Peran Program Director Dalam Mempertahankan Positioning JIZ 89.5 FM Sebagai Radio Anak Muda

(1)

Peran Program Director Dalam Mempertahankan Positioning JIZ 89.5 FM Sebagai Radio Anak Muda The Role of Program Director in Maintaining the Positioning of

JIZ 89.5 FM as Youngsters Radio

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

MARTINA ERNANINGSIH 20120530068

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

Peran Program Director Dalam Mempertahankan Positioning JIZ 89.5 FM Sebagai Radio Anak Muda

The Role of Program Director in Maintaining the Positioning of JIZ 89.5 FM as Youngsters Radio

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu

Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

MARTINA ERNANINGSIH 20120530068

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 19 Desember 2016

Tempat : Ruang Foto Ilmu Komunikasi Nilai :

SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua

(Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP, M.Sc.) Penguji I Penguji II

(Krisna Mulawarman, M.Sn) (Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn.) Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) Tanggal : 19 Desember 2016

(Haryadi Arief Nuur Rasyid,S.IP,. M.Sc..) Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(5)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Martina Ernaningsih NIM : 20120530068 Jurusan : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Broadcasting

Univesitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun rujukan telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Penulis


(6)

MOTTO

Education is not learning of facts, but the training of

the mind to think

(Pendidikan Bukanlah Pelajar Tentang

Fakta-Fakta, Tetapi Ltih Otak Untuk Berfikir)

(Albert Einstein)

If you want to live a happy life, tie it to a goal, not

topeople or objects

(Jika Kmau Menginginkan Untuk Hidup Pada

Kehidupan Yang Bahagia Maka Gantungkan Itu Pada

Sebuah Tujuan, Bukan Orang Lain atau benda-benda)

(Albert Einstein)


(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

o Karya ini aku akan persembahkan Khusus untuk

Kedua Orang tuaku tercinta, Bapak Maryanta dan Ibu Suhartinah yang paling hebat, sabar dan selalu memberikan kepercayaan dan semangatnya untuk anakmu ini I LOVE YOU SO MUCH :*

o Adik-adikkuku tersayang Erny Kurnia Damayanti, Rangga

Febrian Adyath, Iwan Budi Arta, Bima Prabu Anjasmara hehe .

o Sahabat-sahabat tipisku Tiwi, Rifah, Kiki, yang selalu setia menjadi teman berisik, selalu mendengarkan keluh

kesahku, selalu memberikan semangat, selalu

menginggatkan jika aku lalai dan selalu ada untukku pokoknya Terimakasih untuk semua nasehatnya dan dukungannnya the best for all I Love You :*.

o Bita, Ucup, Mamat sahabat-sahabat gila yang selalu

mengingatkan, selalu memberikan semangat dan selalu PHP kalau mau nongkrong.

o Untuk seseorang yang spesial yang entah itu akan datang kapan, aku juga tidak tau hahhahha

o Seluruh keluarga besarku tercinta terutama kakek nenekku


(8)

o Sahabat-sahabat SMAku Ayas, Meyana, Lina, Pipit, Dewi yang selalu sibuk dan jarang ketemu padahal kita tetanggaan terimakasih untuk semangatnya.

o Teman-teman rumah cinta (Tancak, Samsul, Abang Acen,

Abang Dwik, Hada, Goes, Jojoe, Dimas, Ichwan, Kiram, Lek slamet, terimakasih untuk semuanya.

o Genk mampang Syahidul, Pamungkas, Fajar, Tri, Viddya,

Puspita, Yoska, Devi cieee alumni magang Trans TV, TV One dan RCTI hahahah

o Teman-teman IK B 2012 semuanya.

o Kanca Broadcast seperjuangan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2012

o Dan orang-orang hebat yang selalu ada disisiku dan


(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu mengiringi langkah kita sampai akhir zaman nanti, sholawat serta slam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya diakhir nanti.

Satu bagian dari proses panjang penulis untuk tugas akhir (skripsi) ini bisa diselesaikan dengan tanpa hambatan suatu apapun sesuai yang diharapkan penulis. Skripsi ini dapat penulis susun dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karenanya dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis haturkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ali Muhammad, S.IP., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid, SIP,M.Sc, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(10)

3. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid, SIP,M.Sc, selaku dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama proses skripsi dengan penuh kesabaran.

4. Bapak Krisna Mulawarmman M.Sn selaku dosen pembimbing 2. Terimakasih telah membimbing penulis dengan kesabaran dan ketelitiannya.

5. Bapak Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn, selaku dosen penguji. Terimakasih atas masukan serta koreksinya saat ujian proposal maupun pendadaran.

6. Bapak\ Ibu Dosen, staff dan karyawan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah member bekal ilmu pengetahuan di bangku kuliah.

7. Mas Andy Wibowo selaku Manajer JIZ FM,

8. Mas Dicky Mahardika selaku Program Director JIZ FM dan seluruh karyawan JIZ FM yang telah membantu.

9. Teman-teman Broadcasting 2012


(11)

11.Segenap Civitas Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 12.Semua pihak yang ikut andil dalam terselesaikannya Skripsi ini yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta ..../.../...


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 7

E. Kajian Teori ... 8


(13)

2. Positioning Radio ... 23

3. Peran Program Director dalam Mempertahankan Positioning ... 28

F. MetodePenelitian ... 36

1. Jenis Penelitian ... 36

2. Waktu dan Obyek Penelitian ... 37

3. Teknik Pengumpulan Data ... 37

4. Teknik Pengambilann Informan ... 38

5. Teknik Analisis Data ... 40

6. Uji Keabsahan Data ... 42

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN ... 45

A. Sejarah Berdirinya Radio JIZ 89.5 FM ... 45

B. Lokasi Perusahaan ... 47

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 47

D. Data Teknis Radio ... 48

E. Logo Radio JIZ 89.5 FM ... 49

F. Slogan/Tagline Radio JIZ 89.5 FM ... 50

G. Struktur JIZ 89.5 FM ... 51

1. Struktur Kerja ... 51

2. Jajaran Direksi JIZ 89.5 FM ... 51

H. Deskripsi Tugas Kerja ... 52

1. Stasion Manager ... 52

2. Music Director ... 53


(14)

4. Penyiar ... 55

I. Deskripsi dan Jadwal Program Siaran ... 56

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Sajian Data ... 60

1. Positioning JIZ 89.5 FM ... 61

2. Pembentukan Positioning JIZ 89.5 FM ... 68

3. Peran Program Director dalam Mempertahankan Positioning ... 79

B. Analisis Data ... 96

1. Pelaksanaan S-T-P-F-P di JIZ 89.5 FM ... 96

2. Positioning JIZ FM Sebagai Radio AnakMuda ... 120

3. Peran Program Director Sebagai Brand Manager ... 129

BAB IV PENUTUP ... 146

A. Kesimpulan ... 146

B. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 152

DAFTAR TABEL Gambar 2.2. Struktur JIZ 89.5 FM ... 51


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1. Logo Radio JIZ 89.5 FM ... 49 Gambar 3.1. Logo JIZ 89.5 FM ... 75 LAMPIRAN


(16)

HALAMAN PENGESAHAN

skripsi ini telah diuji dan dipertatrankan di depan Tim Penguji skripsi Proeram

Studi

Ilmu

Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial

dan Politik

Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta pada : Hari

Tanggal Tempat

Nilai

SUSI]NAN TIM PENGUJI

Senin

19 Desember 2016

Ruang Foto Ilmu Komunikasi

Penguji

I

Penguji tr

(Krisna Mulawarman. M.Sn) (Budi Ilwi Arifianto. S.Sn.. lU.Sn.) Skripsi ini telah i salah safupersyaratan

U sarjana (S-1)

2016

ffiffi


(17)

ABSTRACT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI BROADCASTING Martina Ernaningsih

20120530068

Peran Program Director dalam Mempertahankan Positioning Radio JIZ 89.5 FM Sebagai Radio Anak Muda

Tahun Skripsi : 2016 + 150 halaman

Daftar Pustaka : 12 buku cetak + - Newsletter + 4 Sumber Internet

Pertumbuhan radio dari masa ke masa sangat pesat, hal ini mengakibatkan tingkat persaingan yang tinggi antar radio di jogja. Terlebih lagi persaingan antar radio anak muda yang memiliki target sasaran yang sama. Sejak awal berdiri JIZ FM sudah memutuskan untuk ikut bersaing dengan radio anak muda yang ada di jogja. JIZ FM ingin memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan keinginan anak muda. JIZ FM salah satu radio anak muda yang juga memiliki dan mengandalkan Positioning yang kuat untuk identitasnya, dan menjadikan musik sebagai fokus utama untuk JIZ FM.

Peneliti ingin mendiskripsikan peran program director dalam mempertahankan positioning JIZ FM. Program Director salah satu orang terpenting di JIZ FM dalam mengendalikan apa yang akan diberikan dan siarankan JIZ FM. Dengan mengandalkan target sasaran usia 14-24 tahun yang dimana banyak anak usia itu sedang menempuh pendidikan di kota jogja. JIZ FM memiliki positioning pada kalimat ”Best Indonesia Music” yang dikuatkan dengan tagline ”Musik Terbaik Pilihanmu” dalam mengaplikasikan positioningnya JIZ FM menggunakan musik dan program yang dikonsep dengan Fun, Young and Local.

