang dinamakan
“Panitya Tujuh “. Pada tanggal 9 Maret 1950 Panitya
Tujuh telah mengambil langkah dan keputusan sebagai berikut :
1. Pemerintah Kotapraja Jakarta
terdiri dari: Dewan Perwakilan Kota
Sementara DPK Dewan Pemerintah Harian
BPH Walikota
2. Dewan Perwakilan Kota Sementara
terdiri dari 25 orang diketuai oleh Walikota, sedangkan anggota-
anggotanya diangkat oleh Menteri Dalam Negeri.
of Jakarta or Jakarta Tokubetsu Shi The name was soon changed to “The
Jakarta National Administration”. However, Suwiryo remained his power
only until November, 21, 1945 when he and his assistants were arrested by
NICA the Dutch Civil Administration who had returned to their former
colony. On December 27, 1949 the Government of the Netherlands
recognized Indonesia as an independent country and sovereign
federal state under the name of “Republik Indonesia Serikat” The
United Indonesia Republic. At this time the Jakarta City Administration
was leaded by Mr.Sastro Mulyono as Major.
Setting up a new council which reflected the Jakarta community at that
time, a seven man committee formed Panitya Tujuh was published on
March 9,1950, the Panitya Tujuh came out with the following resolution :
1.
The Jakarta Municipality Government would consists of :
A Provincial City representative Council DPK
An Administration Board BPH A Major
2. The Provincial City Representative
Council would be comprised of 25 members lead by the Major. The
members would be appointed by the Minister of Home Affairs.
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
SEJARAH KOTA JAKARTA
LX Jakarta Dalam Angka 2010
3. BPH terdiri dari Walikota sebagai
ketua merangkap anggota dan dibantu oleh 4 anggota lain yang
dipilih dari anggota-anggota DPK Sementara.
4. Dengan harapan Pemilian Umum
akan segera diadakan, maka masa kerja DPK Sementara dan BPH
dibatasi hanya selama 3 bulan, dengan catatan selambat-lambatnya
pada tanggal 1 Juli 1950 sudah harus meletakan jabatan.
Keputusan Panitya Tujuh tersebut diatas disyahkan dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri RIS tanggal 16 Maret 1950 Nomor BJ 3413,
terhitung mulai tanggal 16 Maret 1950. Sebagai anggota BPH pertama kali
ialah : Supranoto, Sardjono, Tabrani dan De Quelju. Berdasarkan
Keputusan Presiden RIS, Pejabat Walikota Jakarta Mr. Sastro Mulyono
diganti oleh Suwiryo. Serah terima jabatan dilaksankan pada tanggal 30
Maret 1950. Dengan penggantian walikota itu maka pada tanggal 31
Maret 1950 sekaligus dilakukan pula penyerahan kekuasaan Pemerintah dari
Gubernur Distrik Federal Gubernur Batvia en Ommelanden kepada
walikota ditambah dengan penyerahan beberapa wilayah baru yaitu :
1. Pulau Seribu 2. Onderdistrik Cengkareng
3. Sebagian onderdistrik Kebayoran Kebon Jeruk, Kebayoran Ilir dan
Kebayoran Udik serta Sebagian dari onderdistrik Bekasi Pulau Gadung dan
Cilincing 3.
The BPH would consist of the Major, as chairman and four other
members of the provincial DPK. 4.
Hoping for a general election would be held as soon as possible,
the working term of provincial DPK and BPH was limited only
three months. It would be automatically dissolved by at least
July 1, 1950.
The decision of the ‘Panitya Tujuh’ were ratified by a degree of the Home
Affairs Minister on March 16,1950 The first BPH members were
Supranoto, Sardjono, Tabrani and De Quelju. Base on the RIS President
Decree, Mr Sastro Mulyono was replaced as Major of Jakarta by
Suwiryo. He became Major on March 30, 1950. The specific area brought
under the Jakarta Administration at this time included:
1. Pulau Seribu Seribu Island 2. The Subdistrict of Cengkareng.
3. Part of Kebayoran’s Subdistrict
Kebon Jeruk, Kebayoran Ilir and Kebayoran Udik Part of Bekasi’s
Subdistrict Pulau Gadung and Cilincing
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
HISTORY OF JAKARTA
Jakarta In Figures 2010 LXI
Pemerintahan Kotapraja ini diatur dalam Undang-Undang Daerah RIS
tanggal 13 Maret 1950 dengan nama “ Undang-Undang Pemerintahan Jakarta
Raya “ serta luas wilayahnya menjadi lebih dari 530 km
2
. Secara yuridis Kotapraja Jakarta waktu
itu tunduk pada suatu rangkaian peraturan tersendiri, yaitu:
1. Mengenai aparatur pemerintahan
diatur dengan Keputusan Presiden RIS nomor 114 dan no.125 tahun
1950 . 2.
Mengenai pembentukan, nama dan statusnya dengan Undang-Undang
Darurat nomor 20 tahun 1950. Namun demikian dalam prakteknya
Walikota Kotapraja Jakarta Raya dengan Undang-Undang Nomor 22
tahun 1948 itu berkedudukan setingkat dengan gubernur provinsi lainnya di
seluruh Indonesia The Municipality Administration was
regulated under the Republican Regional Law dated March 13, 1950,
called “Law of Jakarta Raya Administration“. It provided the basis
for administering area that covering more than 530 km
2
The Jakarta Municipality was juridical in its basic administrative nature since
it was organized directly around as series of regulation handed by the
central government, these included: 1.
Presidential Decision 1950 No.114 and No.125 which regulated the
administration apparatus of city. 2.
Emergency Law No.20, 1950 which defined the formation, name and
status of the Municipality of Jakarta.
However, even in practice the functioning of the Jakarta Raya
Municipality Administration was at the provincial level, on an equal footing
with others level in Indonesia
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
KEADAAN GEOGRAFI Geographical Situation
ht tp:
jakar ta.bps
.go.id
GEOGRAPHICAL SITUATION
Jakarta In Figures 2010 3