Dalam program acara JIZ FM Program Director harus mampu dan bisa memasukkan unsur positioningnya kedalam program dan harus bisa menyelaraskan kebutuhan program dan musik pendengar JIZ FM. Program Director tidak boleh lengah terhadap apa yang menjadi kebutuhan pendengar JIZ FM harus selalu memantau ketika JIZ FM melakukan siaran dan memantau radio anak muda pesainngya. Hal ini dilakukan untuk selalu memonitoring positioningnya apakah sudah tepat dalam mengaplikasikan serta bisa dijadikan bahan evaluasi untuk Program Director agar selalu berinovasi terhadap seluruh aspek.

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mempertahankan positioning Program Director membutuhkan ketelitian, konsistensi dan inovasi yang tidak menghilangkan positioningnya dan tetap mempertahankan JIZ FM sebagai radio anak muda.


(18)

ABSTRACT

MUHAMMADIYAH UNIVESITY OF YOGYAKARTA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF COMMUNICATION SCIENCES CONCENTRATION BROADCASTING

Martina Ernaningsih 20120530068

The Role of Program Director in Maintaining the Positioning of JIZ 89.5 FM as Youngsters Radio

Thesis Year : 2016 + 150 pages

References : 12 books + - Newsletter + 4Internet Sources

Year by year, the radio was growth faster. It was resulted a high level competition among radios in Yogyakarta. Moreover, the competition that created by radios for teen, have the same goals. Since it was established, JIZ FM has decided to compete with other radios for teen in Jogjakarta. JIZ FM wants to meet the needs in accordance with the desire of teen people. JIZ FM is a radio for teen that has strong and rely positioning for their identity, and making the music as the main the main focus for JIZ FM.

The researcher want to describe the role of Program Director in maintain the positioning of JIZ FM. Program Director is an important people in JIZ FM in controlling what will be provided and broadcasted in JIZ FM. By relying the target age of 14-24 years where in that ages, many teenagers are studying in Yogyakarta. JIZ FM has the positioning on a phrase “Best Indonesian Music” and boosted with the tagline “Best Music Pilihanmu”. In applying of their positioning, JIZ FM uses music and program which drafted with Fun, Young and Local.

The music that provided from any Top Teen genres are requiring of carefulness in selecting the music, because not all the music can be played in JIZ FM playlist. In the event program of JIZ FM, Program Director must be capable and able to enter into the positioning elements of the program and able to align the programs with music listeners of JIZ FM. Program Director must not be unaware to what the needs of JIZ FM listeners and should monitories every single broadcasting of JIZ FM, while monitories other teen radio competitors.

All these things were done constantly to monitories their positioning, whether it was appropriated for the application and can be used for evaluation, then Program Director should always innovate in all aspects.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia radio tidaklah semudah yang dibayangkan, banyak faktor dan variabel yang terlihat di dalamnya mulai dari masalah ekonomi, hingga teknis yang cukup kompleks.Era teknologi yang sekarang semakin berkembang, membuat radio-radio di Yogyakarta harus selalu mengikuti perkembangan jaman. Melalui layanan Streaming yang menjadi salah satu kelebihan yang kini secara perlahan-lahan dimiliki oleh setiap radio yang ada di Yogyakarta. Cara ini memberikan terobosan baru untuk radio, serta bisa membantu meningkatkan jumlah Pendengar untuk radio-radio di Yogyakarta. Jika dilihat, untuk saat ini jumlah pendengar radio di Yogyakarta mengalami penurunan sebanyak 3% dari 30%. (www.m.harianjogja.com/baca/2014/12/28/jumlah-pendengar-radio menurun-ini-penyebabnya-563220 diakses 16-03-2016).Penurunan jumlah pendengar radio salah satunya diakibatkan semakin berkembangnya era digital yang terus berkembang.Hal ini yang membuat persaingan antar radio-radio di Yogyakarta semakin ketat.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah berdiri 38 stasiun radio swasta dan 39 stasiun radio komunitas yang bermunculan saat ini. Ditambah munculnya radio berjaring nasional yang mulai memasuki willayah Yogyakarta.Sehingga frekuensi yang tersedia semakin sempit


(20)

(

http://kpid.jogjaprov.go.id/lembaga-penyiaran/lembaga-penyiaran-swasta/diakses tanggal 27/09/16, pukul 13:30). Stasiun radio lokal saling berkompetisi hanya dalam satu segmentasi usia pendengaryang sama seperti JIZ FM, Swaragama FM, GeronimoFM, dan ditambah masuknya radio pesaingberjaring nasional memasuki wilayah Yogyakarta seperti PRAMBOS FM. Membuat persaingan radio yang semakin ketat tidak hanya didominasi persaingan radio lokal, namun beberapa radio berjaring nasional yang mulai mengikuti persaingan dengan radio lokal yang ada di Yogyakarta. Hal ini membuat radio-radio yang ada di Yogyakarta harus memikirkan cara untuk bisa berkompetisi dengan radio lokal maupun radio berjaring nasional, salah satunya JIZ FM yang memiliki segmentasi usia 16-24 Tahun yang harus bersaing dengan para pesaing dalam mendapatkan pendengar dan mempertahankan positioningnya sebagai radio anak muda. Persaingan yang semakin ketat membuat JIZ FM harus memiliki ciri khas atau perbedaan dari radio lain untuk lebih mendapatkan perhatian pendengar, karena hanya satu radio di satu pasar yang sama yang dapat mendominasi posisi tertentu.

Setiap radio berlomba-lomba menarik perhatian pendengar dengan berbagai macam program-program unggulan yang dibuat

Program Director.Meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

mendapatkan sebuah informasi, mengakibatkan meningkatnya tingkat kompetisi antar media satu sama lain termasuk salah satunya stasiun radio di Yogyakarta.Dimana audiens bersifat selektif dengan banyak


(21)

pilihan saluran dan pilihan program. Hal ini membuat radio JIZ FM menuntut diri untuk memberikan inovasi dalam menyusun suatu program yang lebih fresh dan memperlihatkan kesan sebagai radio anak muda dengan materi siaran, musik-musik, informasi dan cara penyiar saat melakukan siaran yang berbeda dari radio lain bahkan nama program dibuat berbeda dari radio lain. Dalam rangka untuk memenangkan persaingan pendengar dengan tujuan, untuk membuat atau mempunyai

Brand Image yang tepat ditanamkan dibenak pendengar.Brand imageitu

sendiri bisa dibangun melaluipositioning.

Positioning disebuah radio dibuat oleh seluruh struktur radio terutamaProgram Director.Output utama yang diterima masyarakat dari sebuah radio adalah gaya siaran, bahasa-bahasa siaran yang asik, musik, dan informasi yang diberikan, itu semua yang mampu untuk memenuhi kebutuhan pendengar radio muda di Yogyakarta. JIZ FM merupakan salah satu radio yang berdiri dan bisa bertahan di tengah persaingan. Bertahanya radio JIZ FM hingga saat ini tentu tidaklah mudah, ada kalanya dimana radio JIZ FM juga pernah menggalami kemunduraan disaat mengalami pergantian struktur kepemimpinan, namun itu bukanlah menjadi sebuah masalah yang besar bagi JIZ FM. Menyadari banyaknya persaingan radio lokal maupun radio berjaring skala nasional dengan segmentasi yang sama. Hal ini membuat JIZ FM membentuk positioning yang lebih kuat melalui perencanaan bahasa siaran penyiar yang matang dan hati-hati, kualitas suara penyiar, jingle,tagline, musik, informasi atau


(22)

materi siaran, program yang dibuat, nama program, dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Hal-hal tersebut berada dibawah tanggung jawabProgram DirectorJIZ FM. Positioning yang dikehendaki radio JIZ FM sendiri berbeda dengan radio pesaingnya yaitu Swaragama FM, Prambos FM dan Geronimo FM. Jika radio Swaragama FM mengandalkan materi siaran yang dipadukan dengan banyak informasi dari dunia musik, dunia kampus dan entertaiment, berbeda untuk Geronimo dengan mengandalkan positioning yang dipadatkan dengan kalimat “The Real Sound of Jogja”. Yang diwujudkan dalam on-air melalui tiga aspek utama yaitu penyiar, penataan program, dan pemutaran musik. Berbeda denganJIZ FM, kami menggunakan positioning “Best Indonesian Music”dengan konsep fun, young and local untuk positioning yang dilakukan oleh Radio 89,5 JIZ FM dengan menanamkan image atau citra kami sebagai radio yang lebih banyak memutarkan lagu-lagu yang hits dengan feature-feature yang menghibur dan menggunakan gaya khas Yogyakarta dan program-program yang dipadukan dengan informasi-informasi yang mewakili anak muda dalam membuat program.Selain ingin mengedepankan musik yang ditampilkan, kami bermaksud ingin memberikan informasi-informasi ringan untuk menambah wawasan tentang Yogykarta, serta informasi yang ada di dunia (musik, entertainment, filmdan budaya) yang akan kami berikan untuk anak-anak muda melalui program dan materi siaran (Andy Wibowo sebagai Manajer JIZ FM).Program DirectorJIZ FM satu-satunya orang yang paling bertanggung jawab untuk semua hal yang


(23)

muncul secara on-air. Dalam menarik para pendengar muda JIZ FM yang biasa di sebut “Sobat JIZ” berusaha memberikan program terbaik untuk para pendengar setia JIZ FM, dengan tagline “Musik Terbaik

Pilihanmu” (http://www.895jizfm.com/ diakses 27-08-2016). Menggunakan tagline menjadi salah satu pilihan JIZ FM dalam menanamkan Positioning dibenak audien, “tagline yang diucapkan oleh penyiar kami setiap harisecara tidak langsung tersalurkan atau tertanamkan di benak dan pikiran pendengar Jogja, Peran Program Director di JIZ FM bisa disebut juga sebagai Brand Manager untuk menjalankan dan menginterpretasikan positioning di JIZ FM melalui program-program yang dibuat untuk mendapatkan ataupun mempertahankan pendengar radiodan positioning yang dikehendakiJIZ FM. Selain menjadi Brand Manager,Program Director juga harus memiliki kemampuan Marketing yang handal tidak hanya mampu dalam mengenali musik saja, tetapi seorang Program Director juga harus memiliki kemampuan analisis dan riset yang sangat baik. Dengan memiliki kemampuan tersebut seorang Program Director dapat melihat dan mengtahui apa yang akan dilakukan dalam membuat sebuah program radio untuk mempertahankanpositioning yang sudah dikehendaki oleh JIZ FM. Menjadi seorang Program Director disebuah radio tidaklah mudah, Program Director harus memiliki banyak pengalaman di radio ataupun di dunia broadcasting. Seorang Program Director juga harus mengetahui keseluruhan tentang radio tempat seorang Program Director bekerja seperti halnya Segmentasi, Targeting, Positioning, Formating,


(24)

Programing. Seseorangyang paling berperan penting dalam pembuatan program-program diradio JIZ FM dengan ide-ide baru dengan tetap untuk mempertahankan positioning di radio JIZ FM adalah Program Director. JIZ FM mempunyai Program-program unggulan yang disajikan setiap harinya seperti“SEMANGAT PAGI,DE JAFU (DENGERIN

JOGJA FULL MUSIK),JIZ 48, JAGOAN (JIZ 30 LAGU

PILIHAN)”dibantu dengan kualitas penyiar yang humble saat mengudara, jingle dan tagline yang mudah diingat dan menarik perhatian, musik-musik dengan berbagai genreyang terdiri 80% Indonesian dan 20% Foreign yang diputar saat on-air, semua itu tidak lepas dari kinerja dan tanggung jawab seorang Program Director. Selama 6tahun berdiri JIZ FM harus langsung merasakan persaingan ketat antar radio lain. Berbagai program mereka sajikan dengan konsep, program-program, dan nama program yang dibuat secara berbeda.

Berhasil tidaknya sebuah program itu dapat dilihat dari rating yang didapat stasiun radio. Sebagai stasiun radio yang sudah lama berdiri JIZ FM ingin melihat seberapa berhasilnya peran Program

Director radio JIZ Fm dalam mempertahankan Positioningdalam

persaingan yang ketat dengan radio-radio di Yogyakarta menggunakantagline dan program-program yang mereka sajikan setiap harinya. Untuk menginterpretasi dan mengaplikasikan positioning tersebut dalam keseluruhan siaran seperti, bahasa siaran, AirPersonality, program-program, nama program, materi siaran, tagline dan musik yang


(25)

akan di putar saat on air sehingga dapat terus mempertahankan positioning radio di pikiran dan benak pendengar. Maka dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang peran Program

Director dalam mempertahankan positioning JIZ FM sebagai radio anak

muda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Bagaimana Peran

Program Director dalam Mempertahankan Positioning JIZ 89,5 FM

sebagai Radio Anak Muda ?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana peran Program Director dalam mempertahankan positioning JIZ 89,5 FM Yogyakarta sebagai radio anak muda.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:


(26)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu komunikasi dan pengetahuan dalam bidang radio khususnya peran Program Director dalampositioning sebuah radio.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan menjadi bahan tambahan evaluasi untuk radio JIZ 89,5FM mengenai positioningradio sebagai radio anak muda dan sebagai tambahan evaluasi serta masukan kinerja Program Director.

E. Kajian Teori

Peneliti menggunakan beberapa teori untuk menjelaskan hubungan peran Program Director dalam implementasi positioning sebuah radio sebagai radio anak muda.

1. Konsep S-T-P-F-P

Tidaklah mudah menentukan apa yang disukai atau tidak disukai audien. Setiap pengelola program media penyiaran tidak dapat menyusun programnya menurut selera sendiri.Selera staf bagian program tidak dengan sendirinya merupakan selera masyarakat


(27)

umum. Pengelola program mungkin mempunyai selera yang sangat baik, bergaya dan berkelas dalam memilih suatu acara, tetapi itu bukan jaminan bahwa publik akan menyukai acara itu. Mengetahui secara persis apa kebutuhan audien merupakan hal yang penting. JIZ FM sebagai radio baru memerlukan positioning dalam mempertahankan diri sebagai radio anak muda selain positioning juga dibutuhkan untuk menarik pengiklan dan juga pendengar radio JIZ FM untuk tetap eksis ditengah persaingan yang ketat dengan competitor radio lainnya. Positioning adalah strategi untuk mengenalkan stasiun radio dan menancapkan image stasiun kepada khalayak pendengar, stasiun radio dikatakan baik dan berhasil jika mampu mempertahankan pendengar radio dengan program acara yang dimiliki. Karena positioningakan menunjukan jati diri itu sendiri. Dalam hal ini audien dipahami dengan menggunakan pendekatan ilmu pemasaran karena audien adalah konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap program (Morissan, 2008:172). Oleh karena itu dalam memahami dan membentuk kepribadian radio siaran digunakan konsep Segmentasi, Targeting, Positioning, Formatting, dan Programming.

a. Segmentasi

Hal terpenting didalam sebuah radio adalah Segmentasi, dengan segmentasi radio dengan mudah dalam menempatkan sasaran pendengarnya. Selain itu segmentasi juga sangat membantu dalam


(28)

menarik pengiklan untuk mengiklankan suatu produknya. Bisa dibilang segmentasi merupakan konsep mendasar dalam suatu perusahaan seperti JIZ FM dalam mendirikan suatu media penyiaran yang harus mengetahui siapa audiennya. Dengan adanya segmentasi radio JIZ FM akan lebih mudah mentukan musik dan program apa yang akan dibuat agar lebih cocok dengan segmentasi yang sudah ditetapkan.

konsep yang sangat penting dalam kehidupan ini. Bukan hanya untuk kepentingan bisnis, tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan-kegiatan nirlaba lainnya. Dalam kegiatan bisnis segmentasi pasar digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari peluang, mengerogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, mendesain produk dan lain sebagainya (Kasali, 2003:26). Untuk memahami audien penyiaran dan pemasaran program (Morissan,2008:178). (Eric Berkowitz dalam Morissan,2008:178) mendefinisikan segman pasar sebagai “

1) dividing up a market intro district groups that have common needs and(membagi suatu pasar kedalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama) 2) will respond similaeiy to a market action(memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran).

Segmantasi diperlukan agar stasiun penyiaran dapat melayani audiennya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih


(29)

persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audien yang dituju (Morissan, 2008:179).

Sangat penting dipahami struktur-struktur atau kelompok-kelompok audien yang ada ditengah masyarakat.Maka dari itu segmentasi dibagi menjadi 4 pendekatan yaitu demografis, geografis, geodeografis, dan psikografis (Morissan, 2008:180).

1) Segmentasi Demografis

Segmentasi yang didasarkan pada peta kepundudukan, misalnya usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama,suku dan sebagainya. Semua ini di sebut dengan variable-variabel demografi. Data demografi dibutuhkan antara lain untuk mengantisipasi perubahaan-perubahaan audien menyangkut bagaimana media penyiaran menilai potensiaudien yang tersedia dalam setiap area geografis yang dapat dijangkau (Morissan, 2008:181). Data demografis dibutuhkan untuk salah satu dari ke 4 katagori ini (Francese,1998) dalam Kasali, 2003:173):

a) market management, b) analisis produk,

c) strategi periklanan, dan


(30)

2) Segmentasi Geografis

Segmentasi yang membagi-bagi khalayak audien berdasarkan jangkauan geografis yang mencangkup suatu wilayah Negara, provinsi, kabupaten,kota hingga kelingkungan perumahaan (Morissan, 2008:187).

3) Segmentasi Geodemografis

Gabungan dari segmentasi geografis dan geodemografis, konsep ini dipercaya bahwa mereka yang menempati geografis yang sama cenderung memiliki karakter-karakter demografis yang sama pula dengan wilayah tempat tinggal mereka sesempit mungkin (Morissan, 2008:188).

4) Segmentasi Piskografis

Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadiaan manusia. Gaya hidup mempengaruhi seseorang dan akhirnya menentukanpilihan-pilihan konsumsi seseorang yang mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat, dan opini-opininya.Dengan demikian piskografis lebih tajam dari pada sekedar variabel-variabel demografi (Morissan, 2008:189).


(31)

b. Targeting

Memilih satu atau beberapa audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program dan promosi. Pemilihan target audien dimana media penyiaran akan berkompetisi merupakan bagian penting dari strategi program dan memiliki implikasi langsung bagi kegiatan iklan dan promosi. Jika segmentasiadalah mengelompokan sasaran khalayak pendengar, maka targeting adalah tujuan dari suatu stasiun radio dalam menjangkau khalayak sesuai segmentasi yang sudah ditetapkan suatu stasiun radio.

Menurut Clancy dan Shuluman (1991) yang dikutip oleh (Morissan, 2003:375-377) ada 4 kriteria yang harus dipenuhi pengelola media penyiaran untuk mendapatkan audien sasaran yang optimal. Keempat kriteria ini antara lain:

1) Responsif

Audien sasaran harus responsif terhadap program yang ditayangkan kalau audien tidak merespon,maka pengelola media penyiaran harus mencari tahu mengapa hal itu terjadi. 2) Potensi penjualan

Setiap program yang akan disiarkan harus memiliki potensi penjualan yang cukup luas. Semakin besar kemungkinan program untuk mendapatkan audien sasaran, maka semakin besar nilainya.Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah populasi, tetapi juga daya beli.


(32)

3) Pertumbuhan memadai

Audien tidak dapat dengan segera bereaksi.Audien bertambah secara perlahan-lahan sampai akhirnya meningkat dengan pesat.Kalau pertumbuhan audien lambat, tentu dipikirkan langkah-langkah agar program bisa diterima audien.

4) Jangkauan iklan

Audien sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasang iklan dapat dengan tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya. Ada kalanya suatu produk gagal menjangkau pasar karena tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang media planning dan karakter-karakter media yang ada.Oleh karena itu pemasang iklan harus kreatif dan tahu bagaimana menjangkau sasaran audien dengan optimal.

c. Positioning

Strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimanakhalayak menempatkan suatu produk, merek, atau perusahaan didalam ingatan masyarakat, didalam alam khayal, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu.Positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat.Positioning menjadi penting bagi media penyiaran karena tingkat kompetisi yang cukup tinggi saat ini. Radio dapat melakukan positioning untuk membedakan dan memberikan ciri


(33)

dari radio competitor. Hal itu yang bisa menjadi keunggulan dari radio competitor lainnya.

Hiebing& Cooper (1997) dalam (Morissan, 2008:197), mendefinisikanpositioning sebagai “membangun persepsi produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap persaingan”. Suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki hubungan era dengan strategi merebut konsumen dan harus bisa mewakili citra atau persepsi yang hendak dicetak dalam benak konsumem.Citra tersebut harus berupa suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter suatu produk.Untuk membangun positioning yang tepat ada 4 halyang harus diingat:

1)Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan menjadi reason to buymereka,

2) Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan

kompetitif perusahaan,

3) Positioning bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendifrensiasikan diri dari pada pesaing,

4) Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis,

apakah itu perubahan persaingan, perilaku pelanggan, perubahan social budaya, dan sebagainya. (Kertajaya,2007


(34)

:14-Al Ries dan Jack Trout mempopulerkan istilah penentuan posisi (positioning) pertama kali dalam (Tjiiptono, 2008:109): strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan difrensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek/produk pesaing. Inti dari positioning adalah menanamkan citra (image) kebenak khalayak pendengar. Apa yang perlu ditanamkan kebenak pendengar oleh sebuah stasiun radio adalah identitas, identitas yang dapat mengingatkan kepada sebuah stasiun radio. Positioning juga memberi warna tersendiri yang beragam bagi banyak stasiun radio. Dengan positioning radio dapat mengangkat keunggulan dari masing-masing posisi yang dipilihnya.

Identitas dalam pembeda stasiun radio dapat mengingatkan audien kepada stasiun radio. Menurut (Siregar, 2000:101), ada beberapa cara dalam positioning radio kepada audien:

1) Be Creative

Dalam mengkomunikasikan positioning harus creative mencuri perhatian pendengar.

2) Simplicity

Positioning dilakukan sesederhana dan sejelas mungkin sehingga khalayak tidak kerepotan menangkap esensi positioning tersebut.


(35)

3) Consistent yet flexible

Setiap pemasar akan menghadapi positioning paradox dimana disatu sisi harus selalu konsisten dalam membangun positioning sehingga biasa menghujam dalam benak konsumen.

4) Own, dominate, protect

Memiliki satu kata atau beberapa kata ampuh dibenak konsumen.

5) Use their language

Mengkomunikasikan positioning, gunakanlah pendekatan kepada konsumen.

Hal ini dilakukan karena pendengar akan menginggat suatu stasiun radio sesuai citra dan image dari stasiunnya. Apakah stasiun radio tersebut dipersepsikan atau dikesankan di benak pendengar sebagai radio anak muda, radio berita, radio wanita, radio musik, radio keluarga, atau radio dangdut, semua itu diperlukan upaya yang terus menerus melalui konsep dan strategi untuk menciptakan positioning.

d. Formating

Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang.Setiap produksi program radio harus mengacu pada kebutuhan audien.Format siaran


(36)

di Swaragama FM yang jelas menjadi target stasiun radio untuk memberikan sajian program yang menarik.

Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun peyiaran yang harus dipilih.Di Indonesia format siaran menjadi wajib dimiliki setiap stasiun penyiaran sebagai ketentuan undang-undang penyiaran yang menyatakan bahwa permohonan izin penyiaran yang ingin membuka stasiun penyiaran wajib mencantumkan nama, visi, misi, dan format siaran yang akan diselengarakan serta memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan undang-undang (Morissan, 2008:230-234).The programming of most stations is dominate by one principal content element or sound, know as format (program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format)Pringle-Starr-McCavitt (1991) dalam (Morissan, 2008:230).

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa format adalah penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi denganmedia lainnya disuatu lokasi siaran.

Menurut Joseph Dominick (2001) dalam (Morissan, 2008:231) format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat willayah yaitu:


(37)

1) Kepribadian (Air Personality),

2) Pilihan music dan lagu,

3) Pilihan music dan gaya bertutur,

4) Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.

Michael C. Keith (1987) dalam (Morissan, 2008:231-232) menyusun kriteria empat format siaran utama yang popular di dunia sebagai berikut:

1) Adult Contemporary (AC)

Untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Menyiarkan musik pop masa kini, softrock,balada.

Menyiarkan berita olahraga, ekonomi,dan politik. Format ini berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the road, Album Oriental Rock, dan Easy Listening.

2) Contemporary Hit Radio (CHR) atau Top 40 Radio

Format yang diperuntukan untuk ABG dan muda belia berumur antara 12-20 tahun. Format paling popular yang berisi lagu-lagu Top 40/Top 30 dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 Radio. CHR merupakan radio yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar


(38)

ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, perpindahaan antar lagu sangat cepat.

3) All News/ All Talks

All Talks lebih dahulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian tahun 1964 dimotori oleh Gordon Mclendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi.Berita dan bincang ekonomi politik menjadi primadona.

Di sejumlah radio di Amerika memiliki format musik yang khas, ada juga yang di dasarkan format Jazz, R&B, Rap/Hip-Hop,Latin/Hispanic, dan beberapa lainnya. Untuk di Indonesia, format musik bisa mengambil dari akar-akar musik yang ada diIndonesia, antara lain, dangdut, melayu, keroncong/langgam/ campur sari/ lagu pop Indonesia, tradisional, (Triartanto, 2010:141). e. Programming

Tahap terakhir dalam pembentukan identitas sebuah radio adalah dengan programming.Program acara sebelum disajikan kepada pendengar telah melalui proses persiapan yang matang. Khalayak radio adalah para pendengar.Para pendengar juga mendapatkan pesan-pesan yang disampaikan oleh penyiar yang tersaji dalam bentuk program acara yang dapat menimbulkan


(39)

beragam efek. Program acara yang telah tersaji oleh suatu media penyiaran merupakan merupakan faktor tersendiri agar pendengar tertarik untuk mengikuti siaran radio tersebut.Tidak heran bagi JIZ FM khususnya radio yang terus menerus mencoba mencari terobosan barudan kreativitras yang mampu menciptakan program-program yang menarik bagi pengemar dan tetapeksis ditengah persaingan radio saat ini.

Pengertian program radio menurut (Triartanto, 210:99) adalah dalam konteks broadcasting suatu acara atau paket sajian berisi muatan kata-kata terucap dan tertulis, gambar statis dan bergerak, lagu dan musik, efek suara, serta cahaya yang bertujuan disuguhkan atau disampaikan melalui media elektronik (radio) kepada khalayak. Radio siaran hanya berisi bahasa tuturan kata-kata penyiar/ reporter /narrator/ narasumber, musik dan lagu. Efek suara yang disusun dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk program agar menarik minat pendengar.

Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir tidak pernah melibatkan pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan keterampilan sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar.Secara umum program radio terdiri atas dua jenis, yaitu musik dan


(40)

informasi. Program yang dibahas pada bagian ini dalam (Morissan, 2008:234)adalah:

1) Produksi berita radio, 2) perbincangan(talk show), 3) info hiburan,

4) jinggel

Tingkat persaingan di kota-kota besar saat ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien.Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang.Jumlah stasiun radio yang semakin hari semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi program harus mencakup pada kebutuhan audien yang menjadi target stasiun radio. Proses perencanaan programming yang paling penting adalah pertimbangan mengenai tingkatan yang ingin kita capai dan cara mengelola

programming tersebut. Melalui kesuksesan programming inilah

pengembangan citra dan reputasi brand terhadap pendengar akan diraih sebanyak-banyaknya (Prayudha, 2005:43).


(41)

2. Positioning Radio

a. PentingnyaPositioningUntuk Sebuah Radio

Positioningmenjadi penting bagi media penyiaran karena tingkat kompetisi yang cukup tinggi saat ini. Persepsi terhadap perusahaan media penyiaran dan program yang disiarkannya memegang peran penting dalam konsep positioning, khalayak menafsirkan media bersangkutan melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan asiosiatif yang disimpan melalui proses sensasi.

Menurut Effendy dalam (Triartanto, 2010:32), radio siaran memiliki beberapa sifat yang menjadikannya khas sebagai kunci utama untuk memikat pendengarnya. Beberapa sifat radio siaran:

1) Imajinatif:karena radio siaran hanya bisa didengar ketika penyiar berbicara didepan mikrofon, maka pendengar hanya bisa membayangkan suaranya tanpa mengetahui sosok penyiarnya seperti apa. Imajinasi pendengar bisa beragam persepsinya.Radio bisa menciptakan theatre of mind.

2) Auditori:Radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa dikonsumsi oleh telinga. Maka dari itu apa yang didengar oleh telinga kemampuannya cukup terbatas. Oleh karena kemampuan telinga yang terbatas itu pesan radio siaran harus jelas, singkat dan sepintas lalu.


(42)

3) Akrab: Media radio siaran adalah intim, karena penyiar menyampaikan pesannya secara personal/individu walaupun radio itu didengarkan oleh orang banyak. Sapaan penyiar yang khas seolah ditujukan kepada diri pendengar seorang diri menjadikan si penyiar seakan-akan berada di sekitarnya. 4) Gaya percakapan: Bahasa yang digunakan bukan gaya tulisan

tetapi obrolan sehari-hari. Sehingga banyak bahasa-bahasa percakapan unik yang muncul dari dunia radio.

Sebagai salah satu media massa yang sudah banyak digunakan untuk menyampaikan pesan, radio memiliki beberapa kekuatan. Effendy (2003) dalam (Triartanto, 2010:36-37) menyatakan kekuatan radio siaran sebagai berikut:

1) Radio bersifat langsung ini artinya program yang disiarkan tidak melalui proses yang kompleks. Berita, informasi atau pesan yang disampaikan oleh penyiar dapat diterima secara langsung pada waktu itu juga.

2) Radio siaran menembus jarak dan rintangan pengertiannya, bahwaradio siaran dapat menembus jarak yang jauh walau dirintangi oleh gunung, lembah, padang pasir maupun lautan. Jarak tidak menjadi soal dan rintangan dapat ditembus.

3) Radio siaran mengandung daya tarik maknanya, radio siaran memiliki sifat yang serba hidup berkat unsur yang


(43)

menjadi daya tariknya, yaitu: musik, kata-kata, dan efek suara.

b. Langkah-Langkah Membentuk Positioning Radio

dalam membentuk positioning tidaklah mudah, memerlukan beberapa riset dan analisis, positioning tidak hanya menyangkut tentang apa yang dilakukan terhadap jasa tetapi juga apa yang dilakukan oleh pengelola media penyiaran terhadap pikiran dibenak pendengar. Untuk membentukpositioning sebuah stasiun radio harus mengetahui langkah-langkah agar tetap mendapatkan pengiklan dan juga menarik audien. Menurut Temmy Lesanpura dalam (Triartanto, 2010:59) menjelaskan beberapa langkah-langkah dalam membentuk positioning yang harus dilakukan stasiun radio yaitu:

1) Menjadi stasiun radio “yang pertama” dalam sebuah atau suatu hal.

2) Menampilkan station identity atau ciri khas.

3) Menetapkan target audience segmentasi yang menerima posisi stasiun radio.

4) Nama dan slogan yang menarik dan tetap untk menyatakan positioning.

5) Sajian format yang sesuai dan konsisten yang dikehendaki audience.


(44)

6) Musik yang sesuai kebutuhan pendengar.

7) Menyajikan keunggulan pada acara tertentu yang sesuai dengan format siaran.

8) Bahasa siaran yang sesuai dan menunjukan positioning stasiun radio.

9) Kegiatan off air yang sesuai dengan kebutuhan target audience.

10)Air personality (penyiar) yang dapat membawa acara yang sesuai dengan positioning.

11)Tidak meniru stasiun radio lain atau menjadi “me too

stasion” (stasiun radio pengekor).

12)Ditampilkan dalam falsafah perusahaan, struktur organisasi dan segala sistemnya.

Dengan adanya persaingan yang ketat antara radio competitor, membuat pemilik radio harus memutar otak untuk mengalahkan radio competitor lainnya dan untuk tetap mendapatkan pengiklan, positioningdiradio dapat terbentuk dalam berbagai cara yang dapat dilakukan. Positioning yang terjadi merupakan bagian-bagian perusahaan didalam radio (Darmanto, 2000:13) yakini:

1) Slogan

Bersifat mudah diingat dan berbeda dengan stasiun lain yang menggambarkan filosofi dari perusahaan untuk tujuan pendekatan kepada audien.


(45)

2) Stasiun image

Dilakukan melalui publikasi meluas, product knowledge, gerak public relations, humas, salesmanship, membangun loyalitas audien dan sense of belonging

3) Monitoring stasiun

Meliputi melihat pergerakan radio lain, mencatat tingkah laku dan kebutuhan pendengar dan menghimpun data yang akan di amati dan di pelajari.

4) Stasiun identity

Bagaimana radio mengatakan Who Am I dan menunjukan eksistensi stasiun dan bersifat mengingat.

a) Positioning (stasiun call, jingle, program cue, etc) b) Bahasa siaran (standart kata, kosa kata)

c) Air Personality ( gaya siaran, karakter khas) d) Highlight program (acara khas)

e) Activities (program off air) f) Visual dan grafis (logo) g) Gifts (sovernir, giftway) 5) Kreatifitas acara unggulan

Dilakukan dengan cara USP (Unit Salling Point) dan menampilkan program acara unggulan yang tak terkalahkan.Acara unggulan merupakan acara yang menarik perhatian pendengar dan pengiklan.


(46)

Bagi stasiun radio, menentukan segmen pendengar sangat penting untuk menentukan positioning yang kemudian digunakan untuk menciptakan format siarannya.Positioning yang dilakukan stasiun radio adalah untuk membedakannya dengan stasiun radio lain atau dengan kata lain sebagai identitas dari radio tersebut. Dengan mampu menciptakan dan mempertahankan positioning yang tepat dibenak pendengar, dipastikan stasiun radio tersebut akan selalu diingat oleh pendengarnya.

3. Peran Program Directordalam Mempertahankan Positioning

Program Director merupakan Bagian yang paling

bertanggung jawab untuk merumuskan dan menerapkan programming penyiaran radio yang memenuhi bentuk format penyiaran radio yang telah diterapkan oleh perusahaan termasuk aspek-aspek pendukung keberhasilan penyiaran radio, dengan memperhatikan kebutuhan pendengar sekaligus kebutuhan pengiklan (Prayudha, 2005:79).Suatu media penyiaran yang mengandalkan lebih dari 50 persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program sendiri yang terpisah dari bagian lainnya. Bagian program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disuguhkan kepada audien (Morissan, 2008:210-211).


(47)

Peran Program Director didalamsebuah perusahaan radio bisa disebut juga sebagai Brand Manager untuk menjalankan dan menginterpretasikan positioning didalam sebuah radio melalui program-program yang dibuat untuk mendapatkan ataupun mempertahankan pendengar radio terlebih lagi para pendengar muda Yogyakarta. Selain menjadiBrand Manager, Program Directorjuga harus memiliki kemampuan Marketing yang handal tidak hanya mampu dalam mengenali musik saja, tetapi seorang Program Director juga harus memiliki kemampuan analisis dan riset yang sangat baik dengan memiliki kemampuan tersebut seorang Program Director dapat melihat dan mengtahui apa yang akan dilakukan untuk membuat sebuah program radio dengan segmentasi yang sudah ditentukan. Tidak hanya melihat produknya tetapi Program Directorjuga harus melihat image dan persepsi audien terhadap radio tersebut (Keith, 2007:107).

a. Kewajiban dan Tanggung Jawab Program Director

Menjadi salah satu bagian kepala departemen terpenting dan menjadi kunci di Swaragama FM, Program Director memiliki tanggung jawab yang cukup berat, menurut (Keith,2007:69) Program Director bertanggung jawab atas hal berikut:

1) Mengembangkan dan mengeksekusi format, 2) Merekrut dan mengatur staf on-air,


(48)

3) Mengatur jadwal dan pergantian penyiar,

4) Memonitor radio untuk memastikan konsistensi dan kualitas produk,

5) Menjaga agar tetap setingkat dalam kompetisi Dan dalam trend yang bisa memengaruhi program,

6) Memastikan pustaka musik tetap diperbaharui, 7) Mentaati peraturan penyiaran,

8) Mengarahkan gerakan berita dan program kemasyarakatan Seorang Program Director adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk semua hal yang muncul secara on-air. Yang bisa mengalahkan tanggung jawab seorang Program Director hanyalah Manager.Program Directorjuga harus mengawasi musik on-air dan untuk lebih mengoptimalkan kerja dari seorang Program Director antara lain: proses produksi, mengatur berbagai jadwal baik jadwal siaran maupun di luar siaran, mengurus budget programming, mengembangkan strategi promosi, memonitor stasiun radio dan competitornya, menganalisa dan menilai hasil riset, dan bahkan beberapa Program Directortetap memiliki jadwal siaran. Dalam mengatur jadwal, seorang Program Directorharus memastikan tidak ada jam kosong tanpa penyiar, namun juga harus memastikan konsistensi warna suara radio tersebut.Tujuan utama pemrograman seorang Program Director adalah untuk menarik cukup banyak


(49)

pendengar yang dapat menarik pengiklan. Seorang Program

Directorjuga memonitor stasiun competitordengan menganalisa

rating dan mendengarkannya.Pemrograman yang terjadi disebuah radio tak jarang merupakan reaksi dari kegiatan yang dilakukan competitor (Keith, 2007:109-111).

Selain semua tanggung jawab di atas, sebagian Program Director juga memiliki jadwal siaran tetap yang harus ditanggung. Beberapa ahli berpendapat bahwa memiliki jam siaran membuat seorang Program Director dapat benar-benar merasakan warna siaran radio tersebut, yang nantinya dapat membantu mereka dalam kelanjutan programming. Secara keseluruhan, seorang Program Director harus memiliki berbagai kemampuan untuk dapat berfungsi secara efektif.Program Directoradalah salah satu kunci sebuah stasiun radio dapat maju atau hancur (Keith, 2007:111-112). Pada dasarnya apa yang dijual oleh stasiun radio adalah program acaranya, maka wajar kiranya apabila keberadaan program Director didalam stasiun radio sangat menentukan kualitas yang dihasilkan.

b. Program Director dan Audien

Menjadi seorang Program Director harus benar-benar paham mengenai segmentasi yangakan dituju oleh pihak manajemen radio.Program Director harus paham siapakah mereka dan bagaimana bertindak agar dapat menjangkau pendengar yang dituju.Oleh karena itu perhatian terhadap gaya hidup audien menjadi


(50)

sangat penting, dan Program Directorharus bereaksi dalam program terhadap gaya hidup tersebut (Keith, 2007: 119-120).

Program Directorbergantung pada data riset dan survey untuk lebih memahami audien.Namun, sebagai bagian dari masyarakat seorang Program Directorharus memahami hal-hal yang tidak ada didata formalProgram Director.Harus bisa mendapatkan insight dari area yang dijangkau oleh stasiun radio dengan terlibat dalam kehidupan sosial yang berjalan setiap hari di daerah tersebut.SeorangProgram Director harus memiliki insting yang kuat mengenai trend yang sedang tumbuh di area tersebut (Keith, 2007:121).

c. Program Director dan Penyiar

Penyiar pada sebuah stasiun radio harus memiliki kemampuan dan bisa berperan dalam banyak hal. Karena salah satu kegunaan penyiar bisa mewakili citra stasiun penyiaran radio, menjadi seorang penyiar paling tidak selain harus memiliki suara bagus, bisa mengoperasikan peralatan siaran, juga harus memiliki kemampuan menulis paling tidak untuk mempersiapkan bahannya sendiri ketika siaran. Menurut (Prayudha,2005:204-215) tiga hal utama yang perlu diperhatikan pada penyiar adalah suara, perilaku dan gaya. Suara meliputi pengucapan, penekanan, artikulasi, warna kata, tempo dan infleksi atau perubahan nada.Perilaku penyiar meliputi kepercayaan diri, fokus dan ketenangan penyiar dalam menyampaikan materi.


(51)

Sementara gaya merujuk pada personality penyiar yang ditunjukkan saat on-air. Untuk memastikan penyiar itu sudah pernah ataupun belum sama sekali melakukan on-airProgram Director perlu melakukan pengawasan dan pengecekan dan penyiar juga harus menguasai 7P saat siaran yaitu,Posture,Projection, Pace, Pitch, Pause, Pronounciation danPersonality(McLeish, 2006:116).

d. Program Director dan Pembentukan Program

Bagian yang palingbertanggung jawab dalam mengelola program atau acara pada stasiun pernyiaran adalah bagian atau departemen program. Bagian yang mempunyai tugas membawa audien kepada suatu stasiun penyiaran melalui berbagai programnya. Begitupun dengan JIZ FM yang segala sesuatu programnya dibuat oleh devisi program. Bagian yang bertanggung jawab untuk merencanakan program atau acara apa saja yang akan disajikan kepada khalayak selama satu periode tertentu (Morissan, 2008:211). Program Director dalam menangani program harus selalu melihat dan mengevaluasi tujuan stasiun radio, kriteria kesuksesan program, kemampuan program mencapai kriteria kesuksesan, cara meningkatkan kesuksesan program dan program seperti apa yang dilakukan competitor (McLeish, 2006:22)

e.

Program Director dan Musik


(52)

dalam stasiun radio tersebut terdapat posisi Music Director. Karena dikebanyakan radio tugas Music Director cenderung administratif. Ketika rekaman musik sampai di stasiun radio, seorang Music

Director akan memasukkannya ke dalam sistem. Proses ini

berlangsung setelah Pogram Director menyeleksi setiap rekaman yang akan dimasukkan. Tugas seorang Musik Directorlebih kepada menyusun penyimpanan lagu dengan sistematis dan mudah (Keith, 2007:121- 122).

f. Program Director dan Peraturan Penyiaran

Mematuhi peraturan penyiaran yang berlaku di negara dan daerah dimana radio tersebut beroperasi merupakan hal yang harus dijunjung tinggi oleh seorang Program Director. Program Director harusmemastikan konten program dan musik tidak mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan peraturan, seperti konten seksual dan pernyataan yang berhubungan dengan obat terlarang.Program Director harus memonitor pesan-pesan yang keluar dari radio agar tidak menyalahi image yang dibangun oleh radio tersebut dan tidak menyalahi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah (Keith, 2007:126-127).

g. Program Director dan pihak manajemen

Tidak hanya audien, pemerintah, dan staff on-air, Program Director juga harus bertanggung jawab pada pihak manajemen radio terutama Manager. Tidak jarang terjadi perbedaan pendapat antarProgram Director dan Manajer, keduanya harus memahami satu


(53)

sama lain, harus berada pada frekuensi bicara yang sama dan harus memiliki jalur komunikasi yang sangat baik. Ketika seorang manajer memercayai Program Director, ia akan membebaskan Program Director berkreasi asalkan tetap mematuhi jalur yang ada.


(54)

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor 1975:5 dalam Moleong, 2008:4).Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa.Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 2007:24-25). Penelitian deskriptif ditujukan untuk:

a) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,

b) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,

c) membuat perbandingan atau evaluasi,

d) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Tujuan dari deskriptif ini adalah membiarkan pembaca mengetahui apa yang terjadi dalam program, seperti apa menurut


(55)

sudut pandang peserta yang ada dalam program dan kejadian tertentu sepeti apa atau kegiatan yang ada dalam program (Patton, 2006:255) 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah PT. Radio Rasika Ardaya Lilswara Madyantara atau JIZ 89,5 FM yang terletak di Jalan Kesejahteraan Sosial Nomor 63 Sonosewu, Yogyakarta 55182. 3.Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008:186). Ada bermacam-macam cara pembagian jenis wawancara yang di kemukakan dalam kepustakaan. Dua diantaranya dikemukakan disini. Cara pembagian pertama dikemukakan oleh (Patton, 1980:197 dalam Moleong, 2008:187) sebagai berikut:

a) wawancara pembicaraan informal,

b) pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan c) wawancara baku terbuka.

Dalam penelitian ini peneliti, menggunakan wawancara dengan pendekatan pedoman wawancara. Dalam (Patton, 2006:188-190) menyatakan bahwa suatu pedoman wawancara atau interviewguide


(56)

adalah daftar pertanyaan atau soal yang dicari selama berjalannya wawancara. Pedoman wawancara menyajikan topik atau wilayah subjek dimana pewawancara bebas untuk menguaknya, mendalami, dan mengajukan pertanyaan yang akan menguraikan dan menjelaskan subjek tertentu. Keluwesan diijinkan oleh pendekatan pedoman wawancara yang akan menjadi lebih jelas sesudah meninjau kembali strategi ketiga bagaimana melakukan wawancara secara kualitatif. b. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen berupa arsip, majalah, literatur, website, dan sumber lain yang relevan dan mendukung data penelitian. Dokumen sudah lama digunakan untuk penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan(Moleong, 2008:217)

4. TeknikPengambilan Informan

Informan adalah orang dalam pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.Ia“berkewajiban” secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan kerelaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai – nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar


(57)

penelitian setempat (Moleong, 2008:132). Kegunaan informan bagi peneliti ialah membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi (Lincoln dan Guba, 1985:258 dalam Moleong,2008:132).Agar informasi yang diberikan oleh informan dapat dipertanggungjawabkan, maka peneliti menentukan informan kunci dan informan pendukung dalam penelitian ini dengan memiliki beberapa kriteria:

1. Dia yang bekerja di JIZ FM

2. Menjadi bagian dari karyawan JIZ FM selama lebih dari 1 Tahun.

3. Memahami latar belakang JIZ FM.

4. Memiliki jabatan terkait kebijakan STPFP di JIZ FM 5. Menguasai apa yang menjadi bidang pekerjaannya di JIZ

FM

Informan kunci dalam penelitian ini adalah Program Director di JIZ FM. Sementara informan pendukung dalam penelitian ini yaitu:

a) Manager dari JIZFM sekaligus atasan langsung dari Program Director. Manager digunakan sebagai narasumber karena Manager mengetahui proses pembentukann positioning di JIZ FMsecara keseluruhan. Manager juga diambil sebagai


(58)

narasumber untuk melihat komunikasi Manajer dan Program director saat proses implementasipositioning pada divisi program. b) Music Director JIZ FM, digunakan sebagai

informan pendukung dalam penelitian ini karena MD berperan penting dalam penentuan dan penataan pustaka musik yang akan disajikan saat siaran JIZ FM dan MD selalu bekerjasama dengan PD.

c) penyiar JIZ FM yang berada dalam naungan divisi program. Digunakan sebagai informan pendukung dalam penelitian ini karena penyiar mengetahui kinerja Program Director secara langsung.Penyiar juga merupakan orang yang berinteraksi langsung dengan pendengar dan memastikanpositioning teraplikasikan dalam program.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan dihasilkan pada umumnya tidak dimaksudkan sebagai generalisasi, tetapi sebagai gambaran interpretif tentang realitas atau gejala yang diteliti secara holistik dalam setting tertentu (Pawito, 2001:102).

Teknis analisis interaktif Miles dan Huberman (1994) dalam (Pawito, 2001:104-106) menawarkan suatu teknik analisis yang lazim disebut


(59)

dengan interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen:

a) Reduksi data (data reduction) :

Dalam mereduksi data melibatkan beberapa tahap.Tahap pertama melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data.Pada tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Tahap ketiga dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan, konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola atau kelompok-kelompok data bersangkutan.

b) Penyajian data (data display):

Dalam hal ini perlu melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakini menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beranekaragam perspektif dan data terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya sangat membantu proses analisis. Dalam hubungan ini, data yang tersaji berupa kelompok-kelompok atau


(60)

gugusan-gugusan yang kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

c) Penarikan serta penguji kesimpulan (drawing and verifying concludions) :

Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan memperimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Dalam kaitan ini penelitimasih harus mengkomfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisikesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.Ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal.

6. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding tahap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan yaitu pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2008:330).Denzin (1978) dalam (Patton, 2006:99) menyebutkan terdapat empat tipe dasar triangulasi yaitu:

a) triangulasi data (penggunaan sumber data), b) triangulasi investigator,


(61)

c) triangulasi teori,

d) triangulasi metodelogis.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber (data) yang membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda penelitian kualitatif(Patton, 1987:331 dalam Moleong, 2008:330).

Dalam (Patton, 2006:99)triangulasi data adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian sebagai contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang yang berbeda.Untuk melakukan penelitian ini triangulasi data diwujudkan dalam,

a) penggabungan dan analisis data dari informan kunci dan informan pendukung,

b) membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi peneliti,

c) membandingkan hasil wawancara dengan hasil studi dokumentasi.

Untuk melakukan peneliti ini peneliti menggunakan empat orang informan penting yang ada di JIZ FM yaitu, Program Director, Manager, Penyiar dan Produser Program yang akan diwawancarai. Selain menggunakan empat orang informan, triangulasi data dalam


(62)

penelitian ini juga membandingkan hasil wawancara informan inti dengan informan pendukung dan dengan dokumen (data) di JIZ FM. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepercayaan informasi yang didapatkan bisa dipertanggungjawabkan.


(63)

BAB II

GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Radio JIZ 89.5 FM

Radio Jogja Iztimewa (JIZ FM) yang lahir untuk radio masyarakat di Yogyakarta yang berjiwa muda yang sejak awal berdiri menetapkan sebagai “Best Indonesia Music” yang Full Musik dan Radio Yang Suka Ngerjain Orang. Radio yang diawali dengan siaran ujicoba selama 6 bulan, pada awal siaran ujicoba belum menggunakan nama JIZ FM, namun memakai frekuensi Radio 89.5 FM sebagai identitasnya. Pada saat itu, hanya dikatakan radio yang sedang melakukan uji percobaan, tanpa menyebutkan nama radio, tanpa tagline, tanpa penyiar, tanpa iklan dan meminta tanggapan atas siaran percobaan tersebut.

Pada akhir 2010, setelah mengalami alih manajemen dari manajemen RB Group ke manajemen Rasialima yang kemudian bekerjasama dengan Mahaka Media (GEN FM Jakarta, GEN FM Surabaya dan JAK FM Jakarta) salah satu Holding company media di Jakarta. Pada maret 2011, manajemen membentuk tim khusus yang bertugas membuat atau mencari nama radio yang akan dijadikan merek dagang, membuat format siaran yang tepat, membuat logo radio dan membuat strategi promosi yang akan diusung, Pada akhirnya memutuskan untuk mengadakan sayembara untuk menentukan nama radio dengan hadiah sebesar 8,95 juta dan ternyata


(64)

sekitar 3.000 masyarakat muda Jogja tertarik untuk ikut sayembara tersebut. Akhirnya, dari sayembara tersebut didapatkan 2 kata yang paling banyak dipilih yaitu JOGIS dan JIS, baru setelah itu manajemen Rasialima berdiskusi dengan pihak Mahaka Media dan pada akhirnya dipilihlah JIS, tetapi huruf ‘S’ pada kata JIS tersebut diganti dengan huruf ‘Z’ karena di rasa lebih komersil. Setelah resmi menggunakan nama JIZ FM, radio JIZ FM tidak kesulitan lagi untuk mencari pendengar karena saat belum menggunakan nama JIZ FM, radio tersebut sudah melakukan ujicoba siaran selama 4 bulan sehingga para pendengar setia radio JIZ FM itu yang sekarang juga menjadi pendengar dari radio JIZ FM. Selain itu, para pendengar radio JIZ FM bertambah banyak juga karena adanya sayembara nama radio tersebut.

Tepat pada tanggal 17 Januari 2011 nama “JIZ FM” dantagline “Musik Terbaik Pilihanmu” resmi digunakan sebagai identitas dan merek dagang tanggal tersebut juga menandai lahirnya radio JIZ FM Jogja. Dibawah Corporate name dari JIZ FM adalah PT. Rasika Ardaya Lilaswara Madyantara (Rasialima). Frekuensi dari JIZ FM adalah 89.5 FM. Identitas stasiun (station ID) dari JIZ FM adalah 89.5 JIZ FM. Brand Value yang dimiliki JIZ FM yaitu fun, young ada localFormat dari JIZ FM adalah Contemporary Hits Radio dengan tagline yaitu ‘Musik TerbaikPilihanmu’. Karakteristik musik yang dimiliki JIZ FM yaitu 80% Indonesia (easylistening, up beat hits), 20% Western (easy listening, the feel is young androckin).


(65)

Bahasa yang digunakan saat siaran adalah 90% bahasa Indonesia dan 10% bahasa Inggris. Materi yang ditampilkan JIZ FM yaitu 80% musik, 20% informasi dan hiburan. JIZ FM untuk menyapa pendengarnya menggunakaan sapaan ‘Sobat JIZ’.

B. Lokasi Perusahaan

Jalan Kesejahteraan Sosial Nomor 63 Sonosewu, Yogyakarta 55182. No telepon/fak JIZ FM yaitu 0274 4374123 atau 0274 418747. Facebook JIZ FM adalah JIZ FM JOGJA dengan alamat e-mail yaitu 895@radio.fm.

C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi

menjadi stasiun radio pilihan terbaik bagi pendengar, pengiklan, dan masyarakat Yogyakarta yang berjiwa muda. 2. Misi

a. Menghasilkan produk siaran yang informatife, edukatif, entertainment sekaligus bisa menjadi kontrol sosial bagi pendengar/masyarakat di Yogyakarta yang berjiwa muda. b. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan perusahaan diatas

rata-rata industri radio secara berkesinambungan.

c. Mengembangkan manajemen terbuka dan lingkungan kerja dengan atmosfir keluarga.


(66)

d. Memberikan kesejahteraan dan kemaslahatan bagi karyawan dan rekanan sebagai kebanggan tempat berkarya.

e. Memberikan pelayanaan dan feedback terbaik bagi pengiklan dan klien.

3. Data Teknis Radio

JIZ FM merupakan nama dari sebuah radio yang berada di Jl kesejahteraan sosial no 63 Sonosewu Bantul Yogyakarta dengan memiliki frekuensi siaran 89.5 FM. Radio yang sudah 6 tahun berdiri ini memiliki segmentasi pendengar dengan usia 16-24 tahun yang fokus digolongkan kedalam SES B 50% dan C 40% sedangkan 10 % untuk golongan A. untuk educationnya sendiri JIZ FM mengkelompokkan kedalam school sebesar 50%, academy 50% dan untuk jenis kelaminnya laki-laki 45% dan perempuan 55%. Setiap radio station pasti memiliki sapaan untuk pendengar setianya, begitu pula dengan JIZ FM yang memberikan dan menyapa pendengarnya dengan sebutan sobat JIZ agar tekesan lebih dekat dan lebih friendly. Untuk status siarannya JIZ memberikan 3 yaitu Happy, Go, Lucky Singles dengan karakteristik musik love Indonesia Music, Eclectic, Dynamic, Confident, Humbel, Tolerant, Independent and social. Radio JIZ FM memiliki presentase musik sebanyak 80% Indonesia dan 20% barat/asing


(67)

Untuk lebih memudahkan pendengar radio dalam berkomunikasi dengan radio JIZ FM selain dengan telvon JIZ FM juga aktif di media social seperti twitter dan instagram dengan akun @895jizfm, facebook JIZ FM JOGJA. Tidak hanyapendengar yang ada dijogja saja yang bisa mendengarkan siaran kami namun dari luar jogja pun bisa mendengarkan siaran kami melalui streaming yang diakses dengan nama jiz 89.5 fm dan untuk info lebih lanjut dapat diakses di web JIZ fm dengan nama www.895jizfm.com dan email JIZ FM 895@radio.fm.

D. Logo

Gambar 2.1. Logo JIZ 89.5 FM

Logo JIZ FM ini dibuat oleh manejemen radio sendiri dan logo tersebut mengandung beberapa makna diantaranya boneka yang dimunculkan dalam 35 logo itu menggunakan blangkon dan posisi tangan yang mempersilahkan dalam bahasa jawa


(68)

“monggo” yang menggunakan headset yang mengidentikkan radio sehingga orang mudah mengerti. Ada juga makna yang lain yakni nama JIZ FM sendiri itu adalah singkatan dari JOGJA IZTIMEWA yang nama tersebut diperoleh dari sayembara yang diadakan oleh manejemen dan diikuti oleh sekitar 3000 peserta dan akhirnya dipilihlah nama tersebut karena kata tersebut mempunyai filosofi yang tinggi. Font yang digunakan dalam logo tersebut adalah anifont yang akhirnya dicustom tulisannya menjadi Annifont, digunakannya font tersebut dengan alas an bahwa font tersebut mewakili anak muda sekali, tidak kaku, simple, atau casual dalam bahasa fashionnya dan untuk titik dari huruf “i “ tersebut digabung untuk titik pada frekuensi “ 89.5 “.

1. Slogan/Tag Line JIZ FM

“Dengerin Radionya” Tentuin Namanya “musik terbaik pilihanmu “ Tagline radio 89.5 JIZ FM yang tertulis merupakan hasil sayembara yang dipilih karena dapat mewakili radio JIZ FM Jogja. Kata itu sendiri mempunyai makna bahwa radio 89.5 JIZ FM memutarkan lagu-lagu hits player terbaik yang banyak menjadi pilihan para pendengar muda.

Melalui tagline tersebut dharapkan radio JIZ FM Jogja dapat memutarkan musik yang benar-benar istimewa seperti Yogyakarta.


(69)

D. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas Kerja 1. Struktur JIZFM

Gambar 2.2. Struktur JIZ FM

2. Jajaran Direksi JIZ 89,5 FM

a. Manajer : Andy Wibowo b. Finance & Administration : Ari Hadiyanto c. Program Director : Dicky Mahardika d. Music Director : Bagas Wicaksono e. Promo & Brand : Ristanto

f. Sales & Marketing : Eta Fitria & Ayu Nurmala

g. General Affair : Pak Man h. Announcers : 1. Agie,

2. Decyl, 3. Isti


(70)

E. Deskripsi Kerja

1. Station Manager

Tugas Station Manager, antara lain;

a) Menciptakan dan memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan pendengar.

b) Merencanakan kegiatan bagian siaran. c) Mengorganisir kegiatan bagian siaran.

d)Mengarahkan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan bagian siaran.

e) Menyiapkan log book siaran dan log book teknik untuk arsip.

f) Menjamin suasana kerja yang baik.

g) Mengambil alih tugas bawahan yang berhalangan untuk melaksanakannya.

h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan.

i) Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.

j) Menyusun bahan-bahan atau materi kebutuhan bagian siaran dan studio.

k) Menyiapkan rencana biaya operasional. l) Mengawasi kegiatan bagian siaran.


(71)

m) Memberi info mengenai acara-acara khusus baik yang telah mengudara maupun yang belum.

2. Music Director

Tugas Music Director, antara lain;

a) Memiliki attitude yang baik dan memiliki jiwa kebersamaan (teamwork) yang kuat.

b) Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi musik.

c) Bertanggung jawab untuk membuat, memonitoring, dan mengevaluasi susunan musik. d) Berhubungan baik dengan pihak yang terkait

dengan musik (yang sesuai dengan kebutuhan) e) Membuat perencanaan dan laporan mingguan,

bulanan dan tahunan untuk Program Director dan Manajer

3. Program Director

Tugas Program Director, antara lain;

a) Membantu Station Manager dengan memimpin bagian program yang berhubungan dengan penyusunan, pengadaan bahan program acara siaran.


(1)

148 pun dibuat dengan tetap ada berhubungan dengan musiknya. Program

Director juga memonitor radio pesaing unuk melakukan perbandingan siaran

dalam hal program dan musik JIZ FM dengan radio pesaing. Hasil dalam

memonitoring bukan dijadikan sebagai peniruan namun dijadikan acuan

untuk JIZ FM berinovasi agar lebih baik lagi. dalam berinovasi menginggat

JIZ FM yang belum lama berdiri. memonitoring Program Director diawasi

secara langsung oleh produser dan manajer agar tidak melenceng dan dengan

apa yang Program Director buat tetap konsisten dalam mempertahankan


(2)

149 B. Saran

Berdaarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran-saran yang

dapat dijadikan pertimbangan untuk mempertahankan positioning JIZ FM

antara lain:

Apa yang sudah dikemukakakan secara garis besar Program Director JIZ

FM sudah melaksanakan tanggung Jawab dan tugasnya dengan sangat baik

dan sesuai dengan apa yang diinginkan manajemen. Namun jika dilihat lebih

dalam lagi masih ada beberapa yang harus diperbaiki yang ada didalam divisi

program dalam hal mempertahankan positioning termasuk kinerja Program

Director yang harus ditingkatkan.

1. Meningkatkan Pembaharuan playlist

Walaupun sudah menjadi radio dengan konsep full musik

Program Director JIZ FM harus lebih sering memperbaharui dan

memberikan lebih banyak lagi saran atau refrensi list lagu yang akan

diputarkan saat siaran disetiap harinya. Dan ada lebih baiknya jika

disetiap program yang JIZ FM miliki disesuaikan lagunya. Lagu atau

musik sangat berperan penting bagi radio JIZ FM terutama lagu

Indonesia karena lagu atau musik JIZ FM merupakan salah satu cara JIZ FM untuk menyampaikan positioningnya sebagai “Best Music Indonesia”. Dalam pembaharuan playlist lagu-lagu yang akan dimasukan ke dalam chart juga harus dilihat kesesuaiannya dengan

format yang JIZ FM sudah tetapkan. dengan adanya pembaharuan


(3)

150 pendengar banyak pilihan untuk musik yang akan dipilih oleh

pendengar.

2. Meningkatkan Kegiatan Off Air

Ada baiknya jika JIZ FM lebih memperbanyak kegiatan off

air untuk memperkenalkan JIZ FM kepada pendengar dan calon pengiklan. Adanya kegiatan off air akan sangat membantu JIZ FM

dalam membranding radio JIZ FM terutama kepada pendengar dan

calon pengiklan secara langsung bertatap muka. Kegiatan Off Air

juga akan memberikan keuntungan tersendiri kepada JIZ FM karena

pendengar akan datang dengan sendirinya dengan adanya kegiatan off

air. Kegiatan off air produksi sendiri dapat dibuat ketika memperingati hari musik nasional yang jatuh pada tanggal 9 maret.

3. Meningkatkan Inovasi-Inovasi untuk Program

Karena JIZ FM merupakan radio dengan full musik ada

baiknya jika Program Director selalu memberikan inovasi-inovasi

yang berbeda di setiap Program siaran JIZ FM. dengan positioning “Best Indonesia Music” untuk lebih baiknya inovasi disesuaikan dengan positioning yang sudah ditetapkan setidaknya up to date

dengan apa yang sedang menjadi trend dikalangan anak muda,

melakukan riset atau survey menjadi salah satu cara yang bisa

digunakan Program Director untuk melihat keadaan sekitar dan bisa


(4)

151 sasaran. Inovasi dapat diberikan dengan melihat situasi dan kondisi

seperti ketika memperingati hari-hari tertentu.

Untuk penelitian selanjutnya mengenai Program Director ada baiknya

jika peneliti lebih memperhatikan atau mengamati kinerja seorang Program

Director dalam pembuatan program untuk mempertahankan positioning

radio. Agar pengetahuan mengenai mempertahankan positioning bisa digali

dan diteliti lebih dalam lagi dengan metode penelitian lainnya dan penelitian


(5)

152 DAFTAR PUSTAKA

Darmanto, Antonius. (2000). TehnikPenulisanSiaranBerita Radio. Yogyakarta: UniversitasAtma Jaya Yogyakarta.

Kasali, Rhenald. (2003). Membidik Pasar Indonesia Targeting Segmentasi Positioning. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Kertajaya, Hermawan. (2004). Hermawan Kertajaya on Positioning, Bandung: Mizan Media Utama.

Keith, Michael C. (2007), The Radio Station: Broadcast Satelite and Internet. Massachusetts: Elsevier.

M.A. Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio danTelevisi, Jakarta: Kencana.

McLeish. Robert. (2006). Radio Production. Oxford: Focal Press.

Moleong, J Lexy. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Patton. Michael Quinn (2006). Metode Evaluasi Kualitatif, Yogyakarta: PustakaPelajar.

Pawito. (2001). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.

Prayudha, Harley. (2005). Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Banyumedia Publishing.

Rakhmat, Jalaludin. (2007). Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Triartanto, A. lus. (2010). Broadcasting Radio, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.


(6)

153 Internet:

http://kpid.jogjaprov.go.id/lembaga-penyiaran/lembaga-penyiaran-swasta/, diakses pada tanggal27/09/16 pukul 13:30)

http://www.m.harianjogja.com/baca/2014/12/28/jumlah-pendengar-radio-menurun-ini-penyebabnya-563220 pada tanggal 16 Maret 2016 Jam 14.00).

http:// www.895jizfm.com/penelitian di akses pada tanggal 16 Maret 2016 Jam 15.00)